Prosedur Pemberian Gadai di Perum Pegadaian

BAB III PELAKSANAAN PARATE EKSEKUSI DALAM

PERJANJIAN GADAI DI PERUM PEGADAIAN

A. Prosedur Pemberian Gadai di Perum Pegadaian

Kredit gadai adalah pemberian pinjaman kredit dalam jangka waktu tertentu kepada debitur atas dasar hukum gadai dan persyaratan tertentu yang telah ditetapkan oleh perusahaan Pegadaian. Kredit gadai yang disalurkan Perum Pegadaian adalah bertujuan untuk membantu masyarakat golongan ekonomi menengah kebawah dan bagi mereka yang tidak berpenghasilan tetap. Terdapat beberapa prosedur dalam pemberian kredit ataupun pinjaman di Perum Pegadaian. Prosedur adalah tahapan-tahapan yang harus dilalui baik oleh organ Negara maupun warga masyarakat sebelum keputusan diterbitkan.Prosedur diperlukan untuk melahirkan suatu keputusan yang baik, tanpa mengikuti prosedur tertentu dalam melahirkan keputusan sulit dibayangkan akibat hukum yang menjadi tujuan dari suatu keputusan. 140 Pegadaian sebagai lembaga perkreditan milik pemerintah tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan bila dibandingkan dengan bank. Adapun kelebihan tersebut antara lain: 1. Persyaratan ringan dan mudah. 2. Prosedurnya sederhana. 3. Tidak perlu membuka rekening seperti tabungan, deposito ataupun giro. 4. Suatu saat uang dibutuhkan, saat itu juga uang dapat diperoleh. 140 Muhammad Abduh, Jurnal Ilmiah Hukum Dinamika, Bidang Ilmu Hukum BKS-PTN Wilayah Indonesia Barat, Juni 1999, hal. 1. 82 Universitas Sumatera Utara 5. Keanekaragaman barang yang dapat dijadikan jaminan. 141 6. Angsuran ringan karena tidak ditentukan besarnya, sehingga dapat diangsur sesuai kemampuan. 7. Apabila telah jatuh tempo pinjamannya dan hutang pokok belum dapat dibayar, maka jangka waktu pinjaman dapat diperpanjang, dengan membayar bunga lebih dahulu. Memperoleh tenggang waktu pelunasan 2 minggu setelah jatuh tempo tanpa dibebani bunga masa tunggu lelang. 142 Sedangkan kelemahan pegadaian dibandingkan dengan bank adalah: 1. Harus ada jaminan berupa barang bergerak yang mempunyai nilai. 2. Barang bergerak yang digadaikan harus diserahkan ke Pegadaian, sehingga barang tersebut tidak dapat dimanfaatkan selama digadaikan. Selain itu terdapat pula persamaan dan juga perbedaan nyata antara prinsip perkreditan yang dilaksanakan oleh Perum Pegadaian dan bank. Persamaan prinsip yang sangat nyata adalah kedua-duanya berorientasi pada profit, dengan mengedepankan unsur keamanan dana yang dipinjamkan melalui prinsip kehati- hatian. Dari adanya prinsip tersebut maka setiap peminjam diharuskan memiliki atau menyerahkan barang miliknya sebagai jaminan. Sedangkan perbedaannya dapat 141 Keanekaragaman barang yang dapat dijadikan jaminan disini juga terbatas pada barang bergerak saja, dan terdapat spesifikasi lagi barang bergerak apa saja yang boleh digadaikan seperti yang tertuang pada Pedoman Operasional Kantor Cabang Perum Pegadaian. Pegadaian juga tidak menerima barang-barang yang terikat sebagai jaminan dengan pihak lain, atau pun barang-barang yang dalam sengketa. 142 Sasli Rais, Mengenal Pegadaian di Indonesia, www.multiply.com, diakses 8 Juli 2010. Universitas Sumatera Utara dilihat dalam hal penilaian terhadap karakter peminjam, pemilikan capital dan tujuan penggunaan pinjaman. Bagi Perum Pegadaian ketiga aspek tersebut tidak diperhatikan, sedangkan pada bank ketiga aspek tersebut menjadi unsur penilaian yang mempengaruhi penilaian kelayakan peminjam. 143 Menurut Pedoman Operasional Kantor Cabang Perum Pegadaian Bab III.B tentang Pengelolaan Kredit Gadai, ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan dalam pemberian kredit yaitu: 1. Permintaan Kredit gadai a. Kredit gadai diperoleh dengan syarat-syarat sebagai berikut : - Foto copy KTP Kartu Tanda Penduduk atau kartu tanda pengenal lain seperti SIM Surat Izin Mengemudi, paspor, dan sebagainya. - Barang jaminan yang memenuhi persyaratan. - Surat Kuasa dari pemilik barang, jika dikuasakan. - Mengisi Formulir Permintaan Kredit FPK. - Menandatangani perjanjian kredit dalam bentuk Surat Bukti Kredit SBK. Setiap nasabah yang ingin mendapatkan pinjaman di Perum Pegadaian harus diketahui jelas identitasnya.hal itu dapat kita ketahui dengan melihat kartu identitasnya. Dan yang terpenting nasabah harus membawa barang jaminan yang sesuai dengan apa-apa saja yang bisa dijadikan jaminan gadai di Perum Pegadaian. Besarnya jumlah pinjaman tergantung pada nilai barang jaminan. Jika barang jaminan yang digadaikan tersebut bukan miliknya, tapi merupakan milik orang lain maka harus ada surat kuasa yang dibuat dalam bentuk akta dibawah tangan maupun otentik dari pemilik barang. 144 143 Saudin Sijabat, Pegadaian Versus Bank Umum , www.smecda.com, diakses 8 Juli 2010. 144 Wawancara dengan Novryandi, Penaksir Perum Pegadaian Cabang Medan Utama, Tanggal 16 Juni 2010 Universitas Sumatera Utara b. Penetapan dan Penggolongan Uang Pinjaman Besarnya uang pinjaman UP ditetapkan berdasarkan prosentase tertentu dari taksiran, prosentase tersebut ditetapkan berdasarkan Surat Edaran SE tersendiri. Adapun jenis golongan uang pinjaman UP kredit gadai terdiri dari 4 macam, yaitu: a Uang Pinjaman Golongan A sebesar Rp. 20.00 – Rp. 150.000 b Uang Pinjaman Golongan B sebesar Rp.151.000 – Rp. 500.000 c Uang Pinjaman Golongan C sebesar Rp.505.000– Rp. 20.000.000 d Uang Pinjaman Golongan D sebesar Rp.20.500.000 - maksimal 145 Perum Pegadaian akan menentukan besarnya plafon kredit atau Uang Pinjaman UP yang dapat diberikan kepada nasabah. Adapun besarnya uang pinjaman yang dapat diberikan berdasarkan hasil taksiran dapat dilihat pada tabel berikut : 145 Wawancara dengan Lintong Panjaitan, Humas Hukum Kanwil Perum Pegadaian Medan, tanggal 23 Juni 2010. Universitas Sumatera Utara Tabel 1 : Penetapan Uang Pinjaman Golongan Uang Pinjaman A 92 x Nilai Taksiran B 89 x Nilai Taksiran C 89 x Nilai Taksiran D 92 x Nilai Taksiran Sumber: Perum Pegadaian Cabang Medan Utama, 2010 c. Tarif Sewa Modal Setiap pinjaman yang diberikan melalui kredit gadai pada Perum Pegadaian akan di kenakan sewa modal. Yang dalam istilah umum kita kenal dengan bunga pinjaman. Tarif sewa modal ini ditetapkan setiap 15 hari dan berdasarkan penggolongan uang pinjaman. Adapun besar tarif sewa modal berdasarkan penggolongan uang pinjaman dapat dilihat pada tabel berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 2 : Tarif Sewa Modal Golongan Sewa Modal Per 15 hari A 0,75 B 1,20 C 1,30 D 1,00 Sumber : Perum Pegadaian Cabang Medan Utama, 2010 d. Pengisian penulisan Surat Bukti Kredit SBK Langkah-langkah yang harus dilakukan pada saat pengisian penulisan SBK yaitu : 1. Penaksir mengisi menulis pada SBK asli maupun dwilipat sesuai dengan identitas, keterangan barang jaminan, taksiran, dan uang pinjaman, yang tertera pada Formulir Permintaan Kredit. 2. Penaksir pertamapenaksir keduakepala cabang dapat menunjuk pegawai untuk mebantu mengisimenulis pada SBK sesuai dengan yang tertera pada Formulir Permintaan Kredit atas tanggung jawab pejabat yang menandatangani SBK. Pegawai yang ditunjuk untuk itu dapat diperkenankan menandatangani SBK, baik pada SBK baru maupun SBK ulang gadai. Universitas Sumatera Utara 3. Penaksir pertamapenaksir keduakepala cabang harus memeriksa hasil pengisian SBK oleh pegawai yang ditunjuk sebelum menandatangani SBK. Isi SBK dicocokkan dengan isi pada Formulir Permintaan Kredit lembar 1 dan fisik BJ barang jaminan yang bersangkutan. 4. SBK harus diisiditulis dengan lengkap, jelas dan benar, sesuai dengan tata cara pengisian SBK. Tata cara pengisian SBK dapat dilihat pada Bab Formulir dan Tata Cara Pengisiannya. 5. Setiap SBK yang diserahkan kepada nasabah harus ada tanda tangan pejabat yang berwenang dan nasabah yang bersangkutan, baik pada SBK baru maupun SBK ulang gadai. Kasir tidak diperkenankan membayar dan menyerahkan SBK sebelum pejabatkasir dan nasabah menandatangani SBK asli dan dwilipatnya. e. Biaya Pemeliharaan dan Asuransi PA Perusahaan menjamin keutuhan dan keamanan barang nasabah yang dijadikan jaminan kredit. Untuk itu nasabah dibebani biaya pemeliharaan dan asuransi barang jaminan, yang besarnya menurut golongan uang pinjaman atau jenis barang pinjaman. 146 Dengan adanya biaya pemeliharaan dan asuransi ini, maka Lembaga Pembiayaan Pegadaian berkewajiban sebagai berikut : 146 Biaya pemeliharaan dan asuransi ini dibayar sekaligus pada saat debitur melunasi hutangnya. Bukan dilakukan pada saat awal peminjaman uang. Segala biaya yang timbul baik berupa sewa modal maupun biaya pemeliharaan dan asuransi semuanya diperhitungkan pada saat pengembalian pinjaman. Universitas Sumatera Utara 1. Memelihara dengan baik dan penuh tanggung jawab barang jaminan milik nasabah, sehingga kondisi pada saat masuk sama dengan yang ditebus. 2. Pemeliharaan dan asuransi juga menyangkut premi asuransi, dimana barang jaminan milik nasabah dijamin oleh PT. Persero Jasindo, apabila hilang atau rusak sesuai dengan perjanjian asuransi antara Pegadaian dan PT. Jasindo. 147 Adapun besarnya biaya penyimpanan dan asuransi sesuai dengan Surat Edaran Direksi Perum Pegadaian No. 37OPPI123 sebagaimana data berikut ini : Tabel 3 : Tabel Biaya Penyimpanan Golongan Biaya Keterangan Ak Ag Bk Bg Ck Cg Dk Dg 1,00 Minimal Rp 1.000,- pembulatan Rp 500,- keatas untuk barang jaminan mobil PA = 1,00 x UP minimal Rp 50.000,- Sumber : Perum Pegadaian Cabang Medan Utama, 2010 147 Apabila barang jaminan rusak karena kelalaian kreditur dalam hal ini Perum Pegadaian, maka Perum Pegadaian harus bertanggung jawab dan mengganti barang tersebut, tapi bila kerusakan dikarenakan bencana alam maupun karena hal-hal lain diluar kekuasaan kreditur, maka akan diganti oleh asuransi dalam hal ini PT. Jasindo yang bekerjasama dengan Perum Pegadaian. Universitas Sumatera Utara Keterangan: • Ak, Bk, Ck, dan Dk merupakan golongan barang jaminan jenis kantong yang berukuran kecil. • Ag, Bg, Cg, dan Dg merupakan golongan barang jaminan jenis gudang yang berukuran besar. 2. Prosedur Pemberian Kredit Prosedur pemberian kredit gadai berdasarkan Pedoman Operasional Kantor Cabang pada Perum Pegadaian, dilaksankan sebagai berikut : a. Nasabah : 1. Mengambil dan mengisi Formulir Permintaan Kredit FPK. 2. Menyerahkan FPK yang telah diisi dengan melampirkan foto copy KTPIdentitas lainnya serta Barang Jaminan BJ yang akan dijaminkan. 3. Menerima kembali Kitir FPK sebagai tanda bukti penyerahan barang jaminan. 4. Menandatangani SBK asli dan dwilipat yang diserahkan oleh kasir kredit. 5. Menerima sejumlah uang UP dan SBK asli lembar 1. 6. Menyerahkan kitir FPK kepada kasir. Untuk menghindari kesalahan nasabah dalam mengisi Formulir Permintaan Kredit FKP, biasanya penaksir memberi petunjuk cara pengisian. Hal ini sering dilakukan terhadap nasabah yang baru pertama kali menggadaikan barangnya pada Perum Pegadaian, sedangkan Universitas Sumatera Utara nasabah lama biasanya hanya diingatkan agar mengisi FPK dengan benar dan teliti. b. Penaksir 1. Menerima FPK dengan lampiran KTPIdentitas lainnya beserta BJ dari nasabah. 2. Memeriksa kelengkapan kebenaran pengisian FPK dan BJ yang dijaminkan. 3. Menandatangani FPK pada badan dan kitirnya sebagai tanda bukti penerimaan BJ dari nasabah. 4. Menyerahkan kitir FPK kepada nasabah. 5. Melakukan taksiran untuk menentukan nilai barang jaminan sesuai dengan Buku Peraturan Menaksir BPM dan Surat Edaran SE yang berlaku. 6. Untuk taksiran BJ gol.A dapat langsung diselesaikan oleh Penaksir Pertama, sedangkan golongan B, C, D harus diselesaikan oleh Penaksir Kedua atau Kepala Cabang. 7. Menentukan besarnya Uang Pinjaman UP yang dapat diberikan kepada nasabah sesuai ketentuan yang berlaku. 8. Larangan yang harus ditaati oleh Penaksir antara lain : - Jumlah UP berdasarkan permintaan nasabah yang melebihi jumlah taksiran. - Melakukan pengeboran BJ Universitas Sumatera Utara - Mengikir, mengerik, atau melepaskan mata perhiasan tanpa seijin pemilik. 9. Mengisi menulis dan menandatangani SBK rangkap dua sesuai kewenangannya. 10. Merobek kitir bagian dalam dan luar SBK dwilipat. Kitir bagian luar untuk nomor BJ dan kitir dalam digunakan sebagai arsip sementara. 11. Menyerahkan SBK asli dan badan SBK dwilipat kepada Kasir Kredit. 12. BJ dimasukkan ke dalam kantongdibungkusditempeli nomor BJ dan diplombirdiikat. 13. Menjumlahkan potongan barang jaminan, taksiran, dan uang pinjaman, masing-masing golongan SBK berdasarkan data pada kitir dalam SBK dwilipat. Hasil penjumlahan tersebut ditulis pada Buku Rekapitulasi Kredit dan Buku Serah terima Barang Jaminan. 14. Menyerahkan BJ yang telah diplombirdiikat kepada bagian gudang dengan menggunakan Buku Penerimaan Barang Jaminan BPBJ dan membubuhkan tanda tangannya pada kolom “Penyerahan”. 15. Bersama-sama dengan petugas Gudang menandatangani kolom serah terima BJ pada BPBJ. Penaksir menaksir nilai barang jaminan dengan melihat keadaankondisi dan jenis barang, apakah barang tersebut sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pada Perum Pegadaian atau tidak. Kemudian dilihat apakah barang tersebut memiliki nilai jual. Jika barang tersebut Universitas Sumatera Utara memenuhi persyaratan barulah nasabah memperoleh Surat Bukti Kredit. Terkadang ada juga nasabah yang datang dengan membawa barang jaminan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Perum Pegadaian, biasanya petugas akan memberikan penjelasan bahwa barang tersebut tidak bisa diterima dan dijadikan jaminan di Perum Pegadaian. Hal ini sering terjadi, dan biasanya dilakukan oleh nasabah yang baru pertama kali menggadaikan barangnya. c. Kasir 1. Menerima SBK asli dan badan SBK dwilipat dari penaksir. 2. Mencocokkan SBK tersebut dengan kitir Formulir Permintaan Kredit yang diserahkan oleh nasabah. 3. Menyiapkan dan melakukan pembayaran UP sesuai dengan jumlah yang tercantum pada SBK. 4. Membubuhkan paraf pada SBK asli dan dwilipat pada kitir luar di belakang jumlah UP. 5. Mengisi Buku Kredit BK berdasarkan badan SBK. 6. Membuat Laporan Harian Kas LHK berdasarkan Buku Kredit dan mencocokkannya dengan Buku Penerimaan Barang Jaminan yang dibuat penaksir. 7. Menyerahkan badan SBK dwilipat, LHK, dan kitir FPK dari kasir. Universitas Sumatera Utara d. Petugas Tata Usaha 1. Menerima badan SBK dwilipat, LHK, dan kitir FPK dari kasir. 2. Menyusun dan menyimpan badan SBK dwilipat. 3. Mencatat data nasabah pada Buku Nasabah, dan setiap akhir bulan jumlah kredit yang diberikan dicatat pada Buku Statistik Perkembangan Usaha. 4. Melakukan pencatatan administrasi sesuai Prosedur Akuntansi Kantor Cabang. e. Petugas Gudang 1. Menerima dan menghitung BJ yang diserahkan oleh penaksir. Serah terima BJ menggunakan buku penerimaan BJ. 2. Mencocokkan BJ yang diterima dengan jumlah yang tertera pada Buku Penerimaan BJ dan apabila terdapat cocok membubuhkan tanda tangan pada kolom “penerimaan”. 3. Melakukan pencatatan di Buku Gudang 4. BJ yang diterima disimpan di gudang sesuai dengan golongan, rubrik, dan bulan kredit BJ. Jadi dapat disimpulkan bahwa proses terjadinya gadai di Perum Pegadaian adalah dengan cara nasabah mengisi FPK Formulir Permintaan Kredit, kemudian menyerahkan FPK disertai dengan foto copy KTPidentitas diri lainnya beserta barang jaminan kepada penaksir. Kemudian barang jaminan tersebut ditaksir oleh penaksir dan menentukan berapa jumlah pinjaman yang dapat diberikan, setelah itu Universitas Sumatera Utara disahkan oleh Kuasa Pemutus Kredit KPKkepala cabang, lalu kasir memberikan uang pinjaman kepada nasabah. Adapun prosedur pemberian gadai tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2 : Prosedur Pemberian Kredit Gadai Sumber : Pedoman Operasional Kantor Cabang Perum Pegadaian Universitas Sumatera Utara

B. Prosedur Parate Eksekusi di Perum Pegadaian