BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Perkembangan Kurs Rupiah per Dolar Amerika serikat
Kondisi perekonomian suatu negara bisa tercermin dari nilai mata uang negara tersebut terhadap mata uang Negara lain hard currency. Fluktuasi kurs
mata uang dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi yang terjadi dalam suatu negara. Stabilitas pergerakan kurs mata uang menunjukkan fundamental ekonomi
berada pada kondisi stabil. Trend pergerakan nilai tukar terkadang menguat secara tajam atau bahkan sebaliknya melemah secara tajam, ini biasanya dipengaruhi
oleh faktor instabilitas ekonomi atau akibat adanya permainan para spekulan mata uang asing.
Nilai tukar mata uang merupakan sinyal sangat penting dalam perekonomian, karena mempengaruhi tingkah laku semua sektor ekonomi baik dalam kegiatan
produksi, konsumsi, investasi maupun berjaga-jaga. Fluktuasi berlebihan dari nilai mata uang tidak hanya mempersulit perhitungan biaya produksi tapi juga
menimbulkan motif berjaga-jaga yang berlebihan. Sampai suatu tingkatan tertentu, fluktuasi akan sangat mengganggu, sehingga bagi suatu unit usaha nilai
mata uang yang lebih lemah terdepresiasi namun relatif stabil lebih disukai ketimbang nilai lebih kuat tetapi berfluktuatif. Nilai tukar yang lazim disebut kurs,
mempunyai peran penting dalam rangka tercapainya stabilitas moneter dan dalam mendukung kegiatan ekonomi. Nilai tukar yang stabil diperlukan untuk
terciptanya iklim yang kondusif bagi peningkatan kegiatan dunia usaha.
Salah satu faktor yang mempengaruhi aliran barang, jasa dan modal antara Indonesia dengan luar negeri adalah nilai tukar rupiah kurs terhadap mata uang
asing. Oleh karena itu, nilai kurs perlu dijaga agar dapat berperan secara optimal dalam mendukung perekonomian nasional. Namun perlu diingat bahwa dalam
perekonomian yang terbuka dengan dunia luar, pengendalian kurs rupiah menjadi semakin sulit. Apalagi mata uang rupiah semakin mendunia karena rupiah
diperjual belikan di pasar uang Internasional, seperti Singapura, Hongkong, dan New York. Diperjualbelikannya rupiah di beberapa pasar uang internasional
merupakan pertanda bahwa Indonesia semakin penting dalam perekonomian internasional. Namun dipihak lain, mendunianya rupiah juga membawa
konsekuensi rupiah makin dipengaruhi oleh perkembangan mata uang internasional khususnya terhadap dolar Amerika Serikat.
Secara garis besar, sejak periode 1970, Indonesia telah menerapkan tiga sistem nilai tukar, yaitu sistem nilai tukar tetap fixed rate system mulai periode
1970 sampai 1978, sistem nilai tukar mengambang terkendali managed floating system
sejak periode 1978, dan sistem nilai tukar mengambang bebas free floating exchange rate system
sejak 14 Agustus 1997. Dalam Managed floating system nilai kurs rupiah terhadap valuta asing
ditentukan oleh kekuatan pasar permintaan dan penawaran valuta asing disertai oleh pengendalian oleh otoritas moneter. Maksud pengendalian ini adalah agar
rupiah tidak terlalu fluktuatif dan tetap wajar, sebab nilai tukar yang terlalu fluktuatif akan berdampak negatif terhadap aliran barang, jasa dan modal, yang
pada gilirannya mempengaruhi perekonomian nasional. Managed floating system
dapat mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah dalam rentan waktu yang lama dan pada pihak lain memberikan ruang gerak berupa fleksibilitas guna merespon
keadaan pasar dengan adanya band intervensi yang merupakan kewenangan Bank Indonesia sebagai otoritas moneter. Selain itu, diluar devaluasi rupiah yang telah
dilakukan Indonesia berkali-kali, setiap tahun rata-rata nilai rupiah mengalami depresiasi sekitar 4-5 terhadap nilai dolar AS. Sejak tahun 1990 sampai dengan
minggu ke dua Juli 1997 nilai tukar Rupiah cukup stabil dan wajar. Pada akhir Desember 1990 kurs antara Rupiah dengan dolar Amerika Serikat kurs tengah
adalah Rp 1.901,00 dan kurs ini mengalami penyesuaian menjadi Rp 2.383,00 pada akhir tahun 1996. kestabilan nilai kurs Rupiah berlanjut sampai dengan 11
Juli 1997 dimana nilai kurs Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat Rp. 2.440,00. Hal ini dapat kita lihat dalam grafik 4.1 yang menunjukan bahwa nilai tukar
rupiah pada tahun 1990 sampai triwulah ke dua tahun 1997 relatif stabil. Kestabilan nilai tukar rupiah tersebut diperkirakan disebabkan oleh kondisi
ekonomi, politik, dan keamanan Indonesia yang relatif stabil pada tahun 1990 samapai tahun 1997 sehingga berpengaruh juga terhadap kestbilan nilai tukar
rupiah terhadap dolar Amerika. Namun dalam minggu kedua Juli 1997 gonjangan terhadap nilai tukar
rupiah mulai dirasakan, yang bermula dari jatuhnya mata uang Bath Thailand. Pemerintah pada tanggal 14 Agustus 1997 melepas bata-batas kurs intervensi.
Dengan pelepasan batas-batas kurs intervensi, pemerintah meninggalkan sistem nilai tukar rupiah yang mengambang terkendali menjadi sistem nilai tukar
mengambang free floating exchange rate system murni sehingga nilai tukar kurs
KURS
2.000 4.000
6.000 8.000
10.000 12.000
14.000 16.000
T ahun
1991Q 1
1992Q 1
1993Q 1
1994Q 1
1995Q 1
1996Q 1
1997Q 1
1998Q 1
1999Q 1
2000Q 1
2001Q 1
2002Q 1
2003Q 1
2004Q 1
2005Q 1
KURS
rupiah ditentukan sepenuhnya oleh kekuatan pasar. Walaupun demikian, pemerintah dapat mempengaruhi nilai kurs Rupiah baik secara langsung maupun
secara tidak langsung, yaitu melalui kebijaksaan fiskal dan moneter.
Grafik 4.1 : Fluktuasi Kurs Rupiah Terhadap Dolar AS
Sumber : data diolah
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada Juli 1997 yang dipicu oleh terdepresiasinya mata uang Thailand Bath kemudian berimplikasi pula terhadap
penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Dalam rentan waktu 3 tahun nilai tukar rupiah berfluktuasi dari Rp 2.000 samapi Rp 16.000 per dolar
Amerika Serikat. Merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada pertengahan tahun 1997 sampai tahun 2002 diperkirakan karena pada tahun-
tahun tersebut bangsa Indonesia sedang mengalami krisis ekonomi yang cukup parah yang menyebabkan kondisi ekonomi, politik, keamanan Indonesia tidak
stabil. Sehingga menyebabkan perekonomian dalam negeri secara keseluruhan terganggu.
Namun demikian, sejak tahun 2002 - 2006 trend pergerakan kurs rupiah stabil pada kisaran rata-rata Rp 9.000 – Rp 11.000 per dolar Amerika Serikat. Ini
mengindikasikan bahwa kinerja perekonomian Indonesia mulai menuju stabilitas makro.
Grafik 4.2 : Tingkat Inflasi
Sumber : Data diolah
Jika dilihat perkembangan tingkat inflasi yang terjadi di Indonesia sepanjang tahun 1995 – 2006 yang tergambar dari grafik 4.2 adanya
kecendrungan korelasi positif antara fluktuasi nilai tukar rupiah per dolar AS dengan fluktuasi tingkat inflasi yang terjadi. Yang paling mudah teridentifikasi
adalah pada saat terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997 dimana pada saat itu terjadi depresiasi nilai tukar rupiah kemudian berakibat kepada peningkatan secara
besar-besaran tingkat inflasi. Hal ini bisa dilihat dari grafik 4.2 di atas. Akibat krisis yang melanda Indonesia yang dipicu oleh melemahnya nilai rupiah bahkan
hampir sampai Rp 16.000USD berakibat pula pada gejolak tingkat inflasi sampai 80.
-10 10
20 30
40 50
60 70
80 90
199 5Q
1 19
95 Q
4 19
96 Q
3 19
97 Q
2 19
98 Q
1 19
98 Q
4 199
9Q 3
20 00
Q 2
20 01
Q 1
20 01
Q 4
200 2Q
3 20
03 Q
2 20
04 Q
1 20
04 Q
4 20
05 Q
3 20
06 Q
2 Series1
Grafik 4.3 : Tingkat Suku Bunga
Sumber : Data diolah
Sedangkan untuk perkembangan suku bunga juga mengalami pengaruh akibat krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997. hal ini dapat
dilihat dari grafik 4.3 yang menunjukan tingkat suku bunga yang sangat tinggi, ini diakibatkan suku bunga merupakan salah satu kebijakan yang dapat dilakukan
demi meredam tingkat inflasi yang terjadi pada saat krisis. Sedangkan untuk saat ini tingkat suku bunga berada pada kisaran 12 pertahun. Dan ini berada pada
tingkat pertumbuhan yang stabil. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia berdampak pada berbagai
fundamental ekonomi di negeri ini. Hal ini terlihat pada penurunan Gross Domestic Product GDP
dan neraca pembayaran BOP atau cadangan devisa. Namun untuk saat ini fundamental ekonomi tersebut sudah mengalami
peningkatan yang diakibatkan kondisi makro ekonomi Indonesia yang sudah mengalami recovery.
rd
10 20
30 40
50 60
70 80
1 990Q
2 1
991Q 2
1 992Q
2 1
993Q 2
1 994Q
2 1
995Q 2
1 996Q
2 1
997Q 2
1 998Q
2 1
999Q 2
2 000Q
2 2
001Q 2
2 002Q
2 2
003Q 2
2 004Q
2 2
005Q 2
rd
B. Penemuan dan Pembahasan