10
- Respons perilaku dan emosi: tidak dapat duduk
tenang, tremor halus pada tangan, dan suara kadang- kadang meninggi
Cemas sedang -
Respon fisiologis: sering napas pendek, nadi ekstra sistol dan tekanan darah meningkat, mulut kering,
anoreksia, diarekonstipasi, sakit kepala, sering berkemih, dan letih
- Respon kognitif: memusatkan perhatiannya pada hal
yang penting dan mengesampingkan yang lain, lapang persepsi menyempit, dan rangsangan dari
luar tidak mampu diterima -
Respons perilaku dan emosi: gerakan tersentak- sentak, terlihat lebih tegang, bicara banyak dan
lebih cepat, susah tidur, dan perasaan tidak aman
Cemas berat -
Individu cenderung memikirkan hal yang yang kecil saja dan mengabaikan hal yang lain
- Respons fisiologis: napas pendek, nadi dan tekanan
darah naik,
berkeringat dan
sakit kepala,
penglihatan berkabut, serta tampak tegang -
Respon kognitif: tidak mampu berpikir berat lagi dan membutuhkan banyak pengarahantuntunan,
serta lapang persepsi menyempit -
Respons perilaku dan emosi: perasaan terancam meningkat dan komunikasi menjadi terganggu
verbalisasi cepat
Panik -
Respons fisiologis: napas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, serta
rendahnya koordinasi motorik -
Respons kognitif: gangguan realitas, tidak dapat berpikir logis, persepsi terhadap lingkungan
mengalami distorsi,
dan ketidakmampuan
memahami situasi
11
- Respons perilaku dan emosi: agitasi, mengamuk dan
marah, ketakutan, berteriak-teriak, kehilangan kendalikontrol
diri aktivitas
motorik tidak
menentu, perasaan terancam, serta dapat berbuat sesuatu yang membahayakan diri sendiri danatau
orang lain.
2.1.5 Alat Ukur Kecemasan
Kecemasan seseorang dapat diukur dengan menggunakan instrumen
HamiltonAnxiety Rating Scale
HARS,
Analog Anxiety Scale
,
Zung Self-Rating Anxiety Scale
ZSAS, dan
Trait Anxiety Inventory Form Z-I
STAI Form Z-I Kaplan Saddock,1998.
Menurut Hawari
2001 Untuk
mengetahui sejauh
mana tingkat
kecemasanseseorang apakah ringan, sedang, berat atau sangat berat dengan menggunakan alatukur yang dikenal dengan nama HARS
Hamilton Anxiety Rating Scale
. Nilai 0 = tidak ada gejala atau keluhan
Nilai 1 = gejala ringan Nilai 2 = gejala sedang
Nilai 3 = gejala berat Nilai 4 = gejala sangat berat
Penilaian derajat kecemasan score : 14 = tidak ada kecemasan
14 – 20 = kecemasan ringan
21 – 27 = kecemasan sedang
28 - 41 = kecemasan berat 42 - 56 = kecemasan berat sekali panic
2.1.6 Kecemasan Selama Kehamilan
Menurut Kusmiyati 2009, Peristiwa kehamilan adalah peristiwa fisiologisnamun proses tersebut dapat mengalami penyimpangan sampai berubah
menjadipatologis. Ada dua macam stressor, yaitu:
12
1. Stressor internal, meliputi kecemasan, ketegangan, ketakutan, penyakit, cacat,tidak percaya diri, perubahan penampilan, perubahan peran sebagai orang
tua, sikap ibu terhadap kehamilan, takut terhadap kehamilan persalinan, kehilangan pekerjaan.
2. Stressor eksternal: status marital, maladaptasi, relathionship, kasih sayang,support mental, broken home.Pada peristiwa kehamilan merupakan suatu
rentang waktu dimana tidak hanyaterjadi perubahan fisiologis, tetapi juga perubahan psikologis yang memerlukanpenyesuaian emosi, pola berfikir dan
perilaku yang berlanjut hingga bayi lahir.Trimester pertama sering dikatakan sebagai masa penentuan, saat inilah tugaspikologis pertama sebagai calon ibu
untuk dapat menerima kenyataan akankehamilannya. Selain itu, dampak dari peningkatan hormo estrogen dan progesteronpada tubuh ibu hamil akan
mempengaruhi perubahan pada fisik sehingga banyak ibuhamil yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan.Kekhawatiran orang tua
terhadap kesehatan anak berbeda-beda selama hamil. Kekhawatiran pertama timbul berkaitan dengan kemungkinan terjadinya
kegugguran.Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebihmeyakinkan bahwa dirinya hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada
tubuhnya akanselalu diperhatikan dengan seksama Kusmiyati, 2009. Reaksi psikologi danemosional wanita yang pertama kali hamil ditunjukkan dengan
adanya rasakecemasan, kegusaran, ketakutan, dan kepanikan. Diantara mereka ada yangberpikiran bahwa kehamilan merupakan ancaman maut yang menakutkan
danmembahayakan bagi diri mereka Huliana, 2006.Trimester kedua sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan, saat ibumerasa sehat. Quickening
mungkin menyerang wanita untuk memikirkan bayinnyasebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya. Pada trimester ini kecemasanyang terutama ialah
kemungkinan cacat pada anaknya Kusmiyati, 2009. Padaperiode ini perasaan cemas pun muncul kembali ketika melihat keadaan perutnyayang bertambah
besar, payudara semakin membesar, dan bercak-bercak hitam yangsemakin melebar. Perasaan cemas muncul karena mereka mengkhawatirkan
penampilannya akan rusak dan merasa takut suaminya tidak akan mencintai dirinyalagi Huliana, 2006.
13
Sejumlah ketakutan terlihat selama trimester ketiga. Wanita mungkin khawatirterhadap hidupnya dan bayinya, dia tidak tahu kapan akan melahirkan.
Mimpinyamencerminkan perhatian dan kekhawatirannya. Ibu hamil akan lebih sering bermimpitentang bayinya, anak-anak, persalinan, kehilangan bayi, atau
terjebak disuatu tempatkecil dan tidak bisa keluar. Ibu mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisikyang akan timbul pada waktu melahirkan. Rasa tidak
nyaman timbul kembali karenaperubahan body image yaitu merasa dirinya aneh dan jelek. Ibu memerlukan dukungan dari suami, keluarga dan bidan. Dan
menurut Musbikin 2005, semuakegelisahan mengenai keadaan bayi, sehingga menghasilkan mimpi yang bervariasi.Bayi yang cacat, sangat kecil atau sangat
besar misalnya, menggambarkan kecemasanakan kesehatan bayi.Wanita juga mengalami proses berduka seperti kehilangan perhatian dan hakistimewa yang
dimiliki selama kehamilan, terpisahnya bayi dari bagian tubuhnya, danmerasa kehilangan kandungan dan menjadi kosong. Perasaan mudah terluka jugaterjadi
pada masa ini wanita merasa canggung, jelek, tidak rapi, membutuhkanperhatian yang lebih besar dari pasangannya Kusmiyati, 2009.Perubahan mood dan
peningkatan sesitivitas terhadap orang lain akanmembingungkan mereka sendiri dan juga orang di sekelilingnya. Mudah tersinggung,menangis tiba-tiba, dan
ledakan kemarahan serta perasaan sukacita, kegembiraanyang luar biasa muncul silih berganti hanya karena suatu masalah kecil atau bahkanmasalah sama sekali
Kusmiyati, 2009. Penyebab perubahan mood ini kemungkinan karena perubahan
hormonaldalam kehamilan, ini hampir seperti pre menstrual syndrom atau selama menopause.Selain itu masalah seksual atau rasa takut terhadap nyeri melahirkan,
mungkin jugamenjadi penyebab perubahan mood Kusmiyati, 2009.Pada beberapa keadaan wanita yang biasanya mengeluh ketidaknyamananfisik dapat
mencari bantuan untuk mengatasi konflik peran ibu dan tanggungjawabnya. Pengkajian ebih lanjut tentang toleransi dan kemampuan koping perludilakukan
Lederman, 1984 dalam Kusmiyati, 2009.