Pengaruh Kesyariahan Terhadap Perilakuk Minat Nasabah Tabungan Pada Bprs Al-Salaam Cabang Mayestik

(1)

v DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... x

Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Pemanfaatan Penelitian ... 5

D. Kajian Kepustakaan ... 6

E. Metodologi Penelitian ... 7

F. Sistematika Penulisan ... 20

Bab II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumen ... 22

B. Tabungan ... 29

Bab III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah PT. BPRS Al Salaam ... 41

B. Visi dan Misi PT. BPRS Al Salaam ... 44

C. Prinsip Operasional PT. BPRS Al Salaam ... 45


(2)

vi

E. Stuktur Organisasi PT. BPRS Al Salaam ... 48

F. Nasabah PT. BPRS Al Salaam ... 54

Bab IV DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis validasi dan reliabilitas instrument penelitian ... 57

B. Pengaruh Minat Nasabah Terhadap Tabungan ... 61

C. Analisa penulis ... 85

Bab V PENUTUP A. Kesimpulan ... 87

B. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 89


(3)

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Bagan kaidah reliabilitas Guilfor ... 13

1.2 Kisi-kisi Instrumen penelitian ... 14

1.3 Kriteria Pengukuran ... 16

4.1 Validitas dan Reliabilitas Faktor Kesyariahan ... 58

4.2 Validitas dan Reliabilitas Perilaku Nasabah ... 59

4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 61

4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 62

4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 62

4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 63

4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan Perbulan .... 64

4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat kecukupan kebutuhan .... 65

4.9 Tanggapan responden terhadap kesetaraan bank dan nasabah ... 66

4.10 Tanggapan responden terhadap larangan riba ... 67


(4)

4.12 Tanggapan responden terhadap Investasi yang halal ... 69 4.13 Tanggapan responden terhadap prinsip syariah islam ... 70 4.14 Tanggapan responden terhadap memajukan ekonomi syariah... 70 4.15 Tanggapan responden terhadap bank yang menguntungkan dan

adil secara ekonomi ... 71 4.16 Tanggapan responden terhadap bagi hasil yang kompetitif ... 72 4.17 Tanggapan responden terhadap perbandingan dengan bunga ... 73 4.18 Tanggapan responden terhadap jasa perbankan yang beroperasi

secara syariah ... 73 4.19 Tanggapan responden terhadap pembagian keuntungan yang adil ... 74 4.20 Tanggapan responden terhadap pemahaman tentang perbankan

syariah ... 75 4.21 Tanggapan responden terhadap Pmorosi / iklan ... 76 4.22 Tanggapan responden mencari informasi tentang produk

kesyariahan ... 77 4.23 Tanggapan responden tertarik dengan produk syariah karena

lingkungan ... 78 4.24 Tanggapan responden untuk merekomendasikan kepada orang lain 79 4.25 Tanggapan responden untuk menyampaikan hal-hal yang positif .... 79 4.26 Variables Entered/Removed ... 80 4.27 Descriptive Statistics ... 81


(5)

xii

4.28 Koefisien Determinasi ... 81

4.29 Uji ANOVA ... 82 4.30 Koefisien Regresi ... 83


(6)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Telah diketahui bahwa perkembangan ekonomi Islam identik dengan perkembangan lembaga-lembaga keuangan syariah. Bank syariah sebagai motor utama lembaga keuangan yang telah menjadi lokomotif bagi perkembangannya teori dan praktek Islam secara mendalam.1

Perbankan syariah dikenal dengan sebutan Islamic Bangking, kata Islamic

banking pada awalnya dikembangkan sebagai satu respon dari kelompok ekonomi

dan praktiksi. Kemudian para ekonom dan praktisi muslim tersebut berusaha untuk mengakomodir berbagai pihak yang menginginkan agar tersedia jasa transaksi keuangan yang dilaksanakan sejalan dengan nilai moral dan prinsip-prinsip syariah Islam khususnya yang berkaitan dengan pelarangan praktek riba, kegiatan yang bersifat spekulatif yang serupa dengan perjudian

(

maisir

)

,

ketidakpastian (gharār) dan pelanggaran prinsip keadilan dalam transaksi serta keharusan penyaluran dana investasi pada kegiatan usaha yang etis dan halal secara syariah.

Dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan pasal 5 ayat 1 yang diperbaharui dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 disebutkan

1

Adiwarman Karim, Analisia Fiqh dan Keuangan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet 2, 5


(7)

2

bahwa “menurut jenisnya, bank terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat”. Serta Peraturan Bank Indonesia No. 6/17/PBI/2004 tentang Bank Perkreditan Rakyat berdasarkan prinsip syariah. Bank Perkreditan Rakyat atau biasa disebut BPR yang dimaksudkan dalam Undang-Undang tersebut adalah bank yang menerima simpanan dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu (Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 pasal 3). Adapun yang dimaksud BPR Syariah adalah BPR biasa yang pola operasionalnya mengikuti prinsip-prinsip muamalah Islam.2

Perkembangan perbankan syariah telah mengalami kemajuan yang signifikan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat Indonesia. Terbukti angka market share perbankan syariah saat ini menanjak hingga mencapai angka 2,05% dari asset perbankan nasional. Hal ini tidak lepas dari semakin bertambahnya bank-bank syariah yang bermunculan.

Tercatat hingga akhir 2009 telah berdiri 6 (enam) bank umum syariah (BUS), 25 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 139 BPR Syariah. Sementara untuk jaringan kantor akhir tahun 2009 telah mencapai 1140 kantor, dengan perincian BUS memiliki 711 kantor, UUS dengan 287 Unit, dan BPR Syariah 139 kantor. Ditambah lagi dengan 1.805 layanan syariah (office channeling).3

2Karnaen Perwataatmadja & M. Syafi’I Antonio,

Apa dan Bagaimana Bank Islam (Yogyakarta: PT. Dana Bakti Prima Yasa, 1999), Cet. 3, 95

3

Kseiprogres.blogspot.com/2010/02/2010-hadir-5-bank-syariah-baru.html di akses pada 27 september 2010


(8)

Dengan makin berkembangnya perbankan syariah maka sudah seharusnya makin berkembang pula produk perbankan syariah, dimana masyarakat sebenarnya sudah cukup lama menanti kehadiran produk-produk syariah baik untuk tujuan investasi maupun pembiayaan.

PT BPR Amal Salman yang lebih dikenal dengan nama BPR Al Salaam yang bergerak secara khusus melayani jasa perbankan nasabah berdasarkan prinsip syariah menyediakan berbagai produk antara lain Tabungan wadiah, Tabungan Mudhārabah Arisan, Deposito mudhārabah, pembiayaan. Dalam hal ini penelitian mengkhususkan penelitian mengenai produk tabungan. Alasan dilakukan penelitian di BPR Al Salaam karena adanya persaingan yang sangat ketat dikarenakan semakin banyaknya lembaga keuangan syariah saat ini. Agar mampu mensosialkan ke masyarakat luas, maka perusahaan harus mengetahui perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan untuk memilih tabungan yang berhubungan dengan karakteristik konsumen dan karakteristik dari faktor kesyariahan yang mempengaruhi minat nasabah terhadap tabungan di BPR Al Salaam.

Dengan hadirmya BPRS Al Salaam diharapkan menjadi penompang bagi masyarakat untuk meningkatkan usahanya. Selain itu sesuai dengan prinsipnya bank syariah melarang riba dari segala jenis transaksi-transaksi dalam melaksanakan aktvitasnya sebab bank syariah mengutamakan prinsip kesetaraan dan keadilan. Alasan dilakukan penelitian di BPRS Al-Salaam karena adanya


(9)

4

persaingan yang sangat ketat dikarenakan semakin banyaknya lembaga keuangan syariah saat ini. Agar mampu mensosialkan ke masyarakat luas, maka perusahaan harus mengetahui perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan untuk memilih tabungan yang berhubungan dengan karakteristik konsumen dan karakteristik kesyariahan.

Oleh karena itu faktor kesyariahan sangat penting dan efektif untuk menarik nasabah memasuki bank syariah. Dan apabila bank syariah tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi preferensi dan harapan nasabah, maka mereka mencari dan mendapatkan dari pesaing. Berangkat dari paradigma di atas, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tentang perilaku minat nasabah terhadap tabungan. Penelitian ini dilakukan pada Bank Perkreditan Rakyat Syariah. Maka dari itu penelitian ini diberi judul ”PERILAKU MINAT

NASABAH TERHADAP TABUNGAN PADA BPRS AL SALAAM”

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah.

1. Pembatasan Masalah

Pembatasan ruang lingkup penelitian dilakukan untuk mempermudah pemecahan masalah yaitu bagaimana perilaku konsumen yang meliputi jenis kelamin, profesi, dan tingka pendidikan akhir terhadap karakteristik faktor kesyariahan di BPRS Al Salaam cabang Mayestik.


(10)

2. Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah

a) Bagaimana pengaruh faktor kesyariahan terhadap perilaku minat nasabah tabungan pada BPRS Al Salaam cabang Mayestik ?

b) Faktor-faktor kesyariahan apa saja yang mempengaruhi perilaku minat nasabah tabungan pada BPRS Al Salaam cabang Mayestik ?

C. Tujuan dan Manfaat penelitian

Adapun tujuan dan manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Bagaimana pengaruh faktor kesyariahan terhadap perilaku minat nasabah tabungan pada BPRS Al Salaam cabang Mayestik dan faktor-faktor kesyariahan apa saja yang mempengaruhi perilaku minat nasabah tabungan pada BPRS Al Salaam cabang Mayestik ?

2. Manfaat Penelitian a. Bagi Penulis

Memberi dan menambah pengetahuan serta pengalaman penulis tentang BPRS Al Salaam, serta peran BPRS Al Salaam bagi pengembangan ekonomi.


(11)

6

b. Bagi Perusahaan

Dapat dijadikan sumber informasi bagi pihak bank dalam usaha meningkatkan pelayanan supaya lebih memuaskan nasabah dalam menggunakan produk tabungan.

c. Bagi Fakultas Syariah dan Hukum

Merupakan tambahan informasi yang bermanfaat bagi pembaca yang berkepentingan dan sebagai salah satu sumber referensi bagi kepentingan keilmuan dalam mengatasi masalah yang sama atau terkait di masa yang akan datang.

D. Kajian Kepustakaan

Kajian pustaka berdasarkan telaah yang telah dilakukan terhadap sumber penelitian, penulis melihat bahwa apa yang merupakan masalah pokok penelitian ini tampaknya sangat penting dalam prospektif, karena penelitian ini tentang perilaku konsumen terhadap produk tabungan.

Sebelumnya terdapat penelitian skripsi yang mengangkat tema mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas nasabah, merupakan salah satu diantaranya penelitian yang dilakukan Firmansyah (2008) didalam penelitiannya Novi membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan loyalitas nasabah bank syariah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, tbk cabang Kalimalang yang menyimpulkan bahwa dari analisis korelasi rank spearman atas hasil penelitiannya yang dilakukan pada 50 responden nasabah Bank Muamalat


(12)

cabang Kalimalang, maka dapat disimpulkan bahwa ke 5 variabel tersebut memiliki hubungan yang signifikan terhadap loyalitas nasabah.

Dan terdapat dalam buku yang berjudul “Perilaku Konsumen Dalam

Perspektif Ilmu Ekonomi Islam” yang ditulis oleh Muhammad Muflih, tahun 2006 yang inti isi dari buku tersebut adalah menurutnya, dalam membangun kesejahteraan masyarakat, ekonomi tidak hanya bisa tergantung pada variable-variabel politik, sosial, ekonomi, dan demografi, tetapi juga sangat tergantung pada variabel syariah. Syariah membantu masyarakat mananamkan kualitas kebaikan, seperti, kejujuran, keadilan, kerja sama, kehrmonisan dan berperannya fungsi kontrol tingkah laku terhadap hal yang dapat membahayakan masyarakat. Itulah kenapa syariah berpengaruh terhadap kontruksi keseimbangan sumber daya masyarakat. Hal ini didukung dengan ajaran syariah bagi masyarakat tentang tanggung jawab manusia di dunia dan di akhirat dan konsepsi

“mengharap ridha Allah”.4

Namun belum ada yang membahas mengenai bagaimana perilaku minat nasabah terhadap tabungan syariah, yang mana sasaran utama perbankan syariah adalah masyarakat baik itu dikalangan bawah, menengah atau atas. Fakta ini penulis peroleh dari data yang dilihat diperpustakaan dan menanyakan langsung kepada pihak Bank.

4

Muhammad Muflih, Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2006), edisi 1


(13)

8

E. Metodologi Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dan asosiatif. Penelitian deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih. Yang menunjukkan penelitian deskriptif ini dapat dilihat dari perumusan masalah yaitu faktor kesyariahan sebuah lembaga perbankan mempengaruhi perilaku minat nasabah terhadap tabungan.5

2. Pendekatan penelitian

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuatitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.6

3. Sumber data

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan dua sember data, yaitu:

5

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: CV. Alfabeta, 2008), cet, ke-11, 53-55. 6


(14)

a. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara dengan pihak bank yaitu hasil pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dan kuisioner (angket) yang langsung disebarkan kepada nasabah yang menabung pada BPRS Al Salaam. Dengan lima alternatif jawaban dalam suatu daftar pertanyaan. Responden diminta untuk memilih salah satu alternatif jawaban yang telah di sediakan.

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari leteratur kepustakaan seperti buku, dan sumber lainnya yang berkaitan dengan materi penulisan skripsi ini.

4. Populasi dan sampel

Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan.7 Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah yang sedang menabung.

Berkaitan dengan ukuran/jumlah sampel menurut Gay ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan desain penelitian yang diguakan, anatara lain:8

1. Metode deskritif, minimal 10% dari populasi.

7

Moh. Nazir, Metode Penelitia (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), Cet 4, 271 8


(15)

10

2. Metode deskritif korelasional, minimal 30 subjek. 3. Metode ex post facto, minimal 15 subjek perkelompok. 4. Metode eksperimental, minimal 15 subjek per kelompok.

Penelitian ini mempunya desain penelitian deskriptif. Mengacu pada pendapat Gay diatas bahwa jumlah sampel untuk desain penelitian deskriptif minimal 10% dari populasi. Berarti 10% dari nasabah tabungan wadiah dan

mudhārabah. Dalam penelitian ini jumlah sampel menjadi 50 sampel dengan harapan bisa lebih representatis untuk menggambarkan populasi nasabah BPRS Al Salaam cabang Mayestik yang berjumlah nasabah tabungan ± 13.000 nasabah, nasabah tabungan wadiah ± 120 nasabah, nasabah tabungan

mudharabah ± 350 nasabah. Akan tetapi mengingat sempitnya waktu

pengumpulan data penelitian serta kendala teknis lainnya, maka data yang berhasil peneliti dapatkan sebanyak 50 nasabah.9

Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan teknik sampling dengan menggunakan accidential sampling. Sampling aksidental merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan factor spontanitas.10Accidential sampling

disebut juga sebagai convenience sampling, yaitu anggota sampel yang diambil tidak direncanakan terlebih dahulu, melainkan didapatkan atau dijumpai secara tiba-tiba.

10


(16)

5. Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian ini yang mendekatkan survey, kuesioner merupakan salah satu alat yang penting untuk pengambilan data. Kuesioner disebut pula sebagai angket. Angket adalah alat pengumpilan data dengan cara mengirim suatu daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi.11 Kuesioner, yaitu menyebarkan sejumlah pertanyaan bersifat tertutup kepada nasabah untuk memperoleh informasi mengenai perilaku nasabah terhadap tabungan pada BPRS Al Salaam cabang Meyestik.

Selain kuesioner, peenulis menggunakan studi pustaka yang digunakan untuk kekurangan yang terjadi dalam pengumpulan data yang berhubungan dengan penelitian.

6. Variable Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan adalah faktor syariah (X) dan minat nasabah (Y).

7. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesisnya adalah:

Ho = tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor kesyariahan BPRS Al Salaam terhadap minat nasabah.

Ha= terdapat pengaruh yang signifikan antara factor kesyariahan BPRS Al Salaam terhadap minat nasabah.

11

Sukandar Rumidi, Metodologi penelitian petunjuk praktis untuk peneliti pemula (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2004),78


(17)

12

8. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada suatu kuesioner mampu mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Sedangkan suatu item kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk mengetahui apakah setiap butir pertanyaan pada setiap variabel dinilai valid atau tidak dilakukan dengan menggunakan r hitung dan r tabel antara nilai skore item yang diuji dengan jumlah score yang dikaji.12

Untuk mengukur validitas tidaknya setiap faktor dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor faktor tertentu dengan skor total, dengan menggunakan korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson, sebagai berikut:

Dimana :

rxy : validitas instrumen

X : jumlah skor tiap butir soal atau jumlah skor faktor Y : skor total

12

Masri Singarimbun dan Sofyan effendi, Metodologi Survei (Jakarta:PT. Pustaka LPES Indonesia,1995), 139


(18)

N : jumlah subyek

Sedangkan untuk menentukan valid tidaknya instrumen adalah dengan cara mengkonsultasikan hasil perhitungan koefisien korelasi dengan table nilai (rxy) pada taraf signifikan 5% atau taraf kepercayaan 95%.

Apabila rxy≥ rtabel valid

Apabila rxy ≤ rtabel tidak valid

Menetukan besarnya nilai r tabel dengan ketentuan tingkat kepercayaan (degree of freedom = df) jumlah kasus dikurangi dua atau 50-2 = 48 dengan tingkat signifikansi 5%, maka nilai t-tabel sebesar 0,184.13

Sedangkan reliabilitas suatu kelompok variabel dikatakan reliabel jika mamiliki nilai conbach alpa > dari 0,7 – 0,89, standardisasi reliabilitas ini didasari oleh kaidah reliabilitas Guilfor.

Adapun bagan kaidah reliabilitas Guilfor adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1

Kaidah reliabilitas Guilfor

Koefisien Kriteria

< 0,2 Tidak reliabel

0,2 – 0,39 Kurang reliabel

0,4 – 0,69 Cukup reliabel

0,7 – 0,89 Reliabel

>0,9 Sangat reliabel

Untuk menguji reliabilitas instrument digunakana rumus alpha :

13

Ety Rochayaty, Ratih tresnaty, A bdul Madjij latief, Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007), 208


(19)

14

Keterangan:

= reliabilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

= jumlah varians butir = varians total

Jika kuesioner telah valid dan reliabel, maka kuesioner dapat disebarkan kepada responden. Berdasarkan hasil jawaban responden selanjutnya dibuat tabulasi distribusi frekuensi dan kemudian dilakukan interpretasi.14

9. Instrumen pengumpulan data

Tabel 1.2

Kisi-kisi Instrumen penelitian

Sub dimensi Indikator

Faktor Syariah 1) Kesetaraan bank dan nasabah 2) Larangan riba

3) Sistem bagi hasil 4) Investasi yang halal 5) Prinsip syariah Islam

6) Memajukan ekonomi syariah

7) Bank yang menguntungkan, adil secara ekonomi

8) Bagi hasil kompetitif

9) Perbandingan dengan bunga

14

Bhuono Agung Nugroho, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS (Yogyakarta: ANDI, 2005). 67-72.


(20)

10)Jasa perbankan yang beroperasi secara syariah 11)Pembagian kentungan yang adil

12)Memberikan pemahaman tentang perbankan syariah

13)Promosi/iklan

Perilaku Konsumen 14)Mencari informasi kesyariahan 15)Tertarik karena lingkungan sekitar 16)Merekomendasikan kepada orang lain 17)Menyampaikan hal-hal yang positif.

Model dalam kuesioner menggunakan skala likert, yang disesuaikan dengan satuan ukur yang digunakan pada operasionalisasi veariabel di atas. Dengan rentang 1 – 5, tingkat tertingi skor 5 dan tingkat terendah diberikan skor 1.

10.Metode analisis data

Metode yang digunakan untuk menganalisis data tersebut adalah analisis regresi dengan metode regresi linier sederhana, karena hanya melibatkan satu varibel bebas sebagai alat prediksi besarnya nilai variabel terikat.

Untuk melihat tanggapan nasabah terhadap pengaruh kesayriahan BPRS Al Salaam dan perilaku minat nasabah, maka digunakan analisis asosiatif dengan melihat jawaban rata-rata responden. Interprestasi skor dilakukan terhadap elemen-elemen tersebut.

Pengukuran dilakukan dengan cara menghitung rata-rata skor jawaban responden terhadap elemen-elemen tersebut. Rata-rata tersebut diukur dengan rumus:


(21)

16

Sumber : Bilson Simamora (2004 : 237) Ket:

X : mean (rata-rata).

N

: besarnya sampel.

∑Xi : jumlah nilai seluruh data.

Untuk mengukur klasifikasi interval digunakan rumus:

Skor tertinggi = 50 x 5 = 250 Skor terendah = 50 x 1 = 50

Berdasarkan total kumulatif yang didapat, maka hasil penelitian responden dapat dikelompokkan sebagai berikut :

250 - 50 5 Interval =

Skor tertinggi – Skor terendah Jumlah kelas

Interval = = 40

n

∑ Xi


(22)

Tabel 1.3 Kriteria Pengukuran

Beberapa tahapan-tahapan dalam melakukan analisis data pada penelitian menggunakan SPSS ini antara lain:

a. Analisis Validitas dan Relibilitas Instrumen Penelitian

Untuk menguji apakah instrument penelitian ini (kuisioner) valid dan reliable, maka dilakukan analisis validitas dan relibilitas intrumen penelitian. Dalam hal ini penulis menggunakan teknik analisis validitas dan relibilitas penelitian Alpha.

b. Analisis Statistik Deskripsi

Analisis ini digunakan untuk mengambarkan dan menjelaskan secara lebih detail masing-masing variable dalam penelitian ini.

c. Uji Koefisien Determinasi

Uji ini digunakan untuk menjelaskan besarnya kontribusi atau pengaruh variabel independen (faktor kesyariahan) terhadap variabel dependen (perilaku masyarakat penabung). Besar koefisien determinasi (R2) didapat dari mengkuadratkan koefisien korelasi (R).

Interval Kelas Penilaian

210 - 250 170 - 209 130 - 169 90 - 129 50 - 89

Sangat Baik Baik Cukup Baik

Tidak Baik Sangat Tidak Baik


(23)

18

d. Uji ANOVA

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi yang digunakan sudah layak atau belum. Pengujian dilakukan dengan membandingkan angka taraf signifikan (sig) sebesar 0,05 (5%) dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

1) Jika probabilitas (sig penelitian) < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya hubungan kedua variabel linier, maka model regresi yang digunakan sudah benar dan layak digunakan.

2) Jika probabilitas (sig penelitian) > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya hubungan kedua variabel tidak linier, maka model regresi yang digunakan belum benar dan tidak layak digunakan.

e. Uji koefisien regresi

Uji ini digunakan untuk membuat model persamaan regresi sehingga dapat dilakukan pengujian model untuk memprediksi besarnya variabel terikat dengan menggunakan data variabel bebas yang sudah diketahui besarnya serta untuk menguji kebenaran hipotesis.

1) Adapun bentuk persamaan regresi linier yang akan dibentuk adalah:

Y = a + bx

di mana:

Y : variabel terikat (perilaku masyarakat penabung) X : variabel bebas (faktor kesyariahan)


(24)

a : konstanta

b : angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel bebas yang didasarkan pada variabel terika.

2) Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan sebelum model persamaan yang telah terbentuk digunakan untuk melakukan estimasi atas besarnya variabel terikat yang akan dihasilkan dari variabel bebas yang besarnya telah diketahui.

Ho : koefisien regresi tidak signifikan Ha : koefisien regresi signifikan

Berdasarkan hipotesis tersebut, pengujian dapat dilakukan dengan melihat nilai siginifikansi level (sig) yang terdapat pada tabel

coefficients dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika probabilitas (sig penelitian) < 0,05 maka Ho ditolak Jika probabilitas (sig penelitian) > 0,05 maka Ho diterima f. Analisis Faktor

Analisis faktor digunakan untuk menyelesaikan dan menjawab permasalahan pertama berkaitan dengan faktor kesyariahan manakah yang paling dominan mempengaruhi minat nasabah dalam menggunakan tabungan.


(25)

20

11.Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan dalam penulisan ini adalah menggunkan

“Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2007” F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penyusunan, penulis membagi skripsi ini menjadi beberapa bab dan setiap bab terdiri sub bab dengan sistematika sebagai berukut:

Bab I Pendahuluan

Berisi Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Kepustakaan, dan Sistematika Penulisan

Bab II Landasan Teori Perilaku Minat Nasabah dan Tabungan

Berisi Perilaku Konsumen yang terdiri dari Pengertian Perilaku Konsumen, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen, Perilaku Konsumen Menurut Pandangan Islam dan Tabungan yang terdiri dari Pengertian Tabungan, Macam-macam Tabungan, Landasan Hukum Tabungan Wadiah dan


(26)

Implementasi Prinsip Wadiah dan Mudharabah dalam Produk Tabungan Perbankan Syariah.

Bab III Gambaran Umum Perusahaan

Dalam bab ini penulis penguraikan tentang sejarah, visi dan misi, prinsip operasional, stuktur organisasi dan produk-produk pada BPRS Al Salaam, dan nasabah BPRS Al Salaam.

Bab IV Analisis Perilaku Minat Nasabah Terhadap Tabungan

Dalam bab ini menguraikan tentang Uji validasi dan reliabilitas instrument penelitian, analisis deskriptif variabel-variabel faktor penelitian, dan analisis pengaruh kesyariahan terhadapa minat nasabah.

Bab VI Penutup

Dalam bab ini dikemukakan kesimpulan-kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dalam pembahasan bab-bab sebelumnya dan juga dikemukakan saran-saran yang mungkin bermanfaat bagi perusahaan.


(27)

22 BAB II

LANDASAN TEORI PERILAKU NASABAH DAN TABUNGAN

A. Perilaku Konsumen

1. Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen terpusat pada cara individu mengenali keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi.1 Hal tersebut mencakup apa, bagaimana, kapan, mengapa keputusan dalam membeli. Sedangkan untuk mempelajari mengenai alasan perilaku membeli barang tersebut bukan hal yang mudah dan jawabannya seringkali tersembunyi jauh dalam benak konsumen.

Perilaku konsumen yang tidak dapat secara langsung dikendalikan oleh perusahaan perlu dicari informasinya semaksimal mungkin.2 Banyak pengertian perilaku konsumen yang dikemukakan oleh para ahli. Salah satunya yang didefinisikan oleh Angel dkk, perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului atau menyusuli tindakan ini.3

1

Leon. G. Schiffman, Leslie Lazar Kanuk, Perilaku Konsumen (Jakarta, Indeks, 2004), 6

2

Husen, Umar, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005), 49

3


(28)

Sementara itu, menurut Mowen dan Minor perilaku konsumen merupakan ilmu dari pembelian barang dan penukaran proses yang meliputi memperoleh, mengkonsumsi dan mengatur produk, jasa, pengalaman dan ide

(The study of buying units and the exchange processes involved in acquiring, consuming, and disposing of goods, services, experiences, and ideas.4

Dari definisi yang dikemukakan tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana pembuat keputusan, baik individu, kelompok, maupun organisasi, membuat keputusan-keputusan beli atau melakukan transaksi pembelian suatu produk dan mengkonsumsinya.

Perilaku nasabah mengacu pada perilaku yang ditujukan oleh para individu dalam membeli dan menggunakan barang dan jasa. Secara garis besar, perilaku konsumen mancakup aktivitas mental dan fisik berkenaan dengan proses mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghentikan pemakain produk, jasa, idea tau pengalaman tertentu.

2. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku nasabah dalam menabung

Menurut Kotler, perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah:5

4

John C. Mowen and Michael Minor, Consumer Behavior , (New Jersey: Prentice Hall, 2001), 5

5

Philip, Kotler, Marketing Management, (New Jersey: Prentice Hall International, 2000), The Millenium Edition, 161


(29)

24

a. Faktor budaya

1) Budaya, yaitu merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar. Anak-anak mendapatkan kumpulan nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dari keluarganya serta lembaga-lembaga penting lain.

2) Sub-budaya, dimana masing-masing budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan lebih banyak cirri-ciri dan sosialisasi khusus bagi anggota-anggotanya.

3) Kelas sosial, pada dasarnya semua masyarakat memiliki strata social yang kadang-kadang berbentuk kasta dimana anggota kasta yang berbeda dibesarkan dengan peran tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan kasta mereka.

b. Faktor Sosial

1) Kelompok acuan, yaitu terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.

2) Keluarga, merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan ia telah menjadi obyek penelitian yang luas. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh.

3) Peran dan status, seseorang berpartisipasi ke dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya. Kedudukan orang itu di masing-masing


(30)

kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan status. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status.

c. Faktor Pribadi

1) Usia dan tahap siklus hidup, orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya. Selera orang terhadap pakaian, perabot dan rekreasi juga berhubungan dengan usia.

2) Pekerjaan dan lingkungan ekonomi, dimana pekerjaan orang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Pilihan produk juga dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang.

3) Gaya hidup atau pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan

“keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan

lingkungannya.

4) Kepribadian dan konsep diri, dimana kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya. Sementara konsep diri adalah sesuatu yang berkaitan dengan kpribadian.

d. Faktor Psikologis

1) Motivasi, yang merupakan suatu kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak.


(31)

26

2) Persepsi, adalah proses yang digunakan oleh seorang individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.

3) Keyakinan dan sikap, dimana keyakinan merupakan gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu hal. Sementara sikap adalah evaluasi, perasaan, emosional dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dan seseorang terhadap suatu obyek atau gagasan.

Konsumen dalam mengambil keputusan selain dipengaruhi oleh faktor perilaku seperti faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologi. Konsumen juga dipengaruhi oleh aspek sikap yang terdiri dari komponen kognitif, afektif dan konatif6 Berikut penjelasannya:

a. Kognitif

Komponen kognitif berkenaan dengan hal-hal yang diketahui individu atau pengalaman individu baik yang sifatnya langsung atau tidak langsung. Seorang konsumen akan menunjukkan sikap tertentu apakah itu positif atau negatif tergantung pada informasi, pengetahuan maupun pengalamannya dengan produk tersebut.

6

Tatik Suryani, Perilaku Konsumen Implikasi Pada Strategi Pemasaran, (Jakarta: Graha Ilmu, 2008), 162.


(32)

b. Afektif

Komponen afektif berkenaan dengan perasaan dan emosi konsumen. Komponen afektif dapat beragam ekspresinya mulai dari rasa sangat tidak suka atau sangat tidak senang hingga sangat suka atau sangat senang. Seorang konsumen sangat senang dengan produk yang digunakannya karena memiliki pengetahuan, informasi yang semuanya serba positif tentang produk tersebut.

c. Konatif

Komponen konatif berkenaan dengan predisposisi atau kecederungan individu (konsumen) untuk melakukan suatu tindakan. Dalam penelitian pemasaran biasanya komponen konatif diukur dari intensi untuk membeli atau intensi untuk memilih merk atau intensi yang berkenaan dengan perilaku pembelian lainnya.

3. Perilaku Konsumen Menurut Pandangan Islam

Islam mengatur seluruh perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Demikian pula dalam masalah konsumsi, Islam mengatur bagaimana manusia melakukan kegiatan-kegiatan konsumsi yang membawa manusia berguna bagi kemaslahatan hidupnya. Islam telah mengatur jalan hidup manusia lewat al-Qur'an dan al-Hadis supaya manusia dijauhkan dari sifat yang hina karena perilaku konsumsinya.


(33)

28

Perilaku konsumen harus mencerminkan hubungan dirinya dengan Allah Swt. inilah yang tidak kita dapati dalam ilmu perilaku konvensional. Kemudian, yang kita tidak dapati juga dalam kajian perilaku konsumsi perspektif ilmu ekonomi konvensional adalah kehadiran saluran penyeimbangan dari saluran kebutuhan individual yang disebut dengan saluran konsumsi sosial.

Keseimbangan konsumsi dalam ekonomi Islam didasarkan pada prinsip keadilan distribusi. Kepuasan konsumsi tergantung pada nilai-nilai agama yang dia terapkan pada rutinitas kegiatannya, tercermin pada alokasi uang yang dibelajakannya. Dengan demikian, jika dia menjalankan ajaran agama dengan baik, dia akan menghindari israf, karena israf merupakan sikap boros yang dengan sadar dilakukan hanya untuk memenuhi tuntutan nafsu belaka.

Menurut Ibnu Khaldun dalam karya besarnya Muqaddimah, telah memberi pemahaman yaitu dalam membangun kesejahteraan masyarakat, ekonomi tidak bisa tergantung pada variabel-variabel politik, social, ekonomi, dan domografi, tetapi juga tergantung pada variabel syariah. Syariah membantu masyarakat menanamkan kualitas kebaikan, seperti ketaatan, kejujuran, integritas, kesederhanaan, kebersamaan, keadilan, keharmonisan, dll.


(34)

B. Tabungan

1. Pengetian Tabungan

Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan ,menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau lainnya yang dipersamakan dengan itu. Nasabah jika hendak mengambil simpanannya dapat dating langsung ke bank dengan membawa buku tabungan, slip penarikan atau melalui fasilitas ATM.7

2. Macam-macam Tabungan

Dalam penghimpunan dana dari masyarakat, bank syariah menawarkan berbagai macam kemudahan dan jenis simpanan yang dapat dipilih oleh nasabah. Masyarakat dapat menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan. Berikut ini adalam macam-macam dari tabungan, yaitu:

a. Tabungan Wadiah

Wadiah dalam segi bahasa dapat diartikan sebagai

meninggalkan/meletakkan, atau meletakkan sesuatu pada orang lain untuk dipelihara dan dijaga. Dari aspek teknis, wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik itu individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip

7

Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia (Yogyakarta: Gajah Mada University, 2007), 87


(35)

30

kehendaki.8 Dalam Islam titipan atau wadiah ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1) Wadiah Yad Amanah

Wadiah Yad Amanah adalah titipan (wadiah) dimana barang yang dititipkan sama sekali tidak boleh digunakan oleh pihak yang menerima titipan. Sehingga dengan demikian pihak yang menerima titipan tidak bertanggung jawab terhadap risiko yang menimpa barang yang dititipkan. Penerima titipan hanya memiliki kewajiban mengembalikan barang yang dititipkan pada saat diminta oleh pihak yang menitipkan secara apa adanya.

2) Wadiah Yad Dhamanah

Wadiah Yad Dhamanah adalah titipan (wadiah) yang mana terhadap barang yang dititipkan tersbut dapat digunakan atau dimanfaatkan oleh penerima titipan. Sehingga pihak penerima titipan bertanggung jawab terhadap risiko yang menimpa barang sebagai akibat dari penggunaan atas suatu barang, seperti kerusakan dan sebagainya. Tentu saja ia juga wajib mengembalikan barang yang dititipkan pada saat diminta oleh pihak yang menitipkan.9

8

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Ekonisia, 2007), 57 9


(36)

b. Tabungan Mudhārabah

Dalam mengaplikasikan, penyimpanan atau deposan berhak sebagai

shahibul maal (pemilik modal) dan bank sebagai mudharib (pengelola). Dana tersebut digunakan bank untuk melakukan pembiayaan

mudhārabah/ijarah. Dapat pula dana tersebut digunakan bank untuk melakukan pembiayaan mudhārabah. Hasil usaha ini akan dibagikan berdasarkan nisbah yang disepakati bila bank menggunakannya untuk melakukan pembiayaan mudhārabah.10

3. Landasan Hukum Tabungan Wadiah dan Tabungan Mudhārabah dalam Praktik Perbankan

a. Landasan syariah

Ketentuan hukum mengenai wadiah dapat ditemukan dalam al-Quran, Hadis dan Ijmak.

1) Al-Quran

Terdapat dalam surat an-Nisa (58):







































( ﺀ ﺴ / ٥ ) 11

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan

amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah

10

Heri Sudarsono, op, cit,. 57 11


(37)

32

memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.”12 (Q.S. An Nisa/4:58)

Maksud ayat ini, memurut para mufasir (orang yang ahli tafsir)

berkaitan dengan penitipan kunci ka’bah sebagai amanah Allah pada

Utsman bin Thalhah, seorang sahabat Nabi SAW.13 2) Hadis

Ketentuan hadis mengenai mengenai prinsip wadiah yang diriwayatkan oleh Abu Daud , yaitu :

ﺺ ﯥ

٥

ﯥ ﻻ ّ

ﻚ ﺨ

( .

)

Artinya: “Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda “Sampaikanlah (tunaikanlah) amanat kepada yang berhak menerimanya dan jangan membelas khianat kepada orang yang telah

menghinatimu,”(H.R. Abu daud dan Tarmizi)14

Berdasarkan hadist tersebut, para ulama fiqh sepakat mengatakan bahwa akad wadiah (titipan) hukumnya boleh dan disunatkan, dalam rangka saling tolong-menolong antara sesama manusia. Oleh sebab itu, Ibnu Qudamah (541-620H / 1147-1223M), pakar fiqh Hambali menyatakan bahwa sejak zaman Rasulullah sampai generasi-generasi berikutnya telah menjadi ijma amali (konsensus dalam praktek) bagi

12

Terjemahan Al Quran al Karim, Surat An-Nisa ayat 58 13

Nasrun, Haroen, Fiqh Muamalat (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), Cet. 2, 245 14

A, Qadir Hasan, dkk, Nainul Authar (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2001), Cet 3, Jilid 4, 891


(38)

umat Islam dan tidak ada seorang ulama fiqh pun yang mengingkarinya.15

3) Ijmak

Para ulama dari zaman dahulu sampai sekarang telah menyepakati akad wadiah ini karena manuasia memerlukannya dalam kehidupan bermuamalat.16

Sedangkan dasar hukum dari akad mudhārabah dapat kita jumpai dalam al-Quran, al-Hadis dan ijma

1) Al-Quran

Terdapat dalam surat al-Muzzamil ayat (20), yaitu :

















....

(

/

٥

٠٢

)

17

Artinya : “…orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah …”(Q.S Al-Muzammil: 20)

Dalam ayat ini diterangkan, bahwa manusia wajib malakukan aktivitas

mudhārabah untuk memenuhi hajat hidupnya agar ketika beribadah kepada Allah SWT. penuh dengan kekhusyuan. Pencarian karunia ini semata-mata utuk mengabdi kepada Allah SWT.18

15

Ibnu, Qadamah, Al-Mugni jilid 2, 382 16

Tim Pengembangan Perbakan Syariah Institut Bankair Indonesia, Bank Syariah:Produk dan Implimentasi Operasiona (Jakarta: Djambatan, 2003), 59

17

Al Quran al Karim, Surat al-Muzzamilayat 20 18


(39)

34

2) Hadis

Ketentuan hukum dalam hadis dapat kita jumpai dalam hadis yang diriwayatkan oleh Thabrani:

ﷲ ﻀ ﺲ

٥

ﺴ ﻜ

ﻚ ﺴ ﻻ ﺤ ﺼ

ﺸ ﻀ

ﻔ ﺇ

ﻔ ﻔ

ﺸ ﻻ

ﻻ ﺠ

ﺠ ﻔ ﺴ

ﷲ ﺼ ﷲ ﺴ

ﺸﻎ ﻔ ﻀ ﻚ

(

)

“Diriwayatkan dari Ibnu abbas bahwa Sayyidina bin abdul Muthalib jika memberikan dana ke mitra usahanya secara mudharabah ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau bembeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikanlah syarat-syarat tersebut kepada

Rasulullah SAW dan Rasulullahpun membolehkannya”. (H.R. Thabrani)19

Berdasarkan hadis diatas, dapat dipahami bahwa Rasulullah SAW. pernah menyerahkan harta sebagai mudhārabah, akan tetapi beliau mansyaratkan kepada pengelola harta mudhārabah ini dengan baik sehingga dapat membawa keuntungan bagi kedua belah pihak.

3) Ijma

Telah dicapai kesepakatan (konsensus) terhadap akad mudhārabah

dikalangan ulama, bahkan sejak para sahabat.

19

Muhammad, Syafi’I Antonio, Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendikiawan, Cet 1, 172


(40)

b. Landasan Hukum positif

Dasar hukum atas produk perbankan syariah berupa tabungan dalam hukum positif Indonesia adalah UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan. Disamping itu juga terdapat dalam pasal 36 huruf a poin 2 PBI No. 6/24/PBI/2004 (lampiran) tentang Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah. Intinya menyebutkan bahwa bank wajib menerapkan prinsip syariah dan prinsip kehati-hatian dalam kegiatan usahanya melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan investasi antara lain berupa tabungan berdasarkan prinsip wadiah dan mudharabah.

Dan juga terdapat dalam Fatwa DSN No. 02/DSN-MUI/IV/2000 tanggal 2 Mei yang intinya menyatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan dan dalam menyimpan kekayaan, memerlukan jasa perbankan. Salah satu produk perbankan dibidang penghimpunan dana dari masyarakat adalah tabungan, yaitu simpanan dana yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau lainnya yang dipersamakan dengan itu.


(41)

36

Berdasarkan Fatwa DSN-MUI ini tabungan yang dibenarkan secara syariah adalah yang berdasarkan prinsip mudhārabah dan wadiah, dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Ketentuan umum berdasarkan prinsip mudhārabah

a) Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank sebagai mudharib atau pengelola dana. b) Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan

berbagai usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk didalamnya melakukan mudharabah dengan pihak lain.

c) Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang.

d) Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah atau dituangkan dalam akad pembukaan rekening.

e) Bank sebagai mudharib menutupi biaya operasional tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. f) Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan

nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan. 2) Ketentuan umum berdasarkan prinsip wadiah

a) Bersifat simpanan.

b) Simpanan bisa diambil kapan saja (on call) atau berdasarkan kesepakatan.


(42)

c) Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian (‘athaya) yang bersifat sukarela dari pihak bank.

4. Implementasi Prinsip Wadiah dan Mudhārabah dalam Produk Tabungan Perbankan Syariah

Produk funding bank syariah dalam bentuk tabungan dapat memilih konsep wadiah maupun mudharabah. Aplikasi akad wadiah dan mudhārabah

secara teknis terdapat dalam pasal 3 dan 5 PBI No. 7/46/PBI/2005, yaitu sebagai berikut:

a. Tabungan yang menggunakan akad wadiah (pasal 3)

1) Bank bertindak sebagai penerima dana titipan dan nasabah bertindak sebagi pemilik dana titipan,

2) Dana titipan disetor penuh kepada bank dan dinyatakan dalam jumlah nominal,

3) Tidak diperbolehkan menjanjikan pemberian imbalan atau bonus kepada nasabah,

4) Bank menjamin pengembalian dana titipan nasabah. b. Tabungan yang menggunakan akad mudhārabah (pasal 5)

1) Bank bertindak sebagai pengelola dana dan nasabah bertindak sebagai pemilik dana,

2) Dana disetor penuh kepada bank dan dinyatakan dalam jumlah nominal,


(43)

38

3) Pembagian keuntungan dari pengelolaan dana investasi dinyatakan dalam bentuk nisbah,

4) Pada akad tabungan berdasarkan mudhārabah, nasabah wajib menginvestasikan minimum dana tertentu yang jumlahnya ditetapkan oleh bank dan tidak dapat ditarik oleh nasabah kecuali dalam rangka penutupan rekening,

5) Nasabah tidak diperbolehkan menarik dana diluar kesepakatan,

6) Bank sebagai mudharib menutup biaya operasi tabungan atau deposito dengan mnggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.

7) Bank tidak diperbolehkan mengurangi bagian keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah yang bersangkutan,

8) Bank tidak menjamin dana nasabah, kecuali diatur berbeda dalam perundang-undangan yang berlaku.

Bank syariah memberikan bonus kepada nasabah yang memilih produk berupa tabungan wadiah. Besarnya bonus yang akan diterima oleh nasabah penabung tidak boleh ditentukan di awal akad, melainkan sepenuhnya diserahkan kepada kebijaksanaan bank syariah yang bersangkutan. Nasabah dalam hal ini tidak menanggung resiko kerugian dan uangnya dapat diambil sewaktu-waktu secara utuh setelah dikurangi biaya administrasi yang telah ditentukan oleh bank. Dengan demikian dalam produk bank berupa tabungan


(44)

wadiah ini didasarkan pada akad wadiah yad dhamanah, sehingga bank selaku pihak yang menerima titipan dana diperbolehkan memproduktifkannya. Untuk jenis tabungan mudharabah memang ditujukan untuk memenuhi keinginan nasabah yang mengharapkan keuntungan atas uang yang disimpan di bank. Besarnya keuntungan yang akan diterima oleh nasabah penabung telah ditentukan dalam nisbah tertentu di awal perjanjian. Secara yuridis dengan memilih tabungan mudhārabah nasabah mempunyai peluang mendapatkan keuntungan, namun ia juga akan menanggung resiko kehilangan modal jika bank selaku mudharib mengalami kerugian.

Dengan menyediakan produk berupa tabungan mudhārabah ini bank mempunyai peluang mendapatkan keuntungan sebesar nisbah yang telah disepakati diawal, akan tetapi bank juga menanggung risiko dan penyaluran dana (landing) berupa:20

a. Terjadinya side streaming, yaitu penggunaan dana oleh nasabah selaku mudharib di luar hal-hal yang telah disepakati.

b. Ketidakjujuran nasabah dalam memberikan laporan keuangan berupa laporan rugi laba dan atau neraca. Ini menimbulkan perolehan keuntungan oleh bank menjadi tidak ada dan atau berkurang dari yang seharusnya. c. Adanya kesalahan berupa kelalaian nasabah atau kesalahan yang

disengaja.

20


(45)

40

Pihak nasabah penabung dengan demikian tidak ikut menanggung kerugian yang diderita oleh bank, akan tetapi kemungkinan ia tidak mendapatkan keuntungan atas uang yang dipercayakan kepada bank syariah yang bersangkutan.

Dengan demikian produk yang disediakan oleh bank syariah lebih menunjukkan adanya keadilan dan meminimalisir unsur eksploitasi, sehingga memenuhi asas muamalah yaitu keuntungan muncul bersama risiko dan perolehan pendapatan dengan biaya.


(46)

41

A.Sejarah Singkat PT. BPRS Al Salaam

Sejarah berdirinya BPR Islam di Indonesia salah satu bentuk jenis Bank Perkreditan Rakyat di Indonesia yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah BPR-BPR pada umumnya.1 Dalam hal ini usaha perbankan merupakan salah satu kegiatan bidang ekonomi yang beberapa tahun terakhir meningkat dengan pesat. Apalagi dengan keluarnya peraturan No 7 tahun 1992 tentang Bank Perkreditan Rakyat Syariah. Memungkinkan berdirinya bank-bank yang baru sangat dinantikan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.

Bank Perkreditan Rakyat yang status hukumnya disahkan dalam paket kebijaksanaan keuangan moneter dan perbankan melalui PAKTO tanggal 27 Oktober 1998, pada hakikatnya merupakan penjelmaan model baru dari lumbung desa dan bank desa. Dengan beraneka ragam namanya yang ada khususnya di Pulau Jawa sejak akhir 1890-an hingga tahun 1967 sejak dikeluarkannya UU perbankan, status hukumnya diperjelas dengan izin dari mentri keuangan. Dengan adanya keharusan izin tersebut, diikuti dengan upaya-upaya pembenahan terhadap badan-badan kredit desa yang berproses menjadi lembaga keuangan bank.

1

Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga yang Trekait (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2004), Cet 4, 125


(47)

42

Berdirinya BPR Islam di Indonesia didasari oleh tuntutan bermuamalah secara Islam yang merupakan keinginan kuat dari sebagian besar umat Islam di Indonesia. Juga sebagai langkah aktif dalam rangka restrukturisasi perekonomian Indonesia yang dituangkan ke dalam paket kebijaksanaan keuangan, moneter, perbankan secara umum..2

PT. BPR Syariah Amal Salman yang lebih dikenal dengan nama BPR Syariah Al Salaam didirikan pada 9 Oktober 1991, yang pada awalnya adalah Bank Perkreditan Rakyat (konvensional). Pendiriannya diprakarsai oleh para alumni Institut Teknologi Bandung(ITB) yang aktif di masjid Salman pada saat jadi mahasiswa. Kebersamaanya selama menimba ilmu di perguruan tinggi tersebut, telah mendorong para alumni ini melanjutkan kegiatan amalnya seperti yang telah mereka lakukan dahulu di masjid Salman ITB dengan cara membentuk lembaga yang bergerak dibidang sosial dengan yayasan Amal Salman. Salah satu bentuk kegiatan yang ditunjukkan untuk membantu perekonomian masyarakat adalah dengan cara mendirikan sebuah lembaga keuangan berbentuk Bank Perkreditan Rakyat dengan nama BPR Al Salaam.3 Pendirian BPR Al Salaam ini bermaksud untuk turut serta dalam pelayanan lembaga keuangan bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah, dengan corak khusus yaitu pelayanan perbankan dengan nafas keIslaman.

2

Ibid, 129 3


(48)

Berbeda dengan usaha swasta pada umumnya, BPR Al Salaam merupakan usaha yang berlandaskan prinsip kebersamaan yang tetap menjunjung tinggi profesionalisme. BPR Al Salaam hadir untuk memberikan pelayanan Retail Banking bagi kemajuan bersama sesuai dengan mottonya yaitu maju dalam kebersamaan.

Kegiatan operasional BPR ini dimulai pada tanggal 29 febuari 1992 berdasarka akte No.30 dari Abdul Latief Notaris di Jakarta, diubah dengan akte No. 14 tanggal 5 desember 1991 yang telah disetujui oleh Menteri Kehakiman RI dengan Surat Keputusan No. C2-7973. HT.01.01.TH.09 tanggal 19 desember 1991 dan terdaftar pada kantor Pengadilan Negeri Bogor dengan No. WB.DH.1.PR.01.10.92 serta diumumkan dalam tambahan No. 657 dari Berita Negara RI No. 70 tanggal 1 september 2002.4

Setelah melalui transisi untuk melakukan konversi sistem operasional dari sistem konvensional menjadi sistem syariah, maka pada bulan maret 2006 perseroan ini resmi beroperasi dengan sistem syariah. Proses konversi ini dilakukan melalui sistem kemitraan dengan PT. Permodalan Madani yang diharapkan dapat memperkuat permodalan bank, pengembangan pasar, peningkatan sumber daya manusia, aspek teknologi informasi dan manajemen. Proses konversi dilakukan dengan proses sosialisasi terhadap nasabah melalui pola konfirmasi positif dengan cara mendatangani setiap nasabah serta pola konfirmasi

4


(49)

44

negatif dengan cara mengirim surat pemberitahuan. BPR Syariah Al Salaam baru memiliki satu kantor pusat dengan empat kantor kas.

Jumlah modal yang disetor pada awal pendiriannya tahun 1991 sebesar Rp. 69,8 juta dengan jumlah pemegang saham sebanyak 40 orang. Pada tahun 2003 modal yang disetor telah mencapai Rp. 1,28 milyar dengan jumlah pemegang saham sebanyak 103 orang. Selanjutnya untuk mendukung pengembangan perbankan ini,telah disetujui peningkatan modal dasar perseroan dalam rencana Undang-Undang Perbankan Syariah tahun 2003 dari Rp. 1 milyar menjadi 5 milyar. Peningkatan tersebut juga telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan HAM RI melalui surat Keputusan No. C-04029HT.01.04.TH.2004.

B. Visi Misi PT. BPR Syariah Al Salaam

Untuk lebih mengefektifkan jalannya roda operasional BPR Syariah Al Salaam, maka bank ini mengacu kepada visi dan misi yang telah disepakati dan ditetapkan serta berlaku dilingkungan kerja BPR Syariah Al Salaam. Visi PT. BPR Syariah Al Salaam adalah menjadi BPR Syariah terbesar di Indonesia. Sedangkan misi dari PT. BPR Syariah Al Salaam ialah menjadi keuangan yang menghasilkan produk dan jasa perbankan terbaik bagi nasabah dan menciptakan situasi yang kondusif bagi pemerataan pembangunan perekonomian sektoral dengan berorientasikan pada pengembangan usaha kecil dan menegah menuju kesejahteraan bagi stokeholder5. Untuk mencapai visi misi tersebut BPR Al

5


(50)

Salaam telah menghasilkan berbagai varian produk dan jasa yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam rangka mendukung pengembangan usahanya

C. Prinsip Operasional PT. BPR Syariah Al Salaam

Sebagai bank berbasis syariah, PT. BPR Syariah melakukan kegiatan operasionalnya secara konsisten mengacu pada ketentuan-ketentuan syar’I sebagaimana terkandung dalam Al-Quran dan hadis Rasulullah SAW serta fatwa Ulama. Adapun prinsip-prinsip syariah yang diterapkan oleh PT. BPR Syariah Al Salaam antara lain adalah sebagai berikut:6

1. Prinsip bagi Hasil

Prinsip bagi hasil dimaksudkan adalah suatu prinsip yang meliputi tata kerja pembagian hasil usaha antara pemodal dan pengelola dana. Pembagian hasil usaha dapat terjadi antara bank dan penyimpanan dana serta antara bank dengan nasabah penerima dana.

2. Prinsip Jual Beli dengan Margin Keuntungan

Makna dari prinsip ini adalah suatu prinsip yang menerapkan tata cara jual beli. Dalam prinsip ini bank mengangkat nasabah sebagai agen bank untuk melakukan pembelian barang atas nama bank. Selanjutnya bank menjual barang tersebut kepada nasabah lain dengan harga sejumlah dengan harga beli diambah keuntungan bagi bank.

3. Prinsip Fee (Jasa)

6

Dahlan Siamat, manajemen Lembaga Keuangan (Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 1999), Edisi ke-2, 474


(51)

46

Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang diberikan oleh bank. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip yaitu jasa transfer, pembukan L/C.

D. Produk dan jasa PT. BPR Syariah Al Salaam

Produk dan Jasa PT. BPR Syariah Al Salaam terdiri atas dua bagian yaitu penghimpunan dana dan pembiayaan. Penghimpunan dana terdiri dari atas:7

1. Tabungan wadiah umum Al Salaam. Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat dan cara-cara tertentu. Produk tabungan yang ada di BPR Syariah adalah tabungan wadiah yadhamah yaitu tabungan yang berupa titipan nasabah pada bank. Bank diberi wewenang untuk mengelola uang dari nasabah tersebut. Bila bank mendapat keuntungan maka nasabah akan mendapat bonus dari keuntungan yang langsung dibukukan pada rekening tabungan para rekening nasabah setiap bulan. Adapun besar bonus dibagi berdasarkan keuntungan yang diperoleh dan kebijakan bank.

2. Tabungan wadiah bulanan Al Salaam. Tabungan ini adalah tabungan yang diwajibkan untuk nasabah yang memiliki pinjaman di BPR Syariah Al Salaam 3. Tabungan wadiah arisan. Tabungan ini adalah tabungan yang diperuntukkan

bagi masyarakat umum dengan jangka waktu 3 bulan, dan akan mendapatkan hadiah atau bonus apabila nasabah beruntung

7


(52)

4. Deposito mudhārabah. Secara umum, deposito adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang hanya ditarik oleh deposan setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian dengan pihak bank. Sedangkan deposito mudhārabah adalah bank menerima dana dari masyarakat untuk diikutkan sebagai peserta sementara pada usaha bank, sehingga menghasilkan keuntungan yang maksimal. Pada deporsito mudhārabah ini, antara pihak bank dengan nasabah terlebih dahulu ada kesepakatan mengenai nisbah bagi hasilnya.

Adapun jasa yang ditawarkan PT. BPR Syariah Al Salaam adalah produk pembiayaan. Produk pembiayaan ini terdiri atas:8

1. Pembiayaan kelompok pegawai. Pembiayaan yang diberikan kepada karyawan pemerintah maupun swasta yang bekerja sama dengan BPR Syariah Al Salaam.

2. Pembiayaan kepemilikan sepeda motor. Pembiayaan yang ditunjukkan kepada nasabah yang bermaksud melakukan pembelian sepeda motor.

3. Pembiayaan modal kerja umum. Pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan badan usaha dalam hal tambahan modal kerja berupa pengadaan barang dagangan, jasa konstruksi, jasa produksi barang pesanan, penyewaan barang dengan sistem mudhārabah, musyarakah, murabahah dan ijarah.

Produk dan jasa yang ditawarkan oleh BPRS Al Salaam mengacu pada prinsip syariah. Dari sisi penghimpunan dana pada produk tabungan menggunakan akad wadiah yadhamah dimana pihak nasabah menitipkan sejumlah dana kepada

8


(53)

48

pihak bank (penerima titipan), dana tersebut dikelola oleh bank dan nasabah hanya mendapatkan sejumlah bonus dari pihak bank. Sedangkan produk deposito menggunakan akad mudhārabah, pihak bank sebagai pengelola (mudharib) dan nasabah sebagai penyandang dana (shahibul maal), mereka berbagi keuntungan dari usaha yang dikelola bank selaku mudharib. Pada penyaluran dana produk pembiayaan atas dasar akad mudhārabah, musyarakah, murabahah dan ijarah.

E. Struktur Organisasi PT. BPR Syariah Al Salaam

PT. BPR Syariah Al Salaam secara struktur tidak terpisah dengan unit-unit organisasi BPR lainnya. Struktur organisasi yang ada pada PT. BPR Syariah Al Salaam telah memenuhi standar berdirinya sebuah institusi yang bergerak dalam pelayanan masyarakat serta didukung pula oleh sumber daya insan yang unggul dan professional.

Adapun ilustrasi dari struktur organisasi PT. BPR Syariah Al Salaam adalah sebagai pimpinan tertinggi yaitu Rapat Umum Pemegang Saham, kemudian Dewan Pengawas Syariah yang bertugas untuk memastikan dan menjamin operasional bisnis syariah BPR sesuai dengan prinsip-prinsip sistem ekonomi Islam. Dibawah ini adalah pembagian kerjanya.

a. Fungsi utama Dewan Pengawas Syariah adalah sebagai berikut:

1) Memberikan nasehat kepada manajemen tentang pengelolaan dan pengembangan bisnis syariah BPR dari aspek syariah.

2) Bertindak sebagai pemerintahan antara BPR dengan Dewan Syariah Nasional untuk kajian dan fatwa yang berkaitan dengan pengelolaan dan


(54)

pengembangan bisnis syariah BPR seperti produk, jasa, sistem penunjang, dan lain sebagainya.

3) Melaporkan kegiatan usaha dan pengembangan bisnis perbankan syaariah BPR kepada Dewan Syariah Nasional dan atau lembaga-lembaga eksternal lainnya yang terkait sesuai dengan ketentuan dan aturan pengelolaan bisnis perbankan syariah.

b. Satuan Pengawas Intern

Badan ini bertugas untuk menjaga prinsip kehati-hatian bagi BPRS Al Salaam dalam melakukan kegiatan operasional anggota satuan pengawas intern yang telah ditunjuk oleh RUPS. Secara umum tugas dan tanggung jawab satuan pengawas intern adalah:

1. Membuat kebijakan umum dan melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan operasional sehingga sesuai dengan tujuan operasional

2. Melakukan pemeriksaan internal terhadap BPRS Al Salaam 3. Melakukan pengawasan kegiatan operasional

4. Membuat laporaan hasil pengawasan

c. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris adalah orang yang dipilih oleh RUPS. Persyaratan pemilihan pengurus dicantumkan dalam AD/ART secara umum. Pada BPRS Al Salaam ketentuan Dewan Komisaris sebagai berikut:

1. Dewan Komisaris BPRS Al Salaam dipilih oleh RUPS


(55)

50

3. Dewan Komisaris bertanggung jawab atas perkembangan BPRS Al Salaam dalam memeriksa, memberikan pengarahan, mengontrol operasional dan membantu dewan direksi dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

d. Dewan Direksi

1. Direksi dipilih oleh dewan komisaris

2. Direksi bertanggung jawab atas perkembangan BPRS Al Salaam, membantu para karyawan dan memberikan laporan kepada komisaris

3. Bertindak mewakili BPRS Al Salaam dalam hal yang terkait usaha BPRS Al Salaam

4. Menyetujui arus kas sesuai dengan batas kewenangan yang diberikan kepadanya.

5. Membuat rencana kerja anggaran tahunan dan memonitor realisasi anggaran tahun berjalan.

e. Remedial Head (Kepala Bagian Penanganan Pembiayaan Bermasalah)

Tugas dan tanggung jawabnya antara lain:

1. Melakukan penanganan terhadap nasabah yang tidak melaksanakan kewajibannya

2. Melakukan penagihan langsung terhadap nasabah yang bermasalah terhadap pembiayaannya

3. Melakukan sita jaminan bila nasabah tidak membayar kewajibannya 4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh direksi


(56)

f. Accounting Head ( Kepala Bagian Akuntansi)

Tugas dan kewajibannya antara lain: 1. Upload data kekantor kas

2. Memeriksa hasil auto debet 3. Mendaftarkan premi asuransi

4. Mengembalikan selisih lebih premi asuransi 5. Mencetak kas utama

6. Mencetak mutasi harian deposito dan tabungan

g. Legal Hand ( Kepala Bagian Hukum)

Tugas Pokok :

1. Mengarahkan dan membina personil yang berada dibawah supervise bidang hukum

2. Meneliti dan menilai serta memberikan saran mengenai kewenangan calon nasabah dalam pengajuan pembiayaan

3. Melakukan analisa yuridis atas permohonan pembiayaan 4. Menyiapkan berkas-berkas pengikatan

5. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan direksi sepanjang masih ada ruang lingkup tugas dan urusan BPRS Al Salaam


(57)

52

h. Menajemen Information Sistem Head (MIS)/Kepala Bagian Sistem Teknologi Informasi

Tugas Pokok;

1. Bertanggung jawab atas penyediaan sistem komputerisasi baik software ( perangkat lunak computer, seperti: program, sistem, dll) maupun hardware yang digunakan dalam kegiatan operasional bank.

2. Melakukan perawatan berkala terhadap software maupun hardware computer

3. Melakukan pengembangan sistem sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan operasional bank

4. Melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan oleh direksi

i. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia Insani (Human Resource

Development)/ HRD Head

Fungsi: membantu direksi dalam tugasnya sehari-hari dalam menyelenggarakan dan mengkoordinasi tugas-tugas yang menyangkut urusan personalia.

Tugas pokok:

1. Mengkoordinasi, mengarahkan, membina serta mengawasi semua kegiatan personalia pada bagian personalia dan SDI

2. Melaksanakan semua peraturan dan ketentuan serta prosedur yang telah digariskan oleh manajemen atau peraturan dari Bank Indonesia.


(58)

3. Mengkoordinasi bagian personalia dan SDI mengenai, mengurus dan menyelenggarakan sesuatu terkait kepegawaiaan, menyelenggarakan pendidikan secara teratur dan berkesinambungan serta mengurus sistem penggajian yang baik.

i. Kepala Cabang

Tugas pokonya antara lain:

1. Menandatangani surat-surat berharga atas nama bank serta memo yang telah diparaf oleh pejabat yang berwenang dalam kegiatan bank

2. Menetapkan dan menyetujui serta memerintahkan kepada pejabat yang berwenang untuk melakukan penarikan, penyetoran dan pemindah bukuan. 3. Menetapkan, memutuskan dan menyetujui serta memerintahkan pembayaran

dalam rangka realisasi pembiayaan yang diberikan kepada calon nasabah bank dalam batas wewenang yang telah ditetapkan oleh direksi sesuai tata cara dan prosedur yang telah ditetapkan

4. Menetapkan cara-cara penagihan kembali atas pembiayaan yang telah diberikan kepada nasabah yang cidera janji (wanprestasi)

5. Mengatur dan menetapkan staf yang berkompeten dalam pelaksanaan dilingkungan bank.

6. Menilai prestasi kerja karyawan dan mengambil langkah-langkah perbaikan dalam upaya peningkatan produktifitas dan penerbitan personalia.

7. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan direksi sepanjang masih dalam ruang lingkup tugas dan urusan BPRS


(59)

54

Untuk mengetahui lebih jelas, maka dibawah ini merupakan gambar struktur organisasi BPRS Al Salaam.9

F. Nasabah BPRS Al Salaam

Konsumen yang dimaksud adalah nasabah di bank syariah. Nasabah merupakan konsumen yang mempercayakan harta yang dimilikinya kepada pihak bank untuk dijaga dan dikelola dengan baik. Nasabah juga dapat melakukan kerjasama dengan pihak bank untuk melakukan suatu usaha halal dan baik. Nasabah juga dapat bertransaksi jual beli dengan pihak bank syariah itu sendiri. Oleh karena itu, yang dimaksud konsumen dalam penelitian ini adalah nasabah ataupun masyarakat lainnya yang tertarik untuk menjadi nasabah dan bertransaksi dengan bank syariah. Nasabah pada bank syariah dibagi menjadi tiga, yaitu nasabah tabungan, nasabah deposito, dan nasabah pembiayaan.

Nasabah BPRS Al Salaam berasal dari kalangan Ibu Rumah Tangga, pedagang kecil, wiraswasta, pegawai negri/swasta, mahasiswa maupun masyarakat umum. Sejak pertama berdiri sampai dilaksanakannya penelitian ini tercatat ada ±

13000 orang nasabah.

9


(60)

(61)

57

STRUKTUR ORGANISASI BPRS AL SALAAM CABANG MAYESTIK10

10

Data didapat dari wawancara dengan Kepala Bagian PT.BPRS Al Salaam Cabang Mayestik, yaitu dengan Bapak Ari, Jakarta 16, Oktober, 2010.

Senior AO

Fahmi

Senior AO

Azwar

Spv. Kas

Heru dan Anti

Senior AO

Adi

Teller Costumer

Servis

Back Office

AO

AO

AO AO AO AO


(62)

57

BAB IV

ANALISIS PERILAKU MINAT NASABAH DALAM MENABUNG

A. Analisis Validitas dan Realibilitas Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data primer, penulis menggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian. Kuesioner yang terdiri 22 butir pertanyaan tersebut disebar kepada responden yang menjadi anggota/nasabah BPRS Al Salaam. Namun sebelum disebar, terlebih dahulu dilakukan try out terhadap 10 responden untuk menguji tingkat validitas dan reliabiitas.

Kuesioner dibagi menjadi 2 variabel, terdiri dari 1 variabel bebas (X) dan 1 variabel terikat (Y) dengan penjelasan sebagai berikut:

1. X = faktor kesyariahan terdiri dari 13 pertanyaan 2. Y = perilaku konsumen terdiri dari 4 pertanyaan

Jika kuesioner dinyatakan valid dan reliabel maka kuesioner dapat disebar kepada responden. Penyelesaian uji ini menggunakan SPSS 16.

Adapun hasil validitas dan reliabilitas untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:


(63)

58

1. Faktor kesyariahan (X)

Tabel 4.1

Validitas dan Reliabilitas Faktor Kesyariahan

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted kesetaraan bank dgn

nasabah 39.20 13.918 .671 .749

larangan riba 39.72 15.838 .566 .771

sistem bagi hasil 39.68 14.671 .538 .765

prinsip syariah islam 39.90 15.602 .473 .774

memajukan ekonomi

syariah 39.68 16.549 .222 .796

bank yang

menguntungkan dan adil secara ekonomi

39.82 15.130 .491 .771

bagi hasil yang kopetitif 39.74 13.502 .639 .751

perbandingan dengan

bunga 40.14 15.184 .304 .797

jasa perbankan syariah 39.82 15.253 .464 .774

memberikan

pemahaman perbankan syariah

39.90 15.316 .342 .788

promosi/ilkan 39.80 15.633 .343 .786

Sumber: Data yang sudah diolah dari out put SPSS

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(64)

a. Validitas

R tabel pada penelitian ini dicari dengan melihat r tabel untuk kasus sebanyak 50 (N of cases) maka df = 50-2 = 48 dengan tingkat signifikasi 5% didapat angka 0,184 (lampiran). Terlihat 13 butir pertanyaan diatas 11 butitr pertanyaan mempunyai r hasil (dengan melihat nilai corrected item correlation) bertanda positif dan semuanya mempunyai nilai lebih besar dari r tabel. Maka 11 butir pertanyaan tersebut valid untuk mengukur validitas faktor kesyariahan.

b. Relibilitas

Dari data diatas terlihat bahwa r alpha positif sebesar 0,792 dan lebih besar dari r tabel (0,184). Maka 11 butir pertanyaan tersebut reliable untuk mengukur reliabilitas faktor kesyariahan.

2. Perilaku nasabah (Y)

Tabel 4.2

Validitas dan Reliabilitas Perilaku Nasabah

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(65)

60

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Correcte d

Item-Total Correlati

on

Cronbach's Alpha if

Item Deleted tertarik karena

lingkungan 7.98 1.898 .193 .699

merekomendasikan

kepada orang lain 7.32 2.181 .467 .284

menyampaikan hal-hal

yang positif 7.46 1.723 .412 .275

a. Validitas

R tabel pada penelitian ini dicari dengan melihat r tabel untuk kasus sebanyak 50 (N of cases) maka df = 50-2 = 48 dengan tingkat signifikasi 5% didapat angka 0,184 (lampiran). Terlihat 4 butir pertanyaan diatas 3 butitr pertanyaan mempunyai r hasil (dengan melihat nilai corrected item correlation) bertanda positif dan semuanya mempunyai nilai lebih besar dari r tabel. Maka 3 butir pertanyaan tersebut valid untuk mengukur validitas perilaku nasabah.


(66)

a. Relibilitas

Dari data diatas terlihat bahwa r alpha positif sebesar 0.518 dan lebih besar dari r tabel (0,184). Maka 3 butir pertanyaan tersebut reliable untuk mengukur reliabilitas perilaku nasabah.

B. Pengaruh Minat Nasabah Terhadap Tabungan 1. Deskripsi Hasil Kuesioner

a. Identitas responden

Dalam melakukan penelitian di lapangan disebarkan sebanyak 50 kuesioner. Dalam penelitian ini menggunakan enam (6) buah item pertanyaan sebagai data responden. Data responden tersebut adalah usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan perbulan, dan kecukupan kebutuhan. Gambaran identitas responden tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persentase (%)

16 - 25 tahun 14 28

26 - 35 tahun 19 38

36 - 45 tahun 9 18

46 - 55 tahun 8 16

Total 50 100


(67)

62

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa jumlah terbanyak dari responden yang menjadi nasabah BPRS Al Salaam adalah responden dengan usia 26 - 35 tahun yaitu sebanyak 19 orang (38%). Kemudian dilanjutkan oleh responden dengan usia 16 - 25 tahun sebanyak 14 orang (28%), lalu responden dengan usia 36 - 45 tahun sebanyak 9 orang (18%),dan terakhir responden dengan usia 46 - 55 tahun sebanyak 8 orang (16%).

Tabel 4.4

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Pria 24 48

Wanita 26 52

Total 50 100

Sumber: Hasil pengolahan kuesioner

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah responden yang berjenis kelamin pria sebanyak 24 orang (48%) dan jumlah responden yang berjenis wanita sebanyak 26 orang (52%).


(68)

Tabel 4.5

Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

Tidak sekolah 4 8

SD 7 14

SLTP 1 2

SLTA 12 24

D1 8 16

D2 5 10

D3 7 14

S1 5 10

S2/3 1 2

Total 50 100

Sumber: Hasil pengolahan kuesioner

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa jumlah terbanyak dari responden yang menjadi nasabah BPRS Al Salaam adalah responden dengan latar belakang pendidikan SLTA yaitu 12 orang (24%). Kemudian dilanjutkan oleh responden dengan latar belakang pendidikan D1 sebanyak 8 orang (16%), lalu responden dengan latar belakang pendidikan SD dan D3 sebanyak masing-masing 7 orang (14%), dan responden dengan latar belakang D2 dan S1 sebanyak masing-masing 5 orang (10%) dan responden dengan latar belakang tidak sekolah sebanyak 4 orang (8%), dan terakhir responden dengan latar belakang pendidikan SMU sebanyak 12 orang (16%).


(1)

Wiraswasta/professional Mahasiswa/i

Lainnya

5. Berapa rata-rata penghasilan bulanan bapak/ibu/sdr/I ?

≤ Rp. 500.000 Rp. 500.001 – Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.001 – Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.001 – Rp. 3.500.000 Rp. 3.500.001 – Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.000 – Rp. 7.500.000 > Rp. 10.000.000

6. Seberapa penghasilan bapak/ibu/sdr/I dapat mencukupi kebutuhan bulanan keluarga? Semua terpenuhi dan banyak sisa Pas-pasan dan harus berhemat Semua terpenuhi dan sedikit sisa Kurang, sering menghutang

B. Pertanyaan di bawah ini menggambarkan faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi nasabah dalam memilih produk tabungan BPRS Al Salaam

No. Pertanyaan Alternatif jawaban Responden

Faktor Syariah STS TS KS S SS

1. Adanya prinsip kesetaraan antara bank dan nasabah

2. Adanya fatwa tentang bunga bank sebagai riba yang terlarang dalam ajaran islam, sehingga saya akan tetap menggunakan produk dan jasa bank syariah.

3. Saya berkeyakinan bahwa system bagi hasil lebih adil dan

menentramkan, sedangkan riba merusak sendi-sendi perekonomian masyarakat dan Negara.

4. Semua investasi/ pembiayaan BPRS Al Salaam untuk bisnis yang halal, baik dan sesuai syariah sehingga lebih berkah dan bermanfaat. 5. Prinsip-prinsip syariah Islam dalam

setiap praktek transaksi perbankan

6. Ikut serta dalam rangka memajukan ekonomi syariah (Islam).

7. BPRS Al Salaam adalah bank yang lebih menguntungkan dan lebih adil secara ekonomi.

8. Nisbah bagi hasil di BPRS Al Salaam sangat kompetitif dibandingkan dengan bank lain.


(2)

9. Tingginya return bagi hasil di BPRS Al Salaam dan rendahnya tingkat suku bunga di bank konvensional, menjadikan saya makin tertarik untuk tetap menjadi nasabah BPRS Al Salaam.

10. Jasa perbankan yang beroperasi secara syariah

11. Sistem syariah yang ada di BPRS Al Salaam lebih adil karena pembagian keuntungannnya sesuai dengan dana yang disimpan,

12. Para karyawan/ti BPRS Al Salaam memberikan pemahaman tentang perbankan syariah.

13. Promosi iklan yang dilakukan BPRS Al Salaam tidak dibuat-buat

(ekploitasi)

Perilaku Konsumen STS TS TT S SS

1. Sebelum melakukan transaksi di BPRS Al Salaam, saya terlebih dahulu mencari tahu semua hal yang berhubungan dengan produk

kesyariahannya.

2. Saya tertarik dengan tabungan syariah karena di lingkungan tempat saya tinggal banyak yang

mempunyai tabungan syariah. 3. Saya akan merekomendasikan

produk tabungan BPRS Al Salaam kepada orang lain.

4. Saya selalu menyampaikan hal-hal positif (kesyariahannya) tentang BPRS Al Salaam kepada pihak lain.


(3)

II. Tabel R Tingkat signifikan α = 5% 1,00 0.9510 2.00 0.79999 3.00 0.6870 4.00 0.6083 5.00 0.5508 6.00 0.5067 7.00 0.4715 8.00 0.4427 9.00 0.4186 10.00 0.3980 20.00 0.2841 30.00 0.2327 40.00 0.2018 48.00 0.1843 50.00 0.1806 III. Output SPSS

A. Analisis Validasi Dan Reliabilitas Faktor Syariah.

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted kesetaraan bank dgn

nasabah 39.20 13.918 .671 .749

larangan riba 39.72 15.838 .566 .771

sistem bagi hasil 39.68 14.671 .538 .765

prinsip syariah islam 39.90 15.602 .473 .774

memajukan ekonomi

syariah 39.68 16.549 .222 .796

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items


(4)

bank yang

menguntungkan dan adil secaa ekonomi

39.82 15.130 .491 .771

bagi hasil yang kopetitif 39.74 13.502 .639 .751

perbandingan dengan

bunga 40.14 15.184 .304 .797

jasa perbankan syariah 39.82 15.253 .464 .774

memberikan

pemahaman perbankan syariah

39.90 15.316 .342 .788

promosi/ilkan 39.80 15.633 .343 .786

B. Analisis Validasi Dan Reliabilitas Perilaku Nasabah

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Correcte d

Item-Total Correlati

on

Cronbach's Alpha if

Item Deleted tertarik karena

lingkungan 7.98 1.898 .193 .699

merekomendasikan

kepada orang lain 7.32 2.181 .467 .284 menyampaikan hal-hal

yang positif 7.46 1.723 .412 .275

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items


(5)

C. Variables Entered/Removed

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 kesyariahana . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: perilaku

D. Analisis deskriptif variable

Descriptive Statistics

Mean

Std.

Deviation N perilaku 15.6600 2.01636 50 kesyariahan 52.0200 4.41930 50

E. uji koefisien determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .521a .271 .256 1.73933

a. Predictors: (Constant), kesyariahan


(6)

F. Uji ANOVA

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 54.007 1 54.007 17.852 .000a

Residual 145.213 48 3.025

Total 199.220 49

a. Predictors: (Constant), kesyariahan b. Dependent Variable: perilaku

G. Uji koefisien regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig.

95% Confidence Interval for B

B

Std.

Error Beta

Lower Bound

Upper Bound

1 (Constant) 3.302 2.935 1.125 .266 -2.599 9.204

kesyariaha

n .238 .056 .521 4.225 .000 .125 .351

a. Dependent Variable: perilaku