Struktur sawar epidermis Sawar Epidermis

sawar yang efektif antara bagian dalam inside dan lingkungan luar outside. Sawar inside-outside berperan meregulasi hilangnya air. Sedangkan sawar outside-inside memberikan pelindungan mekanik terhadap iritasi, radiasi ultraviolet, panas, dan dingin, kimia terhadap bahan-bahan iritan dan alergen, dan ancaman mikroba terhadap bakteri, jamur dan virus. Sawar fisik kulit terletak pada lapisan yang paling luar, yaitu stratum korneum Denda, 2000; Proksch dkk., 2012.

2.4.1 Struktur sawar epidermis

Hingga tahun 1960-an, yang dianggap sebagai sawar kulit adalah bagian atas stratum granulosum dan bukan dibentuk oleh stratum korneum. Orang yang pertama kali memodifikasi pikiran ini adalah Christper dan Kligman, yang menganalisis stratum korneum dan menunjukkan fungsi ketahanannya. Tokoh lama yaitu Oldland kemudian menemukan organel yang kemudian dinamakan sesuai namanya Badan Oldland, saat ini dikenal sebagai badan lamelar dimana organel ini memiliki struktur yang mengandung seramid, kolesterol, dan asam lemak bebas. Pada tahun 1975, Michael dkk., menemukan sebuah model yang dapat menjelaskan sifat permeabilitas dari stratum korneum yaitu model ”batu bata dan semen”. Pada model ini, stratum korneum dianggap sebagai suatu dinding yang terbuat dari batu bata, dimana korneosit analog dengan batu bata dan lamela lipid analog dengan semen. Sebagai tambahan dari teori ini, Elias mengemukakan bahwa korneodesmosom analog dengan lempeng besi dalam batu bata dan berperan memberikan kekuatan pada dinding batu bata tersebut. Saat ini, model “batu bata dan semen” ini yang dianggap paling tepat untuk memahami susunan seluler dan permeabilitas kulit Cork dkk., 2008; Aoki, 2010 Gambar 2.2 Struktur “Bricks and Mortar” stratum korneum Stratum korneum merupakan komponen kulit yang penting karena stratum korneum memiliki kapasitas untuk menahan air dan adanya kandungan lipid di dalamnya. Stratum korneum berfungsi untuk menahan air untuk mencegah kekeringan pada kulit dan melindungi kulit terhadap benda asing bahan – bahan alergen dan iritan, atau mikroba, bakteri, jamur, dan virus Bikowski, 2009. Sawar stratum korneum terdiri dari korneosit yang diperkaya protein, dilapisi lemak, dan dikelilingi oleh matriks lipid seluler Chu, 2012. 2.4.1.1 Korneosit Sebagian besar epidermis terdiri dari keratinosit. Epidermis selalu mengalami proses pembaharuan. Lapisan ini mngandung sel-sel yang bergerak keluar dan mengalami diferensiasi secara progresif, membentuk stratum granuler dan stratum korneum McGrath dkk., 2010; Miller dkk., 2012. Korneosit ini dikelilingi oleh matriks lipid ekstraseluler, yang membentuk suatu matriks hidrofobik Proksch dkk., 2012. Korneosit dilekatkan oleh korneodesmosom yang terdiri dari glikoprotein cadherin, yaitu desmoglein dan desmokolin. Pada kulit yang normal, seiring dengan migrasi korneosit menuju permukaan stratum korneum, akan terjadi penurunan jumlah korneodesmosom secara progresif. Keseimbangan antara proliferasi sel basal dan deskuamasi korneosit mempertahankan sawar kulit pada ketebalan yang konstan Machado dkk., 2010 Adanya struktur korneosit seperti ini yang mendasari terbentuknya sawar fisik dan kemampuan kulit untuk menahan air. Lapisan korneosit ini mampu menahan air hingga tiga kali lipat beratnya. Namun bila kandungan air di dalam lapisan ini berkurang lebih dari 10, maka lapisan ini tidak lagi bersifat lembut dan cenderung retak Bensouilah dkk., 2006. 2.4.1.2 Lipid ekstraseluler Pada stratum spinosum bagian atas dan stratum granulosum, terdapat vesikel lamelar khas yang disebut badan lamelar epidermis. Badan lamelar diperkaya oleh lipid polar, gliskospingolipid, sterol bebas, fosfolipid, akan menghantarkan lipid yang diperlukan pada ruang ekstraseluler stratum korneum Proksch dkk., 2012. Di akhir masa diferensiasi epidermis, granul –granul pada badan lamelar bergerak menuju puncak sel gronulosum teratas, kemudian mengalami fusi dengan membran plasma, dan mensekresikan isinya ke ruang interseluler melalui proses eksositosis. Lipid polar kemudian diubah secara enzimatik menjadi produk nonpolar. Hidrolisis glikospingolipid akan menghasilkan seramid, sedangkan fosfolipid akan diubah menjadi asam lemak bebas Proksch dkk., 2012. Serangkaian proses enzimatik tersebut akan mengasilkan matriks lipid ekstraseluler, yaitu kristalina yang tersusun atas seramid, kolesterol, asam lemak dan ester kolesterol Cork dkk., 2008. Seramid merupakan komponen yang dominan dan penting dalam fungsi sawar epidermis. Korneosit berfungsi sebagai pertahanan dan perlindungan terhadap bahan kimia, dan bersama-sama dengan lipid ekstraseluler yang menghasilkan sifat impermeabilitas terhadap air Proksch dkk., 2012.

2.4.2 Disfungsi sawar epidermis pada penderita dermatitis atopik