58
Puskesmas maupun tenaga kesehatan di luar Puskesmas. Selain itu juga untuk mengetahui diantara faktor tersebut mana yang paling berpengaruh Sorkin AL,
2003. Kebutuhan sebagai objek psikologis adalah hal yang penting untuk
terjadinya suatu tindakan. Kebutuhan demikian nyata mempengaruhi tindakan, meskipun bukan satu-satunya faktor penentu, sebab faktor eksternal juga secara
langsung dapat mempengaruhi tindakan Ward, 2006.
4.2.1 Kebutuhan Ibu terhadap Pertolongan Persalinan
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu, penghasilan keluarga, suku bangsa dan kebiasaan masyarakat dalam melakukan persalinan
mempunyai pengaruh pada kebutuhan ibu terhadap pertolongan persalinan dukun bayi P = 0,0037; P = 0,0003; P = 0,0129; P= 0,0003. Faktor yang paling besar
pengaruhnya pada kebutuhan ibu terhadap pertolongan persalinan dukun bayi adalah kebiasaan masyarakat dalam melakukan persalinan R = 0,1997 dan yang
paling kecil pengaruhnya adalah faktor suku bangsa R = 0,1199. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa faktor yang mempunyai pengaruh
pada kebutuhan ibu terhadap pertolongan persalinan Puskesmas adalah tingkat pengetahuan ibu dan kebiasaan masyarakat dalam melakukan persalinan P =
0,0273; P = 0,0020, dan faktor yang paling berpengaruh adalah kebiasaan masyarakat dalam melakukan persalinan R = 0,2309. Sedangkan umur ibu,
paritas ibu, tingkat pendidikan ibu, pekerjaan ibu, penghasilan keluarga, suku bangsa ibu dan kebiasaan masyarakat dalam melakukan persalinan, mempunyai
pengaruh pada kebutuhan ibu terhadap pertolongan persalinan tenaga kesehatan di luar Puskesmas P = 0,0950; P = 0,0868; P =0,0072; P = 0,0796; P = 0,0083; P =
0,0528; P = 0,0010, dan faktor yang paling besar pengaruhnya adalah faktor kebiasaan masyarakat dalam persalinan R = 0,1684.
Dalam model penggunaan pelayanan kesehatan G.A. Alan Dever 2004, kebutuhan menurut konsumen perceived need atau felt need dipengaruhi oleh
faktor sosiodemografi umur, sex, ras, bangsa, status perkawinan, jumlah keluarga, tingkat pendidikan, pekerjaan dan penghasilan, faktor sosiopsikologis
59
persepsi sakit, gejala sakit, keyakinan terhadap para medis atau dokter, faktor epidemiologis mortalitas, morbiditas dan faktor risiko Dever G A, 2004.
Variabel umur dilihat sebagai variabel yang dapat mempengaruhi seorang ibu dalalm memilih kebutuhannya terhadap pelayanan pertolongan persalinan,
karena dengan meningkatnya umur maka pengalaman hidupnya akan lebih lama pula. Dalam studi ini, variabel umur mempunyai pengaruh pada kebutuhan ibu
terhadap pertolongan persalinan tenaga kesehatan di luar Puskesmas. Hal ini sejalan dengan hasil studi dari Akesode 2002 dan Slessinger 2005 yang
menunjukkan bahwa umur ibu berpengaruh terhadap penggunaan pelayanan kesehatan. Tetapi dalam studi ini juga menunjukkan bahwa variabel umur ini
tidak berpengaruh pada kebutuhan ibu terhadap pertolongan persalinan dukun bayi dan kebutuhan ibu terhadap pertolongan persalinan dukun bayi dan
kebutuhan ibu terhadap pertolongan persalinan Puskesmas. Hal ini disebabkan karena variabel umur tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan
kebutuhan ibu terhadap pertolongan persalinan dukun bayi maupun Puskesmas lihat lampiran hasil crosstab antara variabel tergantung dengan variabel bebas.
Hal ini kemungkinan disebabkan varaibel umur belum tentu menunjukkan kematangan seseorang dalam bertindak dan pengalaman seseorang dalam proses
persalinan. Variabel paritas dilihat sebagai variabel yang dapat menunjukkan
pengalaman ibu dalam menentukan kebutuhannya akan pelayanan pertolongan persalinan. Dalam studi ini, paritas ibu mempunyai pengaruh pada kebutuhan ibu
terhadap pertolongan persalinan tenaga kesehatan di luar Puskesmas. Akan tetapi, paritas ibu tidak berpengaruh pada kebutuhan ibu terhadap pertolongan persalinan
dukun bayi dan kebutuhan ibu terhadap pertolongan persalinan Puskesmas. Hal ini disebabkan tidak adanya hubungan antara variabel paritas dengan variabel
kebutuhan ibu terhadap pertolongan persalinan Puskesmas. Hal ini kemungkinan disebabkan rata-rata paritas responden rendah 2 kali kehamilan, sehingga ibu
tidak mempunyai pengalaman yang cukup. Menurut Robert M Gagne 1997 yang dikutip oleh Suwondo 2002
tingkat pendidikan formal merupakan landasan seseorang dalam berbuat sesuatu, membuat lebih mengerti dan memahami sesuatu, atau menerima dan menolak
60
sesuatu. Tingkat pendidikan formal juga memungkinkan perbedaan pengetahuan dan pengambilan keputusan. Dalam studi ini, tingkat pendidikan mempunyai
pengaruh pada besarnya kebutuhan ibu terhadap pertolongan persalinan dukun bayi dan kebutuhan ibu terhadap pertolongan persalinan tenaga kesehatan di luar
Puskesmas.akan tetapi, tidak mempunyai pengaruh pada kebutuhan ibu terhadap pertolongan persalinan Puskesmas. Hal ini disebabkan variabel tingkat pendidikan
ibu tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan kebutuhan ibu terhadap pertolongan persalinan Puskesmas. Hal ini sejalan dengan studi Budiarto 2004,
yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan mempunyai pengaruh terhadap kunjungan Puskesmas tetapi tidak berpengaruh terhadap kunjungan paramedik
dan dokter swasta. Pekerjaan seseorang dapat mencerminkan sedikit banyaknya informasi
yang diterima. Karena jenis pekerjaan juga mempengaruhi hubungan seseorang dengan lingkungannya dimana informasi dapat diperoleh atau diterima. Dalam
studi ini, pekerjaan ibu mempunyai pengaruh terhadap besarnya kebutuhan ibu terhadap pertolongan persalinan tenaga kesehatan di luar Puskesmas, tetapi tidak
mempunyai pengaruh pada besarnya kebutuhan ibu terhadap pertolongan persalinan dukun bayi dan kebutuhan ibu terhadap pertolongan persalinan
Puskesmas. Hal ini dikarenakan tidak adanya hubungan antara variabel pekerjaan ibu dengan kebutuhan ibu terhadap pertolongan persalinan dukun bayi maupun
Puskesmas. Hal ini kemungkinan disebabkan di tempat ibu bekerja telah disediakan sarana pertolongan persalinan sehingga ibu tidak membutuhkan dukun
bayi atau Puskesmas. Menurut Ancok 2005, menyatakan bahwa pengetahuan seseorang sedikit
banyaknya akan mempengaruhi keyakinan seseorang akan akibat tertentu dari konsekuensi tindakan yang dilakukannya. Hasil studi ini menunjukkan bahwa
tigkat pengetahuan mempunyai pengaruh pada besarnya kebutuhan ibu terhadap pertolongan persalinan Puskesmas. Hal ini sejalan dengan hasil studi Irene
Budisantoso 2006, yang menunjukkan bahwa pengetahuan mempunyai pengaruh terhadap kunjungan pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas. Selain itu,
dalam studi ini juga menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tidak berpengaruh pada besarnya kebutuhan ibu terhadap pertolongan persalinan dukun bayi dan
61
kebutuhan ibu terhadap pertolongan tenaga kesehatan di luar Puskesmas. Hal ini sejalan dengan hasil studi Andersen 2006, dan Mc. Kinlay 2006, yang
menyatakan tidak terdapat atau sedikit saja hubungan antara pengetahuan tentang penyakit dengan penggunaan pelayanan kesehatan Wolinsky FD, 2000.
Variabel tingkat risiko ibu hamil dalam studi ini tidak mempunyai pengaruh pada kebutuhan ibu terhadap pertolongan persalinan dukun bayi,
Puskesmas dan tenaga kesehatan di luar Puskesmas. Hal ini disebabkan karena variabel tingkat risiko ibu hamil tidak mempunyai hubungan dengan kebutuhan
ibu terhadap pertolongan persalinan dukun bayi, Puskesmas dan tenaga kesehatan di luar Puskesmas. Hal ini kemungkinan disebabkan rendahnya tingkat risiko ibu
hamil dari responden, rata-rata tingkat risiko ibu hamil responden tergolong rendah.
Variabel penghasilan keluarga mempunyai pengaruh pada besarnya kebutuhan ibu terhadap pertolongan persalinan dukun bayi dan kebutuhan ibu
terhadap pertolongan persalinan tenaga kesehatan di luar Puskesmas, sedangkan pada kebutuhan ibu terhadap pertolongan persalinan Puskesmas terbukti tidak
berpengaruh. Hal ini sejalan dengan hasil studi Kalimo 2005, yang menunjukkan bahwa status ekonomi berpengaruh terhadap felt need pelayanan kesehatan.
Adanya perbedaan dalam hasil studi ini kemungkinan disebabkan karena tarif atau biaya pertolongan persalinan yang berbeda, sehingga kemampuan ekonomi sangat
menentukan penggunaan pelayanan pertolongan persalinan yang diinginkan. Variabel suku bangsa mempunyai pengaruh pada besarnya kebutuhan ibu
terhadap pertolongan persalinan dukun bayi dan kebutuhan ibu terhadap pertolongan persalinan tenaga kesehatan di luar Puskesmas, tetapi tidak
mempunyai pengaruh pada kebutuhan ibu terhadap petolongan persalinan Puskesmas. Hal ini disebabkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara
variabel suku bangsa dengan kebutuhan ibu terhadap pertolongan persalinan Puskesmas. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Gesler dan Meade 2005, yang
menunjukkan bahwa ras suku bangsa tidak mempunyai pengaruh terhadap perilaku pencarian pelayanan kesehatan. Dan hal ini juga sejalan dengan hasil
studi Guzick 2006, yang menyatakan bahwa ras suku bangsa, berpengaruh pada demand terhadap dokter umum dan dokter ahli penyakit dalam.
62
Dalam studi ini, variabel pengambil keputusan dalam keluarga tidak berpengaruh baik terhadap besarnya kebutuhan ibu terhadap pertolongan
persalinan dukun bayi, Puskesmas maupun tenaga kesehatan di luar Puskesmas. Hal ini disebabkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara variabel
pengambil keputusan dengan kebutuhan ibu terhadap pertolongan persalinan dukun bayi, Puskesmas maupun tenaga kesehatan di luar Puskesmas.
Dalam studi ini, kebiasaan masyarakat dalam melakukan persalinan mempunyai pengaruh pada kebutuhan ibu terhadap pertolongan persalinan dukun
bayi, Puskesmas dan tenaga kesehatan di luar Puskesmas. Hal ini sejalan dengan pendapat Green 2004, yang menyatakan bahwa salah satu aspek yang
mempengaruhi perilaku adalah faktor predisposing pengetahuan, sikap nilai kepercayaan. Faktor predisposing merupakan faktor yang dapat memotivasi
seseorang untuk mengambil tindakan kesehatan yang dirasa paling sesuai.
4.2.2 Permintaan Ibu terhadap Pertolongan Persalinan