Pengertian Insektisida Jenis-Jenis Insektisida

Odentara Sembiring : Efektifitas Beberapa Jenis Insektisida Terhadap Nyamuk Aedes aegypti L., 2009. kebersihan lingkungan rumah serta mengurangi tempat-tempat yang gelap dan lembab di lingkungan tempat tinggal. Lingkungan fisik seperti tipe pemukiman, sarana prasarana penyediaan air, vegetasi dan musim sangat berpengaruh pada tersedianya habitat perkembangbiakan nyamuk A.aegypti sebagai nyamuk pemukiman yang mempunyai habitat utama di kontainer buatan di daerah lingkungan pemukiman.

2.4. Insektisida

2.4.1. Pengertian Insektisida

Insektisida berasal dari kata insect, yang berarti serangga sedangkan cide berarti membunuh. Dengan kata lain pengertian insektisida secara luas adalah semua bahan atau campuran bahan yang digunakan untuk membunuh, mengendalikan, mencegah, menolak atau mengurangi serangga Hadi, 2006.

2.4.2. Jenis-Jenis Insektisida

Ada bermacam-macam golongan insektisida yang berasal dari bahan sintetik yaitu golongan Organofosfat, Organoklorin, Karbamat dan Sintetik Piretroid. 1. Organofosfat Organofosfat OP adalah insektisida yang paling toksik diantara jenis pestisida lainnya dan sering menyebabkan keracunan pada manusia. Termakan hanya dalam jumlah sedikit saja dapat menyebabkan kematian, tetapi diperlukan lebih dari beberapa mg untuk dapat menyebabkan kematian pada orang dewasa. Organofosfat Odentara Sembiring : Efektifitas Beberapa Jenis Insektisida Terhadap Nyamuk Aedes aegypti L., 2009. menghambat aksi pseudokholinesterase dalam plasma dan kholinesterase dalam sel darah merah dan pada sinapsisnya Darmono, 2003. Organofosfat merupakan insektisida yang mengandung fosfat dalam susunan kimianya Magallona, 1980. Awal penemuan insektisida ini terjadi pada masa perang dunia II dalam rangka penelitian ”gas saraf” untuk kepenting perang. Malathion termasuk golongan organofosfat yang banyak digunakan dalam program pengendalian serangga. Ciri khas malathion adalah mempunyai kemampuan melumpuhkan serangga dengan cepat, toksisitasnya terhadap mamalia relatif rendah, dan terhadap vertebrata kurang stabil, korosif, berbau, dan memiliki rantai karbon yang pendek. Juga bekerja sebagai racun perut, sebagai racun kontak contact poison dan racun inhasi. Insektisida organofosfat merupakan racu sara yang bekerja dengan cara menghambat kolinestrase ChE yang mengakibatkan serangga sasaran mengalami kelumpuhan dan akhirnya mati Djojosumarto, 2008. Adapun insektisida yang memiliki zat aktif malathion antara lain fumithion, gitanthion, drexelthion, rider dan sinothion Deptan, 2008. Malathion adalah bahan teknis pestisida yang dapat diemulsikan untuk mengendalikan nyamuk A.aegypti, nyamuk culex quin quefasciatus dan nyamuk anopheles sp di dalam dan di luar ruangan. Malathion termasuk golongan organofosfat parasimpatomimetik, yang berarti berikatan irreversibel dengan enzim kolinesterase pada sistem saraf serangga. Akibatnya, otot tubuh serangga mengalami kejang, kemudian lumpuh, dan akhirnya mati. Malathion digunakan dengan cara pengasapan Kasumbogo, 2004. Odentara Sembiring : Efektifitas Beberapa Jenis Insektisida Terhadap Nyamuk Aedes aegypti L., 2009. Adapun spesifikasi Malathion adalah sebagai berikut: Nama Dagang : Malathion Golongan : Organo fosfat Rumus Molekul : C 10 H 19 6 P S 2 Kandungan bahan aktif : Malathion 95 Dosis aplikasi : 50 mlliter solar No.Reg.Komisi Pestisida : RI. – 1246 I – 2002 T Sifat Fisik : Cairan Jernih Warna : Kecoklatan Aplikasi : Thermal Fogging, Cold Fogging Serangga Sasaran : Aedes, Culex sp, Anopheles sp 2. Organoklorin Organoklorin atau disebut “Chlorinated hydrocarbon” terdiri dari beberapa kelompok yang diklasifikasi menurut bentuk kimianya. Yang paling populer dan pertama kali disintesis adalah “Dichloro-diphenyl-trichloroethan” atau disebut DDT. Mekanisme toksisitas dari DDT masih dalam perdebatan, walaupun komponen kimia ini sudah disintesis sejak tahun 1874. Tetapi pada dasarnya pengaruh toksiknya terfokus pada neurotoksin dan pada otak. Di lain pihak bila terjadi efek keracunan perubahan patologiknya tidaklah nyata. Bila seseorang menelan DDT sekitar 10 mg akan dapat menyebabkan keracunan, hal tersebut terjadi dalam waktu beberapa jam. DDT dihentikan penggunaannya sejak tahun 1972. Odentara Sembiring : Efektifitas Beberapa Jenis Insektisida Terhadap Nyamuk Aedes aegypti L., 2009. 3. Karbamat Insektisida dari golongan karbamat adalah racun saraf yang bekerja dengan cara menghambat kolinesterase ChE. Jika pada organofosfat hambatan tersebut bersifat irreversible tidak bisa dipulihkan, pada karbamat hambatan tersebut bersifat reversible bisa dipulihkan. Insektisida dari kelompok karbamat relatif mudah terurai di lingkungan tidak persisten dan tidak terakumulasi oleh jaringan lemak Djojosumarto, 2008. Insektisida ini biasanya daya toksisitasnya rendah terhadap mamalia dibandingkan dengan organofosfat, tetapi sangat efektif untuk membunuh serangga. Pengaruh karbamat terhadap enzim tidak berlangsung lama karena prosesnya berlangsung secara cepat, gejala keracunan karbamat umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan dapat segera normal kembali. Insektisida ini dapat bertahan di dalam tubuh antara 1 – 24 jam dan diekskresikan secara cepat dari dalam tubuh. Pada serangga, target keracunan oleh karbamat adalah pada ganglion system saraf pusat. Sejauh ini belum terdapat laporan mengenai adanya insektisida karbamat yang bersifat karsinogenik Tarumingkeng, 1992. 4. Sintetik Piretroid Insektisida dari kelompok piretroid merupakan insektisida sintetik yang merupakan tiruan atau analog dari piretrum. Efikasi biologis piretroid bervariasi, tergantung pada bahan aktif masing-masing. Kebanyakan piretroid yang memiliki efek sebagai racun kontak yang sangat kuat. Insektisida piretroid merupakan racun Odentara Sembiring : Efektifitas Beberapa Jenis Insektisida Terhadap Nyamuk Aedes aegypti L., 2009. yang mempengaruhi saraf serangga racun saraf dengan berbagai macam cara kerja pada susunan saraf sentral Djojosumarto, 2008. Piretroid adalah racun saraf yang bekerja dengan cepat dan menimbulkan paralisis yang bersifat sementara. Efek piretroid sama dengan DDT tetapi piretroid memiliki efek tidak persisten. Generasi pertama piretroid adalah alletrin bersifat stabil dan persisten yang cukup efektif untuk membunuh lalat rumah dan nyamuk. Piretroid yang lain adalah flucythrinate, decametrin, sipermetrin, lamdasihalotrin yang mempunyai spektrum luas Subiyakto, 1991. Ada beberapa bahan aktif yang berasal dari sintetik piretroid, yaitu: 1. Lamdasihalotrin Lamdasihalotrin, merupakan racun kontak dan racun perut yang banyak dipergunakan untuk pengendalian serangga. Insektisida golongan ini seperti icon, kenanga, origin, dan procon yang tergolong racun dengan toksisitas rendah bila terpapar melalui kulit, tetapi sangat beracun bila terhirup. Insektisida golongan lamdasihalotrin, dilarutkan di dalam bahan pelarut bersama-sama dengan formulasi lainnya, menjadi formulasi murni, stabil, homogen, bebas dari endapan dan sebelum diaplikasikan berbentuk emulsi Rozendall, 1997. Icon adalah insektisida golongan sintetik piretroid terbaru yang mengandung bahan aktif 25 gl lamdasihalotrin. Adapun kelebihan insektisida Icon adalah a pada dosis rendah dapat mematikan berbagai serangga pengganggu kesehatan masyarakat, b memiliki daya pengendalian yang lama, c menghemat biaya pengendalian, d mempunyai persistensi yang bagus pada berbagai macam permukaan, e tidak Odentara Sembiring : Efektifitas Beberapa Jenis Insektisida Terhadap Nyamuk Aedes aegypti L., 2009. berbau, f tidak meninggalkan bekas pada permukaan yang disemprot, g mudah menggunakannya, h sangat cocok untuk mengatasi gangguan kecoa, nyamuk dan lalat di rumah dan di lingkungan tempat tinggal dan i diterima oleh pemilik rumah Syngenta, 2003. Adapun spesifikasi Lamda Sihalotrin adalah sebagai berikut: Nama Dagang : Icon 25 EC Bahan aktif : Lamda Sihalotrin Golongan : Sintetik Piretroid Rumus Molekul : C 23 H 19 CL F 3 NO 3 Kandungan bahan aktif : 25 gram per liter Dosis aplikasi : 8 ml liter solar No.Reg.Komisi Pestisida : RI. 83111-97T Sifat Fisik : Cairan Emulsi Warna : Kuning abu-abu Aplikasi : Thermal Fogging Serangga Sasaran : Nyamuk, kecoa, lalat 2. Sipermetrin Sipermetrin merupakan racun kontak dan racun perut yang penggunaannya selain untuk pengendalian serangga juga untuk lahan pertanian. Penggunaan sipermetrin sangat populer karena efektifitasnya dan murah harganya. Di Indonesia sipermetrin digunakan untuk pengendalian serangga atau hama pemukiman seperti pengendalian nyamuk, lalat dan kecoa Magallona, 1980. Odentara Sembiring : Efektifitas Beberapa Jenis Insektisida Terhadap Nyamuk Aedes aegypti L., 2009. Struktur kimia sipermetrin menyerupai pyrethrum racun pembasmi serangga alami yang terdapat pada bunga krisan, dengan daya racun yang tinggi secara biologi dan lebih stabil dibanding racun alami lainnya. Sipermetrin juga digunakan pada pencelupan kelambu berinsektisida untuk mencegah malaria. Insektisida yang terdaftar dengan bahan aktif sipermetrin antara lain cynoff, seruni, ciplus, cytrin, hit, baygon dan mortein Deptan, 2008. Seruni adalah insektisida racun kontak dan residual berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan, untuk mengendalikan nyamuk A.aegypti di dalam dan di luar ruangan. Seruni merupakan insektisida golongan sintetik piretroid yang mengandung bahan aktif 100 grl sipermetrin. Adapun kelebihan insektisida seruni adalah a efektif mengendalikan nyamuk A.aegypti, b hemat, dosis aplikasi yang rendah, c beraroma lembut dan relative tidak berbahaya kepada operator, d memiliki toksisitas rendah terhadap mamalia, e murah diaplikasikan dengan cold foggingpengkabutan dan thermal fogging pengasapan Damar, 2005. Adapun spesifikasi Sipermetrin adalah sebagai berikut: Nama Dagang : Seruni 100 EC Bahan aktif : Sipermetrin Golongan : Sintetik Piretroid Rumus Molekul : C 22 H 19 CL 2 NO 3 Kandungan bahan aktif : 10 100 gram per liter Dosis aplikasi : 10 mlliter solar Odentara Sembiring : Efektifitas Beberapa Jenis Insektisida Terhadap Nyamuk Aedes aegypti L., 2009. No.Reg.Komisi Pestisida : RI. 18484-2003T Sifat Fisik : Cairan Emulsi Warna : Kuning pucat Aplikasi : Thermal Fogging Serangga Sasaran : A. aegypti dan Culex sp 3. Zeta Sipermetrin Zeta Sipermetrin merupakan insektisida piretroid hasil rekayasa teknologi tinggi yang ramah lingkungan. Salah satu insektisida tersebut adalah mustang 25 EC yang merupakan racun serangga yang bersifat kontak dan sangat efektif membunuh semut, kecoa, lalat dan nyamuk. Jika mustang kontak dengan serangga, zat aktif zeta sipermetrin segera terserap melalui kulit atau saluran pernafasan dan pencernaan serangga. Zat tersebut segera menyerang simpul-simpul syaraf, sehingga serangga akan segera mati. Mustang mempunyai efek knock down dan melumpuhkan serangga dengan cepat. Ada beberapa kelebihan mustang yaitu: a mempunyai efek residu lebih lama, sehingga dapat menjaga lebih lama area perlakuan dari investasi hama baru, b mempunyai tekanan uap rendah sehingga bahaya terhirup oleh operator dan pemakai relatif rendah, c mempunyai toksisitas rendah terhadap mamalia Bina Kimia, 2001. Adapun spesifikasi Zeta - Sipermetrin adalah sebagai berikut: Nama Dagang : Mustang 25 EC Bahan aktif : Zeta - Sipermetrin Odentara Sembiring : Efektifitas Beberapa Jenis Insektisida Terhadap Nyamuk Aedes aegypti L., 2009. Golongan : Sintetik Piretroid Rumus Molekul : C 23 H 19 CL 2 NO 3 Kandungan bahan aktif : 25 gram per liter Dosis aplikasi : 8 – 12 mlliter solar No.Reg.Komisi Pestisida : RI. 122910-2001T Sifat Fisik : Cairan Emulsi Warna : Bening Kecoklat-coklatan Aplikasi : Fogging, ULV, Spraying Serangga Sasaran : Nyamuk, lalat, kecoa

2.5. Cara Masuk Insektisida Kedalam Tubuh Serangga