1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
Bagaimanakah karakteristik pasien radiodermatitis di RSUP H. Adam Malik Medan Januari 2014
– Agustus 2015
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui karakteristik pasien radiodermatitis di RSUP H. Adam Malik Medan Januari 2014
– Agustus 2015
1.3.2. Tujuan Khusus 1. Mengetahui gambaran radiodermatitis pada pasien
2. Mengetahui karakteristik pasien radiodermatitis berdasarkan jenis kelamin 3. Mengetahui karakteristik pasien radiodermatitis berdasarkan usia
5. Mengetahui distribusi pasien radiodermatitis berdasarkan lama terapi 6. Mengetahui distribusi pasien radiodermatitis berdasarkan jenis terapi
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Peneliti
1. Mengetahui jenis kelainan kulit pada pasien radioterapi di RSUP H. Adam
Malik Medan 2.
Menambah bidang keilmuan peneliti khususnya terhadap ilmu penyakit
kulit dan kelamin 1.4.2. Bagi Masyarakat
1. Untuk memberi jawaban akan pertanyaan masyarakat khususnya pada
pasien radioterapi akan timbulnya kelainan kulit tersebut. 2.
Untuk menambah pengetahuan masyarakat terhadap kelainan kulit tersebut khususnya pada pasien radioterapi.
1.4.3. Bagi Keilmuan
1. Sebagai data dasar untuk membuktikan kebenaran timbulnya efek
kelainan kulit pada pasien radioterapi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kulit 2.1.1. Definisi Kulit
Marwali Harahap 2013, mengemukakan bahwa kulit adalah merupakan pembungkus yang elastik yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan. Kulit
juga merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas ukurannya, yaitu 15 persen dari berat tubuh dan luasnya 1,50-1,75 m. Menurut Syarif M. Wasitaatmadja 2011,
mengemukakan bahwa kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit juga merupakan organ yang
melindungi seluruh bagian tubuh dari lingkungan luar, pada saat kulit memungkinkan untuk terpapar lingkungan luar Fitzpatrick, 2003. Kulit bersifat dinamis, kompleks,
dan terintegrasi mengatur sel, jaringan, dan elemen lainnya yang menyusun berbagai fungsi kulit Fitzpatrick, 2003. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat kira
– kira 15 berat tubuh. Rata rata tebal kulit 1-2 mm. Paling tebal 6 mm terdapat di
telapak tangan dan kaki dan paling tipis 0,5 mm terdapat di penis Marwali Harahap, 2013.
Warna kulit berbeda beda, dari kulit yang berwarna terang, pirang dan hitam, warna merah muda pada telapak kaki dan tangan bayi, serta warna hitam kecokelatan
pada genitalia orang dewasa Syarif M. Wasitaatmadja, 2011. Demikian pula kulit bervariasi mengenai lembut, tipis dan tebalnya. Kulit yang elastik dan longgar
terdapat pada palpebra, bibir dan perineum, kulit yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan tangan dewasa. Kulit yang tipis terdapat pada muka, yang berambut
kasar terdapat pada kepala Syarif M. Wasitaatmadja, 2011.
Universitas Sumatera Utara
Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu lapisan epidermis atau kutikel, lapisan dermis, dan lapisan subkutis. Tidak ada garis
tegas yang memisahkan dermis dan subkutis, subkutis ditandai dengan adanya jaringan ikat longgar dan adanya sel dan jaringan lemak Tortora, Derrickson , 2009.
2.1.2. Lapisan Lapisan Kulit
Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok, yaitu epidermis, dermis atau korium, dan jaringan subkutis atau subkutan.
1 . Epidermis
Epidermis terbagi atas empat lapisan menurut Marwali Harahap 2013 a.
Lapisan basal atau stratum germinativum b.
Lapisan malpighi atau stratum spinosum c.
Lapisan granular atau stratum granulosum d.
Lapisan tanduk atau stratum korneum Pada telapak kaki dan tangan terdapat lapisan tambahan di atas lapisan granular
yaitu stratum lusidum atau lapisan sel sel jernih. Lapisan basal terdiri dari satu lapis sel-sel yang kuboid yang tegak lurus terhadap dermis. Didalam sel terdapat
sitoplasma yang basofilik dengan inti yang besar dan lonjong, dan berwarna hitam. Sel-sel basal ini tersusun sebagai tiang pagar palisade. Lapisan basal ini
merupakan lapisan paling bawah dari epidermis dan berbatasan dengan dermis. Dalam lapisan ini juga terdapat lapisan melanosit yang nantinya akan membentuk
melanin. Melanin berfungsi melindungi kulit terhadap sinar matahari. Semua ras mempunyai jumlah melanosit yang sama, perbedaan warna kulit bergantung pada
kegiatan melanosit. Lapisan malpighi merupakan lapisan epidermis yang paling tebal dan kuat. Terdiri dari sel-sel poligonal yang dilapisan atas menjadi lebih
gepeng. Sel-sel mempunyai protoplasma yang menonjol yang terlihat seperti duri- duri Junquera, 2012. Lapisan granular terdiri dari satu sampai empat baris sel-
Universitas Sumatera Utara
sel berbentuk intan, berisi butir butir keratohialin yang basofilik Junquera, 2012. Lapisan tanduk terdiri dari 20-25 lapis sel sel tanduk tanpa inti, gepeng, tipis, dan
mati. Lapisan ini dilapisi dan dikelilingi oleh lemak yang mencegah cairan masuk kedalam lapisan ini. Pada lapisan ini selnya 20 terdiri dari berbeda dengan
lapisan paling bawah dengan kandungan air 70 pada selnya Donald C. Rizzo, 2001. Lapisan epidermis memiliki ketebalan 0,4-1,5 mm dari ketebalan penuh
kulit sekitar 1,5-4,0 mm Fitzpatrick, 2013. Epidermis juga mengandung : a kelenjar ekrin, b kelenjar apokrin, c kelenjar sebaseous, d rambut, dan e
kuku Syarif M. Wasitaatmadja, 2011.
Gambar 2.1 Dikutip dari tensando.wodpress.com
2. Dermis
Lapisan dermis adalah lapisan pendukung yang berupa jaringan ikat yang mengandung struktur khusus yang langsung berada di bawah lapisan epidermis,
dengan perbedaan variasi ketebalan, lapisan tipis 0,6 mm berada di kelopak mata, dan lapisan yang tebal 3 mm atau lebih berada di bagian belakang, telapak tangan
dan kaki David J. Gawkrodger, 2002. Lapisan dermis adalah merupakan gabungan sistem organ yang berserabut, berserat, difus, dan bagian jaringan ikat yang
Universitas Sumatera Utara
mengakomodasi saraf, pembuluh darah, dan dengan berbagai macam tipe sel, termasuk fibroblast, mast sel, dan sel imun tubuh Fitzpatrick, 2013. Secara garis
besar menurut Syarif M.Wasitaatmadja 2011 dermis dibagi menjadi 2 bagian yakni: A. Lapisan papiler: yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut
saraf dan pembuluh darah. B. Lapisan retikulare: yaitu bagian dibawahnya yang menonjol ke arah subkutan,
bagian ini terdiri atas serabut serabut penunjang misalnya serabut kolagen, elastin, dan retikulin. Serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan
bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan dalam jumlah besar
dan serabut elastin berkurang menyebabkan kulit terjadi kehilangan kelemasannya dan tampak mempunyai banyak keriput.
3. Subkutis
Lapisan subkutis adalah lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak dan lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit
secara longgar dengan jaringan di bawahnya David Perdanakusumah, 2007. Sel-sel terbanyak adalah liposit yang menghasilkan banyak lemak Marwali Harahap, 2013.
Sel sel lemak lemak merupakan sel bulat besar, dengan nilai inti terdesak ke pinggir sitoplasma lemak yang bertambah Syarif M. Wasitaatmadja, 2011.
Jaringan subkutan mengandung saraf, pembuluh darah, limfe, kantung rambut, dan di lapisan atas jaringan subkutan terdapat kelenjar keringat Marwali
Harahap, 2013. Fungsi jaringan subkutan adalah penyekat panas, bantalan terhadap trauma, dan tempat penumpukan energi.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3. Fungsi Kulit
Kulit mempunyai fungsi bermacam-macam untuk menyesuaikan tubuh dengan lingkungan. Fungsi kulit adalah sebagai :
A. Pelindung
Jaringan tanduk sel-sel epidermis paling luar membatasi masuknya benda-benda dari luar dan keluarnya cairan berlebihan dari tubuh. Melanin yang memberi warna pada
kulit melindungi kulit dari akibat buruk sinar ultra violet Marwali Harahap, 2013 . B.
Pengatur suhu Di waktu suhu dingin, perederan darah di kulit berkurang guna mempertahankan suhu
badan. Pada waktu suhu panas, peredaran darah di kulit meningkat dan terjadi penguapan keringat dan kelenjar keringat, sehingga suhu tubuh dapat di jaga tidak
terlalu panas Marwali Harahap, 2013. C.
Penyerap Kulit dapat menyerap bahan bahan tertentu seperti gas dan zat yan larut dalam lemak,
tetapi air dan elektrolit sukar masuk melalui kulit. Zat-zat yang larut melalui lemak lebih mudah masuk kedalam kulit dan masuk ke dalam peredaran darah, karena dapat
bercampur dengan lemak yang menutupi permukaan kulit. Masuknya zat-zat tersebut melalui folikel rambut dan sedikit sekali yang masuk melalui folikel keringat
Marwali Harahap, 2013.
Universitas Sumatera Utara
D. Indera perasa
Indera perasa di kulit terjadi karena rangsangan terhadap saraf sensoris dalam kulit. Fungsi indera perasa yang pokok adalah merasakan nyeri, perabaan, panas, dan nyeri
Marwali Harahap, 2013. E.
Fungsi pergetahan Kulit diiputi oleh 2 jenis pergetahan, yaitu sebum dan keringat. Getah sebum
dihasilkan oleh kelenjar sebaseus dan keringat dihasilkan oleh kelenjar keringat. Sebum adalah sejenis zat lemak yang membuat kulit menjadi lentur Marwali
Harahap, 2013. F.
Sintesis vitamin D Kulit dapat mengubah 7 dihidroksil kolesterol dengan pertolongan sinar matahari .
Tetapi kebutuhan akan vitamin D tidak cukup hanya dari hal tersebut, sehingga pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan Graham, 2011.
2.2. Radioterapi 2.2.1. Definisi Radioterapi
Radioterapi adalah salah satu mekanisme terapi yang menggunakan energi atau partikel tinggi dari sinar-x untuk membunuh sel kanker
Massachusetts Cancer Center
, 2011. Menurut Adrijono dikutip dari Sinopsis Kanker Ginekologik 2003, radioterapi adalah terapi menggunakan radiasi yang memanfaatkan sinar pengion
Sinar-x, sinar gamma dan partikel lain neutron, proton, dll untuk mematikan sel- sel kanker tanpa akibat fatal pada jaringan sehat di sekitarnya. Terapi radiasi ini akan
mematikan sel sel kanker jika mencapai dosis tertentu .
Universitas Sumatera Utara
Radioterapi digunakan sebagai salah satu modalitas utama penanganan kanker menurut
Massachusetts Cancer Center
2011 didasarkan sebagai berikut : a.
Penanganan awal untuk menyusutkan tumor sebelum dilakukan pembedahan
b. Sebagai proteksi daerah di sekitar tumor sebelum dilakukan pembedahan
c. Untuk menghilangkan sisa sisa sel kanker sesudah dilakukan pembedahan
d. Diberikan bersamaan dengan kemoterapi untuk membuat sel kanker lebih
sensitif dalam pemberian radioterapi e.
Sesudah kemoterapi untuk membunuh sisa sisa sel kanker f.
Untuk mengontrol gejala seperti nyeri ataupun pendarahan Durasi dalam pemberian radioterapi disesuaikan dengan tipe, posisi, ukuran
dari kanker yang ditemukan. Pemberian radioterapi bisa diberikan hanya sekali saja dalam penangannnya, tetapi biasanya dalam pengobatannya bisa diberikan lebih dari
sekali diikuti dengan durasi waktu yang lama Barett, 2009.
2.2.2. Tipe Tipe Radioterapi
Tipe-tipe radioterapi menurut
American Cancer Society
2014 terbagi atas
terapi internal dan terapi eksternal yaitu sebagai berikut : A.
Terapi Internal
a. Brachyterapy
Terapi ini adalah terapi yang sumbernya ditempatkan didalam tubuh. Sumber terapinya seperti implant yang ditanamkan dalam tubuh dalam bentuk kabel, kapsul,
ataupun tabung plastik.
Brachyterapy
dapat digunakan untuk semua tipe kanker. Dengan menggunakan
high dose rate
HDR
Brachyterapy
, mesin radioterapi akan menyampaikan zat radioaktif ke tumor dengan dosis tinggi secara cepat. Pasien yang
Universitas Sumatera Utara
menjalani terapi ini biasanya dapat tinggal di rumah sakit sehari atau tiga hari untuk pemulihan.
B. Terapi Eksternal
a.
Stereotactic Radiosurgery SRS
Terapi ini digunakan untuk memberi ketepatan dosis yang diberikan terhadap area yang ditargetkan. Terapi ini bisa digunakan untuk beberapa indikasi tumor otak.
Terapi ini dapat digunakan untuk pengobatan tumor yang tidak dimungkinkan untuk melaksanakan operasi. SRS ini dapat diberikan pada daerah kecil pada jaringan
tumor, tanpa mengganggu daerah yang normal di sekitar tumor. Sinar radiasi dapat diberikan dari arah yang bebeda sehingga dapat memberi terapi maksimal dari terapi
tumor dalam sekali pengobatan. b.
Intensity Modulated Radiation Therapy IMRT
Terapi ini menggunakan komputer dalam penanganannya untuk memberi gambaran tumor dari berbagai arah yang berbeda dengan menggunakan akselerator
linear khusus dalam berbagai sudut. Terapi ini memberi dosis maksimal pada daerah yang bermasalah tanpa merusak daerah yang normal di sekitarnya. Terapi ini biasa
digunakan pada terapi di otak, paru-paru, leher dan prostat. c.
No-exit Dose Proton Beam Therapy
Terapi ini menggunakan radiasi proton untuk membunuh sel sel kanker.
Acyvlotron
adalah salah satu penghasil energi proton yang tinggi dalam terapi ini. Sinar radiasi proton dapat ditujukan tepat pada daerah tumor tetapi dapat sedikit
membahayakan daerah yang normal di sekitar tumor.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3. Efek Samping Radioterapi
Menurut
American Cancer Society
2014 efek yang ditimbulkan oleh radioterapi adalah :
a. Perubahan perilaku
b. Depresi
c. Kerontokan rambut
d. Kelelahan
e. Mual dan muntah
f. Masalah seksual
g. Gangguan kulit
h. Gangguan pola tidur
2.2.4. Dosis Radioterapi
Jumlah dosis radioterapi menggunakan skala pengukuran Gray Gy, dan sangat bergantung pada tipe dan stadium kanker yang akan diterapi, dan faktor yang
beresiko pada pasien. Umumnya dosis 2 Gy atau lebih sedikit diberikan 5 hari setiap minggu di Amerika utara dan Eropa Barett, 2009.
Universitas Sumatera Utara
2.3. Kelainan Kulit Dan Radioterapi 2.3.1. Faktor Resiko Timbulnya Reaksi Kulit
Menurut
St James Institute Of Oncology
2011 timbulnya reaksi kulit dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik sebagai berikut :
1.Faktor Intrinsik a.
Umur b.
Nutrisi c.
Merokok dan alcohol d.
Penyakit penyerta e.
Obesitas f.
Infeksi
2. Faktor Ekstrinsik
a. Dosis radioterapi
b. Radiosensitivitas
c. Faktor kimia, suhu, dan mekanis.
2.3.2. Patofisiologi Kelainan Kulit Dan Radioterapi
Proses patofisiologi dari timbulnya kelainan kulit menurut Jennifer l .Harper
et al
, 2004 dijelaskan sebagai berikut : 1.
Efek awal dari proses radioterapi biasanya timbul lamanya sekitar 90 hari. 2.
Pada minggu ke-2 sampai dengan minggu ke-4 akan timbul kekeringan kulit, bulu rambut yang terkelupas, perubahan pigmentasi dan eritema.
3. Kekeringan kulit dan proses pengelupasan bulu rambut akibat sinar radiasi
yang merusak kelenjar sebaseous dan folikel rambut pada lapisan kulit,
Universitas Sumatera Utara
sedangkan hiperpigmentasi diakibatkan stimulasi melanosit pada epidermal, eritema kulit akibat dari proses sitokin yang memediasi proses
inflamasi melepaskan mediator inflamasi pada tubuh. 4.
Mingu ke –3 sampai dengan minggu ke-6, lapisan basal akan habis pada
daerah yang teradiasi, bersamaan dengan aktivitas mitotik yang meningkat, akibatnya akan timbul deskuamasi kering pada kulit berupa
pruritus. 5.
Sel basal tidak akan dapat menghasilkan sel-sel baru untuk menggantikan yang lama, dan akan timbul deskuamasi lembab akibat rusaknya lapisan
epidermis yang akan memunculkan edema dan eksudat pada minggu ke-4 sampai dengan minggu ke -5.
6. Efek akhir yang muncul selama lebih dari 90 hari terkadang bisa
memunculkan kerusakan pada lapisan dermis yaitu berupa atropi dan fibrosis karena menurunnya fibroblast dan reabsorbsi serat kolagen pada
lapisan dermis. 7.
Telangiektasis dapat berkembang 6 bulan sampai beberapa tahun setelah selesai radioterapi dimana akan muncul daerah yang menonjol, dilatasi,
berdinding tipis yang terlihat di kulit akibat pembuluh darah kecil kehilangan sel endotel sehinnga atropi pada daerah tersebut.
8. Setelah perubahan kulit akut kulit menjadi normal bisa dalam beberapa
bulan dan tahun bergantung dari tingkat keparahan radiasi yang diberikan.
2.3.3. Skala Ukur Reaksi Kulit
Kondisi kulit setelah proses radioterapi menurut Cox
et al
1995 dapat diklasifikasikan berdasarkan
Radiation Therapy Oncology Group
RTOG sebagai berikut
Universitas Sumatera Utara
RTOG Skin Reaction Observation
Effect In
Skin Cell
Tidak ada
perubahan warna kulit
1 Ada eritema tumpul atau
samar, kaku kulit dan gatal-gatal
2 Eritema jelas,deskuamasi
kerin, nyeri, gatal, kulit kaku
2,5 Deskuamasi
lembab merata,
eksudat kuninghijau pucat, nyeri
dengan bengkak
3 Deskuamasi
lembab menyatu jelas, eksudat
kuninghijau pucat, nyeri dengan bengkak
4 Ulserasi,
pendarahan, nekrosis jarang terlihat
Gambar 2.2 Dikutip dari
St.James Institute Of Oncology
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dibahas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Radioterapi Kelainan
kulitRadioder matitis
1. Bentuk radiodermatitis
2.Jenis kelamin 3.Usia
4. Lama terapi 5. Jenis terapi
Universitas Sumatera Utara
3.2. Definisi Operasional
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk radiodermatitis, jenis kelamin, usia, dosis radioterapi, dan lama radioterapi.
1. Bentuk radiodermatitis
Definisi : Bentuk radiodermatitis adalah gambaran kelainan kulit pada daerah yang di radioterapi pada pasien yang menjalani radioterapi
Cara ukur : Mengambil dari data rekam medis Alat ukur : Data-data dari rekam medis
Hasil ukur : Gambaran radiodermatitis yang dijumpai pada pasien Skala ukur : Nominal
2. Jenis kelamin
Definisi : Jenis kelamin adaah perbedaan antara laki-laki dan perempuan Cara ukur : Mengambil data rekam medis
Alat ukur : Data-data dari rekam medis Kategori : Jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan
Skala ukur : Nominal
3. Usia
Definisi : Usia adalah umur pasien pada saat pertama mengalami radiodermatitis Cara ukur : Mengambil data dari rekam medis
Alat ukur : Data-data dari rekam medis Kategori : 20-40 tahun, 40 tahun
Skala ukur : Nominal
Universitas Sumatera Utara
4. Lama radioterapi
Definisi : Lama radioterapi adalah waktu pasien menjalani radioterapi mulai dari awal sampai munculnya radiodermatitis
Cara ukur : Mengambil data dari rekam medis Alat ukur : Data-data dari rekam medis
Hasil ukur : Lama waktu pasien menjalani radioterapi Skala ukur : Nominal
5. Jenis terapi
Definisi : Jenis terapi adalah jenis terapi pasien saat menjalani radioterapi
Cara Ukur : Mengambil data rekam medis Alat
– alat ukur : Data – data rekam medis Kategori : Jenis terapi Brachytherapy dan Radiasi Eksterna
Skala ukur : Nominal
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian