Terminologi al- Qur’an

Penulis juga mengutip pengertian lain mengenai putus asa, yaitu timbulnya kelesuan, penurunan atau kemerosotan dan keadaan tertekan secara mental dan emosi 5 .

2. Terminologi al- Qur’an

Pada dasarnya, manusia memiliki sifat mudah putus asa. Hal ini terungkap dalam al-Qur ‟an. Kehidupan manusia memang selalu menghadapi cobaan dan masalah, oleh karenanya manusia cenderung mudah mengalami sikap putus asa. Putus asa dideskripsikan dalam al-Quran dengan 3 kata, yaitu Yaisu , Qanatha , Ablasa masing-masing memiliki makna tersendiri. Sebelum beranjak dalam pembahasan, perlu kiranya penulis mendeskripsikan makna kata-kata tersebut dengan memberikan pemisahan terhadap ketiga kata yang memaknai makna putus asa yang tertulis dalam al- Quran. Hal tersebut bertujuan agar mampu memahami dan mendalami mengapa al-quran memberikan tiga kata kunci tersebut. Mengenai kata yang pertama yaitu kata yang merupakan bentuk isi m fi’il dengan kata dasar dan mashdarnya . Dalam terjemahannya ke bahasa Indonesia, kata tersebut bermakna terputusnya harapan darinya 6 . makna kata dan 5 M D J al-Barry, Kamus Ilmiah Kontemporer, Bandung: Pustaka Setia, 2000, hal.59 6 Louis Ma‟luf al-yassuî, Al-Munjid fî al-Lughah wal al-A„lam, Dar al-Mashriq, hal.1106 adalah lawan dari raja harapan atau bisa dikatakan juga berputus asa dari sesuatu. Abi Basyar Amr bin Utsman bin Kanbar seorang ahli nahwu dan sastra, menyatakan bahwa kata ya`isa memiliki dua karakter dalam bahasa Arab. Pertama yaisa-yayasu dan kedua yaisa- yayasu Dari kedua kata tersebut tersusun menjadi satu kesatuan kata, yaitu . Sebagai contoh dalam kalimat seseorang beputus asa dari sesuatu maka ia berputus asa dari hal tersebut. 7 Sedangkan secara istilah adalah sebuah sikap yang dialami oleh seseorang atau masyarakat, baik dari kalangan penguasa maupun rakyatnya. Kondisi ini mengakibatkan kehinaan, ketertindasan atau kelemahan dan kekerdilan serta ketundukan dalam kepasrahan. 8 Dalam al-Quran kata putus asa terdapat pada sepuluh ayat al- Quran dengan berbagai maksud dan tujuan yang Allah turunkan kepada hamba-hambanya agar mencegah diri dari perasaan berputus asa dan menegaskan bahwa sikap putus asa merupakan salah satu sifat orang-orang kafir. Selanjutnya adalah kata , berasal dari kata – - yang memiliki persamaan makna dengan kata yang paling sangat 7 Ibnu Manzur, Lisanul Arab , Beirut dar al-fikr, 1994 . vol 6 , hal. 259 8 Imam Majd ad Din Abi as Sa‟adat al Mubarak bin Muhammad Ibnu al Atsir, Al- Nihâyah fi gharîbi al-hadîts wa al-atsâr. Daar al Ma‟rifah, Beirut-Libanon 2001. vol 4, hal. 262 bab “ya`isa”. berputus asa 9 . Adapun bentuk masdar dari adalah . Untuk memperkuat argumentasi tersebut, maka penulis mengkutip dari penjelasan salah satu Ulama di bidang ilmu nahwu dan sastra yaitu Abul Fath Utsman bin Jinni Al-Mushily 10 menyatakan bahwa bentuk kata mempunyai padanan kata yang sama dengan . Di dalam kitab at-tahdzib, dan memiliki makna sinonim yaitu putus asa dari kebaikan. Abu „Amr bin Al „ Ala, berpendapat bawa seburuk- buruknya manusia adalah yang berputus asa dari rahmat Allah SWT jadi kata putus asa disini bisa menggunakan kata atau 11 . Sedangkan dalam Al-Nihâyah fî gharîbi al-hadîts wa al-atsâr menjelaskan bahwa berarti sikap putus asa yang berlebih-lebihan untuk bisa keluar dari krisis yang dialami individu atau kolektif menyebabkan kehinaan, ketertindasan atau kelemahan dan kekerdilan serta ketundukan dan kepasrahan. Pembahasan selanjutnya adalah kata yang berasal dari kata berarti dengan terjemahan bahasa Indonesianya adalah putus asa atau menyesal. Oleh Karena itu, kata iblîs diambil dari kata balasa, tetapi nama iblis yang sesungguhnya adalah , dan disebutkan juga dalam al- Quran : . Jadi dari ayat di atas dapat kita ketahui 9 Mu’jam al-Wasîth al-Qahiroh, Maktabah al-Syaroq al-Dauliyah: 2008, hal.1790 10 H.R. Taufiq urrochman, S.H. “Leksikologi Bahasa Arab”, UIN Malang Press, Malang, 2008, hal.299 11 Ibnu Manzur , Lisanul Arab Vol 7, hal.386 bahwasanya iblîs yang diambil dari kata balasa telah mengalami putus asa dari rahmat Allah SWT. Sebab itu, putus asa juga merupakan salah satu sifat dari iblis, mereka menciptakan kondisi yang akan mendorong manusia ke arah keterpurukan. Di samping itu, Iblis bersembunyi di dalam emosi para manusia, membisikkan ketidakadilan hidup terhadap korban-korbannya 12 . Melalui emosi dia akan merangkak ke dalam pikiran manusia dan mewujudkan visi kehancuran manusia. Adapun identifikasi mengenai kata terdapat dalam al-Quran. Dari ketiga kata kunci yang terdapat di dalam al-Quran, dapat disimpulkan bahwa putus asa merupakan sebuah kondisi perasaan hati yang pada akhirnya dapat membelenggu manusia secara utuh dalam keterpurukan yang disebabkan dari perasaan takut, kelemahan dan ketidak berdayaan.

B. Keputusasaan dalam Perspektif 1. Perspektif Psikologi