Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Hak cipta adalah bagian dari sekumpulan hak yang dinamakan HKI yang pengaturannya terdapat dalam ilmu hukum dan dinamakan Hukum HKI. Menurut Pasal 1 1 UUHC, hak cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan perundang- undangan. Pelanggaran hak cipta merupakan penggunaan karya yang dilindungi hak cipta, yang melanggar hak ekslusif pemegang hak cipta, seperti hak untuk mereproduksi, mendistribusikan, menampilkan, atau memamerkan, atau membuat karya turunan tanpa seizin pemegang hak cipta. Pelanggaran hak cipta dapat berupa perbuatan mengambil, mengutip, merekam, memperbanyak, atau mengumumkan sebagian atau seluruh ciptaan orang lain, tanpa izin penciptapemegang hak cipta, atau yang dilarang undang-undang, atau melanggar perjanjian. 2. Bentuk-bentuk pelanggaran hak cipta yang sering terjadi di mal antara lain adalah pertama, pengelola mal memberi wewenang berupa persetujuan dan dukungan kepada penyewa mal untuk melanggar hak cipta, kedua, pengelola mengimpor barang-barang ciptaan yang dilindungi hak cipta dari luar negeri untuk dijual secara eceran atau didistribusikan. Contoh barang bajakan yang diimpor dari luar negeri adalah berupa patung, guci, dan perhiasan rumah Universitas Sumatera Utara lainnya dan ketiga, pengelola mal memperbolehkan mal nya untuk digunakan sebagai tempat memperjualbelikan semua barang-barang yang melanggar hak cipta. 3. Meskipun pengelola mal tidak melakukan pelanggaran hak cipta secara langsung namun jika ia membiarkan penyewa mal memperjualbelikan barang yang melanggar hak cipta ataupun hak terkait, si pengelola mal akan tetap dikenakan sanksi berupa denda. Sesuai dengan Pasal 114 UUHC dimana setiap pengelola mal yang membiarkan penyewa mal memperjualbelikan barang barang yang melanggar hak cipta akan dikenakan denda paling banyak Rp.100.000.00,00 seratus juta rupiah. Dengan diberlakukannya UUHC yang baru, bukan hanya pelaku pelanggaran saja yang dikenakan sanksi, pihak pengelola juga akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

B. Saran