Fungsi Polri Wewenang Penyidik Polri Dalam Menanggulangi Kejahatan Perdagangan Orang ( Trafficking )

Sebagai salah satu contoh misalnya pasal 15 UU Polri yang berbunyi : Pasal 13 untuk kepentingan penyidikan, maka Polri Negara berwenang. a. Menerima pengaduan. b. Memeriksa tanda pengenalan. c. Mengambil sidik jari dan memotret sesorang. d. Menangkap orang. e. Menggelegah badan. f. Menahan orang sementara. g. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa. h. Mendatangkan ahli. i. Menggelegah halaman, rumah, gudang, alat pengangkutan darat, laut dan udara. j. Memberikan barang untuk dijadikan bukti dan. k. Mengambil tindakan-tindakan lain.

B. Fungsi, Tugas dan Wewenang, Polri

1. Fungsi Polri

Penegakan hukum yang umumnya diharapkan oleh masyarakat sebagai fungsi Polri adalah penegakan Hukum Pidana enforcing the criminal law. Sebagai alat perlengkapan Negara aparat Negara Polri bertanggungjawab melaksanakan sebagian dari tugas pemerintah sehari-hari yaitu menimbulakan rasa aman pada warga masyarakat. Tugas pemerintah ini dilakukan Polri melalui penegakan hukum Rauli Siahaan : Wewenang Penyidik Polri Dalam Menanggulangi Kejahatan Perdagangan Orang Trafficking , 2009 Pidana, khususnya melalui pencegahan kejahatan dan menyelesaikan kejahatan yang terjadi. 59 Polri sebagai aparat penegak hukum, berupaya menindak perbuatan kejahatan trafficking dalam upaya pencegahan dan menanggulangi. Pada kenyataanya fungsi Polri dalam melakukan tugas dan kewenangan, harus bertindak tidak berat sebelah. Karena Fungsi Polri adalah salah satu fungsi pemerintahan negara dibidang pemeliharaaan, keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakkan hukum, perlindungan, pengayoaman dan pelayanan kepada masyarakat. 60 Dalam fungsinya sebagai pengayoman yang memelihara keteraturan, maka sering pula Polri melaksanakan peranan tambahan addtional rule. Karena ada instansi lain yang juga membantu dan melayani masyarakat memelihara keteraturan. Untuk menciptakan lingkungan yang aman, seperti tugas Pamongpraja dari ketua RT sampai dikelurahan. 61 Fungsi tersebut dilaksanakan oleh suatu institusi Polri, tetapi tidak seluruh fungsi tersebut dijalankan oleh Polri. Fungsi tersebut juga dilaksanakan oleh satuan- satuan pengaman di Industri, pertokoan, perkantoran oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil. 62 59 Parasudi Suparlan, Bunga Rampai Ilmu Kepolisian Indonesia Jakarta: Yayasan Pengembangan Kajian Ilmu Kepolisian 2004, hal. 160. 60 Pasal 2 UUPolri. 61 Parsudi Suparlan, Op.Cit, hal. 162. 62 Ibid. hal. 153. Rauli Siahaan : Wewenang Penyidik Polri Dalam Menanggulangi Kejahatan Perdagangan Orang Trafficking , 2009 Pengembangan fungsi Polri Community Policing pemolisian Komuniti adalah Pemolisian untuk menciptakan dan menjaga keamanan dan ketertiban dalam masyarakat yang dilakukan dengan tindakan-tindakan : 63 1. Polisi bersama-sama dengan masyarakat untuk mencari jalan keluar atau menyelesaikan masalah sosial terutama masalah keamanan yang terjadi dalam masyarakat. 2. Polisi senantiasa berupaya untuk mengurangai rasa ketakutan masyarakat akan adanya gangguan kriminalitas. 3. Polisi lebih mengutamakan pencegahan kriminalitas crime prevention. 4. Polisi senantiasa berupaya meningkatakan kualitas hidup masyarakat. Dan Community Policing sebagai wujud atau bentuk pemolisian yang demokratis. Fungsi utama itu bersifat universal dan menjadi ciri khas Polri, dimana dalam pelaksanaannya Polri lebih mengutamakan Preventif dari pada Represif. Adapun perumusan dari fungsi utama tersebut adalah : 1. Tugas Pembinaan masyarakat Pre-emtif. Segala usaha dan kegiatan pembinaan masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum dan peraturan perundang-undangan. Tugas Polri dalam bidang ini adalah Community Policing, dengan melakukan pendekatan kepada masyarakat secara sosial dan hubungan mutualisme, maka akan tercapai tujuan dari community policing tersebut. Sistem kepolisian juga terkait dengan karakter sosial masyarakatnya. Konsep Community Policing sudah ada sesuai karakter dan budaya Indonesia Jawa dengan melakukan sistem keamanan lingkungan dalam komunitas-komunitas desa dan kampung, secara bergantian masyarakat merasa bertangggung jawab atas keamanan wilayahnya masing-masing. 63 Ibid, hal. 110. Rauli Siahaan : Wewenang Penyidik Polri Dalam Menanggulangi Kejahatan Perdagangan Orang Trafficking , 2009 Hal ini juga ditunjang oleh Kegiatan babinkamtibmas yang setiap saat harus selalu mengawasi daerahnya untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan khusus. 64 Polri menyediakan Unit Pelayanan Perempuan dan Anak UPPA Satuan I Tindak Pidana Umum Tipidum Direktorat Reskrim Polda Sumut, biasanya saling bekerja samaberkoordinasi dengan Biro Pemberdayaan Perempuan, untuk menindak lanjuti tempat-tempat berpotensi kejahatan trafficking dengan upaya melakukan penyuluhan-penyuluhan, agar tidak tergoda dengan pekerjaan yang berpenghasilan tinggi. Kasus-kasus yang ditangani Polda sumut paling banyak adalah perdagangan Perempuan khususnya Pekerja Seks Komersial. Dengan Modus Operandi pekerjaan yang layak. 2. Tugas di bidang Preventif. Segala usaha dan kegiatan di bidang kepolisian preventif untuk memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, memelihara keselamatan orang, benda dan barang termasuk memberikan perlindungan dan pertolongan , khususnya mencegah terjadinya pelanggaran hukum. Dalam melaksanakan tugas ini diperlukan kemampuan professional teknik tersendiri seperti patroli, penjagaan pengawalan dan pengaturan. 65 Pada kenyataanya Polri melakukan razia-razia kehotel-hotel atau tempat yang dianggap sangat rawan berpotensi terjadinya perdagangan perempuan dengan cara 64 www.armanpasaribu.wordpress.com, Pengalaman polisi di Indonesia, diakses tanggal 2 Juni 2009. 65 Ibid. Rauli Siahaan : Wewenang Penyidik Polri Dalam Menanggulangi Kejahatan Perdagangan Orang Trafficking , 2009 memperkerjakan perempuan dibawah umur atau pun dewasa sebagai Pekerja Seks Komersial. 3. Tugas di bidang Represif. Di bidang represif terdapat 2 dua jenis yaitu represif justisiil dan non justisiil. UU No. 2 tahun 2002, memberi peran Polri untuk melakukan tindakan-tindakan represif non Justisiil terkait dengan Pasal 18 ayat 11 , yaitu wewenang ” diskresi kepolisian” yang umumnya menyangkut kasus Trafficking. KUHAP memberi peran Polri dalam melaksanakan tugas represif justisiil dengan menggunakan azas legalitas bersama unsur Criminal Justice Sistem lainnya. Tugas ini memuat substansi tentang cara penyidikan dan penyelidikan sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya. 66 Jadi pada hakekatnya kegiatan Polri berurusan dengan proses-proses didalam masyarakat yang melibatkan komponen masyarakat secara horizontal, baik itu perorangan maupun golongan atau organisasi. Polri juga berurusan dengan hubungan yang bersifar vertikal yaitu antara komponen masyarakat dengan kekuasaan publik. 67 Bila terjadi tindak pidana dalam trafficking, penyidik Polri melakukan kegiatan berupa: a. Mencari dan menemukan suatu peristiwa yang dianggap sebagai tindak pidana yang dilakukan Trafficker; b. Menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan terhadap trafficking ; 66 Ibid 67 Parsudi Suparlan, Op.Cit, hal. 152. Rauli Siahaan : Wewenang Penyidik Polri Dalam Menanggulangi Kejahatan Perdagangan Orang Trafficking , 2009 c. Mencari serta mengumpulkan bukti kejahatan trafficking ; d. Membuat terang tindak pidana kejahatan trafficking yang terjadi; e. Menemukan tersangka pelaku tindak pidana. 68

2. Tugas Polri