Obligasi Sebagai Objek dalam Peryataan Penjaminan Negatif Negative

Pernyataan penjaminan negatif adalah cara lain kreditur untuk melindungi piutang yang diberikan kepada debitur. Dengan demikian, debitur tidak dapat menerima utang dari pihak lain dengan menjaminkan harta miliknya. Apabila suatu saat kreditur membutuhkan jaminan tersebut, kreditur dapat menggunakan harta tersebut sebagai jaminan. b. Pernyataan Akan Menandatangani SKMHT atau APHT Pernyataan Akan Menandatangani SKMHT atau APHT adalah bentuk komitmen debitur yang menyatakan apabila semua proses atas sebuah jaminan telah selesai dilakukan, debitur akan hadir dihadapan notaries untuk menandatangani akta pemberian jaminan. 56 Inti dari akta ini adalah kesanggupan debitur apabila terjadi wanprestasi maka kreditur dapat menagih jaminan untuk pelunasan utang.

G. Obligasi Sebagai Objek dalam Peryataan Penjaminan Negatif Negative

Pledge Pernyataan penjaminan negatif adalah klausula pernyataan Negative Covenant yang menyatakan bahwa debitur tidak akan menjaminkan satu pun dari aset-asetnya atau sebagian kepada pihak lain 57 . Pernyataan penjaminan negatif atau Negative Pledge ini adalah terobosan baru dalam dunia 56 Irma Devita Purnamasari. Kiat Cerdas, Mudah dan Bijak Memahami Masalah Hukum Jaminan Perbankan. Bandung : Mizan, 2012 h. 167 57 Irma Devita Purnamasari. Kiat-kiat Cerdas, Mudah dan Bijak Memahami Masalah Hukum Jaminan Perbankan. Bandung : Mizan. 2012 h. 185. perbankan. Semula negative pledge merupakan bagian dari domain asuransi, yang kemudian dijadikan terobosan dalam pemberian kredit oleh bank. Pernyataan penjaminan negatif atau negative pledge dalam istilah bisnis investasi disebut covenant of equal coverage. Di beberapa Negara seperti Australia, negative pledge digunakan sejak adanya perjanjian pioneer concrete yang berlaku sejak tahun 1978. Negative pledge ini sering digunakan oleh bank di luar negeri, kemudian digunakan di bank asing yang memiliki cabang di Indonesia. Konsep negative pledge merupakan adopsi dari kebiasaan perbankan luar negeri, sehingga di Indonesia belum diatur mengenai hal ini. Hal ini yang kemungkinan bisa membuat celah terjadinya masalah. Bila ditinjau, negative pledge ini merupakan cara lain dari pemegang hak atau jaminan dalam hal ini kreditur untuk melindungi piutang yang diberikan kepada debitur. Degan demikian, debitur tidak diperbolehkan menerima utang dari kreditur lain dengan menjaminkan aset yang dijadikan objek dalam negative pledge, tanpa persetujuan kreditur tersebut. Apabila suatu saat kreditur membutuhkan jaminan tersebut, kreditur dapat menggunakan aset tersebut sebagai jaminan dengan terlebih dahulu membuat kesepakatan dengan debitur tentang cara penjaminannya apakah melalui gadai, fidusia, hak tanggungan atau pun hipotek. Pada pernyataan penjaminan negatif yang menjadi objeknya dibagi dua yaitu objek secara umum meliputi semua harta debitur dan objek secara khusus meliputi sebagian harta debitur. Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya obligasi dapat dijadikan objek jaminan, yang berarti dapat pula menjadi objek pernyataan penjaminan negatif. Maka obligasi menjadi objek khusus dalam pernyataan penjaminan negatif. BAB IV TINJAUAN YURIDIS OBLIGASI SEBAGAI OBJEK DALAM PERNYATAAN PENJAMINAN NEGATIF NEGATIVE PLEDGE

A. Tinjauan Hukum Jaminan di Indonesia Terhadap Pernyataan