Prosedur Parate Eksekusi di Perum Pegadaian

B. Prosedur Parate Eksekusi di Perum Pegadaian

1. Lelang Di Perum pegadaian parate eksekusi lebih diikenal dengan sebutan lelang. Berdasarkan Pedoman Operasional Kantor Cabang POKC Bab III.E lelang adalah upaya pengembalian uang pinjaman beserta sewa modal, yang tidak dilunasi sampai batas waktu yang ditentukan. Usaha ini dilakukan dengan penjualan barang jaminan tersebut kepada umum pada waktu yang telah ditentukan. Sedangkan menurut Kep.Men.Keu RI No.337KMK.012000 Bab1 , Pasal 1 lelang adalah: penjualan barang yang dilakukan di muka umum termasuk melalui media elektronik dengan cara penawaran lisan dengan harga yang semakin meningkat atau dengan penawaran harga semakin menurun atau dengan penawaran harga secara tertulis yang didahului dengan usaha mengumpulkan para peminat. Menurut R. Soenarso Tedjowinoto dikatakan bahwa jika benda gadai tidak ditebus dalam waktu yang telah ditentukan, maka benda gadai dilelang pada waktu yang telah ditentukan oleh Kepala Perum Pegadaian. 148 Lelang dilakukan sendiri oleh Perum Pegadaian dan tidak dilakukan oleh Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara KP2LN. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa lelang dapat terjadi apabila benda gadai tidak ditebus dalam waktu yang telah ditentukan dengan kata lain disini telah terjadi wanprestasi. 149 Pada 148 R. Soenarso Tedjowinoto, Sejarah Pegadaian, Inspektur Umum I Jawatan Pegadaian, Jakarta, 1973, hal. 14. 149 Ibid. Universitas Sumatera Utara Kamus Hukum, wanprestasi berarti kelalaian, kealpaan, cidera janji, tidak menepati kewajibannya dalam perjanjian. 150 Di dalam pembahasan ini yang dimaksud dengan wanprestasi adalah dimana nasabah debitur tidak melakukan apa yang disanggupi atau yang telah disepakati untuk dilakukannya yaitu tidak menebus barang gadaian sesuai dengan tenggang waktu yang telah ditentukan oleh Perum Pegadaian yang tercantum dalam Surat Bukti Kredit SBK. Wanprestasi dapat dibagi menjadi 4 macam yaitu : 1. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukan. 2. Melaksanakan apa yang dijanjikan, tetapi tidak sebagaimana dijanjikan. 3. Melakukan apa yang dijanjikan, tetapi terlambat. 4. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan. 151 Berdasarkan buku Pedoman Operasional Kantor Cabang Perum Pegadaian disebutkan bahwa perjanjian gadai di Perum Pegadaian berlangsung maksimum 120 hari atau 4 bulan terhitung sejak tanggal pemberian pinjaman. Sebelum sampai pada tanggal jatuh tempo nasabah diwajibkan untuk melakukan pelunasan. Ada 4 cara melakukan pelunasan pada Perum Pegadaian yaitu : 1. Minta tambah 2. Cicil 3. Perpanjang 4. Tebusan. 152 Apabila sampai tanggal jatuh tempo tidak juga dilakukan pembayaran, maka nasabah tersebut dianggap telah melakukan wanprestasi dan kreditur berhak untuk 150 Subekti dan Tjitrosoedibio, Kamus Hukum, Pradnya Paramita, cetakan ke- XII, Jakarta, 1996, hal. 110. 151 Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, 1998, hal. 45. 152 Wawancara dengan Lintong Panjaitan, Humas Hukum Kanwil Perum Pegadaian Medan, tanggal 23 Juni 2010. Universitas Sumatera Utara menahan barang gadai, dan mengambil pelunasan darinya melalui lelang. Seperti yang tertuang pada ketentuan Pasal 1154 1 KUHPerdata: Apabila si berutang atau si pemberi gadai tidak memenuhi kewajiban-kewajibannya, maka tak diperkenankanlah si berpiutang memiliki barang yang digadaikan. 2. Pemberitahuan Lelang a. Lelang diberitahukan dua bulan sebelum tahun anggaran berakhir, setiap Kantor Cabang diwajibkan mengirim Daftar Tanggal Lelang untuk tahun anggaran berikutnya ke Kantor Daerah Kanda masing-masing. b. Selanjutnya Kanda membuat Daftar Ikhtisar Lelang untuk daerahnya dengan memperhatikan usulan Daftar Tanggal Lelang dari Kantor Cabang dengan memperhatikan: 1 Kantor cabang yang letaknya berdekatan satu dengan lainnya, sedapat mungkin tidak diadakan lelang pada tanggal yang sama. 2 Sedapat mungkin lelang dilakukan pada hari yang sama. 3 Lelang tidak dilaksanakan pada hari libur. 4 Dalam bulan puasa, lelang sedapat mungkin dilakukan sebelum lebaran. 153 c. Jika di kemudian hari ternyata lelang tidak dapat dijalankan pada tanggal yang sudah ditetapkan, maka tanggal lelang tidak boleh diajukan melainkan harus diundur pada hari berikutnya. Dan penundaan hari lelang ini harus diumumkan kepada masyarakat dan diberitahukan kepada Kepala Kantor Daerah dan Inspektur Daerah. 153 Pedoman Operasional Kantor Cabang, Pengelolaan Kredit Gadai, Lelang, Perum Pegadaian, hal. III.E.1. Universitas Sumatera Utara d. Tanggal pelaksanaan lelang harus diumumkan melalui : 1 Papan pengumuman yang ada di Kantor Cabang. 2 Media informasi lainnya radio, surat kabar dan media lainnya. 3 Pemberitahuan oleh pegawai loket kepada nasabah. 4 Pemberitahuan tertulis kepada pemilik barang. 5 Pemberitahuan tertulis kepada Dinas Penerangan Setempat. 6 Pemberitahuan tertulis paling lambat 15 hari sebelum pelaksanaan. 7 Apabila ada barang bernilai tinggi yang akan dilelang, barang ini sedapat mungkin disebutkan dalam pemberitahuan. 154 e. Barang jaminan yang dilelang dihitung 120 hari dari tanggal jatuh kredit. Dengan demikian tanggal jatuh tempo yang dicantumkan pada setiap Surat Bukti Kredit setiap hari berubahmenyesuaikan. Selain itu kewajiban kreditur memberitahukan penjualan barang gadai kepada debitur diatur dalam Pasal 1156 2 KUHPerdata, yaitu: - Pemberitahuan wajib dilakukan kreditur, sehingga sifatnya imperatif; - Pemberitahuan selambat-lambatnya pada hari berikutnya dari tanggal penjualan; - Bentuk pemberitahuan dilakukan dengan telegram, atau dengan pos atau surat tercatat. 155 Jika ternyata diketahui bahwa kreditur tidak memberitahu atau lalai memberitahu kepada debitur dalam jangka waktu yang telah ditentukan sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 1156 2 KUHPerdata, maka kreditur dapat dikualifikasi melakukan perbuatan melawan hukum PMH, dan dengan demikian cukup alasan bagi debitur menuntut ganti rugi berdasarkan Pasal 1365 KUHPerdata kepada kreditur pemegang gadai. 156 154 Ibid, hal. III.E.1 - III.E.2. 155 M. Yahya Harahap, Op. cit., hal. 220. 156 Ibid. Universitas Sumatera Utara 3. Persiapan Lelang a. Paling lambat 7 tujuh hari sebelum lelang Kepala Cabang sudah membentuk tim pelaksana lelang yang terdiri dari ; 1 satu orang ketua Kepala Cabang atau Pegawai yang ditunjuk dan 2 dua orang anggota sedapat mungkin penaksir yang bertugas sebagai petugas administrasi. b. Barang yang akan dilelang kecuali barang C dan D dikeluarkan dari tempat penyimpanannya, dan dilakukan paling cepat 5 lima hari sebelum lelang. c. Berdasarkan nomor-nomor yang ada pada Buku Pelunasan dan Buku Kredit yang masih lowong, Kepala Cabang memberitahukan kepada pemegang gudangpenyimpan nomor-nomor barang yang harus dikeluarkan dari gudangkluis masing-masing untuk diserahkan kepada tim pelaksana lelang. d. Penerimaan barang dari pemegang gudang, jumlah menurut rubrikribuangolongan terlebih dahulu dicocokkan dengan saldo pada Buku Gudang, dan pada saat serah terima barang jaminan dari pemegang gudang kepada tim pelaksana lelang harus dibuat Berita Acara Penyerahan Barang Jaminan yang akan Dilelang. Oleh tim pelaksana lelang diperiksa terlebih dahulu semua nomor yang masih terbuka di dalam buku kredit yang bersangkutan dengan membubuhkan garis merah dibelakang nomor itu. Kemudian tim pelaksana lelang mencocokkan barang dengan nomor yang masih terbuka di dalam buku kredit, dan juga memeriksa apakah benang ikatan, kitir, dan jepitan barang masih utuhtidak rusak. Jika terdapat perbedaan harus diperiksa letak kesalahannya. Nomor barang itu ditulis di dalam Berita Acara Universitas Sumatera Utara Lelang menurut rubrik di bawah tiap kolom ribuanrubrikgolongan yang harus dibubuhi paraf oleh ketua tim pelaksana. e. Barang jaminan yang akan dilelang dicocokkan terlebih dahulu dengan keterangan yang ada dalam SBK dwilipat barang yang terbungkus waktu itu dibuka serta kitirnya digunting sedemikian rupa sehingga hanya tinggal nomornya saja. Dan nomor ini ditempelkandiikat pada barang yang bersangkutan. Tim pelaksana lelang menaksir ulang seluruh barang yang akan dilelang, hasilnya ditulis pada halaman belakang dwilipat SBK. Kemudian barang jaminan yang sudah diperiksa tersebut bila memungkinkan dimasukkan ke dalam lemari kaca atau pitrin didalam ruang publik menurut rubrikribuangolongan agar dapat diperlihatkan kepada umum di dalam ruang publik sebelum barang tersebut di lelang. f. Pada hari lelang barang golongan C dan D diserahkan oleh penyimpan kepada ketua pelaksana lelang. Jika terdapat banyak barang jaminan golongan C dan D yang akan dilelang, sehingga pemeriksaan tidak dapat diselesaikan pada hari akan diadakan lelang, maka pemeriksaan barang dapat dimulai 3 tiga hari sebelum lelang. g. Jika pada waktu pemeriksaan penaksiran ulang terdapat barang yang tidak cocok dengan SBK dwilipatFPK yang bersangkutan, atau terdapat beda taksiran yang besar karena salah menggunakan peraturan atau terdapat tanggal jatuh tempo yang salah, maka barang tersebut tidak boleh dilelang. Tentang hal ini maka dibuat berita acara rangkap dua yang ditandatangani oleh semua Universitas Sumatera Utara anggota tim pelaksana lelang dan pemegang gudangpenyimpan barang yang bersangkutan, dan kejadian ini harus segera dilaporkan kepada Kepala Kantor Daerah dengan melampirkan satu lembar berita acara, dan kemudian barangnya disimpan oleh Kepala Cabang. h. Jika taksiran baru lebih rendah dari taksiran lama, sehingga ada kemungkinan menimbulkan kerugian pada perusahaannasabah, maka barang tersebut tidak boleh dilelang. i. Jika terdapat perbuatan curang, maka Kepala Cabang harus segera mengambil tindakan yang perlu. Dan Apabila penyelidikannya membenarkan prasangka itu Kepala Cabang harus segera mengabarkan kepada Kepala Kantor Daerah. j. Paling cepat 7 tujuh hari sebelum lelang, SBK dwilipat dari barang jaminan yang akan dilelang dicabut dari berkasnya dan dijahit menjadi satu pada sudut kiri bagian atas. Jika pada SBK dwilipat ada tulisan yang tidak jelas maka di bawah atau di sebelah belakang SBK dwilipat itu dibuatkan penjelasan. Bilamana sesudah SBK dwilipat dijahit menjadi satu dan ada pelunasan, maka pada SBK dwilipat yang bersangkutan oleh Kepala Cabangwakilnya ditulis “DILUNASI” dan tanggal pelunasan dicantumkan pada dwilipat SBK tersebut. 4. Pelaksana Lelang a. Pada hari lelang, barang kasep yang akan dilelang kecuali untuk golongan C dan D, oleh penjaga siang dibawa ke tempat lelang untuk diperlihatkan pada umum, dibawah pengawasan dan tanggung jawab ketua tim pelaksana lelang. Universitas Sumatera Utara b. Pada waktu lelang, tim pelaksana lelang bertanggung jawab atas barang yang ada di tempat lelang dan kecuali tim pelaksana lelang dilarang berada di ruangan pelaksana lelang. c. Seperempat jam sebelum lelang dimulai, SBK dwilipat dan barang Kasep golongan C dan D yang akan dilelang dibawa ke tempat lelang di bawah pengawasan Kepala Cabang sendiri. SBK dwilipat lelang harus dijaga benar agar para pembeli tidak dapat mengetahui jumlah taksiran dan uang pinjaman. d. Lelang harus dipimpin oleh ketua tim pelaksana lelang. e. Jika anggota tim pelaksana lelang berhalangan, maka pekerjaan anggota tersebut dirangkap atau digantikan oleh ketua tim pelaksana lelang atau petugas lain yang ditunjuk untuk menggantikannya. f. Pada waktu lelang, kasir lelang diwajibkan mencatat nama para pembelikongsi dan jumlah uang yang dibayar, uang muka dari pembelikongsi yang telah diterimanya, dalam Daftar Rincian Penjualan Lelang. Setelah selesai pelaksanaan lelang maka daftar tersebut harus ditandatangani oleh kasir lelang. g. Barang-barang dilelang menurut urutan nomor SBK dwilipat. h. Ketua tim pelaksana lelang menyebut dengan suara yang jelas keterangan- keterangan singkat tentang barang yang akan dijual, menurut SBK dwilipat. Barang kain, sarung dan sebagainya dibuka lipatannya dibeber dan barang lainnya diperlihatkan kepada umum. Cacat dan ciri dari barang harus diumumkan pada waktu lelang untuk mencegah pengaduan di kemudian hari. Universitas Sumatera Utara i. Ketua tim pelaksana lelang harus mengatur supaya barang-barang jangan sampai dijual terlalu cepat. Dan memberikan waktu yang cukup lama kepada para pembeli untuk menawar, dengan ketentuan: - Penawaran sampai dengan Rp 40.000,- harus dinaikkan dengan kelipatan Rp 500,- - Penawaran antara Rp 40.500,- sampai Rp 150.000,- dinaikkan dengan kelipatan Rp 1.000,- - Dan penawaran lebih dari Rp 151.000,- sampai Rp 500.000,- dinaikkan dengan kelipatan Rp 5.000,- - Sedangkan penawaran lebih besar dari Rp 500.000,- dinaikkan dengan kelipatan Rp 10.000,- Setelah mendapat penawaran tertinggi, penawaran ini disebut dua kali lagi oleh penawar lelang, kemudian ditanyakan kepada publik apakah masih ada penawaran yang lebih tinggi. Jika ternyata tidak ada penawaran lagi, barulah harga penjualan ditetapkan dengan didahului perkataan “tiga kali”. j. Pada waktu lelang barang yang tidak disukai tidak boleh dijadikan satu dengan barang yang disukai oleh pembeli, karena jika dijadikan satu maka uang kelebihan lelang dari masing-masing barang tidak dapat ditetapkan dan hal ini akan merugikan nasabahpemilik barang yang bersangkutan. k. Sebelum dilelang semua barang jaminan harus ditaksir lagi menurut peraturan taksiran yang berlaku pada waktu itu, taksiran baru oleh tim palaksana lelang Universitas Sumatera Utara dicatat pada SBK dwilipat atau pada halaman belakangnya. Adapun penetapan harga lelangnya adalah sebagai berikut: - Apabila taksiran baru itu lebih rendah dari UP + sewa modal penuh, maka barang itu harus dijual serendah-rendahnya sebesar UP + sewa modal penuh, dibulatkan ke atas menjadi ratusan rupiah penuh. Apabila tidak ada penawaran sampai serendah-rendahnya sebesar uang yang telah dibulatkan itu, harus dibeli perusahaan sebagai Barang Sisa Lelang BSL. lihat E.6 Pengelolaan BSL. - Apabila taksiran baru itu lebih tinggi dari UP + sewa modal, maka barang itu harus dijual dengan harga serendah-rendahnya sebesar UP menurut taksiran yang baru + sewa modal penuh dari UP menurut taksiran baru, dibulatkan ke atas menjadi ratusan rupiah penuh. Apabila tidak ada penawaran sampai serendah-rendahnya, maka harus dibeli perusahaan sebagai BSL. - Berhubung pegadaian sebagai pelaksana lelang tidak membebani biaya lelang penjual 3 dari lakunya lelang, untuk itu perusahaan menanggung semua biaya lelang penjual sebesar 3 dari lakunya lelang, untuk itu perusahaan menanggung semua biaya lelang penjual sebesar 3 untuk pelaksana lelang. l. Kepala Cabang harus mengirimkan kepada Kepala Kantor Daerah daftar harga emas yang di lelang selambat-lambatnya 3 tiga hari setelah lelang. Universitas Sumatera Utara m. Pada waktu pelaksanaan lelang, harga penjualan dan nama pembeli dicatat oleh ketua tim pelaksana lelang sendiri pada SBK dwilipat bersangkutan dengan spidoltinta merah. Pegawai pengisi Daftar Rincian Penjualan Lelang DRPL tidak boleh merangkap pekerjaan sebagai ketua pelaksana lelang. Ia bertugas untuk mencatat pendapatan dari barang yang telah dijual menurut pendengarannya. Supaya pekerjaan lelang dapat dilakukan dengan cepat, maka sebelum lelang dimulai pelaksana lelang harus mencatat dalam DRPL nomor- nomor barang yang akan dilelang yang dikutip dari SBK dwilipat, jika perlu dengan menyebutkan “SH” di belakang nomornya untuk barang yang pernah dilaporkan hilang. Jika ada permintaan pelunasan dari barang yang sudah dicatat di dalam DRPL asalkan belum dijual dengan perkataan “tiga kali”, maka nomornya tidak boleh dicoret, akan tetapi di belakang nomor itu diberi catatan “TEBUS”. n. Sebelum lelang dimulai, pemegang kas kredit atau pelunasan memberikan uang secukupnya kepada kasir lelang untuk dipergunakan sebagai kembalian. o. Semua pembayaran pada waktu lelang harus dilakukan tunai. Uang yang akan dibayar oleh pembeli harus ditambah 9 ongkos lelang pembeli dan 0,7 7 permil dana sosial. Dalam hal ini ongkos lelang pembeli 9 dan 0,7 dana sosial, dihitung dari jumlah lakunya lelang. Untuk mempercepat pekerjaan lelang, maka kepada para pembeli dapat diizinkan membayar sesudah lelang, akan tetapi dalam hal ini tim pelaksana lelang harus mengawasi, bahwa para pembeli itu lebih dahulu harus menyetorkan uang kepada kasir lelang sejumlah Universitas Sumatera Utara uang jaminan tanggungan yang akan diperhitungkan kemudian sehabis lelang. Jumlah pembelian ini tidak boleh melebihi uang yang telah disetorkan terlebih dahulu. p. Setelah barang habis di lelang, pendapatan lelang harus dijumlahkan di bawah tanggung jawab ketua tim pelaksana lelang. Jumlah ini dicocokkan dengan jumlah menurut catatan pada SBK dwilipat. q. Jika terdapat tulisan yang salah, maka harus diperbaiki, yaitu dengan petunjuk “sebetulnya….” Dan diparaf oleh pegawai dan ketua tim pelaksana lelang. r. Ketua pelaksana lelang tidak boleh meninggalkan tempat lelang, sebelum pekerjaan tersebut selesai, dan uang dari kasir lelang telah diserahkan kepada kasir pelunasan. Setiap penyerahanpenerimaan uang ini dilakukan dengan Buku Serah Terima Uang, dan dilakukan sesudah jumlah ditetapkan oleh kasir lelang dan ketua tim pelaksana lelang. s. Sehabis lelang kepada setiap orang dan kongsi dilarang melelangkanmenjualbelikan barang yang telah mereka beli dari lelang di halaman kantor cabang Perum Pegadaian. t. SBK dwilipat barang yang sudah dilelang disimpan oleh Kepala Cabang untuk kemudian dibinasakan sesudah mendapat persetujuan Kepala Kantor Daerah. Sedangkan SBK dwilipat barang yang tidak boleh dilelangkan harus disimpan sampai mendapatkan penetapan dari Kantor Daerah. u. SBK dwilipat BSL dibinasakan sesudah barang yang bersangkutan dijual habis atau sesudah ada perintah dari Kepala Kantor Daerah. Universitas Sumatera Utara 5. Prosedur Lelang Adapun prosedur parate eksekusi atau yang lebih dikenal dengan istilah lelang pada Perum Pegadaian adalah sebagai berikut : 1. Pelaksana lelang : - Menyiapkan Berita Acara Penyerahan Barang Jaminan Yang Akan Dilelang dengan dilampiri Daftar Barang Jaminan Yang Akan Dilelang, Formulir Penjualan Lelang beserta barang jaminannya. - Mencocokkan dengan fisik barang jaminan yang akan dilelang. - Menetapkan harga penjualan lelang dengan pedoman sebagai berikut: 1 Jika taksiran baru lebih rendah dari UP + SM penuh, maka harga minimal lelang harus sebesar UP+SM dibulatkan ke atas menjadi ratusan rupiah penuh. 2 Jika taksiran baru lebih tinggi dari UP + SM, maka harga minimal lakunya lelang adalah sebesar UP maksimal berdasarkan taksiran baru + SM penuh berdasarkan UP baru. 157 - Setiap barang jaminan yang sudah laku dilelang, maka kepada pembelinya dibebankan Biaya Lelang Pembeli sebesar 9 dan 0,7 Dana Sosial. - Penawaran harga lelang didasarkan kepada penawaran tertinggi dan disetujui oleh pelaksana lelang dan langsung dicatat pada Daftar Rincian Penjualan Lelang. - Setelah selesai lelang, maka dibuat Berita Acara Lelang BAL dan menyerahkan kepada kasir bersama uang pendapatan lelang. Sedangkan 157 Ibid, hal. III.E.10. Universitas Sumatera Utara untuk barang-barang yang tidak laku dilelang dicatat pada Register Barang Sisa Lelang RBSL. 2. Kasir : - Menerima BAL, RBSL, dan uang hasil penjualan lelang dari pelaksana lelang. - Atas dasar BAL dan uang tunai yang diterima dicatat pada Laporan Harian Kas LHK, dan uang disimpan dibrankas. BAL dan RBSL diserahkan kepada petugas bagian administrasi. 3. Bagian administrasi : - Menerima BAL dan RBSL dari kasir. - Mencatat nomor-nomor barang jaminan yang dilelang dari buku kredit, dan kemudian membuat Buku Penjualan Lelang. - Berdasarkan bukti-bukti tersebut dibuat Kas Debet dan dicatat dalam Buku Kas. Adapun prosedur pelaksanaan lelang pada Perum Pegadaian dapat digambarkan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Gambar 3 : Prosedur Pelaksanaan Lelang Sumber : Pedoman Operasional Kantor Cabang Perum Pegadaian. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa proses pelaksanaan parate eksekusi atau lelang pada Perum Pegadaian dilakukan sendiri oleh Perum Pegadaian bukan melalui Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara KP2LN. 158 Hal ini 158 Sedangkan gadai yang dilakukan oleh orang perorangan bukan Perum Pegadaian biasanya dikuatkan dengan Akta Otentik yang dibuat oleh Notaris dalam bentukPengakuan Hutang, jika sampai pada waktu yang ditentukan ternyata debitur wanprestasi maka cukup dengan kekuatan Universitas Sumatera Utara berbeda dengan eksekusi barang jaminan yang dilakukan di bank. Pada bank, kreditur melakukan penyelesaian melalui pengadilan dalam bentuk gugatan perdata maupun gugatan kepailitan. Gugatan kreditur ini kemudian didaftarkan dan diperiksa kelengkapannya oleh Panitera Pengadilan, setelah itu oleh Ketua Pengadilan ditunjuk hakim yang akan memeriksa perkara tersebut, dan menentukan hari sidang sekaligus menyuruh memanggil kedua belah pihak agar hadir pada hari yang telah ditentukan dengan membawa saksi-saksi serta bukti-bukti yang diperlukan. 159 Untuk kepentingan kreditur penggugat agar terjamin haknya sekiranya gugatannya dikabulkan nanti, undang-undang menyediakan upaya untuk menjamin hak tersebut, yaitu dengan sita pendahuluan conservatoir beslag. Penyitaan ini merupakan tindakan persiapan untuk menjamin dapat dilaksanakannya putusan perdata, dimana permohonan sita ini diajukan oleh penggugat pada saat mengajukan gugatannya. 160 Selanjutnya jika telah ditetapkan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum untuk dilaksanakan, tetapi debitur tetap tidak mau melunasi hutangnya maka sita pendahuluan conservatoir beslag tadi dapat dijalankan. Eksekusi terhadap harta kekayaan debitur tersebut yang dimohonkan untuk disita oleh kreditur kemudian dilelang dengan perantaraan Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara KP2LN. akta tersebut sudah bisa dilakukan pelelangan, bila dibuat oleh Notaris yang diberi kewenangan untuk melaksanakan pelelangan karena didalam grosse akta terdapat irah-irah “Demi Keadilan Berdasarkan Tuhan Yang Maha Esa” yang mempunyai kekuatan hukum tetap. Akan tetapi pada prakteknya tetap saja harus melalui proses pengadilan. 159 Ermalisa Tarigan, Eksekusi Barang Jaminan Dalam Penyelesaian Kredit Macet, Tesis, PPS USU, Medan, 2004, hal. 88. 160 Ibid, hal. 89. Universitas Sumatera Utara Sedangkan Perum Pegadaian diberikan kekuasaan untuk melakukan lelang atau parate eksekusi sendiri tanpa harus melalui putusan pengadilan. Proses pelaksanaan lelang pada Perum Pegadaian terlebih dahulu diawali dengan pengumuman dan pemberitahuan agar dapat diketahui oleh masyarakat umum, pemberitahuan ini biasanya dilakukan melalui media informasi seperti radio, surat kabar, internet dan pada papan pengumuman yang ada pada Kantor Cabang Perum Pegadaian, juga dilakukan pemberitahuan secara tertulis kepada pemilik barang. Pelaksanaan lelang dilakukan 2 dua kali dalam satu bulan dengan ketentuan lelang dilaksanakan paling cepat pada hari ke 124 dari tanggal 15 untuk tanggal kredit 1 sd 15 dan pada hari ke 124 dari tanggal 28293031 akhir bulan untuk kredit tanggal 16 sd akhir bulan. 161 Sebelum lelang dilaksanakan, kantor cabang menyiapkan Berita Acara Penyerahan Barang Jaminan yang akan dilelang dan dilampiri Daftar Barang Jaminan yang akan dilelang beserta barangnya. Kemudian didalam berita acara itu dicantumkan hari,tanggal,jenis barang jaminan dan jumlah uang pinjaman, fisik barang jaminan pun di cek berdasarkan SBK. Kondisi fisik barang harus disebutkan dengan jelas, dan jika terdapat cacat pada barang jaminan maka harus disebutkan dan diberitahu di muka umum, sehingga tidak menjadi permasalahan di kemudian hari. Lelang dipimpin oleh ketua tim pelaksana lelang, diusahakan sedapat mungkin barang jaminan tidak terlalu cepat dijual, dan memberikan waktu yang cukup kepada pembeli untuk melakukan penawaran. Pembeli dengan penawaran tertinggilah yang 161 Surat Edaran Direksi No.48Op1.002112003, Perum Pegadaian. Universitas Sumatera Utara berhak memperoleh barang lelang tersebut. Setelah barang laku dilelang, maka pembeli dikenakan biaya lelang sebesar 9 dan 0,7 dana sosial. Sedangkan barang yang tidak laku dijual yang biasa disebut dengan Barang Sisa Lelang BSL menjadi milik Pegadaian. Akan tetapi dalam pelaksanaannya tidak selamanya proses parate eksekusi ataupun lelang berjalan dengan baik. Terkadang terdapat juga beberapa kendala dan hambatan yang timbul pada saat pelaksanaan parate eksekusi, namun biasanya sebisa mungkin kendala dan hambatan tersebut diselesaikan dengan cara musyawarah hal ini tidak terlepas dengan semboyan Perum Pegadaian “Mengatasi Masalah Tanpa Masalah”. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HAMBATAN YANG TIMBUL DALAM PELAKSANAAN