BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Belajar dan Pembelajaran a.
Pengertian Belajar
Proses pembelajaran adalah salah satu kegiatan yang dilakukan pada dunia pendidikan pada umumnya. Menurut Cronbach yang dikutip oleh
Sardiman 2010:20 menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku, perubahan perbuatan sebagai hasil dari pengalaman. Menurut
Hamzah Uno 2007:15 belajar adalah pemerolehan pengalaman baru oleh seseorang dalam bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap, sebagai
akibat adanya proses dalam bentuk interaksi belajar terhadap suatu objek, atau melalui suatu penguatan dalam bentuk pengalaman terhadap suatu objek
yang ada dalam lingkungan belajar.
Sejalan dengan hal tersebut Sardiman 2010:20 juga menyatakan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau
penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Proses belajar akan terjadi
apabila siswa melakukan kegiatan untuk mempelajari segala sesuatu yang ada dilingkunganya sebagai bahan belajar. Setiap aktivitas belajar akan
mengahasilkan perubahan-perubahan yang dapat berupa tingkah laku, kecakapan, sikap, minat, nilai maupun pola beraktivitas. Perubahan sebagai
hasil belajar biasanya merupakan peningkatan menjadi lebih baik. Dari beberapa pengertian belajar yang telah dikemukakan terdapat beberapa
perumusan yang berbeda, tetapi secara umum dapat didefinisikan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku untuk menjadi lebih baik
melalui proses latihan, pengamatan dan percobaan. Perubahan tersebut dapat terjadi dalam suatu laboratorium, kelas ataupun dalam lingkungan yang lebih
luas.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi
dua golongan antara lain :
1 Faktor individual
a Kematanganpertumbuhan. Mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil
jika taraf pertumbuahan pribadi telah memungkinkannya, potensi- potensi jasmani atau rohaninya telah matang untuk itu.
b Kecerdasanintelejensi. Disamping kematangan, dapat tidaknya
seseorang memperlajari sesuatu dengan baik ditentukandipengaruhi pula oleh taraf kecerdasannya.
c Latihan dan ulangan. Karena terlatih maka kecakapan dan pengetahuan
yang dimilikinya dapat menjadi makin dikuasi dan makin mendalam. d
Motivasi. Motif intrinsik dapat mendorong seseorang sihingga akhirnya orang itu menjadi spesialis dalam bidang ilmu pengetahuan
tertentu. e
Sifat-sifat pribadi seseorang. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada seseorang itu sedikit banyak turut pula mempengaruhi sampai
manakah hasil belajar dapat dicapai. 2
Faktor sosial a
Keadaan keluarga. Suasana dan keadaan keluarga turut menentukan belajar yang dialami dan dicapai oleh anak-anak.
b Guru dan cara mengajar. Sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya
pengetahuan guru, dan cara guru mengajarkan pengetahuan kepada anak didiknya turut menentukan hasil belajar yang dapat dicapai
anak didik. c
Alat-alat pengajaran. Ketersediaan alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar akan mempermudah dan mempercepat
belajar anak didik. d
Motivasi sosial. Guru dan orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada anak-anak sehingga timbul dalam diri anak dorongan
dan hasrat untuk belajar lebih baik. e
Lingkungan dan kesempatan. Adanya lingkungan dan kesempatan yang baik untuk belajar dapat mempermudah belajar anak didik.
Ngalim Purwanto, 2004:102-106 Terdapat tiga tujuan belajar, ketiga tujuan tersebut adalah sebagai
berikut : 1
Untuk mendapatkan pengetahuan. Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Seseorang tidak dapat mengembankan kemampuan berfikir tanpa
bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan memperkaya pengetahuan.
2 Penanaman konsep dan ketrampilan. Penanaman konsep atau perumusan
konsep memerlukan suatu ketrampilan. Baik ketrampilan jasmani maupun rohani.
3 Pembentukan sikap. Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan
pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya.
c. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan
bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap
dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses
pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku dimanapun dan kapanpun.
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan belajar, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan,
guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran sehingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan aspek kongnitif, juga
dapat mempengaruhi perubahan sikap aspek afektif, serta keterampilan aspek psikomotor seseorang peserta didik.
Peran guru bukan semata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar directing and facilitating the
learning agar proses belajar lebih memadai dan mudah diterima oleh siswa. Pembelajaran mengandung arti bahwa setiap kegiatan yang dirancang untuk
membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru. Proses pembelajaran merupakan seperangkat prinsip-prinsip yang dapat
digunakan sebagai pedoman untuk menyusun berbagai kondisi yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan pendidikan.
a.Hakekat Pembelajaran
Untuk menjalankan proses pendidikan, kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan suatu usaha yang amat strategis untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Pergaulan yang sifatnya mendidik itu terjadi melalui interaksi aktif antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik.
Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa, dan melalui kegiatan itu akan ada perubahan perilakunya, sementara kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru
untuk memfasilitasi proses belajar, kedua peranan itu tidak akan terlepas dari situasi saling mempengaruhi dalam pola hubungan antara dua subyek,
meskipun disini guru lebih berperan sebagai pengelola. Istilah pembelajaran sama dengan pengajaran atau cara mengajar.
Menurut Sardiman A.M 2010: 47 menyatakan bahwa mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptkan kondisi atau sistem
lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik
dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Interaksi adalah saling mempengaruhi yang bermula adanya saling
hubungan antar komponen yang satu dengan yang lainnya. Interaksi dalam pembelajaran adalah kegiatan timbal balik dan saling mempengaruhi antara
guru dengan peserta didik. Pembelajaran merupakan upaya sistematis untuk memfasilitasi dan
meningkatkan proses belajar, maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat dengan jenis belajar dan hasil belajar tersebut. Kegiatan belajar merupakan
masalah yang sangat kompleks dan melibatkan keseluruhan aspek psiko-fisik, bukan saja aspek kejiwaan, tetapi juga aspek neuro-fisiologis. Pada tahap
baru mengenal substansi yang dipelajari, baik yang menyangkut pembelajaran
kognitif, afektif, maupun psikomotor bagi siswa materi pembelajaran itu menjadi sesuatu yang pada mulanya. Namun setelah guru berusaha untuk
memusatkannya dan
menangkap perhatian
siswa pada
peristiwa pembelajaran, maka sesuatu yang asing itu menjadi berangsur-angsur
berkurang. Oleh karena itu, guru harus mengupayakan semaksimal mungkin penataan lingkungan belajar dan perencanaan materi agar terjadi proses
pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Dengan demikian proses belajar bisa terjadi di kelas, lingkungan
sekolah, dan dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam bentuk interaksi sosial kultural melalui media masa. Dalam konteks pendidikan non formal
justru sebaliknya proses pembelajaran sebagian besar terjadi dalam lingkungan masyarakat, termasuk dunia kerja, media massa dan lain
sebagainya. Hanya sebagian kecil saja pembelajaran terjadi di kelas dan lingkungan.
Kegiatan mengajar selalu terkait langsung dengan tujuan yang jelas. Ini berarti, proses mengajar itu tidak begitu bermakna jika tujuannya tidak
jelas. Jika tujuan tidak jelas maka isi pengajaran berikut metode mengajar juga tidak mengandung apa-apa. Oleh karena itu, seorang guru harus
menyadari benar-benar keterkaitan antara tujuan, pengalaman belajar, metode, dan bahkan cara mengukur perubahan atau kemajuan yang dicapai.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam proses belajar mengajar, maka seorang guru harus mampu menerapkan cara mengajar yang cocok
untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang yang
memiliki pengetauhan dan ketrampilan yang lebih dari pada yang diajar, untuk memberikan suatu pengertian, kecakapan, ketangkasan, kegitan
mengajar meliputi pengetahuan, menularkan sikap kecakapan atau ketrampilan yang diatur sesuai dengan lingkungan dan menghubungkannya
dengan subyek yang sedang belajar. Kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang guru ini sesuai dengan yang dikemukakan Nana Sudjana 2009: 19 yaitu:
Untuk keperluan analisis tugas guru sebagai pengajar, maka kemampuan guru atau kompetensi guru yang banyak hubungannya dengan usaha
meningkatkan proses dan hasil belajar dapat diguguskan kedalam empat kemampuan yakni:
1 Merencanakan program belajar mengajar.
2 Melaksnakan dan memimpinmengelola proses belajar mengajar.
3 Menilai kemajuan proses belajar mengajar.
4 Menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi
atau mata pelajaran yang dipegangnya. Dalam kegiatan pembelajaran guru bertugas merencanakan program
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai kemajuan pembelajaran dan menguasai materi atau bahan yang diajarkannya. Jika seorang guru
memiliki kemampuan yang baik sesuai dengan bidang studi yang diajarkan, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Hasil belajar dapat dicapai
dengan baik, jika seorang guru mampu melaksanakan tugas diantaranya mengelola proses pengajaran berupa aktivitas merencanakan dan
mengorganisasikan semua aspek kegiatan. Husdarta dan M. Saputra Yudha 2001: 4 bahwa:
Tugas utama guru adalah untuk menciptakan iklim atau atmosfir supaya proses belajar terjadi di kelas dan di lapangan, ciri utamanya terjadinya
proses belajar adalah siswa dapat secara aktif ikut terlibat didalam proses pembelajaran. Para guru harus selalu berupaya agar para siswa dimotivasi
untuk lebih berperan. Walau demikian guru tetap berfungsi sebagai pengelola proses belajar dan pembelajaran.
Untuk itu seorang guru harus memiliki beberapa kemampuan dalam menyampaikan tugas ajar agar tujuan pengajaran dapat tercapai. Hal yang
terpenting dan harus diperhatikan dalam mengajar yaitu, guru harus mampu menerapkan metode mengajar yang tepat dan mampu membelajarkan siswa
manjadi aktif melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.
b. Prinsip - Prinsip Pembelajaran
Belajar suatu ketrampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan akibat dari belajar
adalah menyeluruh pada diri siswa untuk mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses pembelajaran harus diterapkan
prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut Paul Suparno dalam Sardiman A.M 2010: 38 bahwa sejumlah prinsip yang harus diperhatikan
dalam pengelolaan kegiatan belajar siswa diantaranya: 1
Belajar berarti mencari makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami.
2 Konstruksi makna adalah proses yang terus menerus
3 Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan
pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan tetapi perkembangan itu sendiri.
4 Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia
fisik dan lingkungannya. 5
Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi yang memengaruhi proses interaksi dengan bhan
yang sedang dipelajari.
Sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut, maka proses mengajar atau pembelajaran, bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke
siswa, tetapi suatu kegiatan ynag memungkinkan subjek belajar atau siswa merekontruksi sendiri pengetahuannya. Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut
sangat penting untuk diperhatikan oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip
belajar yang benar, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Dalam penelitian ini peran guru dalam memilih pendekatan pembelajaran diharapkan
mampu untuk meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa.
2. Pendekatan Pembelajaran a.
Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Salah satu komponen utama dalam proses belajar adalah pendekatan
pembelajaran. Menurut Winataputra 2003:21 pendekatan pembelajaran
dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis
tertentu. Berdasarkan pengertian pendekatan dan pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja yang
mempunyai sistem untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Wahjoedi 1999: 121 bahwa ”pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan
perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal”. Sedangkan Syaiful Sagala 2005:
68 berpendapat bahwa ”pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional
untuk suatu satuan instruksional tertentu”. Dari pemaparan tersebut dapat dilihat bahwa pendekatan
pembelajaran berfungsi sebagai cara dalam penyajian isi pembelajaran atau merupakan kegiatan yang dipilih guru dalam proses pembelajaran guna
memberikan kemudahan siswa menuju tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
b. Pentingnya Pendekatan Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran terdapat komponen siswa sebagai obyek yang sedang belajar dan guru sebagai pengajar untuk memberikan materi
pelajaran guna terjadi perubahan pada diri siswa. Mengajar merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan seseorang yang memiliki pengetahuan atau keterampilan yang lebih dari pada yang diajar, untuk memberikan suatu
pengertian, kecakapan atau ketangkasan. Upaya untuk menyampaikan materi atau keterampilan kepada siswa,
maka harus diterapkan pendekatan pembelajaran yang tepat. Pendekatan pembelajaran yang diterapkan hendaknya mengacu pada penemuan yang
terarah dan pemecahan masalah. Penemuan dan pemecahan masalah tersebut merupakan pendekatan yang membantu tercapainya dengan mengacu pada
pendekatan pembelajaran yang terkendali, dengan seksama menyusun seri- seri pembelajaran yang memberi urutan pembelajaran terhadap tujuan yang
telah dirumuskan. Pendekatan pembelajaran merupakan salah satu bagian integral yang dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Berhasil dan
tidaknya tujuan pembelajaran dapat dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang diterapkan oleh guru.
Penerapan metode pembelajaran yang dilakukan seorang guru akan mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Dengan metode pebelajaran yang tepat akan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga akan mendukung pencapaian hasil belajar lebih
optimal. Dari pemaparan tersebut dapat dilihat bahwa pendekatan
pembelajaran berfungsi sebagai cara dalam penyajian isi pembelajaran atau merupakan kegiatan yang dipilih guru dalam proses pembelajaran guna
memberikan kemudahan siswa menuju tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
c. Pendekatan dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Pendekatan dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk menyajikan tugas-tugas ajar yang pada dasarnya
berupa kerja fisik dan keterampilan. Guru pendidikan jasmani dalam merencanakan pembelajaran harus memilih pendekatan yang akan digunakan
dalam pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk berlatih, bergembira, menikmati proses pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil belajar.
Beberapa pendekatan yang dapat dipilih oleh guru pendidikan jasmani, antara lain:
1 Pendekatan drill pendekatan konvensional 2 Pendekatan bermain
3 Pendekatan kompetitif 4 Pendekatan pola gerak dominan
Dari keempat macam pendekatan pembelajaran diatas, pendekatan drill
adalah pendekatan yang selama ini dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dan sering disebut dengan pendekatan
konvensional, sedangkan pendekatan bermain, pendekatan kompetitif dan pendekatan pola gerak dominan adalah pendekatan pembelajaran baru yang
merupakan inovasi yang disesuaikan dengan karakteristik kebutuhan anak dalam proses pembelajaran. Pendekatan bermain dilakukan untuk
pembelajaran atletik, pendekatan kompetitif untuk pembelajaran renang dan pendekatan pola gerak dominan dilakukan untuk pembelajaran senam.
Meskipun demikian dalam proses pembelajaran bermain tidak menutup kemungkinan didalamnya juga terjadi proses kompetisi yang merupakan ciri
khas dari pendekatan kompetitif dan gerakan-gerakan dominan yang merupakan ciri khas dari pendekatan pola gerak dominan. Menyesuaikan
dengan materi pembelajaran yang diteliti yaitu lompat jauh gaya jongkok yang merupakan bagian dari pembelajaran atletik, dalam penelitian ini
dibatasi hanya pada pendekatan drill dan pendekatan bermain.
d. Pendekatan Pembelajaran Drill 1
Pengertian Pendekatan Pembelajaran Drill
Pendekatan driil adalah pendekatan pembelajaran yang selama ini diterapkan oleh guru pendidikan jasmani disekolah-sekolah. Menurut
Suwarna, dkk 2006: 111 pendekatan drill adalah cara mengajar dengan
memberikan latihan berulang-ulang mengenai apa yang telah diajarkan guru sehingga siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan tertentu.
Agar pelaksaaan pendekatan driil dapat berjalan dengan lancar, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a Perlu adanya penjelasan tentang apa yang menjadi tujuan
pembelajaran, sehingga setelah selesai latihan siswa dapat mengerjakan sesuatu yang diharapakan guru.
b Perlu adanya penjelasan tentang apa yang harus dikerjakan oleh siswa.
c Lama latihan perlu disesuaikan dengan kemampuan siswa.
d Perlu adanya kegiatan selingan agar siswa merasa tidak bosan.
e Jika ada kesalahan segera diadakan perbaikan oleh guru.
Suwarna, dkk , 2006 : 111. Sejalan dengan hal tersebut Danu Hoedaya 2001:3 menerangkan
bahwa pendekatan drill adalah pendekatan pembelajaran jasmani yang menekankan pada penguasaan teknik dasar, dan berorientasi pada
keterampilan teknik. Berdasar pendapat ahli tersebut dapat diartikan bahwa pendekatan
pembelajaran drill dalam pendidikan jasmani adalah cara mengajar dengan memberikan latihan yang berulang-ulang hingga siswa mampu menguasai
teknik yang diajarkan.
2 Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Pembelajaran Drill
Kelebihan pendekatan pembelajaran drill antara lain: a
Siswa dapat mengerti dan menguasai teknik-teknik yang diajarkan dengan baik dan benar.
b Siswa dapat memperagakan atau mempraktekkan teknik yang diajarkan
dengan baik dan benar. c
Kesalahan teknik dapat dikenali lebih awal karena ada koreksi dari guru,sehingga dapat meminimalkan kesalahan teknik.
Sedangkan kelemahan pendekatan pembelajaran drill antara lain: a
Dapat menimbulkan rasa bosan, karena harus mengulung-ulang gerakan yang sama secara terus menerus dan menunggu giliran untuk melakukan
tugas ajar.
b Hasrat gerak siswa tidak terpenuhi karena pembelajaran harus dilakukan
secara runtut.
e. Pendekatan Pembelajaran Bermain 1
Pengertian Pendekatan Pembelajaran Bermain Menurut Rusli Lutan 2000:31 memaparkan bahwa bermain
sebagai aktivitas yang dilakukan secara bebas dan sukarela. Sejalan dengan hal tersebut M. Furqon Hidayatullah 2008:4 menerangkan bahwa
bermain merupakan cara untuk bereksplorasi dan bereksperimen dengan dunia sekitar sehingga anak akan menemukan sesuatu dari pengalaman
bermain. Pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dikonsep dalam bentuk permainan. Menurut Wahjoedi 1999:121
pendekatan bermain adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk atau situasi permainan.
Berdasar pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan bermain merupakan pembelajaran yang dikonsep dalam bentuk
permainan yang mengarah pada teknik-teknik yang diajarkan dan diharapkan mampu untuk meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam
belajar, sehingga hasil belajar siswa akan lebih optimal.
2 Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Pembelajaran Bermain
Kelebihan pendekatan pembelajaran bermain antara lain : a
Pembelajaran dalam bentuk permainan akan menimbulkan rasa senang dan motivasi belajar meningkat.
b Dapat merangsang kemampuan berpikir, memecahkan masalah, dan
mengambil keputusan yang tepat sesuai situasi yang terjadi dalam permainan.
c Meningkatkan kemampuan siswa untuk menilai dirinya sendiri dan
kemampuannya selama proses pengajaran apakah sudah baik atau belum.
Sedangkan kelemahan pendekatan pembelajaran bermain antara lain :
a Siswa kurang memahami konsep gerakan teknik yang diajarkan
dengan baik dan benar, sehingga akan sering terjadi kesalahan teknik. b
Pengorganisasian pembelajaran kurang terkendali. c
Guru akan mengalami kesulitan untuk mengontrol kesalahan teknik yang dilakukan siswa.
f. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Drill dan Bermain dalam Lompat
Jauh Gaya Jongkok
Dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok,ada beberapa pendekatan pembelajaran yang dapat dipilih guru untuk mampu
mengoptimalkan hasil belajar siswa, diantaranya adalah pendekatan pembelajaran drill dan pendekatan pembelajaran bermain. Adapun pengertian
dari pendekatan drill dan bermain dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok adalah sebagai berikut:
1 Pendekatan drill dalam pembelajaran pada lompat jauh gaya jongkok
Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok yang mengutamakan latihan teknik dasar dengan sistem pengulangan agar siswa dapat
menguasai teknik lompat jauh gaya jongkok yang berupa awalan, tolakan, melayang diudara dan teknik mendarat dengan baik dan benar.
2 Pendekatan bermain dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok yang dikonsep dalam bentuk permainan yang mengarah pada teknik-teknik yang diajarkan dan
diharapkan mampu untuk meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam belajar. Adapun bentuk-bentuk permainan yang dapat dilakukan dalam
pembelajaran lompat jauh gaya jongkok adalah: melompat parit, lompat
melewati rintangan bilah, tali dan kardus, melompati ban sepeda, melompat dari atas bangku atau kursi, lomba lompat jauh, dan sebagainya.
Sehingga siswa dapat menemukan sendiri cara melakukan lompatan melalui diskusi dan bermain secara berkelompok.
3. Lompat Jauh a.
Pengertian Lompat Jauh
Lompat jauh merupakan salah satu nomor dalam cabang olahraga atletik. Atletik sebagaimana kita ketahui adalah merupakan cabang olahraga
yang paling tua dan merupakan induk dari semua cabang olahraga, yang gerakannya merupakan ragam dan pola gerak dasar hidup manusia. Gerakan-
gerakan dalam atletik adalah gerakan yang dilakukan manusia sehari-hari yaitu seperti gerakan jalan, lari, lompat dan lempar. Sebagai salah satu nomor
dalam cabang olahraga atletik lompat jauh mempunyai pengertian suatu keterampilan gerak dari suatu tempat ketempat lain dengan satu kali tolakan
kedepan untuk mencapai jarak lompatan sejauh mungkin menuju bak pendaratan yang berisi pasir Joko Supriyanto,2008:19. Untuk itu diperlukan
penguasaan teknik yang kontinyu untuk menghasilkan lompatan yang maksimal. Dalam melakukan lompat jauh terdapat rangkaian gerakan teknik
yang merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, yaitu: awalan, tolakan, saat melayang diudara, dan pendaratan.
b. Pengertian Lompat Jauh Gaya Jongkok
Dalam dunia pendidikan lompat jauh sebagai salah satu nomor dari cabang olahraga atletik merupakan suatu materi ajar yang diberikan kepada
siswa disekolah. Dalam belajar lompat jauh untuk memperoleh hasil lompatan yang maksimal selain harus menguasai rangkaian gerakan teknik
dalam lompat jauh dengan baik, siswa dapat melakukan lompatan dengan berbagai macam gaya. Agus Mukholid 2007:150-152 menerangkan bahwa
beberapa macam gaya yang dapat digunkan siswa dalam belajar lompat jauh adalah: gaya jongkok, gaya menggantung, dan gaya berjalan diudara.
Sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa kelas X SMA pada aspek pengembangan olahraga, maka gaya yang digunakan dalam
penelitian ini adalah gaya jongkok. Disebut lompat jauh gaya jongkok karena pada saat melayang diudara posisi badan seperti orang jongkok. Lompat jauh
gaya jongkok adalah gerakan lompat jauh dimana sikap badan saat melayang diudara posisi kedua tungkai jongkok, kedua lutut ditekuk, dan kedua tangan
kedepan .
c. Teknik Lompat Jauh Gaya Jongkok
Teknik merupakan rangkuman metode yang dipergunakan dalam melakukan gerakan dalam suatu cabang olahraga. Teknik juga merupakan
suatu proses gerakan dan pembuktian dalam suatu cabang olahraga, atau dengan kata lain teknik merupakan pelaksanaan suatu kegiatan secara efektif
dan rasional yang memungkinkan suatu hasil yang optimal dalam latihan, perlombaan ataupun pembelajaran. Rangkaian gerakan teknik yang harus
dikuasai dalam belajar lompat jauh gaya jongkok adalalah sebagai berikut : 1
Awalan Awalan dilakukan untuk mendapatkan kekuatan tumpuan yang
maksimal dan mendapatkan daya dorong pada saat melayang. Awalan dilakukan dengan jarak 30 sampai 40 meter dengan panjang langkah,
jumlah langkah dan kecepatan lari konstan. Dalam hal ini tidak boleh mengurangi kecepatan dan berganti langkah. Awalan merupakan tahap
pertama dalam lompat jauh. Tujuan awalan adalah untuk mendapatkan kecepatan maksimal pada saat akan melompat dan membawa pelompat
pada posisi yang optimal untuk tolakan. Awalan yang benar merupakan prasyarat yang harus dipenuhi, untuk menghasilkan jarak lompatan yang
sejauh-jauhnya.
Awalan lompat jauh dilakukan dengan berlari secepat-cepatnya sebelum salah satu kaki menumpu pada balok tumpuan. Awalan lompat
jauh harus dilakukan dengan harmonis, lancar dan dengan kecepatan yang tinggi, tanpa ada gangguan langkah agar diperoleh ketepatan bertumpu
pada balok tumpuan. Menurut Aip Syarifuddin 1992: 91 bahwa Untuk menjaga kemungkinan pada waktu melakukan awalan itu tidak cocok, atau
ketidak tepatan antara awalan dan tolakan, biasanya pelompat membuat dua buah tanda cherkmark antara permulaan akan memulai melakukan
awalan dengan papan tolakan. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi pemberian tanda untuk membuat cherkmark untuk ketepatan
tumpuan sebagai berikut:
Bak Pasir Tanda Tanda
pertama kedua Papan tolak
Gambar 1. Ilustrasi Awalan Lompat Aip Syarifuddin, 1992:91 2
Tolakan Tolakan adalah perpindahan yang sangat cepat antara lari awalan dan
melayang. Ketepatan tolakan pada balok tumpu dan besarnya hasil tolakan oleh kaki, sangat menentukan pencapaian hasil lompatan. Tolakan dilakukan
dengan kaki kiri maupun kanan, tergantung kaki mana yang lebih kuat dan dominan. Pada waktu menolak, badan condong kedepan dengan titik berat
terletak agak kedepan, setelah menolak kaki diayun kedepan atas dengan sudut tolakan 40 sampai 50 derajat. Berikut ini disajikan ilustrasi gerakan
menumpu untuk menolak sebagai berikut:
Gambar 2. Ilustrasi Tumpuan Lompat Jauh Aip Syarifuddin, 1992:91 3
Melayang di Udara Sikap dan gerakan badan di udara sangat erat kaitannya dengan
kecepatan awalan dan kekuatan tolakan. Karena pada waktu lepas dari papan tolak, badan si pelompat dipengaruhi oleh suatu kekuatan yang disebut “daya
penarik bumi”. Daya penarik bumi ini bertitik tangkap pada suatu titik yang disebut titik berat badan T.B.center of gravity. Titik berat badan ini
letaknya kira-kira pada pinggang si pelompat sedikit di bawah pusar agak ke belakang. Hal yang perlu diperhatikan pada saat melayang di udara yaitu
menjaga keseimbangan tubuh, sehingga akan membantu pendaratan. Sikap badan diudara lompat jauh gaya jongkok yaitu, waktu lepas dari balok tumpu,
kedua tungkai diudara dalam keadaan jongkok, kedua lutut ditekuk, kedua tangan kedepan. Pada waktu akan mendarat kedua kaki dijulurkan kedepan,
kemudian mendarat dengan dua kaki. Berikut ini disajikan ilustrasi gerakan melayang di udara lompat jauh gaya jongkok sebagai berikut:
Gambar 3. Ilustrasi Melayang di Udara Aip Syarifuddin, 1992:91 4
Mendarat Pada saat mendarat pelompat harus menjulurkan kedua tungkainya
kedepan sejauh-jauhnya dengan tidak kehilangan keseimbangan. Pendaratan sebaiknya dilakukan dengan kedua belah kaki pada bagian tumit terlebih
dahulu, Sebelum tumit menyentuh pasir kaki diluruskan kedepan, jarak antar kaki jangan terlalu berjuhan dan setelah tumit menyentuh pasir kedua lutut
segera ditekuk dan badan condong kedepan disertai kedua tangan mengayun kedepan.
Untuk lebih jelasnya mengenai rangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok dapat diperhatikan dalam gambar dibawah ini.
Gambar 4. Ilustrasi Rangkaian Gerakan Lompat Jauh Gaya Jongkok Sumber, http:grandmall10.wordpress.com. Diakses 2 Januari 2011
4. Hasil Belajar a.
Pengertian Hasil Belajar
Menurut Gagne serta Jenkins yang dikutip Hamzah Uno 2007:17 mengartikan bahwa hasil belajar merupakan pengalaman-pengalaman belajar
yang diperoleh siswa dalam bentuk kemampuan-kemampuan tertentu. Sardiman A.M 2010 : 49 menerangkan bahwa proses belajar akan
menghasilkan hasil belajar. Hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh komponen-komponen yang mendukung proses belajar dan aktivitas siwa
sebagai subjek belajar. Adapun hasil pengajaran dikatakan betul-betul baik apabila memiliki cirri-ciri sebagai berikut : a Hasil itu tahan lama dan dapat
digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh siswa, b Hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik Sardiman A.M, 2010 : 50. Berdasar pendapat
para ahli tersebut dapat diartikan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami proses belajar, berupa penguasaan
kemampuan atau keterampilan tertentu.
b. Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok
Belajar sebagai perubahan perilaku terjadi setelah siswa mengikuti atau mengalami suatu proses belajar, yaitu hasil belajar dalam bentuk
penguasaan kemampuan atau keterampilan tertentu Hamzah Uno, 2007 :16. Menurut Klausmeier yang dikutip oleh Hamzah Uno 2007 :17 menjelaskan
bahwa untuk meraih hasil belajar dalam penguasaan keterampilan, proses belajar yang dilalui memiliki beberapa kekhasan sebagi berikut :
1 Peralihan dari kontrol sengaja pada kontrol otomatis, mula-mula gerakan
terjadi secara perlahan dan tidak beraturan kemudian menjadi gerakan yang semakin cepat, tepat dan beraturan.
2 Gerakan mula-mula samar, tidak jelas, kemudian menjadi semakin jelas
dan nyata, baik dalam kualitas dan kuantitasnya. 3
Umpan balik menjadi semakin cepat. Dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok, hasil belajar siswa
dapat dikatakan suatu kemampuan atau keterampilan siswa untuk melakukan
lompat jauh dengan gaya jongkok secara baik dan benar meliputi penguasaan aspek-aspek teknik dasar dalam lompat jauh. Hasil belajar lompat jauh gaya
jongkok yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil dari proses belajar yang merupakan kemampuan untuk melakukan rangkaian gerakan lompat
jauh dalam hal sebagai berikut : 1
Kemampuan melakukan awalan a
Jarak awalan 20 sampai 30 meter b
Panjang langkah konstan c
Jumlah langkah konstan d
Kecepatan lari konstan e
Pandangan ke depan 2
Kemampuan melakukan tolakan a
Menggunakan satu kaki b
Bertumpu pada balok tumpu c
Badan condong kedepan d
Sudut tolakan 40 sampai 50 derajat e
Kedua lengan ikut serta diayunkan ke depan atas. Pandangan ke depan atas jangan melihat kebawah
3 Kemampuan melakukan sikap badan diudara
a Pada saat melayang tungkai diposisikan dalam keadaan jongkok
b Kedua lutut ditekuk
c Sikap badan seperti posisi orang jongkok
d Kedua lengan diayun kedepan menuju belakang
e Pandangan lurus kedepan
4 Kemampuan mendarat
a Menjulurkan kedua tungkai kedepan
b Membungkukkan badan hingga badan dan lutut hampir merapat
c Lutut dibengkokkan
d Menjulurkan tangan kedepan
e Mendarat dengan kedua kaki dengan tumit terlebih dahulu
5 Kemampuan mencapai jarak lompatan.
B. Kerangka Berpikir