BAB II WEWENANG PENYIDIK POLRI DALAM PROSES PENEGAKAN HUKUM
DALAM MENANGGULANGI KEJAHATAN TRAFFICKING
A. Pengertian Polri
Istilah Polri berbeda-beda dalam setiap negara, untuk memberikan istilah dalam bahasanya sendiri atau menurut kebiasaan-kebiasaannya sendiri. Misalnya di Inggris
dikenal dengan Constable,
43
di Amerika Serikat dikenal istilah Sherrif yang sebenarnya berasal dari bangunan sosial Inggris, Polizei di Jerman
44
, polizia di Italia dan politie di Negeri Belanda dan istilah Polri dalam bahasa Indonesia merupakan
hasil proses Indonesia dari istilah Belanda.
45
Dalam kamus Poerwadarminta dinyatakan bahwa istilah Polri berarti : a.
Badan Pemerintahan yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban. b.
Pegawai Negeri yang bertugas menjaga keamanan.
46
Polri adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Dalam menunaikan tugas pokoknya, Polri bukanlah kekuatan yang berdiri
sendiri. Semangat, doktrin, organisasi dan program-program Polri adalah bagian dari
43
Sir John Molyan, Tn bahhe Police of Britain, Majalah Bhayangkara, No.1 Thn. IV, 1953, hal. 4.
44
Momo Kelana selanjutnya disebut Momo Kelana II, Konsep-konsep Hukum kepolisian Indonesia, Jakarta: PTIK Pres, 2007, hal. 7. Polizei Recht mula-mula berkembang di Jerman lalu ke
Negeri Belanda dan kemudian ke Inggris. Polizei Recht lebih mementingkan peraturan-perat yang memberi wewenang dan kewajiban Polri, yang menjadi dasar hukum bagi kekuasaan dan kewenangan
Polri. Seperti diketahui Jerman dan Belanda dalam aliran hukum menganut aliran Eropa Kontinental yang mendasarkan pada Civil Law System. Di Jerman untuk “Polizei Recht”, pada pokoknya berupa
peraturan-peraturan yang mengatur tugas Polri. Tugas Polri melaksanakan peraturan-peraturan Permerintah yang memuat acaman hukum. Akan tetapi apabila peraturan tak menentukan, padahal
dianggap ada pelanggaran kesusilaan, sopan santun, atau pertentangan kecil, supaya masyarakat tetap tenang maka Polri diberikan wewenang untuk bertindak.
45
Ibid.
46
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1952, hal. 549.
Rauli Siahaan : Wewenang Penyidik Polri Dalam Menanggulangi Kejahatan Perdagangan Orang Trafficking , 2009
ABRI yang dibangun sebagai salah satu bagian dari keseluruhan sistem nasional untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.
47
Menurut UU No. 2 Tahun 2002 tentang Polri, Polri adalah segala hal ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga Polisi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Pengertian Polri erat kaitannya dengan status dan kedudukan dalam Undang-
undang No. 28 Tahun 1997 dapat disimpulkan :
48
a. Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai organ adalah unsur Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia yang terutama berperan memelihara keamanan dalam negeri Pasal 5 ayat 1.
b. Sebagai fungsi, Kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan negara di
bidang penegakan hukum, perlindungan dan pelayanan masyarakat serta pembimbingan masyarakat Pasal 3.
c. Presiden memegang kekuasaan tertinggi atas Kepolisian Negara R.I Pasal 8
ayat 1, dibantu oleh Menteri Pertahanan dan Keamanan, dan Panglima ABRI Pasal 8 ayat 2.
d. Selaku penyidik Polri dalam rangka Sistem Peradilan Pidana Terpadu
Intergrated Criminal Justice System Pasal 14 ayat 1 huruf a. e.
Koordinator dan Pengawas serta Pembina Teknis alat-alat Kepolisian Khusus, PPNS dan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa.
47
Momo Kelana II, Loc. Cit.
48
Dalam tahun 1997, diundangkan Undang-undang No. 28 Tahun 1997 tentang Kepolisian yang mengganti Undang-undang Kepolisian No. 13 Tahun 1961.
Rauli Siahaan : Wewenang Penyidik Polri Dalam Menanggulangi Kejahatan Perdagangan Orang Trafficking , 2009
f. National Central Bureau Interpol Indonesia mewakili pemerintah Republik
Indonesia dalam organisasi Kepolisian Internasional Pasal 14 ayat 1 huruf K. g.
Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan bagian organik dari Departemen HankamMabes ABRI.
49
Dalam Undang-undang No. 28 Tahun 1997, penjelasan Pasal 5 ayat 1 ditegaskan bahwa, walaupun merupakan unsur Angkatan Republik Indonesia, Polri
bukan militer. Proses perubahan status Kepolisian terus bergulir dan berdasarkan Instruksi
Presiden R.I. Nomor 2 Tahun 1999 pada tanggal 1 April 1999 dilakukan pemisahan Polri dari ABRI. Dalam rangka penegakan ketertiban umum dan keselamatan
masyarakat, pemerintah telah melakukan langkah-langka mendasar antara lain berupa kebijakan pemisahan Polri dari ABRI.
50
Selanjutnya ditegaskan pula bahwa dengan berpisahnya Polri dari ABRI maka langkah awal yang ditempuh adalah menepatkan sistem penyelenggaraan pembinaan
Polri pada Departemen Pertahanan dan Keamanan.
51
Status Kepolisian lainnya yang berkait dengan ketentuan perundang-undang masih tetap sepanjang belum ada perubahan Undang-undang antara lain:
a. Sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara.
b. Presiden memegang kekuasaan tertinggi atas Kepolisian Negara R.I.
c. Selaku penyidik Polri dalam rangka criminal justice system.
49
Momo Kelana I, Op.Cit, hal 20.
50
Pidato Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie R.I, pada tanggal 16 Agustus 1999.
51
Ibid.
Rauli Siahaan : Wewenang Penyidik Polri Dalam Menanggulangi Kejahatan Perdagangan Orang Trafficking , 2009
d. Koordinator dan pengawas serta Pembina teknis alat-alat kepolisian khusus,
PPNS dan bentuk-bentuk pengamanan swarkarsa. e.
National Central Bureau Interpol Indonesia. f.
Selaku Pegawai Negeri sesuai UU No. 43 Tahun 1999. Pemisahan Polri dari ABRI berdasarkan Instruksi Presiden No. 2 tahun 1999
ditegaskan lagi dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 89 Tahun 2000 tentang Kedudukan Kepolisian Negara Republik Indonesia yang dalam Pasal 2
dinyatakan: Pasal 2, sebagaiberikut:
Ayat 1 Kepolisian Negara Republik Indonesia berkedudukan langsung di bawah presiden.
Ayat 2 Kepolisian Negara Republik Indonesia dipimpin oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang dalam pelaksanakan tugasnya
bertanggung jawab langsung kapada presiden. Status Kepolisian berdasarkan ketentuan Peraturan perundang-undang lain
yaitu: a.
Sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara. b.
Selaku penyidik Polri dalam rangka criminal jusrice system. c.
Koordinator dan Pengawas dan Pembina Teknis atau alat Kepolisian Khusus, PPNS dan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa.
Rauli Siahaan : Wewenang Penyidik Polri Dalam Menanggulangi Kejahatan Perdagangan Orang Trafficking , 2009
d. National Central Bureau Interpol Indonesia.
52
Sedangkan status dan kedudukan Kepolisian Negara R.I. menurut ketetapan MPR-RI No VIMPR2000, ketetapan MPR-RI No. VIIMPR2000 bahkan telah
lebih ditegaskan Nomor 2 Tahun 2002 yaitu: a.
Sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara.
53
b. Sebagai pengemban fungsi kepolisian.
54
c. Sebagai alat negara.
55
d. Kepolisian Nasional.
56
e. Polri berada dibawah presiden.
57
f. Selaku penyidik Polri dalam rangka Criminal Justice System.
58
g. National Central Bureau Interpol Indonesia.
Sehingga dari status dan kedudukan, Hukum Polri merupakan hukum yang mengatur tentang tugas, organisasi, dan wewenang badan-badan Polri. serta
bagaimana badan-badan Kepolisian tersebut melaksanakan tugas dan wewenangnya dalam lingkungan kuasa waktu, tempat, orang dan soal-soal.
Dengan demikian sebelum melaksanakan tugasnya Polri harus terlebih dahulu mengetahui dalam batas-batas manakah Polri dapat melakukan tugasnya itu.
52
Instruksi Presiden No. 2 tahun 1999 ditegaskan lagi dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 89 Tahun 2000 tentang Kedudukan Kepolisian Negara Republik Indonesia
53
Lihat Pasal 3 UUPolri.
54
Lihat Pasal 3 UUPolri.
55
Lihat Pasal 5 UUPolri.
56
Lihat Pasal 5 UUPolri.
57
Lihat Pasal 8UUPolri.
58
Lihat KUHAP.
Rauli Siahaan : Wewenang Penyidik Polri Dalam Menanggulangi Kejahatan Perdagangan Orang Trafficking , 2009
Sebagai salah satu contoh misalnya pasal 15 UU Polri yang berbunyi : Pasal 13 untuk kepentingan penyidikan, maka Polri Negara berwenang.
a. Menerima pengaduan.
b. Memeriksa tanda pengenalan.
c. Mengambil sidik jari dan memotret sesorang.
d. Menangkap orang.
e. Menggelegah badan.
f. Menahan orang sementara.
g. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa.
h. Mendatangkan ahli.
i. Menggelegah halaman, rumah, gudang, alat pengangkutan darat, laut dan
udara. j.
Memberikan barang untuk dijadikan bukti dan. k.
Mengambil tindakan-tindakan lain.
B. Fungsi, Tugas dan Wewenang, Polri