5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ekosistem Danau Toba
Ekosistem air yang terdapat di daratan inland water secara umum dapat dibagi 2 yaitu perairan lentik lentic water yang berarti perairan tenang, misalnya danau,
rawa, waduk, telaga dan sebagainya; dan perairan lotik lotic water yang berarti perairan yang berarus deras, misalnya sungai, kali, parit dan sebagainya.
Perbedaan utama antara perairan lotik dan lentik adalah dalam kecepatan arus air. Perairan lentik mempunyai kecepatan arus yang lambat serta terjadi akumulasi
massa air yang berlangsung dengan cepat Barus, 2004. Ekosistem Kawasan Danau Toba adalah seluruh wilayah daerah tangkapan
air DTA Danau Toba mencakup daerah hulu Sub DAS Hulu dari DAS Sungai Asahan. Danau Toba merupakan hulu dari sungai Asahan dimana sungai tersebut
berasal dari perairan Danau Toba. Ekosistem Kawasan Danaua Toba terletak di dataran tinggi Bukit Barisan di Provinsi Sumatera Utara, secara geografis terdapat
antara koordinat 2°10’ LU - 3°0’ LU dan 98°20’ BT - 99°50’ BT. Ekosistem Kawasan Danau Toba mencakup daratan pulau Sumatera mengelilingi bagian
luar Danau Toba seluas 190.314 ha; daratan pulau Samosir seluas 69.280 ha dan luas permukaan air Danau Toba 112.959 ha Nasution et al, 2010.
Danau Toba merupakan suatu perairan yang banyak dimanfaatkan oleh beberapa sektor seperti pertanian, perikanan, pariwisata, perhubungan dan juga
merupakan sumber air minum bagi masyarakat di kawasan Danau Toba. Pemanfaatan danau memberikan imbas terhadap penurunan kualitas air akibat
berbagai aktivitas masyarakat di mana Danau Toba juga digunakan sebagai tempat membuang berbagai jenis limbah yang dihasilkan dari kegiatan pertanian
di sekitar Danau Toba, limbah domestik dari pemukiman dan perhotelan, limbah nutrisi dari sisa pakan ikan yang tidak habis dikonsumsi oleh ikan yang
dibudidayakan dalam keramba jaring apung Barus, 2007.
6
2.2 Ikan Bilih Mystacoleucus padangensis Blkr.
Ikan bilih Mystacoleucus padangensis Blkr. merupakan ikan endemik dan bernilai ekonomis penting di danau Singkarak, Sumatera Barat Kottelat, M. et al.
1993. Sebagai ikan endemik, Danau Singkarak merupakan habitat asli dari ikan bilih Febriani, 2010. Pada tahun 2002, ± 90 dari hasil tangkapan nelayan di
Danau Singkarak adalah ikan bilih Kartamihardja Sarnita, 2008. Klasifikasi ikan Bilih Mystacoleucus padangensis Blkr. menurut Sa’anin
1979 adalah sebagai berikut: Kingdom
: Animalia Filum
: Chordata Kelas
: Pisces Sub Kelas
: Teleostei Ordo
: Ostariophysi Sub ordo
: Cyprinoidea Famili
: Cyprinoidea Genus
: Mystacoleucus Spesies
: Mystacoleucus padangensis Blkr. Ikan bilih M. padangensis mempunyai kekuatan berkompetisi yang
tinggi dalam memanfaatkan sumberdaya pakan yang ada di perairan tersebut, karena jenis pakan utama ikan bilih berbeda dengan jenis pakan utama ikan
lainnya. Pakan utama ikan bilih adalah plankton berupa fitoplankton dan zooplankton. Sedangkan pakan pelengkapnya berupa detritus dan potongan
tumbuhan. Ada 43 jenis genus dari plankton yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan oleh ikan bilih. Hal ini menunjukkan bahwa komposisi jenis pakan ikan
bilih beragam. Di samping beragam, ikan bilih juga selektif memilih jenis pakannya. Azhar, 1993.
Ikan Bilih Mystacoleucus padangensis Blkr. merupakan jenis ikan tawar yang hidup dan bersifat endemik di perairan Danau Singkarak. Panjang ikan Bilih
dewasa berkisar antara 58,00-107,00 mm dengan panjang rata-rata 89,00 mm. Bobot tubuh berkisar antara 3,00-10,50 gram, dengan rata-rata 6,80 gram. Tinggi
badan rata-rata 18,50 mm dengan ekor bertipe homocercal. Jari-jari pada sirip punggung, dada, dan perut masing-masing terdiri dari jari-jari keras 1 buah dan
jari-jari lemah berjum yang besifat sikloid se
daerah perut sampai sisik di atas garis sisi
Ikan Bilih tidak memi
Gam
Berdasarkan pe Singkarak, secara um
bilih betina. Ikan bilih 57 mm. Pada kelas pa
72,00 mm merupakan reproduksi. Di luar k
berkurang kemampua gonad pertama kali di
yang paling produktif kelas panjang 62,00-
Diluar kelas panjang i reproduksinya. Dalam
tidak tergantung pada m Penurunan popul
kualitas air, dan inte rendahnya laju reproduk
ekosistem, makanan kelangsungan hidup
Febriani, 2010. 7
umlah 8-9 buah. Pada garis sisi linea laterali d sebanyak 35 buah dan di atas garis sisi sebany
pai ekor daerah bawah berwarna putih keperak sisi atau bagian punggung berwarna agak gela
miliki sungut Yonwarson, 1996.
ambar 1. Mystacoleucus padangensis Blkr.
n penelitian yang telah dilakukan oleh Azhar umum ikan bilih jantan berukuran lebih kecil
bilih jantan pertama kali matang gonad pada ke s panjang 53,00-57,00 mm sampai pada kelas
kan ukuran panjang ikan jantan yang paling r kelas panjang tersebut ikan bilih jantan be
puan reproduksinya. Sedangkan pada ikan bilih i dicapai pada ukuran panjang 62,00-67,00 mm
oduktif untuk ikan bilih betina melakukan reproduksi 62,00-67,00 mm sampai pada kelas panjang 80,00
g ini, ikan bilih betina belum bias atau berkura lam setahun ikan bilih dapat memijah lebih da
da musim. populasi dan stok ikan tidak hanya terjadi aki
ntensitas penangkapan, juga diperkirakan seba roduksi dan perubahan ketersediaan makanan.
nan ikan menjadi salah satu komponen dup ikan akan mempengaruhi dalam prose
ralis terdapat sisik nyak 5 buah. Sisik
rakan. Sedangkan elap kecoklatan.
. r 1993 di danau
cil dari pada ikan kelas panjang 53-
las panjang 68,00- ng produktif untuk
n belum bisa atau bilih betina, matang
m. Kelas panjang oduksi adalah pada
80,00-85,00 mm. kurang kemampuan
h dari tiga kali dan
akibat penurunan ebagai akibat dari
an. Dalam konsep n penentu bagi
oses pertumbuhan
8
2.3 Siklus Hidup Ikan Bilih