Pengobatan Tradisional TINJAUAN PUSTAKA

baku belum terstandar, belum dilakukan uji klinik dan mudah tercemar berbagai jenis mikroorganisme. Hal lain yang menjadi kelemahan obat tradisional jamu yaitu asal-usul bahan, juga kelengkapan data yang mendukung atas bahan yang digunakan, seperti umur tanaman yang dipanen, waktu panen, kondisi lingkungan tempat tumbuh tanaman cuaca, jenis tanah, curah hujan, dan lain-lain belum memenuhi standarisasi obat tradisional. Penanganan pasca panen yang tidak benar dan kurang tepat meliputi cara pencucian, pengeringan, sortasi, pengubahan bentuk, pengepakan serta penyimpanan juga merupakan kelemahan obat tradisional Katno, 2008: 7-8. Pengetahuan akan cara pembuatan obat tradisional yang baik seperti yang telah dijelaskan di atas, bagi pengobat tradisional sangat dibutuhkan untuk pemanfaatan dan keamanan obat tradisional sehingga menjamin produk jamu yang digunakan dan memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan penggunaannya.

2.2. Pengobatan Tradisional

Sistem pelayanan kesehatan yang ada belum merata dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, sehingga pemerintah mengambil kebijakan dengan memanfaatkan semua potensi upaya kesehatan yang ada di masyarakat. Salah satu potensi besar dalam bentuk peran serta masyarakat adalah upaya pengobatan tradisional yang hingga sekarang ini masih banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Soenardi, 1989: 84. Regina Marintan Sinaga : Pengetahuan Pengobat Tradisional Tentang Penyakit Dan Cara Pembuatan Obat Tradisional, 2009 USU Repository © 2008 Menurut WHO Agoes A dan Jakob T, 1999: 60, pengobatan tradisional adalah ilmu dan seni pengobatan berdasarkan himpunan pengetahuan dan pengalaman praktek, baik yang dapat diterangkan secara ilmiah ataupun tidak, dalam melakukan diagnosis, prevensi, dan pengobatan terhadap ketidakseimbangan fisik, mental ataupun sosial. Definisi pengobatan tradisional menurut WHO tersebut mengacu kepada adanya pengalaman praktek yaitu, hasil-hasil yang diamati secara terus-menerus dari generasi ke generasi baik secara lisan maupun tulisan. Pengetahuan dan keterampilan pengobatan tradisional tersebut diperoleh melalui pewarisan secara turun temurun dari orang tualeluhur, berguru pada ahli pengobatandukun pengobatan, secara penglihatan gaib, melalui mimpi-mimpi, berguru melalui buku-buku yang ditinggalkan, dengan melihat langsung praktek ahli pengobatan, belajar dan mendapatkan melalui penderitaan sakit diri sendiri. Berbagai macam bentuk dan cara diperlihatkan oleh para ahli pengobatan tradisional di dalam mengobati berbagai macam penyakit dalam praktek pengobatan sehari-hari Manuputty, dkk, 1990: 28. Di Indonesia, Praktek-praktek pengobatan tradisional yang ada sekarang ini masih dimanfaatkan oleh berbagai lapisan masyarakat, baik itu di desa maupun di kota. Dalam praktek-praktek pengobatan tradisional tersebut dilakukan menurut cara yang disesuaikan dengan daerah masing-masing. Menurut Manuputty, dkk 1990: 3-4 cara-cara pengobatan tradisional yang berlaku pada masyarakat Maluku antara lain: 1. Ramuan obat, dengan minum, gosoktempel. Regina Marintan Sinaga : Pengetahuan Pengobat Tradisional Tentang Penyakit Dan Cara Pembuatan Obat Tradisional, 2009 USU Repository © 2008 2. Dengan tindakan jasmani yaitu: pijaturut, disemburditiup, dijilatdisedot diisap, dimandikan dengan ramuan obat. 3. Dengan tindakan rohani keagamaan doa dan ramuan obat. 4. Dengan tindakan rohani kepercayaan mantera dan ramuan obat semburtiup. 5. Dengan tindakan rohani keagamaan doa, tindakan jasmani dan ramuan obat yaitu: dijilatdisedotdiisap. 6. Dengan tindakan jasmani, tindakan rohani kepercayaan dan ramuan obat termasuk diberi penangkal. 7. Ramuan obat dan pantangan-pantangannya. 8. Ramuan obat dan dimandikan dengan ramuan obat tersebut. Demikian juga pada masyarakat Desa Sibinail yang termasuk dalam wilayah Provinsi Sumatera Utara, jenis pengobatan tradisional dikelompokkan atas 2 yaitu: “dotu” dan “pojusi”. “Dotu” adalah sebutan pengobat tradisional laki-laki yang memiliki keahlian dalam menanggulangi berbagai penyakit, dengan menggunakan ramuan atau “pulungan” , maupun dengan tindakan jasmani pengurutan. “Dotu” ahli dalam aneka keterampilan dan pengetahuan dalam mengatasi berbagai jenis penyakit, seperti: patah tulang, kena guna-guna, kena setan atau dalam bahasa lokal disebut “tersopo”. Sedangkan “pojusi” merupakan sebutan untuk pengobat tradisional wanita yang mempunyai keahlian dalam menangani persalinan bidan beranak. Pengetahuan akan pengobatan tradisional pada masyarakat Sibinail diwarisi Regina Marintan Sinaga : Pengetahuan Pengobat Tradisional Tentang Penyakit Dan Cara Pembuatan Obat Tradisional, 2009 USU Repository © 2008 secara turun temurun dari orang tua dan ahli pengobat tradisional juga dari berguru atau belajar Lubis S, dkk, 1996: 122-123. Pengobatan tradisional untuk masyarakat Desa Sibinail menjadi alternatif utama dalam mengatasi masalah kesehatan dengan berbagai jenis penyakit yang ada. Beberapa alasan pemakaian pengobat tradisional tersebut diantaranya adalah ketiadaan pengobatan modern seperti puskesmas, juga keadaan lokasi yang kaya dengan berbagai jenis tanaman. Para pengobat tradisional setempat memanfaatkan tumbuhan yang ada di sekitarnya sebagai bahan ramuan obat yang digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit. Alasan lain adalah tingkat ekonomi penduduk yang relatif rendah menyebabkan masyarakat lebih memilih pengobatan alternatif. Penyebaran informasi tentang ramuan tradisional secara oral dari seseorang kepada orang lain, dari orang tua terhadap anak atau dari mulut ke mulut menjadi salah satu faktor perkembangan dan pelestarian pengobatan tradisional, juga didukung oleh kemanjuran obat yang digunakan oleh masyarakat setempat. Sehingga sistem pengobatan tradisional yang dimiliki, dianggap masih mampu mengatasi berbagai jenis penyakit Lubis S, dkk, 1996: 136-137. Perkembangan pengobatan tradisional di Indonesia tidak terlepas dari kondisi bangsa Indonesia yang kaya akan bahan-bahan obat tradisional. Bahan-bahan tersebut diperoleh dari tanaman yang tumbuh liar dan berasal dari tanaman yang telah dibudidayakan oleh masyarakatpetani sebagai pemasok. Upaya pengembangan pengobatan tradisional juga terdapat dalam GBHN yang menyatakan, pengobatan tradisional yang secara medis dapat Regina Marintan Sinaga : Pengetahuan Pengobat Tradisional Tentang Penyakit Dan Cara Pembuatan Obat Tradisional, 2009 USU Repository © 2008 dipertanggungjawabkan terus dibina untuk perluasan dan pemerataan pelayanan kesehatan. Untuk itu perlu dilakukan pengembangan-pengembangan terhadap pengobatan tradisional, termasuk sebagai antisipasi dalam menghadapi era globalisasi. Arah pembangunan pengobatan tradisional harus mengacu kepada: pengembangan metode cara pengobatan tradisional, pengembangan keterampilan tenaga pengobatan tradisional dan pembangunan sarana pengobatan tradisional. Kemajuan dan pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPTEK sangat mendukung pengobatan tradisional, seperti yang sudah dilakukan di beberapa negara luar yang kemudian mampu dijual di pasaran Wijayakusuma, H, 2000: 25. Dengan pengembangan pengobatan tradisional yang disertai dengan dukungan ilmiah terhadap tanaman obat herbal atau jamu, akan dapat meningkatkan daya saing pengobatan tradisional dengan sistem pengobatan modern. Dukungan pemerintah dalam hal ini Badan Pengawasan Obat dan Makanan BPOM, terhadap pengembangan pengobatan tradisional melalui Rencana Induk Pengembangan Obat Bahan Alam Indonesia akan menjadi pencerah perkembangan jamu di Indonesia. Dalam pengembangan tersebut beberapa diantara pilar program tersebut yaitu: pemeliharaan mutu, keamanan dan kebenaran khasiat, keseimbangan antara suplai dan permintaan, penggunaan pada pelayanan kesehatan serta penelitian Kardono, 2003: 17 akan menjaga kesinambungan pengobatan tradisional yang dalam praktek pengobatan menggunakan obat tradisional. Regina Marintan Sinaga : Pengetahuan Pengobat Tradisional Tentang Penyakit Dan Cara Pembuatan Obat Tradisional, 2009 USU Repository © 2008

2.3. Konsep Sehat dan Sakit dalam Pengobatan Tradisional