Sifat Kimia Fisika dan Aktivitas Biologis

Rina Astuti : Penetapan Harga Pka Dari Ketoprofen Bpfi Dan Beberapa Sediaan Tablet Ketoprofen Yang Terdapat Dipasaran Dengan Metode Spektrofotometri Ultraviolet Secara Isobestik, 2010.

2.6 Sifat Kimia Fisika dan Aktivitas Biologis

Salah satu sifat kimia fisika yang berhubungan dengan aktivitas biologis dan penting dalam rancangan obat antara lain adalah ionisasi. Untuk dapat menimbulkan aktivitas biologis, pada umumnya obat dalam bentuk tidak terionisasi, tetapi adapula yang aktif dalam bentuk ionnya. Ionisasi sangat penting dalam hubungannya dengan proses transpor obat dan interaksi obat-reseptor. Sebagian besar obat yang bersifat asam atau basa lemah, bentuk tidak terionisasinya dapat memberikan efek biologis. Hal ini dimungkinkan bila kerja obat terjadi di membran sel atau didalam sel. Obat modern sebagian besar bersifat elektrolit lemah, yaitu asam atau basa lemah, dan derajat ionisasi atau bentuk ionisasi dan tidak terionisasinya ditentukan oleh nilai Ka dan suasana pH lingkungan. Hubungan antara pKa dan fraksi obat terionisasi dan yang tidak terionisasi dari obat yang bersifat asam dan basa lemah, dinyatakan melalui persamaan Henderson-Hasselbach sebagai berikut : Untuk asam lemah : pKa = pH + log CuCi Cu : fraksi asam yang tidak terionisasi Ci : fraksi asam terionisasi Contoh : RCOOH RCOO - + H + pKa = pH + log RCOOH RCOO - H + Rina Astuti : Penetapan Harga Pka Dari Ketoprofen Bpfi Dan Beberapa Sediaan Tablet Ketoprofen Yang Terdapat Dipasaran Dengan Metode Spektrofotometri Ultraviolet Secara Isobestik, 2010. Untuk basa lemah : pKa = pH + log CuCi Cu : fraksi basa yang tidak terionisasi Ci : fraksi basa terionisasi Contoh : RNH 3 + RNH 2 + H + pKa = pH + log RNH 3 + RNH 2 Perubahan pH dapat berpengaruh terhadap sifat kelarutan dan koefisien partisi obat. Garam dari asam atau basa lemah, bentuk tidak terionisasinya mudah diabsorbsi oleh saluran cerna, dan aktivitas biologis sesuai dengan kadar obat bebas yang tedapat dalam cairan tubuh. Pada obat yang bersifat asam lemah, dengan meningkatnya pH, sifat ionisasi bertambah besar, bentuk tidak terionisasi bertambah kecil, sehingga jumlah obat yang menembus membran biologis semakin kecil. Akibatnya, kemungkinan obat untuk berinteraksi dengan reseptor semakin rendah dan aktivitas biologisnya semakin menurun. Pada obat yang bersifat basa lemah, dengan meningkatnya pH, sifat ionisasi bertambah kecil, bentuk tidak terionisasinya semakin besar, sehingga jumlah obat yang menembus membran biologis bertambah besar pula. Akibatnya, kemungkinan obat untuk berinteraksi dengan reseptor bertambah besar dan aktivitas biologisnya semakin meningkat. Harga pKa senyawa kimia yang terionisasi lemah merupakan ukuran yang mudah dalam hal kecenderungannya melepaskan atau menarik proton dalam larutan air. Secara tepat, pKa adalah logaritma negatif Ka yang secara matematika Rina Astuti : Penetapan Harga Pka Dari Ketoprofen Bpfi Dan Beberapa Sediaan Tablet Ketoprofen Yang Terdapat Dipasaran Dengan Metode Spektrofotometri Ultraviolet Secara Isobestik, 2010. tidak praktis atau tetapan disosiasi asam. Makin kuat senyawa asam, makin rendah pKa-nya dan makin besar ionisasinya dalam air. Makin kuat senyawa basa, makin tinggi pKa asam yang bersangkutan, dan makin besar ionisasinya dalam air. Suatu senyawa dapat mempunyai beberapa harga pKa, tergantung pada jumlah gugus fungsi yang dapat terionisasi. Senyawa itu digolongkan sebagai amfoter jika mempunyai substituen ionisasi asam pemberi proton maupun basa penerima proton. Harga pKa gugus pengionisasi tertentu dapat sangat dipengaruhi oleh adanya substituen kimia lain yang mengionisasi atau tidak mengionisasi dan memberi dan menarik elektron dalam suatu sistem resonansi atau induksi. Penafsiran dasar-dasar kimia organik yang tepat dapat diterapkan dengan memakai harga pKa senyawa yang telah pasti untuk memperkirakan pKa analog kimianya yang dekat, yang harga pKa-nya belum pernah dilaporkan Foye, 1996.

2.7 Teori Spektrofotometri Ultraviolet