selama berkemih. Apabila hasil uroflometri menunjukkan pancaran aliran urin lemah, hal ini mungkin disebabkan oleh adanya obstruksi misalnya:
hiperplasia prostat Roehborn et al., 2007.
2.1.8. Komplikasi Hiperplasia prostat
Penyempitan lumen uretra posterior
Peningkatan tekanan intravesikal
Buli-buli Ginjal dan Ureter
a. Hipertrofi otot detrusor a. Refluks vesiko-ureter
b. Trabekulasi b Hidroureter
c. Selula c. Hidronefrosis
d. Divertikel buli-buli d. Pionefrosis
e. Gagal ginjal Gambar 2.3. Bagan pengaruh hiperplasia prostat pada saluran kemih
Sumber : Dasar-dasar Urologi Purnomo, 2011
2.2. Infeksi Saluran Kemih ISK
2.2.1. Definisi ISK merupakan respon inflamasi dari urotelium terhadap invasi bakteri
yang biasanya berhubungan dengan bakteriuria dan piuria Roehborn et al., 2007.
2.2.2. Epidemiologi Selama periode usia beberapa bulan dan lebih dari 65 tahun perempuan
Universitas Sumatera Utara
cenderung menderita ISK dibandingkan laki-laki. ISK berulang pada laki-laki jarang dilaporkan, kecuali disertai faktor predisposisi pencetus Sukandar,
2009. Prevalensi ISK meningkat secara signifikan pada manula manusia usia
lanjut. Bakteriuria meningkat dari 5-10 pada usia 70 tahun menjadi 20 pada usia 80 tahun. Dikatakan bahwa ISK adalah penyebab bakterinemia pada manula
Purnomo, 2011.
2.2.3. Klasifikasi dan Etiologi • Klasifikasi
a. ISK uncomplicated sederhana adalah infeksi saluran kemih pada pasien tanpa disertai kelainan anatomi maupun kelainan struktur saluran
kemih b. ISK complicated rumit adalah infeksi saluran kemih yang terjadi pada
pasien yang menderita kelainan anatomikstruktur saluran kemih, atau adanya penyakit sistemik. Kelainan ini akan menyulitkan
pemberantasan kuman oleh antibiotika c. First infection infeksi pertama kali atau isolated infection adalah
infeksi saluran kemih yang baru pertama kali diderita atau infeksi yang didapat setelah sekurang-kurangnya 6 bulan telah bebas dari ISK
d. Unresolved bakteriuria adalah infeksi yang tidak mempan dengan pemberian antibiotika. Kegagalan ini biasanya terjadi karena
mikroorganisme penyebab infeksi telah resisten kebal terhadap pemberian antibiotika yang dipilih
e. Infeksi berulang adalah timbulnya kembali bakteriuria setelah sebelumnya dapat dibasmi dengan terapi antibiotika pada infeksi yang
pertama. Timbulnya infeksi berulang ini dapat berasal dari re-infeksi atau bakteriuria persisten. Pada re-infeksi, kuman berasal dari luar
saluran kemih, sedangkan bakteriuria persisten bakteri penyebabnya berasal dari dalam saluran kemih Purnomo, 2011.
Universitas Sumatera Utara
• Etiologi Pada umumnya ISK disebabkan mikroorganisme MO tunggal :
a. Escherichia coli merupakan MO yang paling sering diisolasi dari pasien dengan infeksi simtomatik maupun asimtomatik
b. Mikroorganisme lainnya yang sering ditemukan seperti Proteus spp 33 anak laki-laki berusia 5 tahun
c. Infeksi yang disebabkan Pseudomonas spp dan MO lainnya seperti Stafilokokus jarang dijumpai, kecuali pasca kateterisasi Sukandar,2009
2.2.4. Faktor Predisposisi Tabel 2.3. Faktor Predisposisi Pencetus ISK
• Litiasis • Obstruksi saluran kemih
• Penyakit ginjal polikistik • Nekrosis papilar
• Diabetes mellitus pasca transplantasi ginjal • Nefropati analgesik
• Senggama • Kehamilan
• Kateterisasi
Sumber : Sumber: Buku Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Sukandar, 2009
2.2.5. Patogenesis a. Masuknya bakteri
Ada 4 cara bakteri masuk ke saluran genitourinaria, yaitu : • Ascending
Sebagian besar bakteri periuretral naik ke saluran kemih yang menyebabkan ISK
• Hematogen Dapat terjadi pada pasien immunocompromised dan pada neonatus.
Universitas Sumatera Utara
Staphylococcus aureus, Candida spesies, dan Mycobacterium tuberculosis adalah patogen yang paling sering menginfeksi saluran
kemih secara hematogen • Limfatogen
Saat ini hanya sedikit data yang menunjukkan bahwa penyebaran bakteri melalui saluran limfa berperan dalam patogenesis ISK
• Infeksi langsung bakteri dari organ-organ yang berdekatan Dapat terjadi pada pasien dengan intraperitoneal abses atau fistula
vesikovaginal atau vesicointestinal Nguyen, 2008. b. Faktor dari host
Kemampuan host untuk menahan mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain adalah
pertahanan lokal dari host dan peranan dari sistem kekebalan tubuh yang terdiri atas imunitas humoral dan imunitas selular Purnomo, 2011.
Tabel 2.4. Pertahanan Lokal Tubuh terhadap Infeksi Pertahanan lokal tubuh terhadap infeksi
• Mekanisme pengosongan urin yang teratur dari buli-buli dan gerakan peristaltik ureter wash out mechanism
• Derajat keasaman pH urin yang rendah • Adanya ureum dalam urin
• Osmolalitas urin yang cukup tinggi • Estrogen pada wanita pada usia produktif
• Panjang uretra pada pria • Adanya zat antibakteria pada kelenjar prostat atau PAF prostatic
antibacterial factor yang terdiri atas unsur Zn • Uromukoid protein Tamm-Horsfall yang menghambat penempelan
bakteri pada urotelium Sumber : Dasar-dasar Urologi edisi ketiga Purnomo, 2011
Universitas Sumatera Utara
Kuman E. coli yang menyebabkan ISK mudah berbiak dalam urin, di sisi lain urin bersifat bakterisidal terhadap hampir sebagian besar kuman dan
spesies E. coli. Derajat keasaman urin, osmolalitas, kandungan urea dan asam organik, serta protein-protein yang ada di dalam urin bersifat
bakterisidal. Protein di dalam urin yang bertindak sebagai bakterisidal adalah
uromukoid atau protein Tamm-Horsfall THP. Protein ini disintesis sel epitel tubuli pars ascenden loop of henle dan epitel tubulus distal.
Sebenarnya pertahanan sistem saluran kemih yang paling baik adalah mekanisme wash out urine, yaitu aliran urin yang mampu membersihkan
kuman yang ada di dalam urin. Gangguan dari mekanisme itu menyebabkan kuman mudah sekali mengadakan replikasi dan menempel
pada urotelium. Supaya aliran urin adekuat dan mampu menjamin mekanisme wash out, maka harus dalam kondisi jumlah urin cukup dan
tidak ada hambatan di dalam saluran kemih. Oleh karena itu, kebiasaan jarang minum dan pada gagal ginjal menghasilkan jumlah urin yang tidak
adekuat, sehingga memudahkan terjadinya ISK Purnomo,2011. c. Faktor dari mikroorganisme
Tidak semua bakteri bisa menempel dan menginfeksi saluran kemih. Dari sekian banyak golongan Escherichia coli, yang uropatogen adalah
serogrup O, K, dan H. Bakteri ini telah meningkatkan sifat penempelannya pada sel uroepitel, kebal terhadap bakterisidal serum manusia,
menghasilkan hemolisin untuk menginvasi jaringan, dan meningkatnya antigen K melindungi bakteri dari fagositosis neutrofil. Kemampuan E.
coli untuk menempel pada sel epitel dimediasi oleh ligan yang terletak di ujung fimbria pili bakteri. Ligan ini mengikat reseptor glikolipid atau
glikoprotein pada membran permukaan sel uroepitel. Pili diklasifikasikan berdasarkan kemampuannya untuk menggumpalkan darah. P pili dapat
menggumpalkan darah manusia, mengikat reseptor glikolipid pada sel uroepitel, eritrosit, dan sel-sel tubulus ginjal. Tipe pili 1, yang dapat
Universitas Sumatera Utara
menggumpalkan darah marmut, mengikat residu manosida pada sel uroepitel Nguyen, 2008.
2.2.6. Manifestasi KlinisGambaran Klinis Gambaran klinis ISK sangat bervariasi mulai dari tanpa gejala hingga
menunjukkan gejala yang sangat berat akibat kerusakan pada organ lain. Pada umumnya infeksi akut yang mengenai organ padat ginjal, prostat, epididimis, dan
testis memberikan keluhan yang hebat sedangkan infeksi pada organ berongga buli-buli, ureter, pielum memberikan keluhan yang lebih ringan Purnomo,
2011.
2.2.7. Diagnosis Diagnosis ISK kadang-kadang sulit untuk ditegakkan dan bergantung pada
urinalisis dan kultur urin. Kadang-kadang, penelusuran lokalisasi mungkin diperlukan untuk mengidentifikasi sumber infeksi Nguyen, 2008.
a. Urinalisis Untuk pasien dengan gejala sistem saluran kemih, harus dilakukan
urinalisis mikroskopis apabila terdapat bakteriuria, piuria, dan hematuria. Urinalisis dapat mengidentifikasi bakteri dan leukosit dengan cepat dan
dapat mendiagnosis ISK. Biasanya, sedimen yang akan dianalisis diperoleh dari sekitar 5-10 mL spesimen dengan melakukan sentrifugasi
selama 5 menit dengan kecepatan 2000 rpm Roehborn et al., 2007. b. Kultur urin
Baku emas untuk mengidentifikasi ISK adalah jumlah bakteri tertentu pada kultur urin . Urin harus dikumpulkan dalam wadah steril dan dikultur
segera setelah dikumpulkan. Bila hal ini tidak mungkin, urin dapat disimpan dalam lemari es sampai 24 jam. Sampel tersebut kemudian
diencerkan dan menyebar di wadah kultur. Setiap bakteri akan membentuk koloni tunggal di wadah. Jumlah koloni dihitung dan disesuaikan per
mililiter urin CFU mL Nguyen, 2008.
Universitas Sumatera Utara
c. Pencitraan Pada ISK uncomplicated sederhana tidak diperlukan pemeriksaan
pencitraan, tetapi pada ISK complicated rumit perlu dilakukan pemeriksaan pencitraan untuk mencari penyebabsumber terjadinya infeksi
Purnomo, 2011.
2.2.8. Komplikasi Infeksi saluran kemih dapat menimbulkan beberapa komplikasi penyulit,
diantaranya : a. Gagal ginjal akut
Edema yang terjadi akibat inflamasi akut pada ginjal akan mendesak sistem pelvikalises sehingga menimbulkan gangguan aliran urin. Pada
pemeriksaan urogram terlihat spastisitas sistem pelvikalises atau pada pemeriksaan radionuklir, asupan uptake zat radioaktif tampak menurun
b. Batu saluran kemih Adanya papila yang terkelupas akibat infeksi saluran kemih serta debris
dari bakteri merupakan nidus pembentukan batu saluran kemih. Selain itu, beberapa kuman yang dapat memecah urea mampu merubah suasana pH
urin menjadi basa. Suasana basa ini memungkinkan berbagai unsur pembentuk batu mengendap di dalam urin dan untuk selanjutnya
membentuk batu pada saluran kemih c. Supurasi atau pembentukan abses
Infeksi saluran kemih yang mengenai ginjal dapat menimbulkan abses pada ginjal yang meluas kerongga perirenal dan bahkan ke pararenal,
demikian pula yang mengenai prostat dan testis dapat menimbulkan abses pada prostat dan abses pada testis
d. Urosepsis Urosepsis adalah sepsis yang disebabkan oleh mikrobakteria yang berasal
dari mikrobakteria yang berasal dari urogenitalia. Bakteri lebih mudah masuk ke dalam peredaran darah terutama jika pasien mengalami
penurunan sistem kekebalan tubuh, diantaranya adalah pasien : diabetes
Universitas Sumatera Utara
mellitus, usia tua, pasien yang menderita penyakit keganasan, dan pasien yang menderita gangguan imunitas tubuh yang lain Purnomo, 2011.
2.3. Hubungan BPH dengan Infeksi Saluran Kemih