Uji Autokorelasi Uji Multikolinieritas

70

2. Uji Glejser

Uji Glejser dilakukan dengan cara meregres seluruh variabel independen dengan Nilai Absolute Residual absut sebagai variabel independennya. Model regresi yang bebas dari heteroskedastisitas adalah model yang nilai signifikan 0.05. Tabel 4.3 Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Unstandardized Coefficients t Sig B Std. Eror Beta 1 Constant CAR FDR NPF PDPK BOPO UB 1,451 -,007 -,003 -,030 ,004 -,005 -,064 1,553 ,015 ,010 ,059 ,011 ,008 ,081 -,140 -,077 -,130 ,095 -,153 -,209 ,934 -,449 -,303 -,510 -,370 -,560 -,794 ,359 ,657 ,765 ,615 ,714 ,581 ,435 a. Dependent Variable: ABS_RES Berdasarkan Uji Glejser pada tabel 4.3 tersebut terlihat bahwa variabel independen CAR, FDR, NPF, PDPK, BOPO dan UB sudah bebas dari gejala heteroskedastisitas yang ditunjukkan dengan tingkat signifikansi 0,05.

4.2.2.3 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Dalam penelitian ini digunakan Uji Durbin-Watson untuk menguji ada tidaknya masalah autokorelasi. 71 Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 ,443 a ,196 ,003 ,76083 2,205 a. Predictors: Constant, UB, PDPK, NPF, FDR, BOPO, CAR b. Dependent Variable: PDM Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Pada hasil Uji Autokorelasi dalam tabel 4.4 menunjukkan nilai statistik Durbin-Watson DW sebesar 2,205. Pada penelitian ini diperoleh nilai batas atas du sebesar 1,9093 dan bila tidak ada autokorelasi kurang dari 4-du = 4-1,9093 = 2,0907. Sehingga dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi diantara periode yang satu dengan periode yang lainnya.

4.2.2.4 Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya kolerasi hubungan antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel independen. Uji multikolinieritas dilakukan dengan melihat Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF. Nilai Cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance 0,1 sedangkan nilai Variance Inflation Factor VIF 10. Dari hasil pengujian model regresi diperoleh hasil untuk masing-masing variabel sebagai berikut: 72 Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Unstandardized Coefficients t Sig Collinearity Statistics B Std. Eror Beta Tolerance VIF 1 Constant CAR FDR NPF PDPK BOPO UB 3,709 ,035 ,028 ,036 -,008 ,005 ,098 2,903 0,29 0,18 0,111 ,020 ,016 ,151 ,366 ,371 ,080 -,101 ,083 ,165 1,278 1,215 1,501 ,323 -,405 ,315 ,647 ,213 ,236 ,146 ,749 ,689 ,756 ,524 ,363 ,540 ,542 ,529 ,471 ,504 2,752 1,851 1,844 1,890 2,125 1,983 a. Dependent Variable: PDM Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Berdasarkan tabel 4.5 Dapat dilihat bahwa hasil Uji Variance Inflation Factor VIF untuk masing-masing variabel menunjukkan nilai kurang dari 10 VIF 10 dan nilai Tolerance lebih besar dari 0,1. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa model regresi dalam penelitian ini terbebas dari multikolinieritas. 4.2.3 Uji Hipotesis 4.2.3.1 Uji Signifikan Simultan Uji – F Uji - F bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Uji - F dicari dengan melihat F hitung dari tabel anova. Hipotesis: