2. Sifat Umum Gadai
Dari rumusan Pasal 1150 KUHPerdata tentang gadai, dapat disimpulkan beberapa sifat umum dari gadai yaitu:
A. Gadai adalah untuk benda bergerak.
Dalam KUHPerdata benda digolongkan sebagai berikut: 1.
Menurut pasal 503 KUHPerdata : a.
Benda berwujud ialah: benda yang dapat berpindah atau dipindahkan, seperti: rumah, mobil, emas, arloji, sepeda motor, dan lain-lain.
b. Benda tidak berwujud ialah: setiap hak, pada umumnya hak atas harta
kekayaan dipandang sebagai suatu benda walaupun hak tersebut tidak berwujud jika ia merupakan bagian dari harta kekayaan, seperti: hak cipta,
piutang atas bawah, piutang atas tunjuk, hak memungut hasil atas benda dan atas piutang.
69
2. Menurut Pasal 504 KUHPerdata: a.
Benda bergerak, dapat dibagi menjadi: 1.
Benda bergerak menurut sifatnya ialah benda yang dapat berpindah atau dipindahkan Pasal 509 KUHPerdata, seperti : kursi, meja, buku.
2. Benda bergerak menurut ketentuan undang-undang ialah hak-hak yang
melekat atas benda bergerak Pasal 511 KUHPerdata, seperti: hak
69
Salim HS, Op.cit., hal.37.
Universitas Sumatera Utara
memungut hasil atas benda bergerak, saham-saham perusahaan, piutang-piutang.
b. Benda tidak bergerak, dapat dibagi menjadi:
1. Benda tidak bergerak menurut sifatnya ialah benda yang tidak dapat
dipindah-pindahkan Pasal 506 KUHPerdata, seperti: tanah dan segala yang melekat diatasnya, rumah, gedung, pepohonan.
2. Benda tidak bergerak karena tujuannya ialah benda yang dilekatkan pada
benda tidak bergerak sebagai benda pokok untuk tujuan tertentu Pasal 507 KUHPerdata, seperti: mesin-mesin yang dipasang disuatu pabrik.
3. Benda tidak bergerak karena ketentuan undang-undang ialah hak-hak yang
melekat atas benda tidak bergerak Pasal 508 KUHPerdata, seperti: hipotik, hak guna bangunan, hak memungut hasil atas benda tidak bergerak.
Benda yang menjadi objek gadai adalah benda bergerak, baik berwujud maupun tidak berwujud. Lahirnya gadai di dalam hukum jaminan menurut
KUHPerdata adalah sebagai akibat adanya pembedaan benda atas benda tetap dan bergerak. Benda bergerak baik itu berwujud maupun tidak berwujud menjadi objek
gadai sedangkan benda tetap menjadi objek dari hipotik.
70
B. Sifat kebendaan
Sifat ini ditemukan dalam pada Pasal 528 KUHPerdata yang mengatakan “atas sesuatu kebendaan, seorang dapat mempunyai baik kedudukan berkuasa, baik
hak milik, hak waris, hak pakai hasil, hak pengabdian tanah, hak gadai atau
70
Esther Million, Op. cit., hal. 22.
Universitas Sumatera Utara
hypotheek”.
71
Yang dimaksud dengan hak kebendaan zakelijkrecht adalah: hak mutlak atas suatu benda dimana hak itu memberikan kekuasaan langsung atas
suatu benda yang dapat dipertahankan terhadap siapapun juga. Hak kebendaan yang diatur dalam KUHPerdata dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Hak-hak kebendaan yang bersifat memberi kenikmatan ini dapat atas
bendanya sendiri, dapat juga atas benda milik orang lain. Hak-hak ini terdiri dari:
a. Yang bersifat memberi kenikmatan atas benda milik sendiri, misalnya
hak milik benda bergerak, bezit atas benda bergerak bukan tanah. b.
Yang bersifat memberi kenikmatan, tetapi atas benda milik orang lain, misalnya bezit atas benda bergerak bukan tanah, hak memungut hasil
atas benda bergerak, hak pakai dan mendiami benda bergerak. 2.
Hak kebendaan yang bersifat memberi jaminan hak ini terdiri dari: a.
Gadai sebagai jaminan ialah benda bergerak. b.
Hipotik sebagai jaminan ialah benda-benda tetap tidak bergerak. Sifat-sifat dari kebendaan ialah:
1. Hak kebendaan merupakan hak yang mutlak, yaitu dapat dipertahankan
terhadap siapapun juga. 2.
Hak kebendaan itu mempunyai zaaksgevolg atau droit de suite hak yang mengikuti, artinya hak itu selalu mengikuti bendanya dimanapun juga
71
Mariam Darus Badrulzaman, Loc. cit., 1991, hal. 57.
Universitas Sumatera Utara
ditangan siapapun juga barang itu berada. Hak itu terus saja mengikuti orang yang mempunyainya.
3. Hak kebendaan itu mempunyai droit de preference hak yang terlebih
dahulu atau memberikan kedudukan diutamakan.
72
Sebagai hak kebendaan, hak gadai selalu mengikuti objek atau barang- barang yang digadaikan dalam tangan siapapun berada. Pemegang gadai
pandnemer mempunyai hak untuk menuntut kembali barang-barang yang digadaikan yang telah hilang atau dicuri orang dari tangannya dari
tangan siapapun barang-barang yang digadaikan itu ditemukannya dalam jangka waktu selama 3 tiga tahun. Hal ini dapat disimpulkan dari
ketentuan dalam Pasal 1152 3 KUHPerdata : Apabila, namun itu barang tersebut hilang dari tangan penerima gadai
ini atau dicuri daripadanya, maka berhaklah ia menuntutnya kembali sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1977 ayat 2, sedangkan apabila
barang gadai didapatnya kembali, hak gadai dianggap tidak pernah hilang.
Pasal 1152 3 KUHPerdata ini mencerminkan adanya sifat droit de suit,
karena hak gadai terus mengikuti bendanya di tangan siapapun. Demikian juga di dalamnya terkandung suatu hak menggungat karena penerima
gadai berhak menuntut kembali barang yang hilang tersebut. C.
Benda gadai dikuasai pemegang gadai inbezitstelling Dalam rangka mengamankan piutang kreditur, maka secara khusus oleh debitur
kepada kreditur diserahkan suatu kebendaan bergerak sebagai jaminan pelunasan
72
Esther Million, Op. cit., hal. 24.
Universitas Sumatera Utara
hutang debitur, yang menimbulkan hak bagi kreditur untuk menahan kebendaan bergerak yang digadaikan tersebut sampai dengan pelunasan utang debitur.
Dengan demikian pada dasarnya perjanjian gadai akan terjadi bila barang-barang yang digadaikan berada dibawah penguasaan kreditur atau atas kesepakatan
bersama ditunjuk seorang pihak ketiga untuk mewakilinya. Penguasaan kebendaan gadai oleh pemegang gadai tersebut merupakan syarat esensial bagi
lahirnya gadai. Persyaratan ini selain ditentukan dalam Pasal 1150 KUHPerdata, juga tercantum dalam Pasal 1152 1 dan 2 yaitu:
1 Hak gadai atas benda-benda bergerak dan atas piutang-piutang bawa diletakkan dengan membawa barang gadainya di bawah kekuasaan si
berpiutang atau seorang pihak ketiga, tentang siapa telah disetujui oleh kedua belah pihak.
2 Tak sah adalah hak gadai atas segala benda yang dibiarkan tetap dalam kekuasaan si berutang atau si pemberi gadai, ataupun yang kembali atas
kemauan si berpiutang.
D. Penyerahan barang-barang yang digadaikan kepada kreditur dimaksudkan bukan
merupakan penyerahan yuridis, bukan penyerahan yang mengakibatkan penerima gadai menjadi pemilik dan karenanya pemegang gadai dengan penyerahan
tersebut tetap hanya berkedudukan sebagai pemegang saja, tidak akan pernah berdasarkan penyerahan seperti itu saja menjadi bezitter dalam arti bezit
keperdataan burgelijk bezit. Itulah sebabnya bezit disebut pandbezit.
73
Hak menjual sendiri benda gadai. Pemegang gadai berhak menjual sendiri benda
gadai dan memiliki kewenangan untuk melakukan pelelangan terhadap barang gadai. Penyebab timbulnya pelelangan ini adalah karena debitur tidak melakukan
73
J. Satrio,2002, Op. cit., hal. 107.
Universitas Sumatera Utara
atau melaksanakan prestasinya sesuai dengan isi kesepakatan yang dibuat antara kreditur dan debitur, walaupun debitur telah diberikan somasi oleh kreditur. Dari
hasil penjualan atau pelelangan tersebut maka kreditur berhak mengambil pelunasan piutangnya beserta bunga dan biaya dari pendapatan penjualan atau
pelelangan itu. E.
Hak yang didahulukan. Hak yang didahulukan maksudnya apabila benda gadai itu dilelang maka
pemegang gadai harus didahulukan daripada kreditur-kreditur lainnya tentang pembayaran atau pelunasan piutangnya Pasal 1133, Pasal 1150 KUHPerdata.
F. Mempunyai sifat accessoir
Gadai diperjanjiakan dengan maksud untuk memberikan jaminan atas suatu kewajiban prestasi tertentu, yang pada umumnya merupakan perjanjian hutang-
piutang dan karenanya dikatakan, bahwa perjanjian gadai mengabdi kepada perjanjian pokoknya atau dikatakan bahwa gadai merupakan perjanjian bersifat
accessoir. Perjanjian accessoir mempunyai ciri-ciri antara lain: a.
Tidak dapat berdiri sendiri. b.
Adanyatimbulnya maupun hapusnya bergantung pada perikatan pokoknya. c.
Apabila perikatan pokoknya dialihkan, accessoir turut beralih.
74
Konsekuensi perjanjian gadai sebagai perjanjian accessoir adalah: a.
Bahwa sekalipun perjanjian gadainya sendiri mungkin batal karena melanggar ketentuan gadai yang bersifat memaksa, tetapi perjanjian
74
Esther Million, Op. cit., hal. 25.
Universitas Sumatera Utara
pokoknya sendiri biasanya berupa perjanjian hutang-piutang tetap berlaku, jika ia dibuat secara sah. Hanya saja tagihan tersebut jika tidak ada dasar
preferensi yang lain, berkedudukan sebagai tagihan konkuren belaka. b.
Hak gadainya sendiri tidak dapat dipindahkan tanpa turut sertanya turut berpindahnya perikatan pokoknya, tetapi sebaliknya pengoperan perikatan
pokok meliputi pula semua accessoir nya, dalam mana termasuk jika ada hak gadainya.
75
3. Objek dan Subjek Gadai