Pemilihan Informan METODE PENELITIAN

3.3. Pemilihan Informan

Informan pada penelitian ini adalah pengobat tradisional yang melakukan praktik-praktik pengobatan tradisional di Medan Tuntungan dan Medan Baru. Dalam pemilihan informan dan objek pengamatan dengan penjajagan awal terhadap kegiatanpraktik-praktik yang berlangsung di beberapa tempat di Kota Medan. Akhirnya saya memilih melakukan fieldwork di Medan Tuntungan dan Medan Baru karena alasan pengobat tradisional tersebut sudah melakukan praktik-praktik pengobatan tradisional dalam waktu yang cukup lama, dan hingga saat ini masih tetap “survive”, bahkan dapat menopang perekonomian mereka secara baik. Untuk penjelasan ini, saya peroleh ketika melakukan wawancara dan pengamatan atas tempat melakukan praktik pengobatan tradisional dengan kondisi yang cukup terlihat baik, bila dibandingkan dengan pelayanan kesehatan modern. Di bawah ini dapat dilihat dari narasi dalam percakapan dengan pengobat tradisional, atas bangunan 15 yang digunakan dalam pelayanan pengobatan tradisional, yang secara kebetulan saya mengetahui perkembangannya dalam melakukan praktik- praktik pengobatan tradisional. “Saya dan orang tua saya, membangun rumah ini dari hasil kerja melalui obat tradisional ini, dan kami peroleh selama bertahun-tahun dengan menyisihkan dari hasil yang kami dapat. Saya memperbaiki rumah ini, selain karena saya sudah punya simpanan uang, juga saya memikirkan bagaimana usaha saya ini dapat berkembang secara terus- 15 Rumah tempat tinggal saya, letaknya berdekatan dengan bangunan yang digunakan oleh pengobat tradisional, sehingga saya mengetahui perkembangan bentuk kondisi bangunan tersebut dan bila dibandingkan dengan bentuk bangunan dahulu dengan kondisi sekarang mengalami kemajuan yang sangat baik. Regina Marintan Sinaga : Pengetahuan Pengobat Tradisional Tentang Penyakit Dan Cara Pembuatan Obat Tradisional, 2009 USU Repository © 2008 menerus dengan baik, jadi penampilan pengobatan yang saya lakukan juga harus menarik”. Selain itu juga yang menjadi alasan lain adalah, ketika dalam melakukan penjajakan awal, saya melihat banyaknya masyarakat yang datang, selain dari Kota Medan juga dari berbagai tempat daerah lain menggunakan pelayanan pengobatan tersebut. Informan kunci dalam penelitian ini ada sebanyak 3 orang. Dari mereka saya mendapatkan pemahaman makna emik, yaitu apa yang dipahami, dimaknai, dan dirasakan oleh informan dan hal ini dapat saya peroleh melalui “depth interview” pengobat tradisional Bunguin, 2007: 75. Informan yang terlibat dalam penelitian ini antara lain adalah seorang pengobat tradisional yang sudah melakukan praktik-praktik pengobatan selama 40 tahun dan secara kebetulan dekat dengan tempat tinggal saya sebagai peneliti. Hal ini memudahkan saya untuk melakukan pengamatan dan wawancara untuk waktu yang lebih lama tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pengobat tradisional setiap saat. Wawancara selanjutnya adalah keluarga dari pengobat tradisional itu seperti anak, kakak, adik, dan juga pasien dari pengobat tradisional. Hal ini saya lakukan, untuk melengkapi data yang saya butuhkan ketika data yang saya peroleh dari informan tersebut kurang lengkap, hal ini akan memperkuat informasi yang saya peroleh dari pengobat tradisional, sehingga kedalaman informasi dapat tercapai sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Regina Marintan Sinaga : Pengetahuan Pengobat Tradisional Tentang Penyakit Dan Cara Pembuatan Obat Tradisional, 2009 USU Repository © 2008

3.4. Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data