134
Leli Nurlathifah, 2015 MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS, PENALARAN, DAN HABITS OF MIND
MATEMATIS SISWA SMA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Siswa  dipicu  dan  dipacu  untuk  berani  berpendapat,  menjawab,  dan  memberikan pertanyaan  baik  kepada  teman-teman  kelasnya  maupun  kepada  guru,  sehingga
terbangunnya  atmosfir  saling  membantu  dalam  kelas.  Vygotsky  mengemukakan bahwa  terdapat  perbedaan  antara  apa  yang  dapat  anak  capai  ketika  dalam  suatu
situasi terisolasi dengan apa yang dapat anak capai ketika mendapatkan bantuan.
b. Pencapaian  dan  Peningkatan  Kemampuan  Penalaran  matematis
Berdasarkan Kategori KAM Siswa
Hasil  analisis  statistik  deskriptif  rerata  postes  siswa  yang  ditinjau berdasarkan  kategori  KAM  pada  kelas  PKTC  menujukkan  rerata  postes  siswa
dengan kategori  atas  sebesar 13,89, siswa dengan kategori  tengah  sebesar  12,65, dan  siswa  dengan  kategori  bawah  sebesar  9,00.  Untuk  kelas  dengan  PK,  hasil
analisis  statistik deskriptif rerata  postes  siswa  yang ditinjau berdasarkan  kategori KAM  menujukkan rerata  postes  siswa dengan kategori  atas  sebesar 12,00, siswa
dengan  kategori  tengah  sebesar  9,50,  dan  siswa  dengan  kategori  bawah  sebesar 8,50.
Hasil  analisis  statistik  deskriptif  rerata  N-Gain  siswa  yang  ditinjau berdasarkan  kategori  KAM  pada  kelas  PKTC  menujukkan  rerata  N-Gain  siswa
dengan kategori  atas  sebesar 0,792, siswa dengan kategori  tengah  sebesar 0,676, dan  siswa  dengan  kategori  bawah  sebesar  0,379.  Untuk  kelas  dengan  PK,  hasil
analisis statistik deskriptif rerata N-Gain siswa yang ditinjau berdasarkan kategori KAM menujukkan rerata N-Gain siswa dengan kategori atas sebesar 0,644, siswa
dengan kategori  tengah  sebesar 0,514, dan siswa dengan kategori  bawah  sebesar 0,432.
Berdasarkan  hasil  uji  statistik  diperoleh,  untuk  siswa  yang  berada  pada kategori  kelompok  bawah,  pencapaian  dan  peningkatan  kemampuan  penalaran
matematis siswa tidak berbeda secara signifikan dibandingkan dengan siswa pada kelas  PK.  Sedangkan  untuk  siswa  kategori  atas  dan  tengah,  pencapaian  dan
peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa kelas PKTC lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan siswa pada kelas PK.
135
Leli Nurlathifah, 2015 MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS, PENALARAN, DAN HABITS OF MIND
MATEMATIS SISWA SMA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Sejalan  dengan  peningkatan  kemampuan  berpikir  kritis,  dalam  PKTC, siswa  kelompok  bawah  perlu  mendapatkan  perhatian  khusus  dari  guru  selama
proses  pengkajian  materi  kecil.  Rendahnya  pencapaian  dan  peningkatan kemampuan  penalaran  matematis  siswa  dengan  kategori  kelompok  bawah  pada
kelas  PKTC  terjadi  ketika  pengkajian  materi  kecil,  siswa  diberikan  tugas  untuk menelaah  materi  kecilnya  berdasarkan  pada  LKS  yang  diberikan.  Siswa  dalam
kelompok  bawah  mempunyai  kemampuan  yang  kurang  dalam  menganalisis logika dari konsep yang harus dipelajari termasuk ketika diberikan soal-soal yang
memuat  indikator kemampuan  penalaran matematis.  Hal  tersebut  mengakibatkan materi  yang  dikaji  siswa  tidak  terfokus  dan  mendalamserta  berimplikasi  pada
proses  pembentukan  konsep  pada  saat  kegiatan  pembelajaran  di  kelas  menjadi tidak optimal. Padahal, siswa harus menjadi seorang ahli untuk materi kecilnya.
Uraian  yang mengungkapkan siswa  Kelompok bawah kelas PKTC belum memaknai pembelajaran mengindikasikan bahwa pembelajaran yang terjadi tidak
sejalan  dengan  teori  belajar  bermakna  yang  dikemukakan  Ausubel  Ruseffendi, 2006. Selanjutnya, tidak optimalnya proses pembentukan dan pengkajian konsep
pada  awal  pembelajaran  menyebabkan  rendahnya  kemampuan  penalaran matematisnya.
c. Temuan  Analisis  Data  Pencapaian  dan  Peningkatan  Kemampuan