Faktor Pencetus Etiologi dan Patogenesis

eosinofil, monositmakrofag dan sel dendritik seperti IL-5 atau GM-CSF ditemukan dalam jumlah yang banyak pada penderita DA Novak, 2008. Gambar 2.1 Patogenesis dermatitis atopik Egawa G. 2015

2.3.3 Faktor Pencetus

2.3.3.1 Makanan Pada anak kecil makanan dapat berperan dalam patogenesis DA, tetapi tidak biasa terjadi pada usia yang lebih tua. Makanan yang paling sering adalah telur, susu, gandum, kedelai dan kacang tanah Novak, 2008; Leung dkk., 2012. 2.3.3.2 Aeroalergen Dari percobaan double blinded dengan placebo dan tungau debu rumah TDR didapatkan penderita DA setelah menghirup TDR mengalami eksaserbasi ditempat lesi lama dan timbul lesi baru Leung dkk., 2004; Sularsito dkk., 2007; Novak, 2008; Leung dkk., 2012. Demikian pula setelah aplikasi epikutan dengan aeroalergen TDR, bulu binatang, kapang melalui uji tempel pada kulit penderita DA tanpa lesi, terjadi reaksi eksematosa pada 30-50 penderita DA, sedangkan pada penderita alergi saluran nafas dan relawan sehat jarang yang menunjukkan hasil positif. Sembilan puluh lima persen penderita DA mempunyai IgE spesifik terhadap TDR, sedangkan penderita asma bronkial hanya 42 Novak, 2008. Derajat sensitisasi terhadap aeroalergen berhubungan lagsung dengan tingkat keparahan DA Leung dkk., 2004; Novak, 2008; Leung dkk., 2012. 2.3.3.3 Mikroba Penderita DA cenderung mudah mengalami infeksi oleh bakteri, virus, jamur karena imunitas seluler menurun aktivitas Th1 berkurang. Pada lebih dari 90 lesi kulit penderita DA ditemukan Staphylococcus aureus S. aureus. Sedangkan pada orang normal hanya 5 Leung dkk., 2004; Bieber, 2008; Novak, 2008; Leung dkk., 2012. Garukan adalah faktor penting yang dapat mempercepat pengikatan bakteri dengan mengganggu sawar kulit. Staphylococcus aureus mampu mensekresi toksin seperti Staphylococcus enterotoxin A SEA dan B SEB atau toxic shock syndrome toxine-1 yang menstimulasi aktivasi sel T dan makrofag. Sebagian besar penderita DA membuat antibodi IgE spesifik terhadap superantigen stafilokokus yang ada di kulit. Apabila ada superantigen menembus sawar kulit yang terganggu, akan menginduksi IgE spesifik dan degranulasi sel mast. Kejadian ini akan memicu siklus gatal garuk yang akan menimbulkan lesi di kulit penderita DA Leung dkk., 2004; Bieber, 2008; Novak, 2008. Superantigen juga meningkatkan sintesis IgE spesifik dan menginduksi resistensi kortikosteroid sehingga memperparah DA Novak, 2008. 2.3.3.4 Bahan iritan Bahan iritan merupakan bahan yang langsung memiliki efek terhadap kulit. Bahan iritan akan semakin meningkat pengaruhnya dengan meningkatkan konsentrasi dan lama kontak sehingga kulit menjadi merah, gatal atau terbakar. Yang termasuk bahan iritan adalah sabun, deterjen, bahan kimia, asap, pakaian kasar yang abrasif, alkohol, parfum, kosmetik, astringen, disinfektan seperti klorin, pasir dan asap rokok. Penderita DA lebih sering mangalami dermatitis kontak iritan daripada dermatitis kontak alergika karena kerusakan sawar kulit lebih memudahkan masuknya bahan kimia iritan. Oleh karena itu, menghindari paparan terhadap bahan- bahan tersebut juga merupakan salah satu prinsip penanganan DA Leung dkk., 2004; Bieber, 2008; Novak, 2008; Leung dkk., 2012;. 2.3.3.5 Faktor neuroimunologis Stres adalah salah satu faktor yang dapat menimbulkan ekaserbasi DA. Meskipun mekanisme yang pasti dari imun kulit dan sistem saraf belum diketahui dengan jelas, diyakini bahwa fenomena ini diperantarai oleh faktor neuroimunologis seperti neuropeptida yang dapat ditemui pada serat saraf epidermis Novak, 2008.

2.4 Sawar Epidermis