Analisis Statistik Deskriptif Analisis Regresi Berganda

43

3.6 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Sekunder. Data sekunder adalah Data yang diperoleh dari media elektronik atau secara tidak langsung dari sumbernya dan bukan diusahakan sendiri oleh penulis atau peneliti. Penggunaan data sekunder memberikan jaminan tidak adanya manipulasi data yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari laporan keuangan tahunan Bank Umum Syari’ah BUS selama periode 2011-2014, yang dapat diakses langsung melalui situs Bank Indonesia www.bi.go.id atau situs masing- masing bank syari’ah yang dijadikan sampel penelitian. Jenis laporan yang digunakan penulis menggunakan data eksternal, antara lain Neraca Keuangan, Laporan Laba-Rugi, Laporan Kualitas Aktiva produktif, Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dan Ikhtisar Keuangan. Sumber penunjang lainnya berupa jurnal yang diperlukan dan sumber-sumber lain yang dapat digunakan dalam penelitian ini.

3.6 Metode Analisis Data

3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis Statistik Deskriptif yang digunakan untuk menganalisis data adalah dengan cara mendiskripisikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis Statistik Deskriptif merupakan bentuk analisis yang digambarkan dengan pola yang konsisten dalam data. 44

3.7.2 Uji Asumsi Klasik

Karena data yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang mendasari model regresi. Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedatisitas. Masing-masing pengujian asumsi klasik tersebut secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

3.7.2.1 Uji Normalitas

Ghozali 2011 menyatakan bahwa Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji T dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilarang maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sample kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik atau uji statistik dengan tes One Sample Kolmogorov-Smirnov. Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan uji statistic Kolmogorov- Smirnov. Dalam uji One Sample Kolmogorov – Smirnov Test, residual yang mempunyai Asymp. Sig 2-tailed dibawah tingkat signifikan sebesar 0,05 probabilitas 0,05 diartikan bahwa variabel tersebut memiliki distribusi tidak normal dan sebaliknya.

3.7.2.2 Uji Multikolinearitas

Ghozali 2011 menyatakan bahwa Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel 45 independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Multikolinearitas, dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor VIF. Nilai cut-off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10.

3.7.2.3 Uji Autokorelasi

Ghozali 2011 menyatakan bahwa Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu eror pada periode 1 dengan kesalahan penggangu pada periode t-1 periode sebelumnya. Jika ada berarti terdapat autokorelasi. Gejala ini menimbulkan konsekuensi, yaitu interval keyakinan menjadi lebih lebar serta varians dan kesalahan standar akan ditafsir terlalu rendah. Data yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Pendekatan yang sering digunakan untuk menguji ada tidaknya autokorelasi adalah uji Durbin-Watson dan Run test . Jika nilai signifikansi 0,05 maka tidak terjadi autokorelasi dalam model regresi.

3.7.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Ghozali 2011 menyatakan bahwa Uji heteroskesdastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model Regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskesdastis. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskesdastis karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran kecil, sedang dan besar. 46

3.7.3 Uji Hipotesis

Untuk memudahkan perhitungan dalam penelitian ini, maka digunakan Uji - F, Uji - t dan uji koefisien determinasi.

3.7.3.1 Uji - F

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama simultan mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Pengujian ini menggunakan uji - F yaitu dengan membandingkan F hitung dengan F tabel. Uji ini dilakukan dengan syarat: a. Bila F hitung F tabel maka H0 diterima dan ditolak Ha, artinya bahwa secara bersama-sama variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen; b. Bila F hitung F tabel, maka H0 ditolak dan menerima Ha, artinya bahwa secara bersama-sama variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5. Analisis ini didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikansi F dengan nilai signifikansi 0,05 dengan syarat sebagai berikut: a. Jika signifikansi F 0,05 maka Ho ditolak yang berarti variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen; 47 b. Jika signifikansi F 0,05 maka Ho diterima yang berarti variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

3.7.3.2 Uji - t

Pada dasarnya, uji - t digunakan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji ini digunakan untuk melihat apakah suatu variabel independen bukan merupakan atau merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan syarat: a. Bila t hitung t tabel maka H0 diterima dan ditolak Ha, artinya bahwa secarabersama-sama variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen; b. Bila t hitung t tabel, maka H0 ditolak dan menerima Ha, artinya bahwa secara bersama-sama variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkat α yang digunakan penelitian ini menggunaka tingkat α sebesar 5. Analisis ini didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikansi t dengan nilai signifikansi 0,05 dengan syarat-syarat sebagai berikut: 48 a. Jika signifikansi t 0,05 maka Ho ditolak yang berarti variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen; b. Jika signifikansi t 0,05 maka Ho diterima yang berarti variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

3.7.3.3 Uji Koefisien Determinasi R²

Menurut Ghozali 2011 ―Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dapat menjelaskan variabel terikat. Nilai koefisien determinasi antara 0 dan 1. Nilai adjusted R² yang kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat sangat terbatas, begitu pula sebaliknya‖. Jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R² negatif, maka nilai adjusted R² dianggap bernilai nol. Secara matematis jika nilai R² = 1, maka adjusted R² = R² yaitu sama dengan 1. Sedangkan jika nilai R² = 0, maka adjusted R² = 1- kn-k. Jika k 1, maka adjusted R² akan bernilai negatif.

3.7.4 Analisis Regresi Berganda

Dalam penelitian ini menggunakan model statistik seperti dalam Farook dkk., 2009 yaitu analisis regresi berganda dengan metode Ordinary Least Square OLS. Analisis regresi berganda digunakan untuk 49 mengetahui keakuratan hubungan antara Profit Distribution Management variabel dependen dengan Rasio Kecukupan Modal KM, Effektivitas Dana Pihak Ketiga EDPK, Risiko Pembiayaan RP, Proporsi Dana Pihak Ketiga PDPK, Biaya Operasional per Pendapatan Operasional BOPO dan Ukuran Bank sebagai variabel yang mempengaruhi variabel independen dengan persamaan: Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + b6x6 + e Dimana: Y = Profit Distribution Management PDM a = Konstanta b1-b7 = Koefisien regresi masing-masing variabel independen x1 = Kecukupan Modal KM x2 = Efektivitas Dana Pihak Ketiga EDPK x3 = Resiko Pembiayaan RP x4 = Proporsi Dana Pihak Ketiga PDPK x5 = Biaya Operasional per Pendapatan Operasional BOPO x6 = Ukuran Bank e = Eror 50 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1 Bank Muamalat Indonesia BMI

PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia MUI dan Pemerintah Indonesia. Bank Muamalat Indonesia memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se- Indonesia ICMI dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar. Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syari’ah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan. Pada akhir tahun 90an,