59
b. Pengetahuan Audit X
2
Pengetahuan menggambarkan segala atau semua ilmu yang dimilliki auditor yang berguna dalam melaksanakan pemeriksaan baik itu
akuntansi, ekonomi dan lain-lain. Pengetahuan merupakan variabel independen yang diukur dengan menggunakan skala ordinal dari angka 1
sampai dengan 5. Misalnya, untuk pertanyaan positif dinilai dengan sangat tidak setuju diberi angka 1; tidak setuju 2; ragu-ragu 3; setuju 4;
sangat setuju 5, dan sebaliknya untuk pertanyaan negative dinilai dengan sangat tidak setuju diberi angka 5; tidak setuju 4; ragu-ragu 3; setuju 2;
sangat setuju
1. Adapun
pertanyaan positif
adalah no.
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 dan pertanyaan negative tidak ada.
c. Gender D
Suatu konsep kultural yang berupaya membuat pembedaan distinction dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara
laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat. Gender merupakan variabel independen yang dibedakan menjadi dua kategori
yaitu pria dan wanita. Gender merupakan variabel dummy dimana 1= pria dan 0 = wanita
2. Variabel Dependen
a. Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel pelaksanaaan hasil kerja auditor yaitu pelaksanaan dalam mengambil
sikap sebuah keputusan agar pekerjaan yang dikerjakan sesuai dan tepat
60
waktu sehingga kualitas pekerjaan tersebut baik. Kualitas hasil kerja auditor internal merupakan variabel dependen yang diukur dengan
menggunakan skala ordinal. Misalnya, untuk pertanyaan positif dinilai dengan sangat tidak setuju diberi angka 1; tidak setuju 2; ragu-ragu 3;
setuju 4; sangat setuju 5, dan sebaliknya untuk pertanyaan negative dinilai dengan sangat tidak setuju diberi angka 5; tidak setuju 4; ragu-
ragu 3; setuju 2; sangat setuju 1. Adapun pertanyaan positif adalah no. 1,7,8,9,10,11,12,13,14 dan pertanyaan negative adalah no. 2,3,4,5,6.
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian
Variabel Sub
Variabel Indikator
No. Pertanyaan
Skala Pengukuran
Akuntabilitas X
1
Tan dan Kao, 1999
Motivasi 1. Motivasi untuk
menyelesaikan pekerjaan 2. Bertanggung jawab dalam
mengambil tindakan untuk menyelesaikan pekerjaan
1,3 2
Skala Ordinal
Kemampu an berfikir
1. Berfikir secara objektif dan mengambil
keputusan dengan analisa baik
2. Kemampuan untuk
memfokuskan pada fakta- fakta yang relevan
3. berfikir secara cepat dan terperinci
4
5
6,7 Skala
Ordinal
Keyakinan 4. pemeriksaan hasil
pekerjaan oleh atasan 8
Skala Ordinal
61
Variabel Sub
Variabel Indikator
No. Pertanyaan
Skala Pengukuran
Pengetahuan Audit
X
2
Bedard dan Michelence,
1993 dalam Mardisar dan
Sari Komponen
pengetahu an
1. General Auditing
2. Functional Area
3. Computer Auditing
4. Accounting Issue
5. Spesific Industri
6. General World Knowledge 7. Problem solving knowledge
1,2,3,4,5,6,7, 8,9,10
Skala Ordinal
Gender D
Jamilah, dkk, 2007
Perbedaan auditor
laki-laki dan
perempuan dalam
pengolaha n
informasi Suatu konsep kultural yang
berupaya membuat
pembedaan distinction
dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik
emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang
dalam masyarakat. Gender merupakan
variabel independen yang dibedakan
menjadi dua kategori yaitu pria dan wanita. Gender
merupakan variabel dummy dimana 1= pria dan 0 =
wanita Skala
Nominal
Kualitas Hasil Kerja Auditor
Internal
Y Nasution,
2009 Komplek-
sitas Tugas 1. Pekerjaan
yang membingungkan
ambiguitas 2. Kurangnya
pemahaman terhadap tugas
3. Perbedaan antara informasi yang tersedia dengan apa
yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan tugas
4. Auditor mengetahui
kemampuannya dalam
menyelesaikan tugas 5. Kurangnya
pengalaman dalam
menjalani tugas
tersebut 6. Keterbatasan waktu dalam
menyelesaikan tugas 2,8
3,9,4 5,10,11,12
1,13,14,7
6
4 Skala
Ordinal
62
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta
Inspektorat Provinsi sebagai unsur pembantu pimpinan di bidang pengawasan fungsional di lingkungan Pemerintahan DKI Jakarta,
memiliki tugas dan tanggung jawab mengamankan pelaksanaan tugas umum dan pembangunan DKI Jakarta termasuk kebijakan yang diambil
oleh Gubernur DKI Jakarta agar dapat mencapai tujuan dan sasaran secara efektif dan efisien. Dalam penyelenggaraan tugas pengawasan yang
dimaksud diperlukan peningkatan kualitas hasil pengawasan, sehingga dapat memberikan kontribusi bagi terlaksannya semua kegiatan dan
kebijakan secara baik, bertanggung jawab dan akuntabel. Berkaitan dengan hal tersebut Inspektorat Provinsi telah menetapkan arah
pengawasan yang komprehensif dan implementatif untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran yang ingin di capai. Disamping itu peran
pengawasan juga ditingkatkan tidak hanya sebagai watch dog tetapi merupakan mitra untuk memecahkan permasalahan dan teladan bagi
obyek pemeriksaan dalam membangun kinerja yang lebih baik. Untuk
mewujudkan penyelenggara
negara yang
mampu menjalankan fungsi dan tugasnya secara sungguh-sungguh dan penuh
tanggung jawab, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam hal ini Inspektorat Provinsi mempunyai tugas dan fungsi sebagai penyelenggara
62