21 mengenakan imbalan atas dasar prinsip syari’ah jual beli dan
bagi hasil sehingga bank ini sering juga dipersamakan dengan bank tanpa bunga.
2.1.3 Bank Syari’ah
2.1.3.1 Mekanisme Penghimpunan Dana Bank Syari’ah
Dalam  penghimpunan  dana,  bank  syari’ah  melakukan mobilisasi  dan  investasi  tabungan  dengan  cara  yang  adil  sehingga
keuntungan  yang  adil  dapat  dijamin  bagi  semua  pihak.  Tujuan mobilisasi  dana  merupakan  hal  penting  karena  Islam  secara  tegas
mengutuk penimbunan tabungan dan menuntut penggunaan sumber dana  secara  produktif  dalam  rangka  mencapai  tujuan  sosial
ekonomi  Islam.  Berkaitan  dengan  hal  diatas,  maka  prinsip  yang dianut  bank  syari’ah  dalam  penghimpunan  dana  adalah  sebagai
berikut:
Tabel 2.2 Prinsip Produk Dana
No Produk
Prinsip Return untuk Nasabah
1 2
3 Giro
Tabungan Deposito
Wadiah Titipan Wadiah Titipan
Mudharabah Bagi hasil
Mudharabah Muthlaqah,
Mudharabah Muqayyadah
Bonus sesuai kehendak nasabah
Bonus sesuai kehendak bank bagi hasil, dengan
nisbah Bagi hasil, dengan nisbah
bagi hasil, dengan nisbah.
22 Dalam  hal  ini,  bank  syari’ah  melakukannya  tidak  dengan
prinsip bunga riba, melainkan dengan prinsip-prinsip yang sesuai dengan  syariat  Islam,  terutama
Mudha rabah
bagi  hasil  dan Wadi’ah titipan Sumber dana bank syari’ah selain dari kegiatan
penghimpunan  dana,  tentunya  juga  dari  modal  disetor  sehingga keseluruhan sumber dana bank syari
’ah dapat dibagi menjadi: a.
Modal  disetor:  Bagian  besar  dari  sumber  dana  bank  syari’ah berasal  dari  modal  karena  bank  syari’ah  pada  dasarnya  adalah
sistem Islam yang berorientasi modal. Bentuk penyertaan modal dapat dilakukan dengan
Musyarakah Fi Sahm Asy-Syarikah
atau
Equity Participation
. b.
Rekening Giro: Bank syari’ah menerima simpanan dari nasabah dalam bentuk rekening giro
Current Account
untuk keamanan dan  kemudahan  pemakaiannya  dengan  prinsip
Al-Wadiah  Yad- Dhamanah
singkatnya Wadi’ah atau  titipan.
c. Rekening  Tabungan:  Bank  syari’ah  menerima  simpanan  dari
nasabah  dalam  bentuk  rekening  tabungan
Savings  Account
untuk  keamanan  dan  kemudahan  pemakaian,  seperti  rekening giro tetapi tidak se-fleksibel rekening giro karena nasabah tidak
dapat menarik dananya dengan cek. d.
Rekening  Investasi  Umum:  Bank  syari’ah  menerima  simpanan deposito  berjangka  dan  memasukkan  kedalam  rekening
investasi  umum
General  Investment  Account
dengan  prinsip
23
Mudharabah  Al-Muthlaqah
.  Investasi  umum  ini  sering  disebut juga sebagai investasi tidak terikat.
e. Rekening Investasi Khusus: Rekening investasi khusus biasanya
ditujukan  kepada  para  nasabahinvestor  besar  dan  institusi. Investasi khusus ini sering disebut juga sebagai investasi terikat.
f. Obligasi  Syari’ah:  Bank  syari’ah  dapat  pula  melakukan
pengerahan dana dengan menerbitkan obligasi syari’ah. Dengan obligasi  syari’ah,  bank  mendapatkan  alternatif  sumber  dana
berjangka  panjang  lima  tahun  atau  lebih  sehingga  dapat digunakan untuk pembiayaan-pembiayaan berjangka panjang.
2.1.3.2 Mekanisme Penyaluran Dana Bank Syari’ah