Kendala Non Yuridis, adalah:

ketenagakerjaan atas tindakan dan perbuatan mereka, selama ini pemerintah hanya memberikan izin tempat pelatihan maupun untuk bekerja. 3. Meskipun UU No. 21 Tahun 2007, tentang Pemberantasan Perdagangan orang, telah diterapkan namun dalam perjalanannya masih banyak kekurangaannya khususnya dalam undang-undang pemberantasan perdagangan orang. c. Masih belum adanya persamaan persepsi terhadap ketentuan yang diatur dalam UU yang berlaku. d. Identitas korban di palsukan sehingga sangat sulit untuk mencari data di Imigrasi untuk membenarkan keberangkatan korban ke luar negeri. e. Keterkaitan instansi kepentingan-kepentingan lain sehingga menyulitkan penyelidikan parawisata Tenaga Kerja dan lain-lain. f. Korban berangkat secara perseorangan sehingga tidak tercatat menjadi calon TKI TKI di BP3 TKI sehingga tidak diketahui keberadaannya. g. Keberadaan tersangka tidak diketahui sehingga proses penyidikan tidak dapat ditindak lanjuti. h. Penanganan yang tidak sama dengan pihak jaksa. Sehingga mengakibatkan berkas bolak balik P19.

2. Kendala Non Yuridis, adalah:

a. Korban tidak jujur untuk memberikan informasi guna mengungkap jaringan kasus trafficking karena merasa ketakutan terancam. Rauli Siahaan : Wewenang Penyidik Polri Dalam Menanggulangi Kejahatan Perdagangan Orang Trafficking , 2009 b. Sumber daya manusia para aparat penegak hukum belum semua mampu satu persepsi untuk menangani kasus-kasus trafficking , sehingga pelaku trafficking mendapatkan Vonis hukuman yang berat efek jera. c. Dibutuhkan dana biaya yang besar untuk mengungkap kasus trafficking. d. Diperlukan tempat-tempat penampungan, korban-korban trafficking selama proses penyidikan. e. Masih adanya aparat penegak hukum dan masyarakat yang belum responsif terhadap korban trafiking. f. Dibutuhkan Reintegrasipemulangan korban-korban trafficking kedaerah asal. g. Pembekalan kepada para korban trafficking sehingga sesampainya di daerah asal dapat berdaya guna, misalnya, siapa yang bertanggung jawab kepada hal tersebut. h. Korban dan keluarga yang mudah dipengaruhi oleh pelaku untuk tidak melanjutkan perkara. i. Korban merasa tabu untuk mengungkapmelapor karena dianggap masalah keluargadomestik. j. Masih tingginya budaya patriarkhi di masyarakat dan menetapkan anak dan perempuan sebagai masyarakat kelas 2 dan tidak perlu dipertimbangkan pendapatnya. k. Masih banyaknya masyarakat yang belum mau menerima korban kembali ke komunitasnya. cendrung membebankan kesalahan kepada korban. Rauli Siahaan : Wewenang Penyidik Polri Dalam Menanggulangi Kejahatan Perdagangan Orang Trafficking , 2009 l. Saksi koban masih berada di luar, atau tidak di ketahui keberadaannya, sehingga laporan pengaduan tidak dapat di tindak lanjutiproses. m. Korban-korban trafficking, merasa traumaketakutan sehingga secara psikologis mental korban harus dipulihkan terlebih dahulu, baru kemudian korban dimintai keterangan oleh penyidik Polri. n. Korban tidak menghendaki kasusnya disidik. Ferina Gultom mengatakan faktor-faktor yang menghambat proses penyidikan yang dilakukan Polri dalam menanggulangi trafficking sehingga tidak lancar, sebagai berikut : 126

1. Adanya hambatan Internal, adalah: