Karakteristik Pasien Radiodermatitis di RSUP H. Adam Malik Medan Januari 2014- Agustus 2015

(1)

KARAKTERISTIK PASIEN RADIODERMATITIS

DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN JANUARI 2014- AGUSTUS 2015

Oleh :

MUHAMMAD FACHRUL ROZI LUBIS 120100056

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

KARAKTERISTIK PASIEN RADIODERMATITIS

DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN JANUARI 2014- AGUSTUS 2015 KARYA TULIS ILMIAH

“ Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran ”

Oleh :

MUHAMMAD FACHRUL ROZI LUBIS 120100056

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(3)

(4)

ABSTRAK

Pendahuluan : Radiodermatitis adalah salah satu kelainan ataupun efek samping

yang ditimbulkan pada pasien yang menjalani radioterapi. Hal tersebut sering ditemukan pada pasien yang menjalani radioterapi karena efek dari radiasi yang diberikan. Efek yang timbul dapat berbagai macam dan dapat membahayakan jika tidak ditangani dengan tepat. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana karakteristik radiodermatitis pada pasien di RSUP H. Adam Malik Medan Januari 2014- Agustus 2015.

Metode : Penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan penelitian potong

lintang. Teknik pengambilan sampel ini adalah total sampling yaitu melibatkan seluruh pasien yang menjalani radioterapi di RSUP H. Adam Malik Medan Januari 2014 – Agustus 2015. Dari 87 pasien yang menjalani radioterapi terdapat 18 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data kemudian dianalisis menggunakan aplikasi SPSS.

Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik pasien yang mengalami

radiodermatitis pada kisaran umur 56-65 tahun sebanyak 9 orang, gambaran terbanyak radiodermatitis adalah kulit kemerahan sebanyak 12 orang, Jenis terapi brachytherapy dan terapi eksterna sebanyak 9 orang, lama terapi terbanyak pada 0-7 hari sebanyak 9 orang.

Kesimpulan : Semua kelainan kulit yang ditemukan harus ditentukan apakah berbahaya atau tidak pada pasien dan harus ada komunikasi antara departemen yang bersangkutan untuk tindakan selanjutnya. Selain itu, informasi keseluruhan pasien harus lengkap.


(5)

ABSTRACT

Introduction: Radiodermatitic is one disorder or side effects in patient undergoing

radiotherapy. It is often found in patient underwent radiotherapy due to the effects of radiation are given. The effect can be a wide range and can be dangerous if not handled properly. Therefore, the aim of this study was to determine how to the characteristics of radiodermatitic in patient at Adam Malik Hospital January 2014-Agustus 2015.

Methods: This study is descriptive with the cross-sectional design. The sampling

technique this study is the total sampling that involves all the patient radiotherapy at the Adam Malik Hospital North Sumatera January 2014 – Agustus 2015. From 87 patient who underwent radiotherapy there were 18 patients who met the inclusion and exclusion criteria. Data were analyzing using SPSS.

Result: The result showed that the characteristics of patient with radiodermatitic the

age range of 56-65 years as many as nine people, most radiodermatitic picture is reddish as many as 12 people, type of brachytherapy and external therapy were 9 people, long therapy the most in 0-7 days 9 people.

Conclusions: All the skin disorders were found to be determined whether or not

harmful to patients and there should be communication between the departments concerned for further action.In addition, the overall patient information must be complete.

Key words: Radiodermatitic, Reddish, Brachytherapy, External therapy.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis hasil penelitian ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memaparkan landasan pemikiran dan segala konsep menyangkut penelitian yang akan dilaksanakan. Penelitian yang akan dilaksanakan ini berjudul “ Karakteristik Pasien Radiodermatitis di RSUP H. Adam Malik Medan Januari 2014- Agustus 2015 “.

Dalam penyelesaian karya tulis hasil penelitian ini penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc(CTM), Sp.A(K), selaku rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu dr. Ariyati Yosi, M.Ked(KK), Sp.KK, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak arahan dan masukan kepada penulis sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Bapak dr. Yudha Sudewo, Sp.OG selaku dosen penguji I yang telah memberikan petunjuk-petunjuk serta nasihat-nasihat dalam penyempurnaan penulisan karya tulis ilmiah ini.


(7)

5. Bapak dr. Bambang Prayugo, Sp.B, selaku dosen penguji II yang telah memberikan petunjuk- petunjuk serta nasihat-nasihat dalam penyempurnaan karya tulis ilmiah ini.

6. Ibu dr. Bugis Mardina, Sp.A(K), selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing selama menempuh pendidikan.

7. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara atas bimbingan selama perkuliahan hingga penyelesaian studi dan juga penulisan karya tulis ilmiah ini.

8. Seluruh staf administrasi di RSUP H. Adam Malik Medan yang telah membantu kelancaran dan terlaksananya penelitian ini.

9. Orang tua penulis yang telah membesarkan dengan penuh kasih sayang dan tiada bosan-bosannya mendoakan serta memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis dan pendidikan.

10. Rekan satu tim bimbingan penelitian Alfinyanto Utama dan Alfin Yap yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, saran, kritik, dukungan materi dan moril dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

11. Rekan-rekan mahasiswa FK USU stambuk 2012 yang telah memberi saran, kritik, dukungan moril dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis hasil penelitian ini masih belum sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan karya tulis hasil penelitian ini.

Medan, 4 Desember 2015

Penulis


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR SINGKATAN ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB1 PENDAHULUAN……… 1

1.1.Latar Belakang……… 1

1.2. Rumusan Masalah……….. 3

1.3. Tujuan Penelitian………. 3

1.3.1. Tujuan Umum……… 3


(9)

1.4. Manfaat Penelitian……….. 4

1.4.1. Bagi Peneliti……… 4

1.4.2. Bagi Masyarakat……….. 4

1.4.3. Bagi Keilmuan………. 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………... 5

2.1. Kulit………... 5

2.1.1. Definisi Kulit……… 5

2.1.2. Lapisan Kulit……… 6

2.1.3. Fungsi Kulit……….. 9

2.2. Radioterapi……… 10

2.2.1. Definisi Radioterapi……… 10

2.2.2. Tipe –Tipe Radioterapi……… 11

2.2.3. Efek Samping Radioterapi……… 13

2.2.4. Dosis Radioterapi………... 13

2.3. Kelainan Kulit Dan Radioterapi……… 14

2.3.1. Faktor Resiko Timbulnya Kelainan Kulit……… 14

2.3.2. Patofisiologi Kelainan Kulit Dan Radioterapi……… 14

2.3.3. Skala Ukur Reaksi Kulit……… 15


(10)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL…………. 17

3.1. Kerangka Konsep Penelitian………. 17

3.2. Definisi Operasional………... 18

3.2.1. Bentuk Radiodermatitis……….. 18

3.2.2. Jenis Kelamin………...18

3.2.3. Usia………...18

3.2.4. Lama Radioterapi ………... 19

3.2.5. Jenis Terap …… ……… 19

BAB 4 METODE PENELITIAN………..… 20

4.1. Jenis Penelitian……….20

4.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian………. 20

4.3. Populasi Dan Sampel Penelitian……… 20

4.3.1. Populasi………20

4.3.2. Sampel……… 20


(11)

4.5. Metode Pengolahan Data……… 21

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………..22

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian……….22

5.2. Deskripsi Karakteristik Responden……….22

5.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……... 22

5.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia……… 23

5.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Radiodermatitis………….. 24

5.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Terapi……… 24

5.2.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Terapi……… 25

5.3. Pembahasan……… 25

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN………..…… 27

6.1. Kesimpulan………..27

6.2. Saran………28

DAFTARPUSTAKA………29

LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.2 Skala Ukur Reaksi Kulit 15

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan 22 Jenis Kelamin

Tabel 5.2 Distibusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan 23 Kelompok Usia

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan 24 Gambaran Radiodermatitis

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan 24 Jenis Terapi

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan 25 Lama Terapi


(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1. Lapisan Kulit 7

Gambar 2.2. Skala Ukur Reaksi Kulit 15


(14)

DAFTAR SINGKATAN

HDR High Dose Rate

IARC International Agency For Research On Cancer

WHO World Health Organization


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Daftar Riwayat Hidup LAMPIRAN 2 Data Induk

LAMPIRAN 3 Hasil Output SPSS LAMPIRAN 4 Persetujuan Komite Etik

LAMPIRAN 5 Surat Keterangan RSUP H. Adam Malik Medan


(16)

ABSTRAK

Pendahuluan : Radiodermatitis adalah salah satu kelainan ataupun efek samping

yang ditimbulkan pada pasien yang menjalani radioterapi. Hal tersebut sering ditemukan pada pasien yang menjalani radioterapi karena efek dari radiasi yang diberikan. Efek yang timbul dapat berbagai macam dan dapat membahayakan jika tidak ditangani dengan tepat. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana karakteristik radiodermatitis pada pasien di RSUP H. Adam Malik Medan Januari 2014- Agustus 2015.

Metode : Penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan penelitian potong

lintang. Teknik pengambilan sampel ini adalah total sampling yaitu melibatkan seluruh pasien yang menjalani radioterapi di RSUP H. Adam Malik Medan Januari 2014 – Agustus 2015. Dari 87 pasien yang menjalani radioterapi terdapat 18 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data kemudian dianalisis menggunakan aplikasi SPSS.

Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik pasien yang mengalami

radiodermatitis pada kisaran umur 56-65 tahun sebanyak 9 orang, gambaran terbanyak radiodermatitis adalah kulit kemerahan sebanyak 12 orang, Jenis terapi brachytherapy dan terapi eksterna sebanyak 9 orang, lama terapi terbanyak pada 0-7 hari sebanyak 9 orang.

Kesimpulan : Semua kelainan kulit yang ditemukan harus ditentukan apakah berbahaya atau tidak pada pasien dan harus ada komunikasi antara departemen yang bersangkutan untuk tindakan selanjutnya. Selain itu, informasi keseluruhan pasien harus lengkap.


(17)

ABSTRACT

Introduction: Radiodermatitic is one disorder or side effects in patient undergoing

radiotherapy. It is often found in patient underwent radiotherapy due to the effects of radiation are given. The effect can be a wide range and can be dangerous if not handled properly. Therefore, the aim of this study was to determine how to the characteristics of radiodermatitic in patient at Adam Malik Hospital January 2014-Agustus 2015.

Methods: This study is descriptive with the cross-sectional design. The sampling

technique this study is the total sampling that involves all the patient radiotherapy at the Adam Malik Hospital North Sumatera January 2014 – Agustus 2015. From 87 patient who underwent radiotherapy there were 18 patients who met the inclusion and exclusion criteria. Data were analyzing using SPSS.

Result: The result showed that the characteristics of patient with radiodermatitic the

age range of 56-65 years as many as nine people, most radiodermatitic picture is reddish as many as 12 people, type of brachytherapy and external therapy were 9 people, long therapy the most in 0-7 days 9 people.

Conclusions: All the skin disorders were found to be determined whether or not

harmful to patients and there should be communication between the departments concerned for further action.In addition, the overall patient information must be complete.

Key words: Radiodermatitic, Reddish, Brachytherapy, External therapy.


(18)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Radioterapi adalah salah satu metoda pengobatan penyakit yang bersifat ganas (maligna) dengan menggunakan sinar peng-ion. Metoda pengobatan ini mulai digunakan orang sebagai salah satu regimen pengobatan tumor ganas, kanker stadium lanjut, segera setelah ditemukannya sinar-X oleh WC Rontgen, sifat-sifat radioaktivitas oleh Becquerel dan radium oleh Pierre dan Marie Curie, yaitu pada akhir abad ke – 19 (Radiologi diagnostik, 2009). Kesuksesan pengobatan radioterapi dimulai pertama kali pada salah satu pasien dengan indikasi basal cell epithelioma

pada tahun 1899 (Abeloff, Armitage, Niederhuber, Kastan, & McKenna, 2008). Hal tersebut terjadi karena efek dari radiasi yang akan mempengaruhi semua sel yang ada dalam tubuh seseorang, dimana sel–sel normal akan lebih mampu pulih dari efek radiasi tersebut dibandingkan dengan sel-sel kanker atau sel yang tidak normal menolak untuk pulih dari efek tersebut sehingga menghambat perkembangan sel menjadi lebih ganas (Damrot et all, 2009).

Menurut WHO (2008) ada sekitar 3125 orang yang menjalani radioterapi dalam kurun waktu 1976-2007 yang tersebar di AS, Amerika latin, Asia, dan Eropa. Dalam kurun waktu 1992-2007 ada sekitar 4616 orang yang menjalani radioterapi tersebar di Australia, Eropa, Kanada, AS dan Inggris.

Pengobatan ini juga tidak terlepas dari efek samping yang ditimbulkannya. Efek samping tersebut timbul bervariasi berdasarkan faktor imunitas tubuh seseorang, area tubuh seseorang yang diterapi, durasi waktu pelaksanaan radioterapi, dan dosis radioterapi yang diterima seseorang. Hal tersebut membuat setiap orang berbeda dalam menerima efek terapi, sehingga setiap orang memiliki sifat toleransi yang


(19)

berbeda terhadap efek tersebut (Delaney et all, 2005). Efek samping yang ditimbulkan bisa bersifat dini, lambat, maupun lokal. Salah satunya efek yang sering dijumpai dari beberapa efek samping yang ditimbulkan oleh radioterapi adalah timbulnya masalah kelainan kulit. Ada beberapa efek lain yang ditimbulkan selain masalah kelainan kulit, yaitu gangguan tidur, masalah pencernaan, kerontokan rambut, gangguan pertumbuhan tulang, dan timbulnya masalah seksual (Canadian Cancer Society, 2015). Efek samping ini terjadi dalam waktu yang berbeda bisa beberapa hari, beberapa minggu sesudah terapi radiasi. Tetapi umumnya paling banyak efeknya timbul dalam waktu lebih kurang 2 bulan setelah selesai terapi radiasi. Paling lama efek yang ditimbulkan oleh terapi tersebut bisa mencapai tahunan setelah penyelesaian pengobatan (Canadian Cancer Society, 2015). Dari beberapa penelitian yang dilakukan hampir 87 %, pasien yang mengalami radioterapi dengan berbagai faktor resikonya mengalami masalah kelainan kulit dari yang sedang sampai berat (Harris et all, 2011). Survei yang dilakukan sekitar tahun 1990 di Inggris dilaporkan bahwa lebih dari 80% mengalami masalah kelainan kulit, walaupun tidak selalu dalam kondisi yang berat (Barkham,1993). Reaksi yang terjadi sekitar 80-90% adalah reaksi eritema pada pasien tersebut dan sekitar 10-15% ditemukan reaksi deskuamasi setelah dilakukan radioterapi (Porock & Kristjanson, 1999).

Berdasarkan uraian diatas, diketahui bahwa masalah kelainan kulit adalah salah satu masalah yang sering dijumpai pada kasus-kasus pasien yang menjalani radioterapi dan juga belum adanya data mengenai bagaimana karakteristik kelainan kulit pada pasien yang menjalani radioterapi terutama di daerah Sumatera Utara maka dari itulah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai karakteristik pasien radiodermatitis di RSUP H. Adam Malik Medan Januari 2014 – Agustus 2015.


(20)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

Bagaimanakah karakteristik pasien radiodermatitis di RSUP H. Adam Malik Medan Januari 2014 – Agustus 2015

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui karakteristik pasien radiodermatitis di RSUP H. Adam Malik Medan Januari 2014 – Agustus 2015

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran radiodermatitis pada pasien

2. Mengetahui karakteristik pasien radiodermatitis berdasarkan jenis kelamin 3. Mengetahui karakteristik pasien radiodermatitis berdasarkan usia

5. Mengetahui distribusi pasien radiodermatitis berdasarkan lama terapi 6. Mengetahui distribusi pasien radiodermatitis berdasarkan jenis terapi


(21)

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Peneliti

1. Mengetahui jenis kelainan kulit pada pasien radioterapi di RSUP H. Adam Malik Medan

2. Menambah bidang keilmuan peneliti khususnya terhadap ilmu penyakit kulit dan kelamin

1.4.2. Bagi Masyarakat

1. Untuk memberi jawaban akan pertanyaan masyarakat khususnya pada pasien radioterapi akan timbulnya kelainan kulit tersebut.

2. Untuk menambah pengetahuan masyarakat terhadap kelainan kulit tersebut khususnya pada pasien radioterapi.

1.4.3. Bagi Keilmuan

1. Sebagai data dasar untuk membuktikan kebenaran timbulnya efek kelainan kulit pada pasien radioterapi.


(22)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kulit

2.1.1. Definisi Kulit

Marwali Harahap (2013), mengemukakan bahwa kulit adalah merupakan pembungkus yang elastik yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan. Kulit juga merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas ukurannya, yaitu 15 persen dari berat tubuh dan luasnya 1,50-1,75 m. Menurut Syarif M. Wasitaatmadja (2011), mengemukakan bahwa kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit juga merupakan organ yang melindungi seluruh bagian tubuh dari lingkungan luar, pada saat kulit memungkinkan untuk terpapar lingkungan luar (Fitzpatrick, 2003). Kulit bersifat dinamis, kompleks, dan terintegrasi mengatur sel, jaringan, dan elemen lainnya yang menyusun berbagai fungsi kulit (Fitzpatrick, 2003). Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat kira – kira 15% berat tubuh. Rata rata tebal kulit 1-2 mm. Paling tebal (6 mm) terdapat di telapak tangan dan kaki dan paling tipis (0,5 mm) terdapat di penis (Marwali Harahap, 2013).

Warna kulit berbeda beda, dari kulit yang berwarna terang, pirang dan hitam, warna merah muda pada telapak kaki dan tangan bayi, serta warna hitam kecokelatan pada genitalia orang dewasa (Syarif M. Wasitaatmadja, 2011). Demikian pula kulit bervariasi mengenai lembut, tipis dan tebalnya. Kulit yang elastik dan longgar terdapat pada palpebra, bibir dan perineum, kulit yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan tangan dewasa. Kulit yang tipis terdapat pada muka, yang berambut kasar terdapat pada kepala ( Syarif M. Wasitaatmadja, 2011).


(23)

Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu lapisan epidermis atau kutikel, lapisan dermis, dan lapisan subkutis. Tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan subkutis, subkutis ditandai dengan adanya jaringan ikat longgar dan adanya sel dan jaringan lemak (Tortora, Derrickson , 2009).

2.1.2. Lapisan Lapisan Kulit

Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok, yaitu epidermis, dermis atau korium, dan jaringan subkutis atau subkutan.

1 . Epidermis

Epidermis terbagi atas empat lapisan menurut Marwali Harahap (2013) a. Lapisan basal atau stratum germinativum

b. Lapisan malpighi atau stratum spinosum c. Lapisan granular atau stratum granulosum d. Lapisan tanduk atau stratum korneum

Pada telapak kaki dan tangan terdapat lapisan tambahan di atas lapisan granular yaitu stratum lusidum atau lapisan sel sel jernih. Lapisan basal terdiri dari satu lapis sel-sel yang kuboid yang tegak lurus terhadap dermis. Didalam sel terdapat sitoplasma yang basofilik dengan inti yang besar dan lonjong, dan berwarna hitam. Sel-sel basal ini tersusun sebagai tiang pagar (palisade). Lapisan basal ini merupakan lapisan paling bawah dari epidermis dan berbatasan dengan dermis. Dalam lapisan ini juga terdapat lapisan melanosit yang nantinya akan membentuk melanin. Melanin berfungsi melindungi kulit terhadap sinar matahari. Semua ras mempunyai jumlah melanosit yang sama, perbedaan warna kulit bergantung pada kegiatan melanosit. Lapisan malpighi merupakan lapisan epidermis yang paling tebal dan kuat. Terdiri dari sel-sel poligonal yang dilapisan atas menjadi lebih gepeng. Sel-sel mempunyai protoplasma yang menonjol yang terlihat seperti duri- duri (Junquera, 2012). Lapisan granular terdiri dari satu sampai empat baris sel-


(24)

sel berbentuk intan, berisi butir butir keratohialin yang basofilik (Junquera, 2012). Lapisan tanduk terdiri dari 20-25 lapis sel sel tanduk tanpa inti, gepeng, tipis, dan mati. Lapisan ini dilapisi dan dikelilingi oleh lemak yang mencegah cairan masuk kedalam lapisan ini. Pada lapisan ini selnya 20% terdiri dari berbeda dengan lapisan paling bawah dengan kandungan air 70% pada selnya (Donald C. Rizzo, 2001). Lapisan epidermis memiliki ketebalan 0,4-1,5 mm dari ketebalan penuh kulit sekitar 1,5-4,0 mm (Fitzpatrick, 2013). Epidermis juga mengandung : (a) kelenjar ekrin, (b) kelenjar apokrin, (c) kelenjar sebaseous, (d) rambut, dan (e) kuku (Syarif M. Wasitaatmadja, 2011).

Gambar 2.1

(Dikutip dari tensando.wodpress.com) 2. Dermis

Lapisan dermis adalah lapisan pendukung yang berupa jaringan ikat yang mengandung struktur khusus yang langsung berada di bawah lapisan epidermis, dengan perbedaan variasi ketebalan, lapisan tipis (0,6 mm) berada di kelopak mata, dan lapisan yang tebal (3 mm atau lebih) berada di bagian belakang, telapak tangan dan kaki (David J. Gawkrodger, 2002). Lapisan dermis adalah merupakan gabungan sistem organ yang berserabut, berserat, difus, dan bagian jaringan ikat yang


(25)

mengakomodasi saraf, pembuluh darah, dan dengan berbagai macam tipe sel, termasuk fibroblast, mast sel, dan sel imun tubuh (Fitzpatrick, 2013). Secara garis besar menurut Syarif M.Wasitaatmadja (2011) dermis dibagi menjadi 2 bagian yakni: A. Lapisan papiler: yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah.

B. Lapisan retikulare: yaitu bagian dibawahnya yang menonjol ke arah subkutan, bagian ini terdiri atas serabut serabut penunjang misalnya serabut kolagen, elastin, dan retikulin. Serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan dalam jumlah besar dan serabut elastin berkurang menyebabkan kulit terjadi kehilangan kelemasannya dan tampak mempunyai banyak keriput.

3. Subkutis

Lapisan subkutis adalah lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak dan lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya (David Perdanakusumah, 2007). Sel-sel terbanyak adalah liposit yang menghasilkan banyak lemak (Marwali Harahap, 2013). Sel sel lemak lemak merupakan sel bulat besar, dengan nilai inti terdesak ke pinggir sitoplasma lemak yang bertambah (Syarif M. Wasitaatmadja, 2011).

Jaringan subkutan mengandung saraf, pembuluh darah, limfe, kantung rambut, dan di lapisan atas jaringan subkutan terdapat kelenjar keringat (Marwali Harahap, 2013). Fungsi jaringan subkutan adalah penyekat panas, bantalan terhadap trauma, dan tempat penumpukan energi.


(26)

2.1.3. Fungsi Kulit

Kulit mempunyai fungsi bermacam-macam untuk menyesuaikan tubuh dengan lingkungan. Fungsi kulit adalah sebagai :

A. Pelindung

Jaringan tanduk sel-sel epidermis paling luar membatasi masuknya benda-benda dari luar dan keluarnya cairan berlebihan dari tubuh. Melanin yang memberi warna pada kulit melindungi kulit dari akibat buruk sinar ultra violet (Marwali Harahap, 2013 ).

B. Pengatur suhu

Di waktu suhu dingin, perederan darah di kulit berkurang guna mempertahankan suhu badan. Pada waktu suhu panas, peredaran darah di kulit meningkat dan terjadi penguapan keringat dan kelenjar keringat, sehingga suhu tubuh dapat di jaga tidak terlalu panas (Marwali Harahap, 2013).

C. Penyerap

Kulit dapat menyerap bahan bahan tertentu seperti gas dan zat yan larut dalam lemak, tetapi air dan elektrolit sukar masuk melalui kulit. Zat-zat yang larut melalui lemak lebih mudah masuk kedalam kulit dan masuk ke dalam peredaran darah, karena dapat bercampur dengan lemak yang menutupi permukaan kulit. Masuknya zat-zat tersebut melalui folikel rambut dan sedikit sekali yang masuk melalui folikel keringat (Marwali Harahap, 2013).


(27)

D. Indera perasa

Indera perasa di kulit terjadi karena rangsangan terhadap saraf sensoris dalam kulit. Fungsi indera perasa yang pokok adalah merasakan nyeri, perabaan, panas, dan nyeri (Marwali Harahap, 2013).

E. Fungsi pergetahan

Kulit diiputi oleh 2 jenis pergetahan, yaitu sebum dan keringat. Getah sebum dihasilkan oleh kelenjar sebaseus dan keringat dihasilkan oleh kelenjar keringat. Sebum adalah sejenis zat lemak yang membuat kulit menjadi lentur (Marwali Harahap, 2013).

F. Sintesis vitamin D

Kulit dapat mengubah 7 dihidroksil kolesterol dengan pertolongan sinar matahari . Tetapi kebutuhan akan vitamin D tidak cukup hanya dari hal tersebut, sehingga pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan (Graham, 2011).

2.2. Radioterapi

2.2.1. Definisi Radioterapi

Radioterapi adalah salah satu mekanisme terapi yang menggunakan energi atau partikel tinggi dari sinar-x untuk membunuh sel kanker (Massachusetts Cancer Center, 2011). Menurut Adrijono dikutip dari Sinopsis Kanker Ginekologik (2003), radioterapi adalah terapi menggunakan radiasi yang memanfaatkan sinar pengion (Sinar-x, sinar gamma) dan partikel lain (neutron, proton, dll) untuk mematikan sel- sel kanker tanpa akibat fatal pada jaringan sehat di sekitarnya. Terapi radiasi ini akan mematikan sel sel kanker jika mencapai dosis tertentu .


(28)

Radioterapi digunakan sebagai salah satu modalitas utama penanganan kanker menurut Massachusetts Cancer Center (2011) didasarkan sebagai berikut :

a. Penanganan awal untuk menyusutkan tumor sebelum dilakukan pembedahan

b. Sebagai proteksi daerah di sekitar tumor sebelum dilakukan pembedahan c. Untuk menghilangkan sisa sisa sel kanker sesudah dilakukan pembedahan d. Diberikan bersamaan dengan kemoterapi untuk membuat sel kanker lebih

sensitif dalam pemberian radioterapi

e. Sesudah kemoterapi untuk membunuh sisa sisa sel kanker f. Untuk mengontrol gejala seperti nyeri ataupun pendarahan

Durasi dalam pemberian radioterapi disesuaikan dengan tipe, posisi, ukuran dari kanker yang ditemukan. Pemberian radioterapi bisa diberikan hanya sekali saja dalam penangannnya, tetapi biasanya dalam pengobatannya bisa diberikan lebih dari sekali diikuti dengan durasi waktu yang lama (Barett, 2009).

2.2.2. Tipe Tipe Radioterapi

Tipe-tipe radioterapi menurut American Cancer Society (2014) terbagi atas

terapi internal dan terapi eksternal yaitu sebagai berikut : A. Terapi Internal

a. Brachyterapy

Terapi ini adalah terapi yang sumbernya ditempatkan didalam tubuh. Sumber terapinya seperti implant yang ditanamkan dalam tubuh dalam bentuk kabel, kapsul, ataupun tabung plastik. Brachyterapy dapat digunakan untuk semua tipe kanker. Dengan menggunakan high dose rate (HDR) Brachyterapy, mesin radioterapi akan menyampaikan zat radioaktif ke tumor dengan dosis tinggi secara cepat. Pasien yang


(29)

menjalani terapi ini biasanya dapat tinggal di rumah sakit sehari atau tiga hari untuk pemulihan.

B. Terapi Eksternal

a. Stereotactic Radiosurgery (SRS)

Terapi ini digunakan untuk memberi ketepatan dosis yang diberikan terhadap area yang ditargetkan. Terapi ini bisa digunakan untuk beberapa indikasi tumor otak. Terapi ini dapat digunakan untuk pengobatan tumor yang tidak dimungkinkan untuk melaksanakan operasi. SRS ini dapat diberikan pada daerah kecil pada jaringan tumor, tanpa mengganggu daerah yang normal di sekitar tumor. Sinar radiasi dapat diberikan dari arah yang bebeda sehingga dapat memberi terapi maksimal dari terapi tumor dalam sekali pengobatan.

b. Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT)

Terapi ini menggunakan komputer dalam penanganannya untuk memberi gambaran tumor dari berbagai arah yang berbeda dengan menggunakan akselerator linear khusus dalam berbagai sudut. Terapi ini memberi dosis maksimal pada daerah yang bermasalah tanpa merusak daerah yang normal di sekitarnya. Terapi ini biasa digunakan pada terapi di otak, paru-paru, leher dan prostat.

c. No-exit Dose Proton Beam Therapy

Terapi ini menggunakan radiasi proton untuk membunuh sel sel kanker.

Acyvlotron adalah salah satu penghasil energi proton yang tinggi dalam terapi ini. Sinar radiasi proton dapat ditujukan tepat pada daerah tumor tetapi dapat sedikit membahayakan daerah yang normal di sekitar tumor.


(30)

2.2.3. Efek Samping Radioterapi

Menurut American Cancer Society (2014) efek yang ditimbulkan oleh radioterapi adalah :

a. Perubahan perilaku b. Depresi

c. Kerontokan rambut d. Kelelahan

e. Mual dan muntah f. Masalah seksual g. Gangguan kulit h. Gangguan pola tidur

2.2.4. Dosis Radioterapi

Jumlah dosis radioterapi menggunakan skala pengukuran Gray (Gy), dan sangat bergantung pada tipe dan stadium kanker yang akan diterapi, dan faktor yang beresiko pada pasien. Umumnya dosis 2 Gy atau lebih sedikit diberikan 5 hari setiap minggu di Amerika utara dan Eropa (Barett, 2009).


(31)

2.3. Kelainan Kulit Dan Radioterapi

2.3.1. Faktor Resiko Timbulnya Reaksi Kulit

Menurut St James Institute Of Oncology (2011) timbulnya reaksi kulit dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik sebagai berikut :

1.Faktor Intrinsik a. Umur b. Nutrisi

c. Merokok dan alcohol d. Penyakit penyerta e. Obesitas

f. Infeksi

2. Faktor Ekstrinsik a. Dosis radioterapi b. Radiosensitivitas

c. Faktor kimia, suhu, dan mekanis.

2.3.2. Patofisiologi Kelainan Kulit Dan Radioterapi

Proses patofisiologi dari timbulnya kelainan kulit menurut Jennifer l .Harper

et al , (2004) dijelaskan sebagai berikut :

1. Efek awal dari proses radioterapi biasanya timbul lamanya sekitar 90 hari. 2. Pada minggu ke-2 sampai dengan minggu ke-4 akan timbul kekeringan

kulit, bulu rambut yang terkelupas, perubahan pigmentasi dan eritema. 3. Kekeringan kulit dan proses pengelupasan bulu rambut akibat sinar radiasi

yang merusak kelenjar sebaseous dan folikel rambut pada lapisan kulit,


(32)

sedangkan hiperpigmentasi diakibatkan stimulasi melanosit pada epidermal, eritema kulit akibat dari proses sitokin yang memediasi proses inflamasi melepaskan mediator inflamasi pada tubuh.

4. Mingu ke–3 sampai dengan minggu ke-6, lapisan basal akan habis pada daerah yang teradiasi, bersamaan dengan aktivitas mitotik yang meningkat, akibatnya akan timbul deskuamasi kering pada kulit berupa pruritus.

5. Sel basal tidak akan dapat menghasilkan sel-sel baru untuk menggantikan yang lama, dan akan timbul deskuamasi lembab akibat rusaknya lapisan epidermis yang akan memunculkan edema dan eksudat pada minggu ke-4 sampai dengan minggu ke -5.

6. Efek akhir yang muncul selama lebih dari 90 hari terkadang bisa memunculkan kerusakan pada lapisan dermis yaitu berupa atropi dan fibrosis karena menurunnya fibroblast dan reabsorbsi serat kolagen pada lapisan dermis.

7. Telangiektasis dapat berkembang 6 bulan sampai beberapa tahun setelah selesai radioterapi dimana akan muncul daerah yang menonjol, dilatasi, berdinding tipis yang terlihat di kulit akibat pembuluh darah kecil kehilangan sel endotel sehinnga atropi pada daerah tersebut.

8. Setelah perubahan kulit akut kulit menjadi normal bisa dalam beberapa bulan dan tahun bergantung dari tingkat keparahan radiasi yang diberikan.

2.3.3. Skala Ukur Reaksi Kulit

Kondisi kulit setelah proses radioterapi menurut Cox et al (1995) dapat diklasifikasikan berdasarkan Radiation Therapy Oncology Group (RTOG) sebagai berikut


(33)

RTOG Skin Reaction Observation Effect In Skin Cell

0 Tidak ada perubahan warna kulit

1 Ada eritema tumpul atau samar, kaku kulit dan gatal-gatal

2 Eritema jelas,deskuamasi kerin, nyeri, gatal, kulit kaku

2,5 Deskuamasi lembab merata, eksudat kuning/hijau pucat, nyeri dengan bengkak

3 Deskuamasi lembab

menyatu jelas, eksudat kuning/hijau pucat, nyeri dengan bengkak

4 Ulserasi, pendarahan, nekrosis ( jarang terlihat)

Gambar 2.2 (Dikutip dari St.James Institute Of Oncology)


(34)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dibahas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Radioterapi

Kelainan kulit(Radioder matitis)

1. Bentuk radiodermatitis 2.Jenis kelamin 3.Usia

4. Lama terapi 5. Jenis terapi


(35)

3.2. Definisi Operasional

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk radiodermatitis, jenis kelamin, usia, dosis radioterapi, dan lama radioterapi.

1. Bentuk radiodermatitis

Definisi : Bentuk radiodermatitis adalah gambaran kelainan kulit pada daerah yang di radioterapi pada pasien yang menjalani radioterapi

Cara ukur : Mengambil dari data rekam medis Alat ukur : Data-data dari rekam medis

Hasil ukur : Gambaran radiodermatitis yang dijumpai pada pasien Skala ukur : Nominal

2. Jenis kelamin

Definisi : Jenis kelamin adaah perbedaan antara laki-laki dan perempuan Cara ukur : Mengambil data rekam medis

Alat ukur : Data-data dari rekam medis

Kategori : Jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan Skala ukur : Nominal

3. Usia

Definisi : Usia adalah umur pasien pada saat pertama mengalami radiodermatitis Cara ukur : Mengambil data dari rekam medis

Alat ukur : Data-data dari rekam medis Kategori : 20-40 tahun, >40 tahun Skala ukur : Nominal


(36)

4. Lama radioterapi

Definisi : Lama radioterapi adalah waktu pasien menjalani radioterapi mulai dari awal sampai munculnya radiodermatitis

Cara ukur : Mengambil data dari rekam medis Alat ukur : Data-data dari rekam medis

Hasil ukur : Lama waktu pasien menjalani radioterapi Skala ukur : Nominal

5. Jenis terapi

Definisi : Jenis terapi adalah jenis terapi pasien saat menjalani radioterapi Cara Ukur : Mengambil data rekam medis

Alat – alat ukur : Data – data rekam medis

Kategori : Jenis terapi Brachytherapy dan Radiasi Eksterna Skala ukur : Nominal


(37)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan

cross sectional (studi potong lintang) yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien radiodermatitis di RSUP H. Adam Malik Medan Januari 2014 sampai bulan Agustus 2015.

4.2. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian dilakanakan di RSUP H. Adam Malik Medan selama bulan Agustus – Desember 2015.

4.3 . Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi

Populasi target penelitian ini adalah seluruh pasien yang menjalani radioterapi di RSUP H. Adam Malik Medan. Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah pasien yang menjalani radioterapi dan timbul kelainan kulit di tempat yang terkena radioterapi di RSUP H. Adam Malik Medan Januari 2014 sampai bulan Agustus 2015.

4.3.2. Sampel

Sampel penelitian adalah subyek yang diambil dari populasi terjangkau yang berada di lingkungan RSUP H.Adam Malik Medan selama penelitian berlangsung serta memenuhi kriteria inklusi dan serta tidak termasuk dalam kriteria eksklusi. Adapun kriteria inklusi dan ekslusi dalam penelitian ini adalah :


(38)

1. Kriteria Inklusi

a. Data rekam medik pasien radioterapi yang mengalami radiodermatitis.

2. Kriteria Eksklusi

Data rekam medis pasien radioterapi yang tidak mencakup: a. Gambaran radiodermatitis

b. Jenis Kelamin c. Usia pasien d. Dosis radioterapi e. Lama radioterapi

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik Total Sampling

yaitu dengan melibatkan seluruh pasien yang menjalani radioterapi di RSUP H. Adam Malik Medan Januari 2014 sampai Agustus 2015.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh langsung dari bagian rekam medis pada rekam medis pasien radioterapi RSUP H. Adam Malik Medan Januari 2014 sampai Agustus 2015.

4.5. Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan SPSS. Analisis data deskriptif diolah dalam bentuk distribusi dan frekuensi berbentuk persentase.


(39)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah di RSUP Haji Adam Malik Medan yang beralamat di jalan Bunga Lau No. 17 Medan, Kotamadya Medan. Pengambilan data dilakukan di ruangan Instalasi Rekam Medis RSUP Haji Adam Malik Medan pada tanggal 13 September 2015 – 21 September 2015. Data diambil dengan mengunakan rekam medis berdasarkan judul penelitian dan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan.

5.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Subjek penelitian ini adalah seluruh pasien yang menjalani radioterapi di RSUP Haji Adam Malik Medan. Dari seluruh jumlah pasien yang didapatkan dari tahun 2014 sampai bulan Agustus tahun 2015 terdapat sekitar 87 pasien yang menjalani radioterapi. Dari total 87 pasien yang menjalani radioterapi, terdapat 18 pasien radioterapi yang dijadikan sampel dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Berdasarkan kriteria, didapatkan sebaran subjek penelitian sebagai berikut :

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Nomor Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (Orang) (%)

1 Laki-Laki 0 0.0%

2 Perempuan 18 100%

Total 18 100


(40)

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa penelitian ini diikuti oleh perempuan dan laki-laki yang menjalani radioterapi di RSUP Haji Adam Malik Medan. Seperti yang terlihat dari tabel diatas, responden berjenis kelamin laki-laki memiliki frekuensi dan persentasenya yaitu 0 orang dengan persentase (0,0%), sedangkan responden berjenis kelamin perempuan memiliki frekuensi dan persentasenya yaitu 18 orang dengan persentase (100%).

Berdasarkan Usia, didapatkan sebaran subjek penelitian sebagai berikut :

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Usia

Nomor Usia Frekuensi Persentase (Orang) (%)

1 <35 0 0%

2 35-45 1 5,6%

3 46-55 8 44,4%

4 56-65 9 50,0%

5 >65 0 0%

Total 18 100

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sebaran subjek penelitian berdasarkan umur didapatkan bahwa pasien yang mengalami radiodermatitis paling banyak terdapat pada kisaran umur 56-65 tahun sebanyak 9 orang (50%), dan paling sedikit pada usia 35-45 pada kisaran umur 35-45 sebanyak 1 orang (5,6%).

Berdasarkan gambaran radiodermatitis, didapatkan sebaran subjek penelitian sebagai berikut:


(41)

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Gambaran Radiodermatitis.

Nomor Gambaran Frekuensi Radiodermatitis (Orang)

1 Kulit kemerahan 12

2 Kulit kering 4

3 Hiperpigmentasi 1

4 Lesi 1

Total 18

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa ada berbagai macam kelainan kulit yang dijumpai dari berbagai macam subjek penelitian, Dari tabel diatas terlihat bahwa kelainan kulit pada pasien yang menjalani radioterapi paling sering dijumpai adalah kulit kemerahan sebanyak 12 orang dan paling sedikit adalah hiperpigmentasi dan lesi sebanyak 1 orang. Berdasarkan Jenis Terapi, didapatkan sebaran subjek penelitian sebagai berikut : Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Terapi. Nomor Jenis Terapi Frekuensi Persentase (Orang) (%) 1 Brachyterapy 9 50%

2 Radiasi Eksterna 9 50%

Total 18 100

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa jenis terapi pada pasien yang menjalani radioterapi terdiri dari 2 jenis yaitu Brachyterapy (Radiasi Internal) dan Radiasi


(42)

Eksternal. Pada tabel dijumpai bahwa jenis terapi pada subjek penelitian ini adalah sama jumlahnya yaitu Brachyterapy pada subjek penelitian ini sebanyak 9 orang dengan persentase (50%), dan jenis terapi lain yaitu radiasi eksterna pada subjek penelitian ini juga sebanyak 9 orang dengan persentase (50%).

Berdasarkan lama terapi, didapatkan sebaran subjek penelitian sebagai berikut:

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Terapi.

Nomor Lama Terapi Frekuensi Persentase (Orang) (%)

1 0-7 hari 9 50,0%

2 8-14 hari 7 38,9%

3 15-21 hari 2 11,1 %

4 >21 hari 0 0,0%

Total 18 100

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa lama terapi pada subjek penelitian yang menjalani radioterapi sampai waktu timbulnya radiodermatitis dijumpai terbanyak pada 0-7 hari sebanyak 9 orang dengan persentase (50,0%), dan paling sedikit pada 15-21 hari sebanyak 2 orang (11,1%).

5.3. Pembahasan

Dari hasil pembahasan ini didapatkan bahwa jenis kelamin didalam penelitian ini terbanyak dijumpai adalah perempuan dengan jumlah 18 orang sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan yang menjalani radioterapi yang memiliki efek salah satunya radiodermatitis berbeda 26% di beberapa negara berkembang (WHO, 2008).


(43)

Perkembangan kasus radiodermatitis salah satunya yang memberi dampak besar akibat radioterapi dan kanker meningkat dari tahun ke tahun. Perbandingan jumlah antara laki-laki dan perempuan tercatat sekitar 14,1 juta kasus yang meningkat di tahun 2008 sebanyak 12,7 juta kasus dan sebanyak 7,6 juta meninggal dunia (IARC, 2012). Pasien-pasien yang mengalami radiodermatitis di dalam penelitian ini berada dalam usia > 40 tahun dan berada dalam rentang usia terbanyak 45-65 tahun dan terbanyak pada usia 55 tahun dan usia 60 tahun.

Radiodermatits yang dijumpai didalam penelitian ini adalah kulit kemerahan, kulit kering, hiperpigmentasi, dan lesi dengan lebih banyak dijumpai adalah kulit kemerahan. Penelitian yang dilakukan oleh Humira Maryam dan Zarnaz Wahid (2013) di Pakistan bahwa kelainan kulit yang muncul berupa pigmentasi 64%, eritema 45%, deskuamasi 26%, dan beberapa kelainan kulit lain seperti telangiektasi juga dijumpai. Hampir sekitar 95 % pasien yang menjalani radioterapi akan mengalami radiodermatitis dan 87% radiodermatitis yang sedang sampai berat dialami sesudah terapi (McQuestion, 2006). Jenis terapi yang dilakukan di dalam penelitian ini terdapat jumlah yang sama antara terapi internal maupun terapi yang diberikan secara eksternal. Hal tersebut menurut American Cancer Society (2014), terapi yang diberikan pada beberapa pasien yang menjalani radioterapi secara umum adalah terapi internal dan terapi eksternal, dan pemberian terapi internal maupun terapi eksternal disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit tersebut (American Cancer Society, 2014). Dalam penelitian ini lama terapi yang dimulai dari awal sampai timbul radiodermatitis tersebut terbanyak hampir terjadi lebih kurang selama satu minggu atau selama 7 hari. Menurut penelitian yang dilakukan Hymes et al

(2006), bahwa eritema sebagai kelainan kulit yang terbanyak ditemukan dapat terjadi beberapa jam atau beberapi hari setelah radioterapi dilakukan. Kulit kering ataupun gatal-gatal dapat terjadi sesudah 3 minggu ataupun setelah diberikan dosis terapi 30 Gy yang merusak regenerasi lapisan sel basal (Richardson et all, 2005).


(44)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 . Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian dari data yang diperoleh, adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

1. Didapatkan total subjek penelitian dari 87 responden terdapat 18 orang yang memenuhi kriteria baik kriteria inklusi maupun eksklusi

2. Dari total 18 orang subjek penelitian yang memenuhi kriteria baik inklusi maupun eksklusi didapatkan jumlah perempuan dengan total 18 orang (100%), sementara laki-laki tidak ada (0%)

3. Dari jumlah kelainan kulit yang dijumpai akibat radioterapi ataupun radiodermatitis terlihat bahwa kelainan kulit pada pasien yang menjalani radioterapi paling sering dijumpai adalah kulit kemerahan sebanyak 12 orang dan paling sedikit lesi dan hiperpigmentasi sebanyak 1 orang. 4. Dari usia didapatkan pada penelitian bahwa pasien yang menjalani

radioterapi paling banyak terdapat pada pada kisaran umur 56-65 tahun sebanyak 9 orang (50%), dan paling sedikit pada kisaran umur 35 – 45 sebanyak 1 orang.

5. Jenis terapi yang diberikan pada subjek penelitian adalah sama jumlahnya yaitu Brachyterapy pada subjek penelitian ini sebanyak 9 orang dengan persentase (50%), dan jenis terapi lain yaitu radiasi eksterna pada subjek penelitian ini juga sebanyak 9 orang dengan persentase (50%).

6. Lama terapi yang dilakukan sampai timbulnya radiodermatitis adalah pada 0-7 hari sebanyak 9 orang dengan persentase (50,0%), dan paling


(45)

sedikit adalah pada 15 – 21 hari sebanyak 2 orang dengan persentase (11,1%)

6.2. Saran

Beberapa hal yang dapat direkomendasikan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi Subjek Penelitian

Semua pasien yang menjalani radioterapi harus mengetahui bahwa kelainan kulit yang dijumpai setelah menjalani radioterapi harus diperhatikan, walaupun hanya kemerahan setiap pasien yang mendapati hal tersebut harus menindaklanjutinya apakah efek yang terjadi tersebut bersifat bahaya atau tidak.

2. Bagi Rumah sakit

Data yang ada terutama didalam rekam medis lebih lengkap sehingga data yang digunakan di dalam penelitian dapat lebih valid.


(46)

DAFTAR PUSTAKA

Abeloff, M.D., Armitage,J.O., Niederhuber,J.E., Kastan, M.B., Mc Kenna, W.G., 2008. The Rationale For Fractionation In Radiotherapy. Clinical Journal Of Oncology Nursing 17 (4) : 412-417

Adrijono, 2003. Sinopsis Kanker Ginekologi. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

American Cancer Society, 2014. Understanding Radiatiomn Theraphy : A Guide for Patient and Families. National Cancer Institute.

Barret, Ann., Dobbs, Jane., Morris, Stephen., Roques, Tom., 2009. Practical Radiotherapy Planning. 4 ed. UK : Hodder Arnold, 25-26

Barckham, A., 1993. Management of Skin Reaction during Radiotheraphy: A Study of Nursing Practice. European Journal of Cancer Care 8 :143-153

Burns.T., Brown, R.G., 2011. Lecture Notes : Dermatology. 10 ed. USA : Wiley- Blackwell

Canadian Cancer Society, 2015. Radiation Theraphy : A Guide for P eople with Cancer. Canada : Canadian Cancer Society

Cox, et all, 1995. Involving Patients in the Monitoring of Radiotheraphy- Induce Skin Reaction. JCN, 27(4) :16-18

Damrot, et all, 2009. The Rationale For Fractionation In Radiotherapy. Clinical Journal Of Oncology Nursing 17 (4) : 412-417

Delaney, et all., 2005. Involving Patients In the Monitoring of Radiotherapy- Induce Skin Reactions. JCN, 27 (4) : 16-18

Eroschenko,V.P., 2012. Atlas Histologi diFiore. Ed 11. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Galukrodger, D.J., 2002. Delmar’s Fundamentals of Anatomy & Physiology. USA : Delmar Thomson Learning, 116-118


(47)

Harper, J.L., Franklin, L.E., Jenrette J.M., Aguero, E.G., 2004. Skin Toxicity During Breast Irradiation : Pathophysiology and Management, Southern Medical Journal. Available from : http:// www. Medscape.com/view article/493434 [Accessed 2 Mei 2015]

Harris, et all., 2005. Involving Patient in the Monitoring of Radiotheraphy- Induced Skin Reactions. JCN, 27(4) : 16-18

Hymes, S. R., Strom, E. A., Fife, C., 2006. Radiation Dermatitis: Clinical Presentation, Pathophysiology, and Treatment. Journal of The American Academy of Dermatology, 54(1) : 28-46

Maryum, H., Wahid, Z., Ahmed. I., Alam. M. Z., 2013. Frequency of Cutaneous Manifestation of Radiotherapy. Pakistan. Journal of Pakistan Association of Dermatologist : 371-377

McQuestion, M., 2006. Evidence –Based Skin Care Management in Radiation Therapy. Seminars in Oncology Nursing, 22(3) : 163-173

Massachusetts Cancer Center, 2011. Your Guide to Radiation Therapy. Massachusetts General Hospital

Porock,D., Kristjanson L., 1999. Skin Reactions During Radiotherapy for Breast Cancer : The Use and Impact of Topical Agents and Dressings. European Journal of Cancer Care 8 :143-153

Perdanakusumah, D.S., 2007. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka. Surabaya : Airlangga University Press, 1-3

Rasad, Sjahriar., 2009. Radiologi Diagnostik. Ed 2. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Richardson, et all., 2005. Aloe Vera for Preventing Radiation- Induced Skin Reactions: A Systemic Literature Review. Clinical Oncology, 17: 478-484 Rizzo,D.C., 2001. Delmar’s Fundamentals of Anatomy & Physiology. USA : Delmars

Thompson Learning, 116-118

St. James Institute of Oncology, 2011. Managing Radiotherapy, Induced Skin Reactions. The Leeds Teaching Hospitals NHS Trust


(48)

Tortora, G.J., Derrickson,B., 2009. Principles of Anatomy and Physiology : 12 Ed. USA : John Wiley & Sons

Wasitaatmadja, S.M., 2011. Faal Kulit. Dalam : Djuanda,A (eds). Ilmu P enyakit Kulit dan Kelamin. Ed 6. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : 3-8 World Health Organization. 2008. Radiotherapy Risk Profile. Geneva : WHO Press Wolff, Klaus., Goldswith.L.A., Katz,S.I., Gilchrest, B.A., Paller. A.S., leffell,D.J.,

2003. Fitzpatricks Dermatology In General Medicine : 7 Ed. USA : Mc. Graw.Hil


(49)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Muhammad Fachrul Rozi Lubis

Tempat / Tanggal Lahir : Delitua / 28 Januari 1995

Agama : Islam

Alamat : Jl. Setia No. 10 B Delitua, Deli Serdang

Telepon : 083808493924

Orang tua : Ayah : H. Alimuddin Lubis

Ibu : Hj. Fauziah Said Rangkuti Spd.I Riwayat Pendidikan : SD Negeri 1 Delitua 2000-2003

SD Swasta YPI Delitua 2003-2006 SMP Negeri 2 Delitua 2006-2009 SMA Swasta Eria Medan 2009-2012 Fakultas Kedokteran USU 2012-Sekarang


(50)

Riwayat Organisasi : Pengurus Harian PHBI / BKM Ar-Rahmah 2013- Sekarang


(51)

Lampiran 2 Data Induk

59.87.52 60 Perempuan kulit kering Brachtherapy 3 56-65 0-7 54.89.60 53 Perempuan kulit kemerahan radiasi

eksterna

10 46-55 8-14 58.40.72 57 Perempuan kulit kemerahan Brachtherapy 5 56-65 0-7 60.21.76 63 Perempuan kulit kemerahan Brachtherapy 3 56-65 0-7 59.15.80 60 Perempuan kulit kemerahan radiasi

eksterna

11 56-65 8-14 59.24.83 56 Perempuan kulit kering Brachtherapy 3 56-65 0-7 61.71.01 52 Perempuan kulit kemerahan radiasi

eksterna

10 46-55 8-14 59.96.44 51 Perempuan Lesi Brachtherapy 5 46-55 0-7 60.19.40 63 Perempuan kulit kemerahan Brachtherapy 4 56-65 0-7 58.93.35 46 Perempuan kulit kering Brachtherapy 3 46-55 0-7 59.86.18 55 Perempuan kulit kemerahan radiasi

eksterna

10 46-55 8-14 54.39.94 55 Perempuan kulit kemerahan Brachtherapy 2 46-55 0-7 55.52.92 60 Perempuan kulit kemerahan radiasi

eksterna

13 56-65 8-14 58.80.72 56 Perempuan kulit kemerahan radiasi

eksterna

13 56-65 8-14 62.17.77 38 Perempuan kulit kering Brachtherapy 4 35-45 0-7 62.42.00 55 Perempuan kulit kemerahan radiasi

eksterna

15 46-55 15-21 63.30.19 64 Perempuan kulit kemerahan radiasi

eksterna

20 56-65 15-21 62.47.27 50 Perempuan hiperpigmentasi radiasi

eksterna

12 46-55 8-14


(52)

Lampiran 3 Output SPSS Frequencies

Statistics umur baru

N Valid 18

Missing 0

umur baru

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

35-45 1 5.6 5.6 5.6

46-55 8 44.4 44.4 50.0

56-65 9 50.0 50.0 100.0

Total 18 100.0 100.0

Frequencies

Statistics lamaterapibr

N Valid 18


(53)

Lamaterapibr

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

0-7 9 50.0 50.0 50.0

8-14 7 38.9 38.9 88.9

15-21 2 11.1 11.1 100.0

Total 18 100.0 100.0

jenis terapi responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Brachtherapy 9 50.0 50.0 50.0

radiasi eksterna 9 50.0 50.0 100.0

Total 18 100.0 100.0

jenis kelamin responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid perempuan 18 100.0 100.0 100.0

gambaran radiodermatitis responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

hiperpigmentasi 1 5.6 5.6 5.6

kulit kemerahan 12 66.7 66.7 72.2

kulit kering 4 22.2 22.2 94.4

Lesi 1 5.6 5.6 100.0

Total 18 100.0 100.0


(54)

(55)

(1)

Riwayat Organisasi : Pengurus Harian PHBI / BKM Ar-Rahmah 2013-

Sekarang


(2)

Lampiran 2

Data Induk

59.87.52 60 Perempuan kulit kering Brachtherapy 3 56-65 0-7 54.89.60 53 Perempuan kulit kemerahan radiasi

eksterna

10 46-55 8-14 58.40.72 57 Perempuan kulit kemerahan Brachtherapy 5 56-65 0-7 60.21.76 63 Perempuan kulit kemerahan Brachtherapy 3 56-65 0-7 59.15.80 60 Perempuan kulit kemerahan radiasi

eksterna

11 56-65 8-14 59.24.83 56 Perempuan kulit kering Brachtherapy 3 56-65 0-7 61.71.01 52 Perempuan kulit kemerahan radiasi

eksterna

10 46-55 8-14 59.96.44 51 Perempuan Lesi Brachtherapy 5 46-55 0-7 60.19.40 63 Perempuan kulit kemerahan Brachtherapy 4 56-65 0-7 58.93.35 46 Perempuan kulit kering Brachtherapy 3 46-55 0-7 59.86.18 55 Perempuan kulit kemerahan radiasi

eksterna

10 46-55 8-14 54.39.94 55 Perempuan kulit kemerahan Brachtherapy 2 46-55 0-7 55.52.92 60 Perempuan kulit kemerahan radiasi

eksterna

13 56-65 8-14 58.80.72 56 Perempuan kulit kemerahan radiasi

eksterna

13 56-65 8-14 62.17.77 38 Perempuan kulit kering Brachtherapy 4 35-45 0-7 62.42.00 55 Perempuan kulit kemerahan radiasi

eksterna

15 46-55 15-21 63.30.19 64 Perempuan kulit kemerahan radiasi

eksterna

20 56-65 15-21 62.47.27 50 Perempuan hiperpigmentasi radiasi

eksterna


(3)

Lampiran 3

Output SPSS

Frequencies

Statistics umur baru

N Valid 18

Missing 0

umur baru

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

35-45 1 5.6 5.6 5.6

46-55 8 44.4 44.4 50.0

56-65 9 50.0 50.0 100.0

Total 18 100.0 100.0

Frequencies

Statistics lamaterapibr

N Valid 18


(4)

Lamaterapibr

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

0-7 9 50.0 50.0 50.0

8-14 7 38.9 38.9 88.9

15-21 2 11.1 11.1 100.0

Total 18 100.0 100.0

jenis terapi responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Brachtherapy 9 50.0 50.0 50.0 radiasi eksterna 9 50.0 50.0 100.0

Total 18 100.0 100.0

jenis kelamin responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid perempuan 18 100.0 100.0 100.0

gambaran radiodermatitis responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent hiperpigmentasi 1 5.6 5.6 5.6 kulit kemerahan 12 66.7 66.7 72.2


(5)

(6)