Upah Sebagai Hak Asasi PekerjaBuruh

Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada PekerjaBuruh Tetap Dan PekerjaBuruh Harian Lepas Ditinjau Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia, 2007. USU Repository © 2009 Hal ini terjadi dikarenakan perjanjian kerja antara pengusahamandoragen tenaga kerja hanya bersifat satu hari, maksudnya adalah dengan bedanya beban kerja dan upah kerja yang diterima pekerjaburuh harian lepas tiap hari pastilah membuat perjanjian kerja tersebut harus diperbaharui setiap hari apalagi pengusahamandoragen tenaga kerja tidak membutuhkan jasa pekerjaburuh harian lepas, maka pekerjaburuh harian lepas tersebut tidak akan bekerja dan otomatis tidak akan menerima upah. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak diperlukannya loyalitas pekerjaburuh harian lepas untuk menaati aturan dan menjaga nama baik perusahaan karena kapan saja pekerjaburuh harian lepas tersebut dapat tidak bekerja di perusahaan tersebut.

D. Upah Sebagai Hak Asasi PekerjaBuruh

Berbicara mengenai hak pekerjaburuh berarti kita membicarakan hak-hak asasi maupun hak yang bukan asasi. Hak asasi adalah hak yang melekat pada diri pekerjaburuh itu sendiri yang dibawa sejak lahir dan jika hak tersebut terlepasterpisah dari diri pekerjaburuh itu akan menjadi turun derajat dan harkatnya sebagai manusia, sedangkan hak yang bukan asasi berupa hak pekerjaburuh yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan yang sifanya non asasi. Hak asasi sebagai konsep moral dalam bermasyarakat dan bernegara bukanlah suatu konsep yang lahir seketika dan bersifat menyeluruh. Hak asasi lahir setahap demi setahap melalui periode-periode tertentu di dalam sejarah perkembangan masyarakat. Sebagai suatu konsep moral hak asasi dibangun dan dikembangkan berdasarkan pengalaman-pengalaman kemasyarakatan manusia itu sendiri. Pengalaman-pengalaman dari kelompok-kelompok sosial di dalam masyarakat bernegara itulah yang mewarnai konsep hak asasi. Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada PekerjaBuruh Tetap Dan PekerjaBuruh Harian Lepas Ditinjau Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia, 2007. USU Repository © 2009 Dalam hal bernegara, Irving Sewrdlow menyatakan campur tangan pemerintah dalam proses perlindungan hak asasi, yakni: 24 Intervensi versi ini dilakukan dengan cara persuasif, pendekatan ataupun nasehat agar supaya pekerjaburuh mau bertingkah laku seperti yang dikehendaki oleh 1. Operasi langsung direct operation Dalam hal ini pemerintah langsung aktif melakukan kegiatan yang dimaksudkan, misalnya dalam penciptaan lapangan kerja, pemerintah melaksanakan program padat karya untuk menyediakan lapangan kerja bagi penganggur. 2. Pengendalian Langsung direct control Langkah pemerintah diwujudkan dalam bentuk penggunaan lisensi, penjatahan dan lain-lain, misalnya dalam pengiriman Tenaga Kerja Indonesia TKI ke luar negeri sudah barang tentu lembaga pemberi ijin dalam hal ini Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI harus mendapatkan kewenangan untuk itu terlebih dahulu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu dituntut adanya pembagian kewenangan distribution of authority yang tegas dan jelas demi adanya kepastian hukum. 3. Pengendalian tak Langsung indirect control Lewat peraturan perundang-undangan yang ada pemerintah dapat menetapkan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk terlaksananya suatu kegiatan tertentu, misalnya dalam penggunaan devisa hasil pengiriman tenaga kerja ke luar negeri dapat diperbolehkan asal untuk kepentingan kesejahteraan buruhpekerja, tentunya dengan persyaratan-persyaratan tertentu. 4. Pemengaruhan Langsung direct influence 24 Dalam Buku Muchsan, Ali, Upah sebagai Hak Asasi Buruh, Citra Aditya, Bandung, 1995, hal. 5. Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada PekerjaBuruh Tetap Dan PekerjaBuruh Harian Lepas Ditinjau Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia, 2007. USU Repository © 2009 pemerintah. Misalnya dengan pemberian penyuluhan bagi pekerjaburuh agar disiplin dan bekerja dengan baik, berproduktivitas yang tinggi dan lain sebagainya. 5. Pemengaruhan Tak Langsung indirect influence Ini merupakan bentuk involvement yang paling ringan tetapi tujuannya tetap untuk menggiring pekerjaburuh agar berbuat seperti yang dikehendaki oleh pemerintah. Misalnya pemberian informasi, penjelasan suatu kebijaksanaan pemerintah, pemberian penghargaan kepada pekerja teladan dan sebagainya. Berkaitan dengan campur tangan pemerintah dalam bidang kesejahteraan pekerjaburuh, pemerintah telah banyak mengambil kebijaksanaan legislative and bureucracy policy khususnya dalam peraturan perundang-udangan dan peraturan pelaksanaannya, seperti Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan beserta Peraturan Pelaksanaannya, Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah, Undang-Undang No.3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja serta Undang-Undang No.3 Tahun 1951 tentang Pengawasan Perburuhan. Semua peraturan perundang-undangan yang dikemukakan diatas tidak lain dimaksudkan untuk melindungi hak asasi pekerjaburuh sebagai pihak yang posisinya lemah dari pada pengusaha, untuk meningkatkan taraf hidup pekerja dan keluarganya, untuk mencegah terjadinya kemerosotan penghasilan dan daya beli masyarakat khususnya buruhpekerja serta melindungi pekerjaburuh dan keluarganya dari kehilangan pekerjaan atau berkurangnya penghasilan akibat terjadinya kecelakaan kerja atau meninggal job security. Hak asasi merupakan hak dasarhak yang paling hakiki yang harus didapat oleh seorang manusia yang disamakan dengan manusia lainnya menurut prinsip kemanusiaan. Begitu pula ketika manusia itu bekerja, maka ia berhak secara asasi atas Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada PekerjaBuruh Tetap Dan PekerjaBuruh Harian Lepas Ditinjau Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia, 2007. USU Repository © 2009 imbalan yang diterimanya menurut peraturan yang mengatur pekerjaan dan imbalan yang akan si pekerjaburuh terima. Imbalan tersebut adalah upah yang menjadi harapan yang digantungkan si pekerja.buruh dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. oleh karena itu, maka upah tersebut merupakan hak asasi yang harus diterima si pekerjaburuh yang dimana kriteria upah yang diterima harus sesuai dengan kebutuhan hidup si pekerjaburuh yang dijalankannya. Perlunya juga membahas upah sebagai hak asasi pekerjaburuh adalah untuk mengingatkan semua kalangan, baik itu kalangan pengusahamajikan, kalangan pemerintah, kalangan pekerjaburuh, serta kalangan akademisi bahwa upah merupakan suatu hal yang sensitif bagi segi-segi kemanusiaan si pekerjaburuh maka selama upah belum sesuai dari segi-segi kemanusiaan pekerjaburuh wajib dan akan terus menuntut hak asasinya sampai hak asasi itu tercapai pada suatu titik dimana hak asasi itu sudah dijalankan sesuai dari segi-segi kemanusiaan. Di Indonesia konsep hak asasi manusia telah secara tegas dan jelas diakui keberadaannya di dalam UUD 1945 dan dilaksanakan oleh negara di dalam masyarakat. Hak asasi pekerjaburuh yaitu hak untuk memperoleh pekerjaan yang layak bagi kemanusiaan yang telah diakui keberadaannya dalam UUD 1945 merupakan hak konstitusional. Itu berarti bahwa negara tidak diperkenankan mengeluarkan kebijaksanaan-kebijaksanaan baik berupa undang-undang legistative policy maupun berupa peraturan-peraturan pelaksanaan bureaucracy policy yang dimaksudkan untuk mengurangi substansi dari hak konstitusional. Bahkan di dalam negara hukum modern negara kesejahteraan negara berkewajiban untuk menjamin pelaksanaan hak konstitusional itu. Demikian juga hak-hak yang bukan asasi mengalami proses sesuai Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada PekerjaBuruh Tetap Dan PekerjaBuruh Harian Lepas Ditinjau Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia, 2007. USU Repository © 2009 dengan kepentingan dan perkembangan masyarakat diatur dalam peraturan perundang- undangan.

a. Hak PekerjaBuruh Tetap atas Upah

Hak pekerjaburuh tetap atas upah merupakan hak asasi yang harus diterima oleh pekerjaburuh tetap tersebut dan dalam penerimaannya upah tersebut sesuai dengan jumlah yang ditetapkan oleh perusahaan secara tetap. Dengan adanya penerimaan upah oleh pekerjaburuh tetap yang jumlanya tetap tersebut, maka pekerjaburuh dapat menjadikan upah tersebut sandaran hidup baik bagi dirinya sendiri maupun keluarga sehingga jaminan tetapnya jumlah upah yang diterima pekerjaburuh tetap tersebut haruslah diperjuangkan demi kelangsungan hidup pekerjaburuh tersebut dan keluarganya. Hak pekerjaburuh tetap atas upah tersebut harus dipenuhi karena dengan dipenuhinya hak tersebut maka pekerjaburuh tersebut dapat berfikir akan masa depannya, bukan hanya sekedar makan. Disisi inilah kita melihat bahwa hak pekerjaburuh tetap atas upah adalah hak yang paling mendasar yang harus diterima yang mana hak tersebut memiliki jumlah yang tetap karena berdasarkan perjanjian kerja yang permanent.

b. Hak PekerjaBuruh Harian Lepas atas Upah

Perkembangan dunia industrial yang semakin pesat tidaklah mutlak menguntungkan pihak-pihak didalamnya, contohnya pekerjaburuh harian lepas yang bila ditinjau dari upah yang diterima adalah upah per hari yang biasa disebut upah harian atau borongan. Tidak ada ikatan apapun antara perusahaan dengan buruh, karena hubungan kerja berakhir setelah target terpenuhi dan harus diperbaharui setiap hari dengan “perjanjian” baru. Dalam “perjanjian” itu buruh berhubungan langsung dengan Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada PekerjaBuruh Tetap Dan PekerjaBuruh Harian Lepas Ditinjau Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia, 2007. USU Repository © 2009 mandoragen tenaga kerja, mereka kadang tidak mendapat imbalan dalam bentuk upah pokok tetap, tetapi hanya sekedar “uang makan”. Perjanjian kerja secara lisan dan tanda bahwa mereka berkerja hanya secarik kertas yang dikeluarkan oleh mandor. Adapun dikatakan bahwa pekerjaburuh harian lepas memiliki hak atas upah itu benar, namun dengan melihat bahwa dengan tidak tetapnya jumlah upah yang diterima oleh pekerjaburuh harian lepas tersebut serta tidak adanya jaminan dan tunjangan seperti apa yang didapat pekerjaburuh tetap maka semakin menguatkan kesimpulan bahwa praktek-praktek feodalisme tetap bertahan, hal ini sangat bertentangan dengan tujuan dari pembangunan ketenagakerjaan yang dicanangkan oleh negara bahwa industri dibuat untuk mensejahterakan rakyat indonesia. Hak pekerjaburuh harian lepas atas upah juga merupakan hak asasi seorang pekerjaburuh harian lepas yang wajib diberikan oleh pengusahamajikan sesuai dengan beban kerjakewajiban yang dipikul oleh pekerjaburuh harian lepas tersebut. Rondi Pramuda Padang : Sistem Pengupahan Pada PekerjaBuruh Tetap Dan PekerjaBuruh Harian Lepas Ditinjau Dari Permenakertrans No. 17 Tahun 2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak Studi Pengupahan Pada PT. Arwana Mas Indonesia, 2007. USU Repository © 2009

BAB III PIHAK-PIHAK TERKAIT DALAM PENERAPAN STANDART