Asas-asas dalam Hukum Jaminan

lembaga jaminan, objek jaminan utang dan sebagainya 13 . Menurut J. Satrio hukum jaminan adalah peraturan hukum yang mengatur tentang jaminan-jaminan piutang seorang kreditur terhadap seorang debitur 14 . Sedangkan menurut Salim H.S hukum jaminan adalah keseluruhan dari kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan hukum antara pemberi dan penerima jaminan dalam kaitannya dengan pembebanan jaminan untuk mendapatkan fasilitas kredit 15 . Dari berbagai pengertian hukum jaminan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa hukum jaminan adalah kumpulan peraturan yang mengatur tentang penjaminan utang, hak dan kewajiban debitur serta kreditur, dan lembaga jaminan.

B. Asas-asas dalam Hukum Jaminan

Menurut Salim HS, terdapat 5 asas yang terdapat dalam hukum jaminan 16 , yaitu : 1. Asas Publicitet, yaitu asas bahwa semua hak, baik hak tanggungan, hak fidusia, dan hipotek harus didaftarkan. Pendaftaran ini dimaksudkan supaya pihak ketiga dapat mengetahui bahwa benda jaminan tersebut sedang dilakukan pembebanan jaminan. Pendaftaran hak tanggungan di 13 M. Bahsan. Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007 h.8 14 J. Satrio. Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaan. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2007 h.3 15 Salim H.S, Perkembangan Hukum Jaminan Di Indonesia. Jakarta : Rajawali Press, 2005 h.6 16 Salim H.S, Perkembangan Hukum Jaminan Di Indonesia. Jakarta : Rajawali Press, 2005 h.9-10 Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten atau Kota, pendaftaran fidusia dilakukan di Kantor Pendaftaran Fidusia pada Kantor Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, sedangkan pendaftaran hipotek kapal laut dilakukan di depan pejabat pendaftar dan pencatat balik nama, yaitu syahbandar. 2. Asas Specialitet, yaitu bahwa hak tanggungan, hak fidusia, dan hipotek hanya dapat dibebankan atas barang-barang yang sudah terdaftar atas nama orang tertentu. 3. Asas tak dapat dibagi-bagi, yaitu asas yang dapat dibaginya hutang tidak dapat mengakibatkan dapat dibaginya hak tanggungan, hak fidusia, hipotek, dan hak gadai walaupun telah dilakukan pembayaran sebagian. 4. Asas inbezittstelling, yaitu barang jaminan gadai berada pada penerima gadai. 5. Asas horizontal, yaitu bangunan dan tanah bukan merupakan satu kesatuan. Hal ini dapat dilihat dalam penggunaan hak pakai, baik tanah Negara maupun tanah hak milik. Bangunannya milik dari yang bersangkutan atau pemberi tanggungan, tetapi tanahnya milik orang lain, berdasarkan hak pakai. Selain asas-asas diatas masih ada beberapa asas lainnya antara lain asas absolut yaitu pemegang hak benda berhak menuntut orang yang mengganggu haknya karena hak ini dapat dipertahankan setiap orang 17 . Asas Droit de suite yaitu hak kebendaan mengikuti bendanya di dalam tangan 17 Mariam Badruzaman. Aneka Hukum Bisnis. Jakarta : Alumni, 1994h. 79 siapapun benda berada 18 . Serta asas asesoir yaitu hak jaminan bukan merupakan hak yang berdiri sendiri akan tetapi ada atau hapusnya bergantung pada perjanjian pokok 19 . Hak jaminan kebendaan merupakan hukum yang bersifat memaksa dwingend recht yang tidak dapat dikesampingkan oleh para pihak. Dapat dipindahkan, dengan pengertian dapat dialihkan kepemilikannya kepada pihak lain selama tidak bertentangan dengan undang- undang, kesusilaan dan ketertiban umum. Asas Individualiteit, yaitu yang dapat dimiliki sebagai kebendaan adalah segala sesuatu yang menurut hukum dapat ditentukan terpisah dan oleh karenanya terhadap hak jaminan ini tidak dapat dibagi-bagi dan tidak dapat hapus begitu saja sampai seluruh hutang dilunasi. Asas Totaliteit yaitu kepemilikan oleh individu atas suatu hak jaminan adalah menyeluruh atas setiap bagian benda jaminan. Asas tidak dapat dipisahkan onsplitsbaarheid, yaitu tidak dimungkinkan seseorang melepaskan hanya sebagian hak miliknya atas suatu kebendaan yang utuh, meskipun seorang pemilik diberikan kewenangan untuk membebani hak miliknya dengan hak kebendaan lainya yang bersifat terbatas jura in re alinea namun pembebanan itu hanya dapat dibebankan terhadap keseluruhan kebendaan yang menjadi miliknya tersebut sebagai satu kesatuan. 18 Mariam Badruzaman. Aneka Hukum Bisnis. Jakarta : Alumni, 1994h. 79 19 Mariam Badruzaman. Aneka Hukum Bisnis. Jakarta : Alumni, 1994h. 79

C. Hak-hak Jaminan