4. Timbulnya ilusi tentang otonomi yang lebih besar. Para pembuat
kebijakan ekonomi tidak dapat mengabaikan pengaruh pelaksanaan kebijakan ekonomi terhadap kondisi nilai tukar valuta asing. Sebaliknya,
suatu depresiasi yang yang meningkatkan harga barang-barang impor akan mendorong kenaikan upah tenaga kerja. Hal ini akan meningkatkan
harga jual komoditi yang kemudian merangsang inflasi, yang selanjutnya meningkatkan tuntutan kenaikan upah yang lebih tinggi lagi. Oleh karena
itu, pada akhirnya sistem nilai tukar mengambang bebas dapat mempercepat reaksi harga terhadap kenaikan penawaran uang sistem
nilai tukar mengambang bebas tidak benar-benar memperkuat pengendalian terhadap tingkat penawaran riil uang.
3. Ekspor
Ekspor dalam suatu negara sering dianggap sebagai variabel eksogen. Eksogenitas ekspor dalam hal ini diartikan bahwa volume ekspor satu negara
bukan dipengaruhi oleh variabel-variabel domestik perekonomian negara tersebut, melainkan dipengaruhi oleh variabel ekonomi negara pengimpor.
Menurut Mankiw 2000:67 ekspor adalah berbagai barang yang diproduksi di dalam negeri dan dijual ke luar negeri. Ekspor mengakibatkan
aliran masuknya valuta asing dari luar negeri ke dalam negeri. Dengan demikian penawaran dolar di masyarakat akan meningkat yang mengakibatkan kurs rupiah
menguat. Penurunan nilai tukar mata uang akan membuat berbagai komoditas ekspor menjadi lebih murah bagi para importir atau pihak asing sehingga barang
ekspor dapat lebih kompetitif di pasaran internasional karena harga-harga dapat bersaing. Dengan demikian, hubungan antara ekspor dengan nilai tukar rupiah
adalah positif
4. Impor
Menurut Mankiw 2000:67, impor adalah berbagai barang yang di produksi di luar negeri dan di jual ke dalam negeri. Penurunan nilai tukar mata
uang akan membuat harga barang impor menjadi lebih mahal bagi penduduk domestik. Akibatnya permintaan barang impor akan turun. Hubungan antara
impor dan nilai tukar adalah negatif dimana apabila tejadi peningkatan impor maka akan meningkatkan permintaan tehadap dolar yang pada akhirnya akan
membuat nilai tukar melemah. Impor suatu negara merupakan variabel endogen, karena volume impor
tersebut merupakan fungsi dari pendapatan nasional negara yang bersangkutan. Selain dipengaruhi oleh pendapatan nasional, impor suatu negara juga dipengaruhi
oleh perubahan nilai tukar mata uang negara yang bersangkutan. Bila suatu negara mengalami defisit transaksi berjalan, biasanya ditutup dengan pinjaman luar
negeri jika pendapatan ekspornya telah habis terpakai. Alternatif lainnya dengan jalan menggunakan kekayaan luar negerinya atau menggunakan cadangan
devisanya. Dengan berkurangnya cadangan internasional suatu negara akan mengakibatkan mata uang negara tersebut mengalami depresiasi.
Secara sederhana meningkatnya permintaan ekspor barang dapat meningkatkan permintaan terhadap mata uang suatu negara sehingga nilai tukar
mata uang negara tersebut mengalami apresiasi. Disisi lain, meningkatnya permintaan valuta asing melalui peningkatan permintaan impor barang ditambah
defisit neraca jasa. Dapat mengakibatkan nilai tukar mata uang negara mengalami depresiasi.
Menurut Hamdy Hady 2006:104, valas atau forex sebagai benda ekonomi mempunyai penawaran dan permintaan pada bursa valas atau forex
market yang di sebabkan oleh ekspor dan impor. Sumber-sumber penawaran atau
supply valas tersebut terdiri atas :
1. Ekspor barang dan jasa yang menghasilkan valas atau forex.
2. Impor modal atau capital import dan transfer valas lainnya dari luar negeri
ke dalam negeri.
Sumber-sumber permintaan atau demand valas tersebut terdiri atas : 1.
Impor barang dan jasa yang menggunakan valas atau forex. 2.
Ekspor modal atau capital export dan transfer valas lainnya dari dalam negeri ke luar negeri.
Sesuai dengan teori mekanisme pasar, setiap perubahan penawaran dan permintaan valas yang terjadi di bursa valas akan mengubah harga atau nilai valas
tersebut yang di tujukan oleh kurs valas atau forex rate-nya seperti tergambar dalam grafik berikut :
Gambar 2.1 : Pergeseran Kurs Valas
Sumber: Sadono Sukirno, 2000:362
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa : -
Bila ekspor barangjasa dan capital import naik, penawaran valas akan bertambah. Bila permintaan valas tetap tidak berubah maka akan
terjadi perubahan atau penurunan valas. Dalam hal ini valas akan depresiasi penurunan nilai, sedangkan rupiah akan apresiasi
kenaikan nilai atau pada titik potong E1. - Bila impor barangjasa dan capital export naik maka permintaan valas
akan bertambah. Bila penawaran tetap tidak berubah maka akan terjadi perubahan atau kenaikan kurs valas. Dalam hal ini valas akan apresiasi
atau pada titik potong E2.
5. Inflasi