14 hidup di air, karena akan mempengaruhi kecepatan makan dan pertumbuhan ikan
Wardhana, 1995.
2.7.2.3 BOD Biochemical Oxygen Demand
Biochemical  Oxygen Demand BOD  atau  kebutuhan  oksigen  biologis adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme di dalam memecah
bahan  organik.  Pengurairan  organik  melalui  proses  alamiah  yang  mudah  terjadi apabila  air  lingkungan  mengandung  oksigen  yang  cukup  Wardhana,  1995.
Dalam proses oksidasi secara biologis ini tentu saja dibutuhkan waktu yang lebih lama  jika  dibandingkan  dengan  proses  oksidasi  secara  kimiawi.  Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi pengukuran BOD adalah jumlah senyawa organik yang diuraikan,  tersedianya  organisme  aerob  yang  mampu  menguraikan  senyawa
organik  tersebut  dan  tersedianya  sejumlah  oksigen  yang  dibutukan  dalam  proses penguraian itu Barus, 2004.
2.7.2.4 COD Chemical Oxygen Demand
COD  merupakan  jumlah  oksigen  yang  dibutuhkan  dalam  proses  oksidasi  kimia yang  dinyatakan  dalam  mg  O
2
l.  Dengan  mengukur  nilai  COD  maka  akan diperoleh  nilai  yang  menyatakan  jumlah  oksigen  yang  dibutuhkan  untuk  proses
oksidasi  terhadap  total  senyawa  organik  baik  yang  mudah  diuraikan  secara biologis  maupun  terhadap  yang  sukar  atau  tidak  bias  diuraikan  secara  biologis
Barus, 2004. Badan  air  yang  memiliki  COD    10  ppm  sangat  mempengaruhi
keberadaan  dan  kehidupan  organisme  perairan  yang  bersifat  aerob,  diantaranya adalah  jenis  ikan,  karena  sulitnya  akan  memenuhi  oksigen.  COD  perairan  yang
dianggap  baik  bagi  kehidupan  organisme  air  ikan  berkisar  1-5  ppm  Fardias, 1992.
2.7.2.5 Amoniak
Amoniak merupakan hasil utama dari penguraian protein. Amoniak dalam jumlah yang banyak dapat berakibat fatal bagi ikan atau organisme perairan. Oleh karena
itu  sebaiknya  kandungan  amonia  diperairan  dijaga  jangan  sampai  melebihi  1,5
15 ppm Sylvester, 1958 dalam kham 1998, sedangkan Pescod 1973 dalam kham
1998  menyatakan  kriteria  perairan  di  daerah  tropis  kandungan  amonia  tidak lebih dari satu ppm.
Produk  penguraian  karbohidrat  dianggap  tidak  mempunyai  masalah  yang serius  bagi  ekosistem  periaran,  karena  berbagai  jenis  bakteri  dan  jamur  dapat
mengkonsumsinya.  Yang  dapat  menimbulkan  masalah  adalah  produk  dari penguraian  zat  nutrisi  lemak  dan  tertama  protein  yang  berupa  amonium  NH
4 +
atau  amoniak  NH
3
.  Dari  hasil  penelitian  diketahui  bahwa  keseimbangan  antara amonium  dan  amoniak  didalam  air  sangat  dipengaruhi  oleh  nilai  pH  air  Baur,
1987; Borneef 1982 dalam Barus, 2004.
2.7.2.6 Fosfat
Fosfat  merupakan  nutrient  yang  paling  penting  dalam  menentukan produktivitas  perairan.  Fosfat  dalam  ekositem  perairan dapat  dalam  bentuk
senyawa  organik  seperti  protein  ataupun  gula,  sebagian  dalam  bentuk  kalsium fosfat CaPO
4
dan besi fosfat FePO
4
anorganik. Fosfat tersedia melimpah dalam perairan  dalam  bentuk  ortofosfat.  Senyawa  anorgaik  ini  dihasilkan  oleh  bakteri
melalui  pemecah  fosfat  organik  dari  organisme  yang  mati. Unsur  fosfat
merupakan  salah  satu  unsur  penting  dalam  metabolisme  sel  organisme. Keberadaan  phospor  dalam  perairan  terdapat  dalam  bentuk  senyawa  anorganik
ortho-phosphate, meta  phosphate,  polyphosphate dan  senyawa  organik  diserap oleh bakteri, fitoplankton dan makrofita Suriadarma, 2011.
3.1 Waktu dan Temp
Penelitian  ini Januari  2015.  Pengam
Toba desa  Harangg
Pengelolaan Sumber Matematika dan Ilmu P
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat y 25  m  x  2  m sebagai
laminating, camera  di lakban coklat, botol a
digunakan  adalah Al dan amilum.
3.3 Deskripsi Area
Penelitian  ini dengan menggunakan 4
3.3.1 Stasiun 1
Stasiun  1  mer danau dan secara geogr
G
16
BAB 3 METODE PENELITIAN
mpat
ini  dilaksanakan  pada  bulan  Desember  2014 gambilan  sampel ikan bilih dilaksanakan  di
nggaol serta
identifikasi dilaksanakan  di
ber Daya Alam dan  Lingkungan  Departemen  B u Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Uta
an
t yang digunakan pada praktikum ini adalah: D gai  alat  penangkap ikan, toples,  penggaris, ke
ra  digital, timbangan,  pinset,  senter, ember  5  l ol alkohol, coolbox, plastik, dan alat tulis sedang
Alkohol  70, MnSO
4
,  KOH-KI,  H
2
SO
4
,  Na
2
a
ini  dilakukan  dengan  menggunakan  “Purposi an 4 stasiun pengambilan sampel.
erupakan  daerah  keramba dan  jaraknya  200 eografis terletak pada 02º52’09,9” LU  098º40’
Gambar 2. Stasiun 1 Daerah Keramba
2014  sampai  dengan di perairan Danau
di Laboratorium
n  Biologi Fakultas Utara.
h: Doton berukuran kertas  milimeter,
5  liter,  pipet  tetes, ngkan bahan yang
a
2
S
2
O
3
0,00125N
posive  Sampling”
200  meter  dari  tepi 098º40’25,3” BT.