B. Penemuan dan Pembahasan
1. Deskripsi Data
a. Sebelum diterapkannya free floating exchange rate system
Hasil olah data yang dilakukan sebelum diterapkannya free floating exchangerate system
, dapat dijelaskan mengenai variabel-variabel yang terdapat pada model yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel-
variabel tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.1
Data Variabel 1
Tahun KURS
Rp Ekspor
Ribu Impor
Ribu Inflasi
SBI GDP
Miliar Rp M1
Miliar Rp 1990Q1 1.823 3471515
4069740 0,002375
0,03285 28004,1
22155 1990Q2 1.844 3511595
4424544 0,005
0,036075 28604,2
23204 1990Q3 1.864 3687798
5135533 0,008625
0,04405 28804,3
22982 1990Q4 1.901 4015023
5676371 0,00875
0,0462 29804,3
23819 1991Q1 1.932 3915193
5754334 0,009875
0,0517 30532,8
23571 1991Q2 1.954 4308177
5845536 0,00595
0,042075 30573,9
24610 1991Q3 1.968 4806353
5817825 0,005125
0,046425 30806,3
25805 1991Q4 1.992 4838643
5845127 0,004875
0,046225 31520,2
26341 1992Q1 2.017 5150300
5940893 0,0035
0,044975 32691,1
27318 1992Q2 2.033 5338757
6144145 0,00425
0,041675 32206,3
26880 1992Q3 2.038 5956324
6512572 0,0015
0,038225 32706,2
27650 1992Q4 2.062 5763068
6038835 0,0161
0,034975 33501,2
28779 1993Q1 2.071 5898019
5813091 0,0161
0,032475 33901,7
30593 1993Q2 2.088 6155711
6482474 0,017425
0,029225 34553,1
31342 1993Q3 2.108 5905449
6007946 0,0206
0,021125 35921
34812 1993Q4 2.110 6569126
7409426 0,024425
0,02335 35331,3
36805 1994Q1 2.144 6386643
6189602 0,009275
0,021225 36092,9
37908 1994Q2 2.180 6912536
7597023 0,011475
0,0236 36955,1
39888 1994Q3 2.181 7404940
8101306 0,01845
0,0276 44639,6
42195 1994Q4 2.200 8011396
7682909 0,0231
0,0305 52234,1
45374 1995Q1 2.219 7638675
7608288 0,0076
0,03405 67693,8
44908 1995Q2 2.246 8943845
8883385 0,00585
0,036525 67693,2
47045 1995Q3 2.276 8197125
8463630 0,003525
0,03565 75377,7
48981 1995Q4 2.308 8221378
7859063 0,004625
0,034975 83062,3
52677
1996Q1 2.336 7909855 7748519
0,00815 0,034925
98431,3 53162
1996Q2 2.342 9479212 8581226
0,001925 0,034975
100922,2 56448
1996Q3 2.340 9670200 8155121
0,002275 0,034875
107102,8 59684
1996Q4 2.383 9748670 7627986
0,003825 0,03345
107962,8 64089
1997Q1 2.419 8531736 8952638
0,0049 0,029075
140761,1 63565
1997Q2 2.450 11842686
8966223 0,00635
0,02655 149380,3 69950,04
Sumber : Bank Indonesia
Tabel 4.2 Deskripsi Data 1
Sumber: Data diolah
Tabel data deskripsi di atas memperlihatkan bahwa semua variabel yang terdapat dalam penelitian, yaitu Y kurs sebagai variabel dependen
yang merupakan tingkat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Variabel X
1
ekspor, X
2
impor, X
3
inflasi, X
4
SBI, X
5
GDP dan X
6
M1 sebagai variabel indevenden. Isi deskripsi statistik dalam penelitian Variabel Kurs
Y Ekspor
X
1
Impor X
2
Inflasi X
3
SBI X
4
GDP X
5
M1 X
6
Mean 2127,633 6606332 6844510 0,008860 0,034987 55925,71 38751,33 Std.
Deviasi 178,2986 2152359 1353665 0,006583 0,007940 35595,36 14418,64
Min 1823 3471515 4069740 0,001500 0,021125 28004,1 22155
Max 2450 11842686 8966223 0,024425 0,051700 149380,3 69950,04
N 30 30 30 30 30 30 30
ini adalah rata-rata means, standar deviasi, data terkecil min, data terbesar max dan jumlah data yang diteliti N.
Tabel 4.1 dan 4.2 berdasarkan data yang diperoleh dari pengumpulan data triwulanan yang dimulai dari triwulan pertama tahun
1990 sampai dengan triwulan ke dua tahun 1997, dapat dilihat bahwa variabel dependen yaitu nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika atau
kurs memiliki nilai rata-rata sebesar 2127,633 dan standar deviasi sebesar 178,2986 dengan nilai terkecil terjadi pada triwulan ke satu tahun 1990
yaitu sebesar 1823 , sedangkan nilai terbesar dari kurs rupiah terhadap
dolar Amerika terjadi pada triwulan ke dua tahun 1997 yaitu sebesar
2450
dengan jumlah data sebanyak 30. Variabel independen berdasarkan pengumpulan data triwulanan
dari triwulan ke satu tahun 1990 sampai dengan triwulan ke dua tahun 1997 diketahui bahwa nilai rata-rata dari ekspor Indonesia sebesar
6606332 dengan standar deviasi sebesar 2152359, untuk nilai terendah terjadi pada triwulan ke satu tahun 1990 yaitu sebesar 3471515,
sedangkan nilai tertinggi terjadi pada triwulan ke dua tahun 1997 yaitu sebesar 11842686 dengan jumlah data sebanyak 30.
Variabel impor dapat dilihat dalam tabel mempunyai rata-rata sebesar 6844510 dengan standar deviasi sebesar 135665 dan nilai
terendah dari variabel impor diketahui terjadi pada triwulan ke satu tahun 1990 yaitu sebesar 4069740, sedangkan nilai tertinggi terjadi pada
triwulan ke dua tahun 1997 yaitu sebesar 8966223 dengan jumlah data sebanyak 30.
Variabel inflasi mempunyai rata-rata sebesar 0,008860
dengan standar deviasi sebesar 0,006583
dan nilai terendah dari variabel inflasi diketahui terjadi pada triwulan ke tiga tahun 1992 yaitu sebesar
0,001500. Sedangkan nilai tertinggi terjadi pada triwulan ke empat tahun 1993 yaitu
sebesar 0,024425 dengan jumlah data sebanyak 30.
Variabel suku bunga SBI mempunyai rata-rata sebesar 0,034987 dengan standar deviasi sebesar 0,007940 dan nilai terendah dari variabel
suku bunga diketahui terjadi pada triwulan ke tiga tahun 1993 yaitu sebesar 0,021125. Sedangkan nilai tertinggi terjadi pada triwulan ke satu
tahun 1991 yaitu sebesar 0,051700 dengan jumlah data sebanyak 30. Variabel pendapatan nasional GDP mempunyai rata-rata sebesar
55925,71 dengan standar deviasi sebesar 35595,36 dan nilai terendah dari variabel pendapatan nasional GDP diketahui terjadi pada triwulan ke
satu tahun 1990 yaitu sebesar 28004,10. Sedangkan nilai tertinggi terjadi pada triwulan ke dua tahun 1997 yaitu sebesar 149380,3 dengan jumlah
data sebanyak 30. Variabel jumlah uang beredar M1 mempunyai rata-rata sebesar
38751,33 dengan standar deviasi sebesar 14418,64 dan nilai terendah dari
variabel jumlah uang beredar M1 diketahui terjadi pada triwulan ke satu tahun 1990 yaitu sebesar 22155. sedangkan nilai tertinggi terjadi pada
triwulan ke dua tahun 1997 yaitu sebesar 69950 dengan jumlah data
sebanyak 30.
b. Setelah diterapkannya free floating exchange rate system
Hasil olah data yang dilakukan setelah diterapkannya free floating exchangerate system
, dapat dijelaskan mengenai variabel-variabel yang terdapat pada model yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel-
variabel tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.3
Data Variabel 2
Tahun KURS
Rp Ekspor
Ribu Impor
Ribu Inflasi
SBI GDP
Miliar Rp M1
Miliar Rp 1997Q4 4.650 11162282
11089445 0,027625
0,050575 173169,7 78342,86
1998Q1 8.325 10618650 8080755
0,062825 0,058125
202194,6 9827,29 1998Q2 14.900 8336645
5727586 0,113975
0,13535 228982,9 109479,8
1998Q3 10.700 11155735 9289399
0,188675 0,175025
240082,6 102563
1998Q4 8.025 8850579 7400088
0,194075 0,1245
260017,4 101197,3 1999Q1 8.685 8555807
6596962 0,0102
0,093175 281051,6 105705,1
1999Q2 6.726 9940445 7819617
0,006825 0,07165
279711,9 105964
1999Q3 8.388 11001600 7229544
0,00005 0,03435
277583,2 118124
1999Q4 7.100 9339582 7320170
0,005025 0,032275
281095,3 124633
2000Q1 7.590 10852170 8087849
0,0025 0,028025
302421 124663
2000Q2 8.735 12072159 9478782
0,00525 0,028175
316584 133832
2000Q3 8.780 13600965 9355711
0,017 0,0339
333739 135430
2000Q4 9.595 11842278 10740090
0,0235 0,03535
337940,3 162186
2001Q1 10.400 11193006 8390074
0,0265 0,0376
354497,9 148375
2001Q2 11.440 11182675 8602235
0,030275 0,0409
370560,6 160142
2001Q3 9.675 11694227 7375809
0,03255 0,043675
379177 164237
2001Q4 10.400 6949013 5494039
0,031375 0,044
386738,7 177731
2002Q1 9.855 9715603 6677928
0,0352 0,0421
394031,7 166173
2002Q2 8.730 11637858 7790231
0,0287 0,03935
402435,5 174017
2002Q3 9.015 12548391 8990447
0,02525 0,035425
409594,7 181791
2002Q4 8.940 11019311 7750773
0,025 0,032575
403589,7 191939
2003Q1 8.908 11666276 9276588
0,01775 0,030275
516820,1 181239
2003Q2 8.285 11772777 8022926
0,0165 0,02585
515704,5 194878
2003Q3 8.389 11941333 8028710
0,0155 0,022225
530011,3 207587
2003Q4 8.465 11178043 8411849
0,01275 0,02105
524221,8 223799
2004Q1 8.587 11048752 7956050
0,01275 0,01915
540031,9 219086
2004Q2 9.415 13528189 8484116
0,017 0,018325
568253 233726
2004Q3 9.170 14819046 8955605
0,0155 0,018425
594736,5 240911
2004Q4 9.290 14907613 9440791
0,016 0,01855
600010,1 253818
2005Q1 9.480 15425863 9603413
0,022 0,018575
628183,8 250492
Sumber : Bank Indonesia
Tabel 4.4 Deskripsi Data 2
Sumber: Data diolah
Tabel data deskripsi 4.4 di atas memperlihatkan bahwa semua variabel yang terdapat dalam penelitian, yaitu Y kurs sebagai variabel
devenden yang merupakan tingkat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Variabel X
1
ekspor, X
2
impor, X
3
inflasi, X
4
SBI, X
5
GDP dan X
6
M1 sebagai variabel indevenden. Isi deskripsi statistik dalam penelitian ini adalah rata-rata means, standar deviasi, data terkecil
min, data terbesar max dan jumlah data yang diteliti N. Variabel Kurs
Y Ekspor
X
1
Impor X
2
Inflasi X
3
SBI X
4
GDP X
5
M1 X
6
Mean 9021,433 11318562 8248919 0,034604 0,046951 387772,4 159396,3
Std. Deviasi
1689,041 1917055 1274312 0,047525 0,037643 129181,3 56506,14
Min 4650 6949013
5494039
0,00005
0,018325 173169,7 9827,29
Max 14900 15425863 11089445 0,194075 0,175025
628183,8 253818
N 30 30 30 30 30 30 30
Tabel 4.3 dan 4.4 berdasarkan data yang diperoleh dari pengumpulan data triwulanan yang dimulai setelah diterapkannya sistem
nilai tukar mengambang bebas atau free floating exchange rate system yaitu dari triwulan ke empat tahun 1997 sampai dengan triwulan ke satu
tahun 2005 dapat dilihat bahwa variabel devenden yaitu pertumbuhan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika atau kurs memiliki nilai rata-rata
sebesar 9021,433
dengan standar deviasi sebesar 1689,041 dan nilai terkecil terjadi pada triwulan ke empat tahun 1997 yaitu sebesar 4650.
Sedangkan nilai terbesar dari kurs rupiah terhadap dolar Amerika terjadi pada triwulan ke dua tahun 1998 yaitu sebesar
14900 dengan jumlah data sebanyak 30.
Variabel independen berdasarkan pengumpulan data triwulanan dari triwulan ke empat tahun 1997 sampai dengan triwulan ke satu tahun
2005 diketahui bahwa nilai rata-rata dari ekspor Indonesia sebesar 11318562 dengan standar deviasi sebesar 1917055 dan nilai terendah
terjadi pada triwulan ke empat tahun 2001 yaitu sebesar 6949013. Sedangkan nilai tertinggi terjadi pada triwulan ke satu tahun 2005 yaitu
sebesar 15425863 dengan jumlah data sebanyak 30. Variabel impor dapat dilihat dalam tabel mempunyai rata-rata
sebesar 8248919 dengan standar deviasi sebesar 1917055 dan nilai terendah dari variabel impor diketahui terjadi pada triwulan ke empat
tahun 2001 yaitu sebesar 5494039. Sedangkan nilai tertinggi terjadi pada
triwulan ke empat tahun 1997 yaitu sebesar 11089445 dengan jumlah data sebanyak 30.
Variabel inflasi mempunyai rata-rata sebesar 0,034604 dengan standar deviasi sebesar 0,047525 dan nilai terendah dari variabel inflasi
diketahui terjadi pada triwulan ke tiga tahun 1999 yaitu sebesar
0,00005. S
edangkan nilai tertinggi terjadi pada triwulan ke empat tahun 1998 yaitu sebesar 0,194075 dengan jumlah data sebanyak 30.
Variabel suku bunga mempunyai rata-rata sebesar 0,046951 dengan standar deviasi sebesar 0,037643 dan nilai terendah dari variabel
suku bunga diketahui terjadi pada triwulan ke dua tahun 2004 yaitu sebesar 0,018325. Sedangkan nilai tertinggi terjadi pada triwulan ke tiga
tahun 1998 yaitu sebesar 0,175025 dengan jumlah data sebanyak 30. Variabel pendapatan nasional GDP mempunyai rata-rata sebesar
387772,4 dengan standar deviasi sebesar 129181,3 dan nilai terendah dari variabel pendapatan nasional GDP diketahui terjadi pada triwulan ke
empat tahun 1997 yaitu sebesar 173169,7. Sedangkan nilai tertinggi terjadi pada triwulan ke satu tahun 2005 yaitu sebesar 628183,8 dengan jumlah
data sebanyak 30. Variabel jumlah uang beredar M1 mempunyai rata-rata sebesar
159396,3 dengan standar deviasi sebesar 56506,14 dan nilai terendah dari
variabel jumlah uang beredar M1 diketahui terjadi pada triwulan ke satu tahun 1998 yaitu sebesar 9827,29. Sedangkan nilai tertinggi terjadi pada
1 2
3 4
5
-1 1
2 Series: Standardized Residuals
Sample 1990:2 1997:2 Observations 29
Mean 0.259315
Median 0.310316
Maximum 2.156625
Minimum -1.183248 Std. Dev.
0.942389 Skewness
0.281394 Kurtosis
2.161162 Jarque-Bera
1.232959 Probability
0.539842
triwulan ke empat tahun 2004 yaitu sebesar 253818 dengan jumlah data
sebanyak 30.
2. Pengujian Persyaratan Analisis Uji Asumsi Klasik
a. Sebelum diterapkannya free floating exchange rate system
1. Normalitas
Grafik 4.4 : Uji Jarque-Bera atau Histogram Residual 1
Sumber : Data diolah
Korelogram pada grafik 4.4 menunjukan bahwa residual berdistribusi normal. Hal ini ditunjukan oleh :
• Kurva yang mengikuti bentuk lonceng • Nilai statistik Jarque-Bera yang memiliki probabilitas lebih besar dari
5 atau 0,539842 0,05. dengan demikian model ini dapat dipakai untuk melakukan penelitian karena uji dalam grafik 4.4 menunjukan
bahwa model ini terdistribusi normal.
2. Multikolinieritas
Tabel 4.5 Tabel Mutikolinearitas 1
EKSPOR IMPOR
INFLASI SBI
GDP M1
EKSPOR 1.000000
0.724779 0.173085 -0.184307 -0.057978 -0.276743
IMPOR 0.724779
1.000000 -0.010065
-0.139461 -0.080890
-0.279022 INFLASI
0.173085 -0.010065
1.000000 0.127666
0.151385 0.062875
SBI -0.184307
-0.139461 0.127666
1.000000 0.314747
0.633894 GDP
-0.057978 -0.080890
0.151385 0.314747
1.000000 0.220540
M1 -0.276743
-0.279022 0.062875
0.633894 0.220540
1.000000 Sumber : Data diolah
Tabel 4.5 di atas menunjukan bahwa variabel bebas tidak ada yang berkorelasi. Menurut Nachrowi Djalal dan Hardius Usman 2006:247
korelasi tergolong kuat jika besarnya 0,8 atau lebih. 3.
Autokorelasi Tabel 4.6
Hasil Output Pengujian Korelogram 1
Autocorrelation Partial Correlation
AC PAC Q-Stat Prob
. | . | . | . |
1 0.042 0.042 0.0557 .| . |
.| . | 2 -0.283 -0.285 2.7253 0.099
. | . | . |. |
3 0.194 0.241 4.0297 0.133 . | . |
. | . | 4 0.177 0.068 5.1575 0.161
. | . | . | . |
5 -0.058 0.047 5.2818 0.260 . | . |
. | . | 6 -0.146 -0.141 6.1188 0.295
. | . | . | . |
7 0.010 -0.024 6.1233 0.410 . | . |
. | . | 8 -0.029 -0.130 6.1601 0.521
. | . | . | . |
9 -0.130 -0.072 6.9147 0.546 . | . |
. | . | 10 -0.048 -0.042 7.0222 0.635
. | . | . | . |
11 -0.018 -0.033 7.0381 0.722 . | . |
. | . | 12 -0.066 -0.048 7.2683 0.777
Sumber : Data diolah
2 4
6 8
10 12
-2 -1
1 2
Series: Standardized Residuals Sample 1997:4 2005:1
Observations 30
Mean 0.091039
Median -0.066657
Maximum 2.125511
Minimum -1.938517 Std. Dev.
1.022283 Skewness
0.278844 Kurtosis
2.769899 Jarque-Bera
0.454954 Probability
0.796541
Tabel 4.6 di atas menunujukan bahwa nilai statistik Q tidak signifikan, ditandai dengan nilai probabilitas yang lebih besar dari 5 atau
0,05. sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah pelanggaran asumsi adanya Autokorelasi.
b. Setelah diterapkannya free floating exchange rate system
1. Normalitas
Grafik 4.5 : Uji Jarque-Bera atau Histogram Residual 2
Sumber : Data diolah
Korelogram pada grafik 4.5 menunjukan bahwa residual berdistribusi normal. Hal ini ditunjukan oleh :
• Kurva yang mengikuti bentuk lonceng • Nilai statistik Jarque-Bera yang memiliki probabilitas lebih besar dari 5
atau 0,796541 0,05. dengan demikian model ini dapat dipakai untuk
melakukan penelitian karena uji dalam grafik 4.5 menunjukan bahwa model ini terdistribusi normal.
2. Multikolinieritas
Tabel 4.7 Tabel Mutikolinearitas 2
EKSPOR IMPOR
INFLASI SBI
GDP M1
EKSPOR 1.000000
0.696618 -0.298922 -0.499920
0.630917 0.570573
IMPOR 0.696618
1.000000 -0.124308
-0.255794 0.159564
0.137185 INFLASI
-0.298922 -0.124308
1.000000 0.560201
-0.383439 -0.374302
SBI -0.499920
-0.255794 0.560201
1.000000 -0.612341
-0.579009 GDP
0.630917 0.159564
-0.383439 -0.612341
1.000000 0.647036
M1 0.570573
0.137185 -0.374302
-0.579009 0.647036
1.000000 Sumber : Data diolah
Tabel 4.7 di atas menunjukan bahwa variabel bebas tidak ada yang berkorelasi. Menurut Nachrowi Djalal dan Hardius Usman 2006:247
korelasi tergolong kuat jika besarnya 0,8 atau lebih.
3. Autokorelasi
Tabel 4.8 Hasil Output Pengujian Korelogram 2
Autocorrelation Partial Correlation
AC PAC Q-Stat Prob
. | | . | |
1 0.376 0.376 4.6716 0.061
. | . | . | . |
2 0.136 -0.006 5.3031 0.071 . | . |
. | . | 3 -0.096 -0.168 5.6277 0.131
. | . | . | . |
4 -0.122 -0.037 6.1770 0.186 . | . |
. | . | 5 -0.129 -0.052 6.8187 0.234
| . | | . |
6 -0.358 -0.357 11.943 0.063 .| . |
. | . | 7 -0.204
0.036 13.673 0.057 .| . |
. | . | 8 -0.233 -0.172 16.034 0.062
. | . | . | . |
9 -0.065 -0.041 16.225 0.062 . | . |
. | . | 10 -0.068 -0.113 16.445 0.088
. | . | . | . |
11 0.088 0.093 16.839 0.113
. | . | . | . |
12 0.084 -0.160 17.215 0.142 . | . |
. | . | 13 -0.030 -0.156 17.266 0.187
. | . | . | . |
14 -0.026 -0.114 17.306 0.240 . | . |
. | . | 15 0.006
0.018 17.308 0.301 . | . |
.| . | 16 -0.005 -0.235 17.310 0.366
Sumber : Data diolah
Tabel 4.8 di atas menunjukan bahwa nilai statistik Q tidak signifikan, ditandai dengan nilai probabilitas yang lebih besar dari 5 atau 0,05. sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah pelanggaran asumsi adanya Autokorelasi.
3. Uji F Uji Secara Simultan Uji F dilakukan untuk melihat apakah variabel independen secara
bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Jika nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel maka Ho ditolak dan H
1
diterima, hal ini berarti bahwa secara bersama-sama simultan variabel-
variabel yang terdapat dalam model berpengaruh signifikan terhadap variabel dependennya.
a. Sebelum diterapkannya free floating exchange rate system
Tabel 4.9 Hasil Output Metode ARCH GARCH 1
Coefficient Std.
Error z-Statistic
Prob. SQRGARCH 2.803053
5.650144 0.496103
0.6198 C 1503.351
341.5918 4.401017
0.0000 EKSPOR -4.35E-05
2.09E-06 -20.78430 0.0000
IMPOR 4.00E-05 7.27E-07
55.07703 0.0000
INFLASI 488.8287 3803.994
0.128504 0.8978
SBI -1460.304 3170.423
-0.460602 0.6451
GDP 0.001171 0.000615
1.903509 0.0570
M1 0.001839 0.000379
4.856185 0.0000
Variance Equation C 707.5768
2220.473 0.318660
0.7500 ARCH1 0.304307
0.771136 0.394622
0.6931 RESID0ARCH1
0.478971 1.446121
0.331211 0.7405 GARCH1 0.296428
0.557027 0.532162
0.5946 INFLASI -0.000525
79611.83 -6.60E-09
1.0000 R-squared
0.946707 Mean dependent var 2138.138
Adjusted R-squared 0.900519 S.D. dependent var
171.7473 S.E. of regression
54.17013 Akaike info criterion 11.17322
Sum squared resid 44016.04 Schwarz criterion
11.83329 Log likelihood
-148.0116 F-statistic 20.49699
Durbin-Watson stat 1.720860 ProbF-statistic
0.000000 Inverted AR Roots
-.01 Estimation Command:
===================== ARCHT,M,H,DERIV=AN KURS C EKSPOR IMPOR INFLASI SBI GDP M1
INFLASI Estimation Equation:
===================== KURS = C1SQRGARCH + C2 + C3EKSPOR + C4IMPOR +
C5INFLASI + C6SBI + C7GDP + C8M1 Substituted Coefficients:
===================== KURS = 2.803052529SQRGARCH + 1503.351109 - 4.348114717e-05EKSPOR
+ 4.003390261e-05IMPOR + 488.8287198INFLASI - 1460.303986SBI + 0.001171428888GDP + 0.001838630849M1
GARCH = 707.5768+0.304307ARCH1+0.478971RESID0ARCH1+ 0.296428GARCH1 -0.000525INFLASI
Nilai F hitung berdasarkan tabel output dengan menggunakan metode ARCH GARCH di atas menunjukan nilai F hitung adalah sebesar
20,49699. Sementara itu, dengan menggunakan α = 5 dan derajat
kebebasan 6,23 diperoleh nilai F tabel sebesar 2,53 Sehingga 20,49699 2,53 atau dengan kata lain F hitung lebih besar dari pada F tabel sehingga
H ditolak dan H
1
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam model tersebut variabel-variabel independen secara simultan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai tukar rupiah per dolar Amerika Serikat. Hal ini sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh
Hamdy Hady 2006 bahwa ekspor, impor inflasi, SBI, GDP dan jumlah uang beredar mempengaruhi fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar
Amerika Serikat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa selama periode triwulan pertama tahun 1990 sampai dengan triwulan ke dua tahun. 1997
atau pada saat Indonesia masih menggunakan sistem nilai tukar mengambang terkendali managed flaoting exchange rate system ekspor,
impor inflasi, SBI, GDP dan jumlah uang beredar berpengaruh secara signifikan terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah per dolar Amerika Serikat.
Hal ini terjadi karena pada tahun 1992 Indonesia menerapkan kebijakan nilai tukar Crawling Band yang merupakan bagian dari managed flaoting
exchange rate system yang lebih menitikberatkan kepada peningkatan
fleksibilitas nilai tukar rupiah. Fleksibilitas nilai tukar tersebut tercermin dari semakin berkurangnya ketergantungan bank-bank kepada Bank
Indonesia dalam melakukan transaksi Devisa. Menurut Miranda S.
Goeltom dan Doddy Zuverdi 1998, Perkembangan nilai tukar rupiah selama periode managed floating dalam pelaksanaannya mempunyai
esensi yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik perekonomian pada saat tersebut.
b. Setelah diterapkannya free floating exchange rate system
Tabel 4.10 Hasil Output Metode ARCH GARCH 2
Estimation Command:
===================== ARCHT,M,H,DERIV=AN KURS C EKSPOR IMPOR INFLASI SBI GDP M1
INFLASI Estimation Equation:
===================== KURS = C1SQRGARCH + C2 + C3EKSPOR + C4IMPOR +
C5INFLASI + C6SBI + C7GDP + C8M1 Coefficient
Std. Error
z-Statistic Prob.
SQRGARCH 0.753703 0.295445
2.551081 0.0107
C 8802.879 1220.351
7.213397 0.0000
EKSPOR -0.000252 9.58E-07
-263.1474 0.0000 IMPOR 0.000772
1.11E-06 697.0505
0.0000 INFLASI 3357.964
9839.797 0.341264
0.7329 SBI -20798.08
17238.18 -1.206513
0.2276 GDP 0.004322
0.000729 5.929058
0.0000 M1 0.020077
0.003763 5.334634
0.0000 Variance Equation
C 1613626. 715259.0
2.256002 0.0241
ARCH1 0.144989 0.331241
0.437714 0.6616
RESID0ARCH1 -0.422469
0.469233 -0.900340 0.3679
GARCH1 -0.034229 0.075842
-0.451320 0.6518
INFLASI 0.000000 17950167
0.000000 1.0000
R-squared 0.620277 Mean dependent var
9021.433 Adjusted R-squared
0.611060 S.D. dependent var 1689.041
S.E. of regression 1679.675 Akaike info criterion
17.81868 Sum squared resid
47962226 Schwarz criterion 18.42586
Log likelihood -254.2802 F-statistic
7.027028 Durbin-Watson stat
1.419330 ProbF-statistic 0.008069
Substituted Coefficients: =====================
KURS = 0.7537031455SQRGARCH + 8802.878504 - 0.0002520202369EKSPOR + 0.000771682801IMPOR + 3357.963877INFLASI -
20798.0827SBI + 0.004322208136GDP + 0.02007677254M1 GARCH = 1613626 + 0.144989 ARCH1 -0.422469RESID0ARCH1 -
0.034229 GARCH1+ 0.000000 INFLASI
Nilai F hitung setelah diterapkannya free floating exchange rate system
, berdasarkan tabel output dengan menggunakan metode ARCH GARCH di dapat nilai F hitung sebesar 7,027028. Sementara itu, dengan
menggunakan α = 5 dan derajat kebebasan 6,23 diperoleh nilai F tabel
sebesar 2,53. Sehingga 7,027028 2,53 atau dengan kata lain F hitung lebih besar dari pada F tabel sehingga H
ditolak dan H
1
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam model tersebut variabel-
variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai tukar rupiah per dolar Amerika Serikat. Hal ini sesuai
dengan teori yang di kemukakan oleh Hamdy Hady 2006 bahwa ekspor, impor inflasi, SBI, GDP dan jumlah uang beredar mempengaruhi fluktuasi
nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Disamping itu, hal ini terjadi karena setelah diterapkannya free floating exchange rate system
nilai tukar rupiah di serahkan kepada mekanisme pasar yang menyebabkan setiap fluktuasi nilai tukar rupiah akan lebih banyak disebabkan oleh
permintaan dan penawaran valas. Menurut Adwin Suya A 2002 pada dasarnya free floating exchange rate system menghendaki tidak adanya
campur tangan pemegang otoritas moneter suatu negara secara formal dalam rangka menstabilkan atau mengatur nilai tukar mata uangnya.
4. Uji t Uji Secara Parsial
Jika nilai Prob alpha atau t hitung t tabel maka terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel independen terhadap
variabel dependen. a.
Sebelum diterapkannya free floating exchange rate system 1
Pengaruh variabel ekspor terhadap nilai tukar rupiah Hasil pengolahan data menunjukan bahwa nilai t hitung
variabel ekspor adalah sebesar 20,78430 dan nilai t tabel dengan
alpha 0,05 5 di dapat nilai sebesar ± 2,069, sehingga 20,78430 ± 2,069 atau dengan kata lain t hitung t tabel maka H
ditolak dan H
1
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel ekspor secara parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap nilai tukar rupiah per dolar Amerika Serikat. Besarnya koefisisn variabel ekspor adalah -0,0000435 yang
berarti bahwa setiap kenaikan ekspor 1 maka nilai tukar rupiah akan menguat terhadap dolar Amerika atau dolar Amerika akan
terdepresiasi sebesar 0,0000435 dengan anggapan cateris paribus
. Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukan Hamdy Hady 2006 bahwa ekspor mempengaruhi nilai tukar rupiah.
2 Pengaruh variabel impor terhadap nilai tukar rupiah
Hasil pengolahan data dengan menggunakan metode ARCH GARCH menunjukan bahwa nilai t hitung variabel impor
adalah sebesar 55,07703 dan nilai t tabel dengan alpha 0,05 5 di dapat nilai sebesar ± 2,069, jadi dapat disimpulakan 55,07703
± 2,069 atau dengan kata lain t hitung t tabel maka H ditolak
dan H
1
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan variabel impor secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap nilai tukar rupiah per dolar Amerika Serikat. Besarnya koefisisn variabel impor dengan menggunakan
metode ARCH GARCH adalah sebesar 0,00004 yang berarti bahwa setiap kenaikan impor 1 maka dolar Amerika akan
apresiasi terhadap rupiah atau nilai tukar rupiah akan melemah terhadap dolar Amerika sebesar 0,00004 dengan anggapan
cateris paribus . Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukan
Hamdy Hady 2006 bahwa impor mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
3 Pengaruh variabel inflasi terhadap nilai tukar rupiah
Hasil pengolahan data yang terlihat dalam tabel 4.9 menunjukan bahwa nilai t hitung variabel inflasi adalah sebesar
0,128504 dan nilai t tabel dengan alpha 0,05 5 di dapat nilai sebesar ± 2,069, jadi dapat disimpulakan 0,128504 ± 2,069 atau
dengan kata lain t hitung t tabel maka H diterima dan H
1
ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel inflasi secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
nilai tukar rupiah per dolar Amerika Serikat. 4
Pengaruh variabel SBI terhadap nilai tukar rupiah Hasil pengolahan data dengan menggunakan metode
ARCH GARCH yang terlihat dalam tabel 4.9 menunjukan nilai t hitung variabel SBI adalah sebesar
0,460602
dan nilai t tabel dengan alpha 0,05 5 di dapat nilai sebesar ± 2,069, jadi dapat
disimpulakan
0,460602
± 2,069 atau dengan kata lain t hitung t tabel maka H
diterima dan H
1
ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel SBI secara parsial tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap nilai tukar rupiah per dolar Amerika Serikat.
5 Pengaruh variabel GDP terhadap nilai tukar rupiah
Hasil pengolahan data menunjukan bahwa nilai t hitung variabel GDP adalah sebesar 1,903509 dan nilai t tabel dengan
alpha 0,05 5 di dapat nilai sebesar ± 2,069, jadi dapat disimpulakan 1,903509 ± 2,069 atau dengan kata lain t hitung
t tabel maka H diterima dan H
1
ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel GDP secara parsial tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai tukar rupiah per dolar Amerika Serikat.
6 Pengaruh variabel M1 terhadap nilai tukar rupiah
Hasil pengolahan data yang terlihat dalam tabel 4.9 menunjukan bahwa nilai t hitung variabel M1 adalah sebesar
4,856185 dan nilai t tabel dengan alpha 0,05 5 di dapat nilai sebesar ± 2,069, jadi dapat disimpulakan 4,856185 ± 2,069 atau
dengan kata lain t hitung t tabel maka H ditolak dan H
1
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel M1 secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai
tukar rupiah per dolar Amerika Serikat. Besarnya koefisisn variabel jumlah uang beredar M1
adalah 0,001839 yang berarti bahwa setiap kenaikan jumlah uang beredar M1 1 maka dolar Amerika akan apresiasi terhadap nilai
tukar rupiah atau nilai tukar rupiah akan melemah terhadap dolar Amerika sebesar 0,001839 dengan anggapan cateris paribus.
Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Adwin Surya A 2002 dan Ni Made Sukartini dan Somnya
Laksana 2000 yang mengatakan bahwa jumlah uang beredar mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika.
b. Setelah diterapkannya free floating exchange rate system
1 Pengaruh variabel ekspor terhadap nilai tukar rupiah
Hasil pengolahan data dengan menggunakan metode ARCH GARCH menunjukan bahwa nilai t hitung variabel ekspor
adalah sebesar 263,1474 dan nilai t tabel dengan alpha 0,05 5 di dapat nilai sebesar ± 2,069, jadi dapat dikatakan bahwa
263,1474 ± 2,069 atau dengan kata lain t hitung t tabel maka H
ditolak dan H
1
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel ekspor secara parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap nilai tukar rupiah per dolar Amerika Serikat. Besarnya koefisisn variabel ekspor adalah -0,000252 yang
berarti bahwa setiap kenaikan ekspor 1 maka dolar Amerika akan mengalami depresiasi terhadap rupiah atau nilai tukar rupiah akan
menguat terhadap dolar Amerika sebesar 0,000252 dengan anggapan cateris paribus. Hasil ini sesuai dengan teori yang
dikemukan Hamdy Hady 2006 bahwa ekspor mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika.
2 Pengaruh variabel impor terhadap nilai tukar rupiah
Hasil pengolahan data yang terlihat dalam tabel 4.10 menunjukan bahwa nilai t hitung variabel impor adalah sebesar
697,0505 dan nilai t tabel dengan alpha 0,05 5 di dapat nilai sebesar ± 2,069, jadi dapat disimpulakan 697,0505 ± 2,069 atau
dengan kata lain t hitung t tabel maka H ditolak dan H
1
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel impor secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap nilai tukar rupiah per dolar Amerika Serikat.
Besarnya koefisisn variabel impor yang terlihat dalam tabel di atas adalah sebesar 0,000772. Hal ini berarti bahwa setiap
kenaikan impor 1 maka dolar Amerika akan mengalami apresiasi terhadap rupiah atau dengan kata lain nilai tukar rupiah akan
melemah terhadap dolar Amerika sebesar 0,000772 dengan anggapan cateris paribus. Hasil ini sesuai dengan teori yang
dikemukan Hamdy Hady 2006 dan Anggita Mahda Kurnia bahwa impor mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika.
3 Pengaruh variabel inflasi terhadap nilai tukar rupiah
Hasil pengolahan data menunjukan bahwa nilai t hitung variabel inflasi adalah sebesar 0,341264 dan nilai t tabel dengan
alpha 0,05 5 di dapat nilai sebesar ± 2,069, jadi dapat disimpulakan 0,341264 ± 2,069 atau dengan kata lain t hitung
t tabel maka H diterima dan H
1
ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel inflasi secara parsial tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap nilai tukar rupiah per dolar Amerika Serikat.
4 Pengaruh variabel SBI terhadap nilai tukar rupiah
Hasil pengolahan data dengan metode ARCH GARCH menunjukan bahwa nilai t hitung variabel SBI adalah sebesar
1,206513 dan nilai t tabel dengan alpha 0,05 5 di dapat nilai sebesar ± 2,069, jadi dapat disimpulakan 1,206513 ± 2,069 atau
dengan kata lain t hitung t tabel maka H diterima dan H
1
ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel SBI secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
nilai tukar rupiah per dolar Amerika Serikat.
5 Pengaruh variabel GDP terhadap nilai tukar rupiah
Hasil pengolahan data yang terlihat dalam tabel 4.10 menunjukan bahwa nilai t hitung variabel GDP adalah sebesar
5,929058 dan nilai t tabel dengan alpha 0,05 5 di dapat nilai sebesar ± 2,069, jadi dapat disimpulakan 5,929058 ± 2,069 atau
dengan kata lain t hitung t tabel maka H ditolak dan H
1
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel GDP secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
nilai tukar rupiah per dolar Amerika Serikat. Besarnya koefisisn variabel GDP adalah 0,004322 yang
berarti bahwa setiap kenaikan GDP 1 maka dolar Amerika akan mengalami apresiasi terhadap rupiah atau nilai tukar rupiah akan
melemah terhadap dolar Amerika sebesar 0,004322 dengan anggapan cateris paribus. Hasil ini berbeda dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Adwin Surya A 2002 yang menyatakan bahwa pendapatan nasional atau GDP tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap nilai tukar rupiah per dolar Amerika Serikat.
6 Pengaruh variabel M1 terhadap nilai tukar rupiah
Hasil pengolahan data dengan menggunakan metode ARCH GARCH menunjukan bahwa nilai t hitung variabel M1
adalah sebesar 5,334634 dan nilai t tabel dengan alpha 0,05 5 di dapat nilai sebesar ± 2,069, jadi dapat disimpulakan 5,334634
± 2,069 atau dengan kata lain t hitung t tabel maka H ditolak
dan H
1
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel M1 secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap nilai tukar rupiah per dolar Amerika Serikat. Besarnya koefisisn variabel jumlah uang beredar M1 yang
terlihat dalam tabel 4.10 adalah sebesar 0,020077 yang berarti bahwa setiap kenaikan jumlah uang beredar M1 1 maka dolar
akan mengalami apresiasi terhadap rupiah atau nilai tukar rupiah akan melemah terhadap dolar Amerika sebesar 0,020077 dengan
anggapan cateris paribus. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Adwin Surya A 2002 dan Ni
Made Sukartini dan Somnya Laksana 2000 yang mengatakan bahwa variabel jumlah uang beredar secara signifikan
mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Berdasarkan hasil analsis sebelum dan setelah diterapkannya free floating exchange rate system
dengan menggunakan metode ARCH GARCH yang ditunjukan oleh tabel 4.9 dan tabel 4.10 diatas terlihat
bahwa adanya perbedaan dari faktor yang mempengaruhi nilai tukar rupiah dari ke dua sistem tersebut. Hal ini terjadi karena pada saat managed
floating exchange rate system pemerintah menerapkan batas atas dan batas
bawah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang menyebabkan mekanisme pasar tidak berjalan dengan baik. Sedangkan pada saat
Indonesia menerapkan free floating exchange rate system nilai tukar diserahkan kepada mekanisme pasar. Sehingga semua kondisi yang
mempengaruhi pasar dapat langsung mempengaruhi nilai tukar rupiah. Adanya perbedaan tersebut dikarenakan ke dua rezim sistem nilai tukar
tersebut mempunyai ciri dan karakteristik yang berbeda. Selain itu, perbedaan tersebut diperkirakan karena pada saat managed floating
exchange rate system kondisi ekonomi, keamanan, dan politik Indonesia
relatif stabil dibandingkan pada saat diterapkannya free floating exchange rate system
dimana Indonesia mengalami krisis ekonomi yang mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan.
3. Uji Koefisien Determinasi R²
Uji koefisien determinasi ditujukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode ARCH GARCH diperoleh nilai adjusted R² sebelum diterapkannya free
floating exchange rate system sebesar 0,946707 yang berarti bahwa
variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar
94,6707 dan sisanya sebesar 5,3293 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Sedangkan untuk nilai adjusted R²
setelah diterapkannya free floating exchange rate system diperoleh hasil sebesar 0, 620277 yang berarti bahwa variabel dependan dapat dijelaskan
oleh variabel independen sebesar 62,0277 dan sisanya sebesar 37,9723 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam
penelitian ini. Terjadinya perbedaan besarnya adjusted R² diperkirakan karena pada saat sebelum diterapkannya free floating exchange rate
system keaadan atau kondisi aspek-aspek kehidupan Bangsa Indonesia
relatif stabil. Sehingga nilai tukar rupiah di pasar valuta asing mayoritas atau 94,6707 dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi yang dalam hal ini
adalah ekspor, impor, inflasi, SBI, GDP dan M1. Berbeda dengan sebelum diterapkannya free floating exchange rate system, keaadan atau kondisi
aspek-aspek kehidupan Bangsa Indonesia setelah diterapkannya free floating exchange rate system
relatif tidak stabil yang menyebabkan nilai tukar rupiah selain dipengaruhi oleh faktor ekonomi dalam hal ini adalah
ekspor, impor inflasi, SBI, GDP dan M1 yaitu 62,0277. Namun sekitar 37,9723 nilai tukar rupiah setelah diterapkannya free floating exchange
rate system disebabkan oleh faktor diluar dari variabel ekspor, impor,
inflasi, SBI, GDP dan M1.
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI