Ketepatan waktu pembayaran kupon merupakan aspek penting dalam menjaga reputasi penerbit obligasi.
5. Jaminan
Obligasi yang memberikan jaminan berbentuk asset perusahaan akan lebih mempunyai daya tarik bagi calon pembeli obligasi tersebut. Di
dalam penerbitan obligasi sendiri tidak mutlak harus menggunakan jaminan. Apabila memberikan jaminan berbentuk asset perusahaan
ataupun tagihan piutang perusahaan ataupun tagihan piutang perusahaan dapat menjadi alternatif yang menarik investor.
Penerbitan obligasi dilakukan dengan beberapa tujuan penting, antara lain mendapatkan jumlah dana tambahan yang lebih fleksibel,
mendapatkan pinjaman dengan tingkat suku bunga fleksibel, mendapatkan alternatif pembiayaan melalui pasar modal
35
.
B. Jenis-jens Obligasi
Obligasi dapat dibedakan dalam beberapa jenis, tergantung pada sudut mana dilihatnya. Berikut penjelasan jenis-jenis obligasi :
1. Obligasi Berdasarkan Definisi
Berdasarkan definisnya obligasi dibagi menjadi 6 enam jenis yaitu
36
: a.
Debentures, yaitu surat utang jangka panjang yang tidak dijamin unsecured dengan asset tertentu.
35
Sapto Rahardjo. Panduan Investasi Obligasi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2003. h.11
36
Adrian Sutedi. Aspek Hukum Obligasi Sukuk. Sinar Grafika. Jakarta. 2008. h. 6-7.
b. Subordinated Debentures, yaitu surat utang yang pengakuan klaimnya
berada setelah secured-debt dan utang jangka panjang lainya. c.
Mortgage Bonds, yaitu surat utang dengan jaminan properti. Biasanya nilai properti yang dijaminkan tersebut lebih besar dari Mortgage
Bonds yang dikeluarkan. d.
Zero and Very Low Coupon Bonds, yaitu surat utang yang dikeluarkan dengan sedikit atau tanpa pembayaran kupon tahunan. Jadi, obligasi ini
tidak memberikan pembayaran bunga. Pemegang obligasi menerima secara penuh pokok utang pada saat jatuh tempo.
e. Junk Bonds, yaitu surat utang yang memiliki rating merah, dan
biasanya dikeluarkan oleh perusahaan yang mengaami masalah keuangan. Obligasi ini memiliki peringkat di bawah peringkat
investasi yang dikeluarkan lembaga pemeringkat efek. f.
Euro Bonds, yaitu surat utang yang dikeluarkan di Negara dimana mata uangnya adalah yang tertera pada surat utang, dalam hal ini euro.
2. Obligasi Berdasarkan Bunga
Obligasi berdasarkan bunganya dibagi menjadi 4 empat yaitu
37
: a.
Obligasi dengan Bunga Tetap Obligasi ini memberikan bunga tetap yang dibayar setiap periode
tertentu. Karena bunga tetap, maka pergerakan harga obligasi di pasar
37
M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. Prenada Media. Jakarta. 2004. h. 185.
sekunder umumnya berlawanan dengan pergerakan tingkat suku bunga yang berlaku umum.
b. Obligasi dengan Bunga Tidak Tetap
Dalam menentukan suku bunga pada obligasi ini, maka disesuaikan dengan tingkat suku bunga yang berlaku pada bank
pemerintah, atau dengan LIBOR London Inter Bank Offer Rate dan SIBOR Singapore Inter Bank Offer Rate.
c. Obligasi Tanpa Bunga
Obligasi ini tidak memiliki bunga, keuntungan yang diperoleh berdasarkan selisih antara nilai pada waktu jatuh tempo dengan nilai
harga pembelian. d.
Obligasi Dengan Bunga Mengambang Obligasi ini memberikan bunga atau kupon secara mengambang.
3. Obligasi Berdasarkan Jaminan
Obligasi dengan jaminan dibedakan menjadi 8 delapan yaitu
38
: a.
Guaranteed Bond, yaitu obligasi bergaransi, bila perusahaan tidak mencukupi dalam memberikan jaminan, maka perusahaan tersebut
berafilisasi dengan perusahaan lain yang mampu memberikan jaminan terhadap pelunasan utang pokok dan bunga obligasi.
b. Mortgage Bond, yaitu obligasi dengan jaminan real assets.
38
Adrian Sutedi. Aspek Hukum Obligasi Sukuk. Sinar Grafika. Jakarta. 2008. h. 9.10
c. Collateral Trust Bond, yaitu obligasi yang dijamin dengan efek yang
dimiliki emiten dalam bentuk porto folio. d.
Equipment Trust Bond, obligasi dengan jaminan equipment yang digunakan sehari-hari oleh emiten.
e. Unsecured Bond, yaitu obligasi tanpa jaminan.
f. Debenture Bond, obligasi dengan jaminan karakter si penerbit atau
jaminannya berbentuk kejujuran, nama baik si penerbit obligasi. g.
Subordinate Bond, yaitu obligasi yang memiliki peringkat prioritas lebih rendah dibandingkan obligasi lainnyayang diterbitkan oleh
penerbit obligasi dalam hal terjadinya likuidasi. h.
Efek beragun asset, yaitu obligasi yang pembayaran bunga dan utang pokok dijamin oleh acuan berupa arus kas yang diperoleh dari
penghasilan asset. Contoh efek beragun KPR. 4.
Obligasi Berdasarkan Konvertibilitas Obligasi konversi adalah obligasi yang dapat diubah dikonversi
menjadi saham biasa dan pemilik obligasi konversi memiliki obligasi dan opsi call atas saham perusahaan
39
. 5.
Obligasi Berdasarkan Penerbit Obligasi ini dibedakan menjadi 3 tiga yaitu :
a. Company Bond, yaitu obligasi yang diterbitkan perusahaan
39
Farid Harianto dan Sudomo. Perangkat dan Teknik Analisis Investasi. Bursa Efek Jakarta. h.586.
b. Government Bond, yaitu obligasi yang diterbitkan pemerintah. Contoh
obligasi yang diterbitkan pemerintah Indonesia yaitu obligasi rekap, obligasi ritel Indonesia, Surat Utang Negara, dan Surat Berharga
Syariah Negara. c.
Municipal Bond, yaitu obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah. Contoh obligasi pemerintah provinsi DKI Jakarta.
6. Obligasi Berdasarkan Pemegang
Obligasi ini dibedakan menjadi 2 yaitu
40
: a.
Obligasi atas nama, yaitu obligasi yang pokok pinjaman dan bunganya tercantum nama pemilik obligasi.
b. Obligasi atas unjuk, yaitu obligasi yang nama pemilik tidak tercantum
pada obligasi. Ciri-ciri obligasi ini adalah : 1
Nama pemilik tidak tercantum dalam warkat obligasi. 2
Setiap warkat obligasi disertai dengan kupon bunga yang dilepaskan setiap pembayaran bunga dilakukan.
3 Sangat mudah untuk dialihkan.
4 Warkat obligasi dibuat dengan bahan yang sama denga uang.
5 Bunga dan utang pokok hanya dibayarkan kepada orang yang dapat
menunjukan kupon bunga dan warkat obligasi. 6
Kupon bunga dan warkat obligasi yang hilang tidak dapat dimintakan penggantian.
40
Adrian Sutedi. Aspek Hukum Obligasi Sukuk. Sinar Grafika. Jakarta. 2008. h. 23-24.
7. Obligasi Berdasarkan Nilai Pelunasan
Dalam pelunasan obligasi ini terkait dengan indeks harga tertentu, seperti, klausula emas, klausula perak, valuta asing, indeks harga
konsumen
41
. 8.
Obligasi Berdasarkan Waktu Jatuh Tempo Obligasi ini dibedakan menjadi 3 tiga yaitu
42
: a.
Obligasi jangka pendek sampai dengan 1 tahun b.
Obligasi jangka menengah sampai dengan 5 tahun c.
Obligasi jangka panjang lebih dari 5 tahun 9.
Obligasi Lainnya Selain yang telah disebutkan masih terdapat jenis obligasi lainya,
antara lain
43
: a.
Inflation Linked Bond, yaitu obligasi yang nilai pokoknya mengacu pada indeks inflasi.
b. Obligasi indeks lainnya, yaitu surat utang berbasis ekuiti equity linked
note dan obligasi yang mengacu pada indeks indikator bisnis seperti penghasilan, nilai tambah ataupun Produk Domestik Bruto.
c. Obligasi Abadi, yaitu obligasi yang tidak memiliki masa jatuh tempo.
41
M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. Prenada Media. Jakarta. 2004. h. 185.
42
M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. Prenada Media. Jakarta. 2004. h. 187.
43
Adrian Sutedi. Aspek Hukum Obligasi Sukuk. Sinar Grafika. Jakarta. 2008. h. 27-28
d. Obligasi tercatat, yaitu obligasi yang kepemilikannya ataupun
peralihannya didaftarkan atau dicatatkan oleh penerbit pada lembaga administrasi efek.
e. Book-entry Bond, yaitu obligasi tanpa warkat. Hal ini terjadi karena
mahalnya biaya pembuatan warkat serta kupon. Obligasi ini menggunakan system elektronik terpadu yang mendukung transaksi
efek di pasar modal. 1 Obligasi Syariah Sukuk
a Pengertian Obligasi Syariah
Obligasi syariah adalah obligasi yang ditawarkan dengan ketentuan mewajibkan emiten untuk membayar kepada pemegang
obligasi syariah sejumlah pendapatan bagi hasil dan membayar kembali dana obligasi syariah pada tanggal pembayaran kembali
dana obligasi syariah
44
. Di dalam Islam istilah obligasi syariah dikenal dengan sebutan sukuk.
Obligasi syariah menurut fatwa Dewan Syariah Nasioanl Nomor 59DSN-MUIV2007 adalah suatu surat berharga jangka
panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada investor pemegang obligasi yang mewajibkan emiten
untuk membayar pendapatan kepada investor berupa bagi hasilmarjinfee serta membayar kembali dana investasi pada saat
jatuh tempo.
44
Adrian Sutedi. Aspek Hukum Obligasi Sukuk. Sinar Grafika. Jakarta. 2008. h. 126.
Dalam obligasi syariah terdapat beberapa pokok ketentuan yang harus ada, yaitu :
2 Ketentuan umum a
Obligasi yang tidak dibenarkan menurut syariah, yaitu obligasi yang bersifat utang dengan kewajiban membayar berdasarkan
bunga. b
Obligasi yang dibenarkan menurut syariah, yaitu obligasi yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
c Obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang
berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada investor pemegang obligasi yang mewajibkan emiten untuk
membayar pendapatan
kepada investor
berupa bagi
hasilmarjinfee serta membayar kembali dana investasi pada saat jatuh tempo.
3 Ketentuan khusus a
Akad yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi syariah antara lain :
1 Mudharabah MuqaradhahQiradh.
2 Musyarakah.
3 Murabahah.
4 Salam.
5 Istishna.
6 Ijaroh.
b Jenis usaha yang dilakukan emiten Mudharib tidak boleh
bertentangan dengan syariah, sesuai dengan arahan DSN MUI lewat fatwa nomor 20DSN-MUIIV2001 tentang Pedoman
Pelaksanaan Investasi Untuk Reksadana Syariah. c
Pendapatan investasi yang dibagikan emiten kepada pemegang obligasi syariah Mudharabah harus bersih dari unsur nonhalal.
d Pendapatan yang diperoleh pemegang obligasi syariah sesuai
akad yang digunakan. e
Pemindahan kepemilikan obligasi syariah mengikuti akad- akad yang digunakan.
4 Karakteristik Obligasi Syariah Karakteristik obligasi syariah yaitu :
a Obligasi syariah menekankan pendapatan investasi bukan
berdasar tingkat suku bunga yang telah ditentukan sebelumnya. Tingkat pendapatan dalam obligasi syariah berdasar pada
tingkat rasio bagi hasil nisbah yang besarnya telah disepakati oleh pihak emiten dan investor.
b Dalam sistem pengawasannya selain diawasi oleh pihak Wali
Amanat, mekanisme obligasi syariah juga diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah. Dengan sistem ini maka prinsip kehati-
hatian dan perlindungan kepada investor obligasi syariah diharapkan terjamin.
c Jenis industri yang dikelola oleh emiten serta hasil pendapatan
perusahaan penerbit obligasi harus terhindar dari unsur nonhalal. Lembaga tempat transaksi obligasi syariah adalah di
pasar modal syariah. 5 Jenis-jenis Obligasi Syariah
Ada beberapa jenis obligasi syariah yaitu : a Obligasi Syariah Mudharabah
Obligasi syariah Mudharabah adalah obligasi syariah yang berdasarkan akad Mudharabah dengan memperhatikan
substansi fatwa DSN-MUI No.7DSN-MUIIV2000 tentang pembiayaan Mudharabah. Pendapatan hasil investasi yang
dibagikan emiten
kepada pemegang
obligasi syariah
Mudharabah harus bersih dari unsur nonhalal, dibagikan sesuai kesepakatan sebelum emisi obligasi serta dibayarkan secara
periodik. Dalam Al Quran ayat yang berkenaan dengan Mudharabah
ada dalam surat Al Baqarah ayat 198 :
َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ ٌح َ ُ نَأ ا ُ َ ْ َ ً ْ َ ﱢ ْ ُ ﱢ ﱠر ۚ◌ اَذَِ ُ ْ َ َأ ْ ﱢ ٍت َ ََ اوُُ,ْذ َ َﱠﷲ َ. ِ َْ0َ1ْ ا ِر ِماََ3ْ ا ۖ◌ ُهوُُ,ْذاَو َ1َ, ْ ُ,اَ.َھ نِإَو ُ ُ, ﱢ ِ8ِ ْ َ9 َ ِ1َ َ ﱢ ﱠ ا
Artinya : Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia rezeki hasil
perniagaan dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari ´Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy´arilharam. Dan
berdzikirlah dengan menyebut Allah sebagaimana yang ditunjukkan-
Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat.
Selain itu pada surat Al Muzammil ayat 20 :
َ:ََ َ ;ِﱠ ا َ ِ ٌ=َِ? َطَو ُ8َAُ ُBَو ُ8َْCِDَو ِEْ ﱠ ا ِFَAُ ُB ْ ِ ٰHَDْدَأ ُم ُJَ َ:ﱠDَأ ُ َ َْ; َ:ﱠ َر ﱠن ۚ َر َKﱠ اَو َEْ ﱠ ا ُرﱢ.َJُ; ُ ﱠﷲَو ۚ◌ ُJْ ا َ ِ َﱠLَ َ َ اوُءَْ9 َ ۖ ْ ُ ْ َ َ َب َ َ ُه ُC ْ3ُ ْ َ ْنَأ َ ِ َ َنوَُOآَو ۙ ٰHَRَْ ْ ُ ْ ِ ُن ُ َ َS ْنَأ َ ِ َ ۚ ِنآْ
ََ َ اوُءَْ9 َ ۖ ِ ﱠﷲ ِE ِ َS Fِ َن ُ ِ َJُ; َنوَُOآَو ۙ ِ ﱠﷲ ِEْ َ ْ ِ َن ُ َ ْ َ; ِضْرَ ْUا Fِ َن ُ ِْ َ; ا ُ1 ِ9َأَو ۚ ُ8ْ ِ َﱠL ُRِْ9َأَو َة َ,ﱠW ا ا ُ آَو َة َ ﱠC ا اًْ َO َ ُھ ِ ﱠﷲ َ.ْ ِ ُهوُ.ِXَ ٍْ َO ْ ِ ْ ُ ِLُْDَ ِU ا ُ ﱢ.َJُ َ َو ۚ ً َLَY ًRَْ9 َ ﱠﷲ ا
ٌ ِYَر ٌر َُZ َ ﱠﷲ ﱠنِإ ۖ َ ﱠﷲ اوُِْ َ ْSاَو ۚ اً ْ َأ َ َ[ْ َأَو
Artinya : Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri
sembahyang kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan demikian pula segolongan dari orang-orang
yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan
batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah bagimu dari Al
Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari
sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah bagimu dari Al Quran
dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja
yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh balasannya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang
paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
b Obligasi Syariah Ijarah Obligasi Syariah Ijarah adalah obligasi syariah yang berdasarkan
akad Ijarah dengan memperhatikan susbtansi fatwa DSN-MUI No.09DSN-MUIIV2000 tentang pembiayaan Ijarah. Pemegang
obligasi ini dapat bertindak sebagai Musta’jir penyewa dan sebagai Mu’jir pemberi sewa. Objek ijarah harus berupa manfaat yang
diperbolehkan.
Dalam Al Quran surat yang berkenaan dengan Ijarah adalah surat Al Qhashas ayat 26-27 :
ْ\َ َ9 ِ\َ َأ َ; َ1ُھ. ْYِءا ُهِْXْ]َ ْSا ﱠنا َْ َO َ َت ِْ ْ َ ْSا ث;ِ َJ ا ْ ِ َUا. َل َ9 FﱢDِا ُدءيِرُأ ْنَا
َ: َ3ِ ْDُأ ى. ْYا Hَ َDا ِ ْ َ َھ Hَ َ ْنَأ HِDَُ ْ َ َFِD 1َB ٍcَXِY ْنَ َ\ْ1َ1ْ أ اًْ0 ْ ِ1َ َكِ.ْ ِ َ َو ُ.ْeِرُأ ْنأ ُfَأ ﱠg َ:ْeَ َ HِD ْوُ.ِXَ َS ْنإ َُﷲءّ f َ ِ َ ْ ِ3ِ ﱠC ا
Artinya : Salah seorang dari dua wanita itu bekata:ambilah sebagian orang
yang bekerja pada kita,karena sesungguhnnya orang yang paling baik kamu ambil untuk bekerja ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.
Berkata ia Nabi syuaib: sesungguhnya kami bermaksud menikahkan kamu dengan salah satu dari dua orang anakku ini atas dasar kamu
bekerja denganku delapan tahun, dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka hal itu adalah suatu kebaikan darimu, dan aku tidak
bermaksud memberatkan kamu, dan insyaAlloh kamu akan mendapatkan aku termasuk ke dalam orang-orang yang baik.
c Obligasi Syariah Salam Salam adalah kontrak jual beli suatu barang yang jumlah dan
kriterianya telah ditentukan secara jelas, dengan pembayaran dilakukan dimuka sedangkan barangnya diserahkan kemudian pada
waktu yang disepakati bersama. Obligasi syariah Salam adalah obligasi syariah yang diterbitkan dengan tujuan untuk mendapatkan
dana untuk modal dalam akad Salam, sehingga barang yang akan disediakan melalui akad Salam menjadi milik pemegang obligasi
syariah
45
.
45
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara Sukuk Negara. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang
Kementerian Keuangan, 2010 h.13
d Obligasi Syariah Istishna Istishna adalah akad jual beli aset berupa obyek pembiayaan antara
para pihak dimana spesifikasi, cara dan jangka waktu penyerahan, serta harga aset tersebut ditentukan berdasarkan kesepakatan para pihak.
Obligasi syariah Istishna adalah obligasi syariah yang diterbitkan dengan tujuan mendapatkan dana yang akan digunakan untuk
memproduksi suatu barang, sehingga barang yang akan diproduksi tersebut menjadi milik pemegang Obligasi syariah
46
. e Obligasi Syariah Musyarakah
Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk menggabungkan modal, baik dalam bentuk uang maupun bentuk
lainnya, untuk tujuan memperoleh keuntungan, yang akan dibagikan sesuai dengan nisbah yang telah disetujui, sedangkan kerugian yang
timbul akan ditanggung bersama sesuai dengan jumlah partisipasi modal masing-masing pihak. Obligasi syariah Musyarakah adalah
Obligasi Syariah yang diterbitkan dengan tujuan memperoleh dana untuk menjalankan proyek baru, mengembangkan proyek yang sudah
berjalan, atau untuk membiayai kegiatan bisnis yang dilakukan berdasarkan akad musyarakah, sehingga pemegang sukuk menjadi
46
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara Sukuk Negara. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang
Kementerian Keuangan, 2010 h.14
pemilik proyek atau aset kegiatan usaha tersebut, sesuai dengan kontribusi dana yang diberikan. Obligasi syariah musyarakah tersebut
dapat dikelola dengan akad musyarakah partisipasi, mudharabah atau agen investasi wakalah
47
. f Obligasi Syariah Muzara’ah
Muzara’ah adalah akad kerjasama di bidang pertanian, dimana pemilik lahan memberi hak pengelolaan lahan kepada pihak lain
petani. Keuntungan yang diperoleh dari hasil lahan dibagi bersama sesuai kesepakatan. Obligasi syariah Muzara’ah adalah obligasi
syariah yang diterbitkan dengan tujuan mendapatkan dana untuk membiayai kegiatan pertanian berdasarkan akad Muzara’ah, sehingga
pemegang obligasi syariah berhak atas bagian dari hasil panen sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam perjanjian
48
. g Obligasi Syariah Musaqah
Musaqah adalah akad kerjasama di bidang irigasi tanaman pertanian, dimana pemilik lahan memberikan hak pengelolaan lahan
kepada pihak lain penggarap untuk melakukan penyiraman irigasi
47
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara Sukuk Negara. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang
Kementerian Keuangan, 2010 h.14
48
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara Sukuk Negara. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang
Kementerian Keuangan, 2010 h.15
dan pemeliharaan tanaman. Keuntungan yang diperoleh dari hasil pertanian dibagi bersama sesuai kesepakatan.
Obligasi syariah Musaqah adalah obligasi syariah yang diterbitkan dengan tujuan menggunakan dana hasil penerbitan sukuk untuk
melakukan kegiatan irigasi atas tanaman berbuah, membayar biaya operasional dan perawatan tanaman tersebut berdasarkan akad
musaqah, dengan demikian pemegang sukuk berhak atas bagian dari hasil panen sesuai kesepakatan
49
. h Obligasi syariah Murabahah
Murabahah Akad atau perjanjian jual–beli atas suatu barang dimana harga dan keuntungannya profit margin disetujui oleh semua
pihak yang terlibat. Pembayarannya dapat dilakukan secara tunai, cicil atau tangguh, sedangkan penyerahan barang dilakukan di awal pada
saat dilakukannya transaksi. Murabahah juga disebut cost plus financing. Obligasi syariah yang diterbitkan dengan akad ini disebut
dengan Obligasi syariah Murabahah
50
.
49
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara Sukuk Negara. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang
Kementerian Keuangan, 2010 h.15
50
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara Sukuk Negara. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang
Kementerian Keuangan, 2010 h.15
C. Obligasi Sebagai Objek Jaminan