24
1 Masing-masing auditor harus mempunyai latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja di bidang akuntansi, keuangan,
perpajakan, manajemen dan komputer. 2 Keduanya harus membuat rencana pemeriksaan audit plan,
program pemeriksaan audit program secara tertulis. 3 Semua prosedur pemeriksaan dan hasil pemeriksaan harus
didokumentasikan secara lengkap dan jelas dalam kertas kerja pemeriksaan audit working papers.
4 Audit staf harus selalu melakukan Continuing Profesional Education Pendidikan Profesi Berkelanjutan.
5 Baik Internal Auditor maupun Eksternal Auditor harus mempunyai Audit
Manual, sebagai
pedoman dalam
melaksanakan pemeriksaannya dan harus memiliki Kode Etik serta sistem
pengendalian mutu.
d. Fungsi Auditor Internal
Sawyer 2009 mengemukakan bahwa fungsi audit internal adalah suatu fungsi penilaian yang bebas dalam suatu organisasi, guna
menelaah atau mempelajari dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan untuk memberikan saran-saran kepada manajemen. Tujuannya adalah
membantu tingkatan
manajemen, agar
tanggung jawabnya
dilaksanakan secara efektif. Adapun fungsi audit internal secara menyeluruh mengenai
pelaksanaan kerja audit internal dalam mencapai tujuannya:
25
1 Membahas, menilai kebaikan dan ketepatan pelaksanaan pengandallian akuntansi, keuangan serta operasi.
2 Meyakinkan apakah pelaksanaan sesuai dengan kebijaksanaan, rencana dan prosedur yang ditetapkan.
3 Meyakinkan apakah
kekayaan perusahaanorganisasi
dipertanggungjawabkan dengan baik dan dijaga dengan aman terhadap segala kemungkinan risiko kerugian.
4 Meyakinkan tingkat kepercayaan akuntansi dan cara lainnya yang dikembangkan dalam organisasi.
5 Menilai kualitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang telah dibebankan.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan fungsi audit internal adalah untuk membantu manajemen dalam menilai kinerja, prosedur,
dan kebijakan yang ditetapkan dalam organisasi agar dapat meyakinkan dan memperbaiki pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
manajemen untuk mengurangi risiko-risiko yang terdapat dalam organisasi sehingga dalam organisasi dapat berjalan efektif dan
merupakan penilaian independen.
e. Teknik-teknik Audit Internal
Sawyer 2009:109-403, menjelaskan tentang teknik-teknik audit internal sebagai berikut:
26
1 Penentuan Risiko Penentuan risiko risk assessment adalah identifikasi dan anallisis
risiko-risiko yang relevan untuk mencapai tujuan entitas, yang membentuk suatu dasar untuk menetukan cara pengelolaan risiko.
Auditor internal harus memasukkan hasil penentuan risiko ke dalam program audit untuk mengurangi risiko. Risiko terdiri atas:
a Risiko bawaan, yaitu kerentanan suatu asersi atas terjadinya salah saji yag material, dengan mengasumsikan bahwa tidak
ada kebijakan atau prosedur struktur kontrol internal terkait yang ditetapkan.
b Risiko control, yaitu risiko bahwa salah saji material yang bisa terjadi pada suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi
secara tepat waktu oleh struktur, kebijakan atau prosedur kontrol internal suatu entitas.
c Risiko deteksi, yaitu risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat pada suatu asersi.
2 Survey Pendahuluan Survey pendahuluan yang baik akan menghasilkan program audit
yang tepat, dan program audit yang tepat akan menunjang keberhasilan audit. Dalam survey pendahuluan, auditor internal
mengidentifikasi tujuan operasi, dan control yang diterapkan. Auditor internal sebaiknya melakukan survey dalam langkah dasar,
sebagai berikut:
27
a Melakukan studi awal, mencakup penelahaana atas kertas kerja tahun sebelumnya, temuan-temuan audit, bagan organisasi, dan
dokumen lain yang membantu untuk lebih memahami subjek audit.
b Pendokumentasian, mengarah pada pertemuan awal auditor dengan manajer.
c Mengumpulkan bahan bukti d Mengamati, pengamatan dilakukan terus selama survey
pendahuluan. e Melaporkan atas tahap-tahap yang telah dilakukan dalam
survey pendahuluan. 3 Program Audit
Langkah-langkah audit dirancang untuk mengumpulkan bahan bukti
audit dan
untuk memungkinkan
auditor internal
mengemukakan pendapat mengenai efisiensi, ekonomis dan efektifitas yang akan diperiksa. Program audit merupakan alat yang
menghubungkan survey pendahuluan dengan pekerjaan lapangan. 4 Pekerjaan Lapangan
Pekerjaan lapangan merupakan proses untuk mendapatkan keyakinan dengan mengumpulkan bahan bukti secara objektif
mengenai aktivitas
entitas atau
instansi pemerintah.
Mengevaluasinya dan melihat apakah aktivitas tersebut memenuhi standar yang dapat diterima dan mencapai tujuan-tujuan yang telah
28
ditetapkan, serta menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan oleh manajemen.
Tujuan pekerjaan lapangan adalah untuk membantu pemberian keyakinan dengan melaksanakan prosedur-prosedur audit yang ada
di program audit, sesuai tujuan audit yang ingin dicapai. Tujuan audit dicapai dengan menerapkan prosedur-prosedur audit untuk
menetukan apakah
prosedur-prosedur operasi
berfungsi sebagaimana mstinya dan mencapai tuuan-tujuan operasi. Tujuan
operasi ditetapkan oleh manajemen. Tujuan operasi adalah hasil- hasil yang ingin dicapai manajer, sedangkan tujuan audit
ditetapkan oleh auditor. 5 Temuan Audit
Selama pelaksanaan pekerjaan, auditor internal mengidentifikasi kondisi-kondisi
yang membutuhkan
tindakan perbaikan.
Penyimpangan-penyimpangan dari norma atau criteria yang dapat diterima disebut temuan audit audit findings. Beberapa
kelemahan temuan bersifat kecil dan tidak membutuhkan perhatian manajemen. Semua temuan audit yang dapat dilaporkan
haruslah: a Cukup signifikan agar layak dilaporkan ke manajemen.
b Di dokumentasikan dengan fakta, opini, dan dengan bukti yang memadai, kompeten dan relevan.
c Secara objektif dibuat tanpa bias prasangka.
29
d Relevan dengan masalah-masalah yang ada. e Cukup meyakinkan untuk memaksa dilakukannya tindakan
memperbaiki kondisi-kondisi yang mengandung kelemahan. Dalam temuan audit ini, auditor memberikan rekomendasi kepada
manajemen. Rekmendasi menggambarkan tindakan yang mungkin dipertimbangkan manajemen untuk memperbaiki kondisi-kondisi
yang salah, dan untuk memperkuat kelemahan dalam sistem kontrol.
Mengidentifikasi kondisi yang tidak memuaskan adalah tanggung jawab audit. Sedangkan memperbaikinya adalah tanggung jawab
manajemen. Lebih disukai auditor internal mengusulkan metode tindakan perbaikan untuk pertimbangan manajemen.
Saran yang paling memuaskan untuk menyelesaikan temuan audit adalah membahasnya denag manajemen operasional sebelum
laporan audit tertulis diterbitkan. Pada saat itu harus dicapai kesepakatan mengenai fakta-fakta dan beberapa tindakan perbaikan
untuk memperbaiki kekurangan. 6 Kertas Kerja
Kertas kerja working paper berisi catatan informasi yang diperoleh dan analilsis yang dilakukan selama proses audit. Kertas
kerja disiapkan sejak auditor memulai pekerjaannya hingga auditor menelaah tindakan perbaikan dan mengakhiri proyek audit. Kertas
30
kerja bersi dokumenttasi atas langkah-langkah berikut ini dalam proses audit:
a Rencana audit, termasuk program audit. b Pemeriksaan dan evaluasi kecukupan dan efektifitas system
control internal. c Prosedur-prosedur audit yang dilakukan, informasi yang
diperoleh, dan kesimpulan yang dicapai. d Penelahaan kertas kerja oleh penyelia.
e Laporan audit. f Tindak lanjut dari tindakan perbaikan.
Auditor internal menyiapkan kertas kerja untuk beberapa tujuan yang berbeda, yaitu:
a Untuk mendukung laporan audit. b Untuk menyimpan informasi yang diperoleh melalui tanya
jawab, penelahaan instruksi dan arahan, analisis system dan proses, pengamatan kondisi, dan pemeriksaan transaksi.
c Untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan temuan- temuan audit, mengumpulkan bukti yang diperlukan untuk
menetukan terjaid
dan luasnya
kondisi-kondisi yang
mengandung kelemahan. d Untuk mendukung pembahasan dengan karyawan.
e Untuk menjadi dasar penyelia dalam menelaah kemajuan dan penyelesaian audit.
31
f Untuk memberi dukungan dan bukti untuk masalah-masalah yang melibatkan kecurangan, tuntutan hukum dan klaim
asuransi. g Untuk menjadi sarana bagi auditor eksternal dalam
mengevaluasi pekerjaan audit internal dan kemudian menggunakannya dalam penilaian audit eksternal atas sistem
control internal organisasi. h Menjadi latar belakang dan data referensi untuk penelahaan
selanjutnya. i Untuk membantu memfasilitasi penelahaan baik auditor
eksternal atau konsultan perlu mengevaluasi aktivitas audit internal.
j Menjadi bagian dokumentasi.
6. Kualitas Hasil Kerja