BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Pengambilan data penelitian ini dilakukan di Pusat Rekam Medis Rumah
Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit tipe A sesuai dengan SK Menkes No. 335MenkesSKVIII1990. Rumah
sakit ini menjadi sentra rujukan utama untuk wilayah Sumatera Utara dan sekitarnya. Rumah sakit ini terletak di Jalan Bunga Lau Nomor 17 Medan,
Kelurahan Kemenangan, Kecamatan Medan Tuntungan, Medan, Sumatera Utara.
5.1.2. Karakteristik Responden Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Umur Responden
Umur Tahun
BPH Orang
Persentase Non BPH
Orang Persentase
51-55 4
10 18
45 56-60
7 17,5
7 17,5
61-65 6
15 6
15 66-70
6 15
4 10
71-75 11
27,5 3
7,5 76-80
5 12,5
1 2,5
81-85 1
2,5 1
2,5
Total 40
100 40
100 Dari Tabel 5.1. dapat diketahui bahwa reponden BPH yang paling banyak
berumur 71-75 tahun sejumlah 11 orang 27,5 dan kelompok responden BPH yang paling sedikit adalah berumur 81-85 tahun sejumlah 1 orang 2,5.
Sedangkan kelompok umur responden Non BPH yang paling banyak berumur 51- 55 tahun sejumlah 18 orang 45 dan kelompok responden Non BPH yang
paling sedikit adalah umur 76-80 dan 81-85 tahun yaitu masing-masing sejumlah 1 orang 2,5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi ISK berdasarkan Volume Prostat Volume Prostat
ISK
n
40 gram 3
10 ≥
40 gram
27 90
Total 30
100
Tabel 5.2. menunjukkan distribusi frekuensi ISK berdasarkan volume prostat, dimana didapati sebanyak 27 orang 90 responden memiliki volume
prostat ≥
40 gram
sedangkan 3 orang 10 dari 30 orang penderita ISK memiliki volume prostat 40 gram.
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi ISK berdasarkan Residual volume urin Residual
Volume Urin ISK
n
≤ 30 cc 2
6,7
30 cc
28 93,3
Total 30
100
Tabel 5.3. menunjukkan bahwa dari 30 orang responden yang memiliki penyakit BPH yang disertai ISK, didapati sebanyak 28 orang memiliki residual
volume urin 30 cc 93,3 sedangkan 2 orang 6,7 memiliki residual volume urin
≤ 30 cc.
5.1.3. Hasil Analisis Data
Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara
BPH dengan kejadian ISK. Data hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.4. Hubungan antara Benign Prostatic Hyperplasia BPH dengan kejadian Infeksi Saluran Kemih
ISK Non ISK
Total n
N n
BPH 30
75 10
25 40
100
Non BPH 9
22,5 31
77,5 40
100 p = 0,001
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 5.4. dapat dilihat bahwa dari 40 orang responden yang memiliki penyakit BPH, 30 orang diantaranya adalah penderita ISK. Sementara
dari 40 orang responden yang tidak memiliki penyakit BPH, 9 orang di antaranya merupakan penderita ISK dikarenakan adanyanya penurunan sistem imun akibat
penyakit penyerta seperti diabetes mellitus dan penyakit ginjal. Setelah dilakukan uji hipotesis dengan metode uji kai-kuadratuji x
2
dengan tingkat kemaknaan 0,01 α = 1 , diperoleh nilai p p value adalah 0,001 p 0,05 yang berarti bahwa ada hubungan antara Benign Prostatic Hyperplasia
BPH dengan kejadian infeksi saluran kemih. Dapat pula dilakukan perhitungan Odds Ratio OR sebagai berikut:
Tabel 5.5. Penyajian Hasil Pengumpulan Data ISK
OR ISK
Non ISK BPH
BPH 30
10 = 3031109
= 10,3 Non BPH
9 31
Pada penelitian ini didapat besarnya odds ratio adalah 10,3. Odds Ratio yang lebih besar dari 1 menunjukkan adanya hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Pada penelitian ini besarnya odds ratio di atas angka 1, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pada penelitian ini BPH
merupakan salah satu faktor risiko terjadinya ISK. Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa orang yang memiliki penyakit BPH berisiko 10,3 kali lebih besar
untuk menderita ISK dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki penyakit BPH.
5.2. Pembahasan