1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui adanya hubungan antara pH permukaan kulit dengan derajat keparahan pada penderita DA.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui rerata nilai pH permukaan kulit pada berbagai
derajat keparahan DA. 2.
Untuk mengetahui nilai pH permukaan kulit berkorelasi positif dengan derajat keparahan penderita DA di rumah sakit Sanglah, Denpasar.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis
1. Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang hubungan antara nilai
pH permukaan kulit dengan derajat keparahan DA 2.
Mengetahui peran pH sebagai sawar kulit dalam etiopatogenesis DA 3.
Menambah data tentang nilai pH permukaan kulit pada penderita DA khususnya di Denpasar
4. Data ini dapat digunakan sebagai data awal untuk penelitian lebih lanjut.
1.4.1 Manfaat praktis
1. Data ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pemilihan terapi secara
holistik pada penderita DA, selain terapi utama untuk mengatasi inflamasi pada DA dapat digunakan bahan pelembab untuk memperbaiki fungsi
sawar kulit.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Dermatis atopik adalah keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal, yang umumnya terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan
dengan peningkatan kadar IgE serum dan riwayat atopik pada keluarga atau penderita DA, rinitis alergika dan atau asma bronkial Leung dkk., 2012. Kata
“atopik” pertama kali diperkenalkan oleh Coca 1923 yaitu istilah yang dipakai untuk sekelompok penyakit pada individu yang mempunyai riwayat kepekaan dalam
keluarganya, misalnya DA, rinitis alergika, dan konjungtivitis alergika. Dermatitis atopik dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan gambaran laboratoris
dan penyakit terkait, yaitu dermatitis atopik tipe intrinsik dan ekstrinsik. Dermatitis atopik tipe ekstrinsik memerlukan sensitisasi yang diperantarai oleh IgE, seringkali
terkait dengan asma bronkial atau rinokonjungtivitis alergika dan merespon positif terhadap pemberian alergen makanan maupun lingkungan. Sedangkan, dermatitis
atopik tipe intrinsik DA non alergika, DA non atopik, eksim non atopik memiliki kadar IgE serum normal. Penderita ini memberi hasil negatif pada percobaan in vitro
dengan alergen makanan maupun lingkungan dan tidak terkait dengan penyakit atopik lainnya seperti asma atau rinokonjungtivitis alergi. Penderita DA intrinsik
cenderung memiliki onset penyakit yang lebih lambat Choi dkk., 2003; Leung dkk., 2004.