3. Membayar biaya yang dikeluarkan oleh penerima gadai untuk menyelamatkan
barang-barang gadai Pasal 1157 KUHPerdata.
4. Terjadinya Hak Gadai
Hak gadai terjadi dalam dua fase yaitu : 1.
FASE PERTAMA : Perjanjian Pinjam Uang Perjanjian pinjam uang ini dituangkan dalam Surat bukti Kredit SBK.
Sifatnya adalah konsensuil obligator. Di dalam perjanjian itu disebutkan nama penerima pinjaman debitur. Perjanjian ini termasuk jenis perjanjian standart
karena dicetak dalam bentuk formulir, yang telah disediakan terlebih dahulu oleh Perum Pegadaian.
81
2. FASE KEDUA : Penyerahan benda gadai dalam kekuasaan penerima gadai
Sesuai dengan benda gadai adalah benda bergerak, maka benda itu harus lepas dari kekuasaan debitur atau pemberi gadai.
82
Penyerahan benda terjadi pada saat yang bersamaan dengan penandatanganan SBK. Dalam hal ini dapat
disimpulkan bahwa terjadinya hak gadai adalah pada tanggal dan hari SBK ditanda tangani.
83
81
Mariam Darus Badrulzaman, Op. cit., 1991, hal. 76.
82
Esther Million, Op. cit., hal. 30.
83
Mariam Darus Badrulzaman, Op. cit., 1991, hal. 77.
Universitas Sumatera Utara
B. Tinjauan Umum Pegadaian 1.
Sejarah Pegadaian
Pada awalnya cikal bakal timbulnya badan-badan yang memberikan pinjaman uang dengan tanggungan atau jaminan barang dimulai sekitar abad IX di Italia Utara
daerah Lombardia.
84
Kemudian dipraktikkan di wilayah Eropa lainnya, misalnya Inggris dan Belanda. Sistem gadai tersebut memasuki Indonesia dibawa dan
dikembangkan oleh orang Belanda VOC.
85
Timbulnya gadai itu oleh karena orang Romawi mengenal 2 dua cara langkah-langkah preventif terhadap wanprestasi debiturnya, yaitu:
Cara pertama : Seorang atau lebih mengikatkan dirinya bersama-sama debitur kepada kreditur untuk kepentingan kreditur jaminan bentuk
orang. Cara kedua : Dengan cara memberikan kekuasaan atas satu atau sejumlah
barang kepada kreditur, yang dapat dijadikan pemenuhan tagihannya jika debitur yang bersangkutan wanprestasi
jaminan bentuk barang.
Jaminan bentuk orang maupun bentuk barang itu, tergantung kepada perjanjian yang melahirkan perikatan pokok yaitu kredit.
86
Tentang gadai di masa Hukum Romawi tentunya berbeda dengan pegadaian yang diatur oleh KUHPerdata. Perbedaan ini adalah pengaruh perkembangan yang
terjadi dalam masyarakat dari abad ke abad.
87
84
Seksi PerencanaanPembinaan, Sejarah Organisasi Tugas Pokok dan Fungsi Perum Pegadaian dalam Pembangunan, Kantor Pusat Perum Pegadaian, Jakarta, 1982, hal. 3.
85
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Intermedia, Jakarta, 1995, hal. 357.
86
Basrah Amarsah, Perusahaan Umum Pegadaian sebagai Lembaga Pembiayaan Penyedia Kredit dalam Menentukan Objek yang Sah di Kotamadia Medan, Tesis, PPS USU, Medan, 1998, hal.
29.
87
Esther Milion, Op. cit., hal. 45.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Mariam Darus Badrulzaman, mengatakan : Sampai dewasa ini pegadaian telah mengalami 5 lima periode pemerintahan, yaitu:
1. Periode VOC 1746 - 1811
2. Periode Penjajahan Inggris 1811 - 1816
3. Periode Penjajahan Belanda 1816 - 1942
4. Periode Penjajahan Jepang 1942 - 1945
5. Periode Kemerdekaan.
88
ad 1. Periode VOC 1764 - 1811
Lahirnya Lembaga Pegadaian di Indonesia ditandai dengan berdirinya Bank Van Leening yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem
gadai pada masa VOC Verenigde Oost Indische Compagnie. Lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20 Agustus 1976, berdasarkan
Surat Keputusan Gubernur Jenderal Van Imhoff.
89
Bank Van Leening, selain memberikan pinjaman gadai, juga bertindak sebagai wessel bank. Pada mulanya lembaga ini merupakan perusahaan
campuran antara pemerintah VOC dan swasta dengan perbandingan modal 23 modal VOC dan 13 modal swasta. Namun sejak tahun 1794 usaha
patungan itu dihapuskan, Bank van leening menjadi monopoli pemerintah dan diusahakan sepenuhnya oleh pemerintah.
90
88
Mariam Darus Badrulzaman, Op. cit., 1994, hal. 153.
89
Acien Harahap, hukum-gadai, www. blogspot.com, diakses 1 juni 2010.
90
Ketut Sethyon, Pegadaian 100 Seabad Bersahabat Menapak ke Masa Depan dengan Kegigihan Masa Lalu, Perum Pegadaian, Kantor Pusat, Jakarta, 2002, hal. 137.
Universitas Sumatera Utara
ad 2. Periode Penjajahan Inggris 1811 – 1816 Pada tahun 1811 terjadi peralihan kekuasaan dari pemerintah Belanda
kepada pemerintahan Inggris yang dipimpin oleh Raffles. Pada masa penjajahan Inggris, Bank Van Leening dihapuskan karena Raffles tidak
menyetujui adanya Bank Van Leening yang dikelola oleh pemerintah.
91
Dan hak untuk memberikan pinjaman uang dengan gadai sebagai jaminan
diserahkan secara bebas kepada swasta, asal sudah mendapat izin untuk itu, peraturan ini dikenal dengan sebutan Licentie Stelsel.
92
Akan tetapi dalam perkembangannya ternyata Licentie Stelsel tidak menguntungkan pemerintah, melainkan menimbulkan kerugian terhadap
masyarakat karena timbulnya penarikan bunga yang tidak wajar. Pada tahun 1814 Licentie Stelsel dihapuskan dan diganti dengan Pacht Stelsel, dimana
anggota masyarakat umum dapat menjalankan usaha gadai dengan syarat sanggup membayar sewa kepada pemerintah.
93
ad 3. Periode Penjajahan Belanda 1816 – 1942 Pada tahun 1816 Belanda kembali menguasai Indonesia. Pacht Stelsel
semakin berkembang, baik dalam arti perluasan wilayah maupun jumlahnya. Akan tetapi ternyata para pachters penerima gadai banyak yang sewenang-
91
Ibid.
92
Rachmadi Usman, Op. cit., hal. 120.
93
Ketut Sethyon, Loc. cit., hal. 137.
Universitas Sumatera Utara
wenang dalam menetapkan bunga, tidak melelangkan barang-barang jaminan yang sudah kadaluarsa, tidak membayar uang kelebihan kepada yang berhak.
94
Akibatnya pemerintah Belanda menerapkan apa yang disebut dengan Cultuur Stelsel dimana dalam kajian tentang pegadaian saran yang
dikemukakan adalah sebaiknya kegiatan pegadaian ditangani sendiri oleh pemerintah agar dapat memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar
bagi masyarakat.
95
Maka dikeluarkanlah Stb. No. 794 Tahun 1915 dan Stb. No. 28 Tahun 1921. Maksud dikeluarkannya peraturan ini adalah untuk melarang
masyarakat umum memberi uang pinjaman dan melakukan usaha dengan cara menerima gadai. Pegadaian Negara pertama kali didirikan pada tanggal 1 April
1901 di Sukabumi, Jawa Barat dengan Stb. No. 131 Tahun 1901.
96
Tanggal tersebut selanjutnya dijadikan tanggal kelahiran Pegadaian di Indonesia.
97
Pada tanggal 12 Maret 1901 melalui Stb. No. 131 Tahun 1901 diadakan ketentuan
tentang Jawatan Pegadaian di Sukabumi, Jawa Barat. Selanjutnya diikuti dengan didirikannya Pegadaian di Cianjur, Purworejo, Bogor, Tasikmalaya, dan
Bandung pada tahun 1902. Sampai dengan tahun 1917 semua Pegadaian di Jawa dan Madura sudah ditangani seluruhnya oleh Pemerintah dan Pegadaian
Negara yang dikuasai oleh pemerintah ini berkembang dengan baik.
94
Ibid.
95
Acien Harahap, hukum-gadai, www. blogspot.com, diakses 1 Juni 2010.
96
Rachmadi Usman, Loc. cit., hal. 120.
97
Subagyo, et al, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, 2002, hal. 153.
Universitas Sumatera Utara
Menjelang akhir periode penjajahan, usaha gadai merupakan monopoli pemerintah dengan status Jawatan dalam lingkungan kantor besar keuangan.
Baru pada tahun 1903 berdasarkan Stb No. 266 Tahun 1930, Pegadaian Negara tersebut diubah statusnya menjadi Perusahaan Negara, dimana harta kekayaan
Pegadaian Negara dipisahkan dari harta kekayaan Negara Pemerintah.
98
ad 4. Periode Penjajahan Jepang 1942 – 1965 Pada periode penjajahan Jepang, Pegadaian masih merupakan instansi
pemerintah dengan status Jawatan Pimpinan dan Pengawasan Kantor Besar Keuangan. Akan tetapi, pada periode ini lelang dihapuskan dan barang berharga
seperti emas, intan dan berlian di Pegadaian diambil oleh Pemerintah Jepang.
99
ad 5. Periode Kemerdekaan Perjuangan melawan penjajah sudah selesai. Penataan menyeluruh baik
ideologi, sistem kenegaraan maupun ekonomi terus diupayakan. Dalam penataan ekonomi dimasa pembangunan sampai saat ini Pegadaian mengalami
beberapa perubahan status bentuk perusahaan yaitu: a.
Status Perusahaan Negara Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 3 Mei tahun 1961, status hukum
Pegadaian dari Jawatan berubah menjadi Perusahaan Negara yang berada dalam Lingkungan Kementerian Keuangan berdasarkan PP No. 1781961
tentang Pendirian Perusahaan Pegadaian Perusahaan Negara Pegadaian
98
Ketut Sethyon, Loc. cit., hal. 137.
99
Rachmadi Usman, Loc. cit., hal. 120.
Universitas Sumatera Utara
sebagai pelaksana dari Undang-Undang Nomor 19PrpTahun 1960 tentang Perusahaan Negara. Dalam rangka melaksanakan Ekonomi Terpimpin, oleh
Presiden Soekarno pada tahun 1965, Perusahaan Negara Pegadaian ini disatukan menjadi salah satu urusan dari Bank Sentral.
100
b. Status Perusahaan Jawatan
Inpres No. 171976 diwujudkan dengan dikeluarkannya Perpu No. 11969 yang diundangkan dengan Undang-Undang No. 91969. Undang-Undang ini
mengatur bentuk usaha Negara menjadi 3 tiga bentuk yaitu Perjan, Perum, dan Persero.
101
Sejalan dengan ketentuan dalam Undang-Undang tersebut maka dikeluarkan PP No. 71969 yang mencabut PP Nomor 1781961 dan
menyatakan mulai 1 Mei 1969 status Perusahaan Negara Pegadaian ditetapkan menjadi Perusahaan Jawatan Pegadaian.
c. Status Perusahaan Umum
Untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitasnya, sejak 10 April 1990 Perusahaan Jawatan Pegadaian diubah bentuknya menjadi Perusahaan
Umum Pegadaian melalui PP No. 101990 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Jawatan Pegadaian Menjadi Perusahaan Umum Pegadaian, yang
kemudian disempurnakan lagi dalam PP No. 1032000 tentang Perusahaan Umum Pegadaian. Dengan perubahan status tersebut dimulai babak baru
dalam meningkatkan pemerataan pembangunan, meningkatkan pendapatan
100
Ibid.
101
Ketut Sethyon, Loc. cit., hal. 137.
Universitas Sumatera Utara
dan kesejahteraan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan. Dengan status Perusahaan Umum, Pegadaian diharapkan akan lebih mampu mengelola
usahanya lebih profesional, bisnis oriented tanpa meninggalkan ciri khusus dan misinya, yaitu penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai
dengan sangat sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia, karena prosedurnya sederhana, mudah, serta pelayanan cepat.
102
2. Struktur Organisasi Kantor Cabang Medan Utama