BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini banyak negara yang menempatkan pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari sistem pendidikan yang diterapkan di negaranya. Begitu pula di
Indonesia, pendidikan jasmani sudah melekat dan tidak dapat dipisahkan dari sistem pendidikan nasional. Hal ini dapat diamati dari pelaksanaan pendidikan jasmani
disetiap jenjang dan tingkat pendidikan di Indonesia. Eksistensi pendidikan jasmani dalam lingkup sistem pendidikan nasional tidak lepas dari suatu keyakinan terhadap
nilai-nilai pendidikan jasmani yang terkandung didalamnya, dimana jika dilaksanakan akan memberikan kontribusi yang cukup berarti terhadap pencapaian tujuan
pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani,
permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan Yudy Hendrayana, 2007 : 3. Tujuan utama pendidikan adalah untuk mengembangkan
individu menjadi individu-individu yang kreatif, berdaya cipta dan mampu menyesuaikan dengan lingkungannya. Dengan demikian diharapkan tujuan
pendidikan jasmani bukan hanya sekedar pencapaian yang bersifat fisik semata, akan tetapi pendidikan jasmani memiliki tujuan ideal yaitu untuk mengembangkan
kepribadian secara menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosional, intelektual, sosial, moral dan estetika. Selain itu pengaruh positif dari pendidikan jasmani
diharapkan mampu untuk menunjang perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik bagi siswa secara ideal.
Sejalan dengan tujuan tersebut, pendidikan jasmani sebagai sarana pendidikan bukan hanya menitik beratkan pada penguasaan keterampilan motorik
semata, namun harus mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki siswa baik yang melibatkan aspek-aspek kognitif, afektif, psikomotor maupun sosial dalam
pengertian yang lebih luas. Oleh karena itu tugas utama dalam menyelenggarakan pembelajaran pendidikan jasmani adalah untuk membantu siswa menjalani proses
pertumbuhan, baik yang berkenaan dengan keterampilan fisik maupun aspek sikap dan pengetahuannya.
Untuk mampu secara utuh mengembangkan aspek psikomotorik, afektif, kognitif pada siswa dengan pendidikan jasmani, diperlukan suatu usaha untuk
menciptakan lingkungan pembelajaran pendidikan jasmani yang edukatif dan menarik, serta diperlukan juga suatu pendekatan pembelajaran yang mampu untuk
mengoptimalkan hasil belajar siswa. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani terdapat beberapa pendekatan yang dapat dipilih guru untuk melaksankan proses
pembelajaran. Diantaranya pendekatan driil dan bermain, dari kedua pendekatan tersebut tentunya memiliki karakteristik, kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Pendekatan drill adalah pendekatan pembelajaran dalam pendidikan jasmani yang menekankan penguasaan teknik secara berulang-ulang. Sedangkan pendekatan
bermain adalah pendekatan pembelajaran dalam pendidikan jasmani yang dikemas atau dikonsep dalam bentuk permainan yang mengarah pada teknik-teknik yang
diajarkan. Dalam memilih pendekatan pembelajaran, guru diharapkan dapat memilih
pendekatan pembelajaran dengan bijak dan tepat, sehingga mampu menghantarkan siswa untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal dalam mempelajari materi ajar
yang diberikan. Salah satu materi ajar yang diberikan kepada siswa kelas X SMA sesuai dengan silabus pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan untuk Sekolah
Menengah Atas SMA kelas X adalah atletik, dimana materi ajar atletik terbagi dalam beberapa nomor, yaitu nomor lari, nomor lompat dan nomor lempar. Dari
nomor-nomor atletik tersebut yang diajarkan pada siswa kelas X SMA adalah lari jarak pendek untuk nomor lari, lompat jauh untuk nomor lompat dan tolak peluru
untuk nomor lempar. Lari jarak pendek yang diajarkan adalah lari sprint 100 m, untuk lompat jauh yang diajarkan adalah lompat jauh gaya jongkok, gaya menggantung, dan
gaya berjalan diudara, sedangkan untuk tolak peluru diajarkan gaya orthodoc dan o’brien
. Dalam pelaksanaannya khusus untuk pembelajaran lompat jauh siswa diberikan kebebasan dalam memilih gaya yang paling mudah untuk dilaksanakan.
Lompat jauh adalah suatu keterampilan gerak dari suatu tempat ketempat lain dengan satu kali tolakan kedepan untuk mencapai jarak lompatan sejauh mungkin menuju
bak pendaratan yang berisi pasir Joko Supriyanto,2008:19. Pada kenyataannya dilapangan para siswa dalam belajar lompat jauh lebih memilih menggunakan gaya
jongkok karena merupakan gaya yang paling mudah untuk dipelajari. Lompat jauh gaya jongkok adalah gerakan lompat jauh dimana sikap badan saat melayang diudara
posisi kedua tungkai jongkok, kedua lutut ditekuk,dan kedua tangan kedepan. Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, saat penulis melaksanakan
Program Pengalaman Lapangan PPL di SMA Negeri 1 Sukoharjo diketahui bahwa hasil belajar lompat jauh gaya jongkok dari siswa putra kelas X di SMA Negeri 1
Sukoharjo tahun ajaran 20102011 masih rendah. Banyak diantara mereka yang belum mampu melakukan lompat jauh gaya jongkok dengan maksimal. Melihat dari
hasil pengamatan tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian eksperimen dengan judul “ Perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran drill dan
bermain terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas X SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun ajaran 20102011”
B. Identifikasi Masalah