16
ditentukan berdasarkan asersi-asersi yang dibuat oleh manajemen yang tercantum dalam laporan keuangan. Asersi manajemen adalah pernyataan
yang tersirat atau yang dinyatakan dengan jelas oleh manajemen mengenai jenis transaksi dan akun terkait dalam laporan keuangan. Asersi
manajemen berhubungan langsung dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, sehingga auditor harus memahami asersi-asersi manajemen agar
audit dapat dilaksanakan dengan memadai.
3. Jenis-jenis Audit
Menurut Kell, Johnson dan Boynton 2002: 8-9 terdapat tiga 3 jenis audit yang ada umumnya menunjukkan karakteristik kunci yang
tercakup dalam definisi audit. Jenis-jenis audit tersebut adalah: a. Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan bertujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan sesuai dengan kriteria-
kriteria tertentu. Kriteria itu adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum.
b. Audit Ketaatan Audit ketaatan bertujuan untuk mempertimbangkan apakah audittee
klien telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang telah ditetapkan pihak yang memiliki otoritas yang lebih tinggi.
c. Audit Operasional Audit operasional merupakan penelaahan atas bagian maupun dari
prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi
17
dan efektivitasnya. Pada saat selesainya audit operasional, auditor akan memberikan sejumlah saran kepada manajemen untuk memperbaiki
jalannya operasi perusahaan.
4. Standar Audit
Standar audit di Indonesia dikenal dengan nama Standar Profesional Akuntan Publik SPAP yang disusun oleh suatu komite
khusus dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, terdiri dari 10 sepuluh standar yang dapat dikelompokkan menjadi 3 tiga kelompok
besar. Standar auditing ini diikhtisarkan sebagai berikut: a. Standar Umum, berfungsi untuk mengatur syarat-syarat diri auditor.
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama. b. Standar Pekerjaan Lapangan, berfungsi untuk mengatur mutu
pelaksanaan auditing. 1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya
dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
18
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian yang akan dilakukan. 3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui
inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan yang diaudit. c. Standar Pelaporan, berfungsi sebagai panduan bagi auditor dalam
mengkomunikasikan hasil audit melalui laporan audit kepada pemakai informasi keuangan.
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia. 2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan
prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. 3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. 4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus
19
dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas
mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
5. Auditor Internal