seseorang yang tahu dan paham akan bahaya asap rokok, maka ia akan menghindar dari asap tersebut untuk menjaga kesehatannya.
5. Sintesis syntesis Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Misalnya seseorang mengaitkan efek-efek dari asap rokok
dan kandungannya yang dapat menimbulkan penyakit seperti, kanker paru dan PPOK.
6. Evaluasi evaluation Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Sehingga subjek akan menanggapi rokok secara positif maupun negatif.
Pengukuran pengetahuan dapat kita lakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tantang isi materi yang diukur dari subjek penelitian
atau responden. Sejauh mana pengetahuan yang ingin kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas.
2.2. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek Notoatmodjo, 2007.
Struktur sikap terdiri atas tiga komponen menurut Azwar 2009 yaitu: 1. Komponen kognitif cognitive
Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek.
Komponen afektif affective Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif
seseorang terhadap suatu sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu.
2. Komponen konatif conative Komponen konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana
perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri
Universitas Sumatera Utara
seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan banyak
mempengaruhi perilaku. Menurut Notoatmodjo 2007 sikap terdiri atas 4 tingkatan, yaitu:
1. Menerima reiciving 2. Merespon responding
3. Menghargai valuing 4. Bertanggung jawab responsible
Sikap dimulai dari subjek mau memerhatikan rokok sebagai stimulus yang diberikan, kemudian subjek akan merespon rokok. Selanjutnya subjek mulai
tertarik terhadap rokok, biasanya subjek mulai berbagi pendapat atau berdiskusikan akan rokok terhadap orang disekitarnya. Akhirnya subjek akan
membuat pilihannya terhadap dengan segala risiko dari rokok tersebut. Loren, 2009.
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pertanyaan
responden. Sedangkan secara tidak langsung dapat ditanyakan dengan pernyataan- pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden.
2.3. Rokok
2.3.1. Definisi Rokok dan Merokok
Menurut Peraturan Pemerintah RI 2003 dalam Purba 2009, rokok adalah hasil olahan tembakau termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang
dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan
tambahan. Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya
baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Merokok menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas dimasyarakat Kusuma, 2011.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2. Jenis Rokok
Menurut Purba 2009, rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini berdasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi
rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok. Rokok berdasarkan bahan pembungkus, yaitu :
1. Klobot : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung
2. Kawung : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren 3. Sigaret : rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas
4. Cerutu : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau
Rokok berdasarkan bahan baku atau isi, yaitu : 1. Rokok putih
: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu. 2. Rokok kretek
: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa
dan aroma tertentu. 3. Rokok klembak : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau, cengkeh, dan menyanyang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Rokok berdasarkan proses pembuatannya, yaitu : 1. Sigaret Kretek Tangan SKT : rokok yang proses pembuatannya
dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana.
2. Sigaret Kretek Mesin SKM : rokok yang proses pembuatannya
menggunakan mesin. Rokok berdasarkan penggunaan filter , yaitu :
1. Rokok Filter RF : rokok yang pada bagian pangkalnya
terdapat gabus. 2. Rokok Non Filter RNF : rokok yang pada bagian pangkalnya tidak
terdapat gabus.
Universitas Sumatera Utara
2.3.3. Kandungan Rokok
Rokok pada dasarnya merupakan pabrik bahan kimia. Sekali satu batang rokok dibakar maka akan mengeluarkan sekitar 4000 bahan kimia seperti nikotin,
gas karbon monooksida, nitogen oksida, hydrogen cyanide, ammonia, acrolein,acetilen, benzadehyde, urethane, benzane, methanol, coumarin, 4-
ethylcatechol, ortocresol, perylene dan lain-lain. Secara umum bahan-bahan ini dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu komponen gas dan komponen
padat atau partikel, sedangkan komponen padat atau partikel dibagi menjadi nikotin dan tar Aditama, 2011.
Menurut Gondodiputro 2007 dalam Purba 2009 racun utama tembakau adalah tar, nikotin dan gas karbon monooksida.
1. Tar Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat atau hitam yang
merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Kadar tar dalam tembakau antara 0,5-35
mgbatang. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapat menimbulkan kanker pada jalan nafas dan paru.
2. Nikotin Nikotin yang terkandung dalam rokok adalah sebesar 0,5-3
nanogram, dan semuanya diserap sehingga didalam cairan darah sekitar 40-50 nanogram nikotin setiap 1 ml-nya. Nikotin bukan
merupakan komponen karsinogenik. Hasil pembusukan panas dari nikotin seperti dibensakridin, dibensokarbasol, dan nitrosamin yang
bersifat karsinogenik. Pada paru-paru, nikotin menghambat aktivitas silia. Selain itu, nikotin juga memiliki efek adiktif dan psikoaktif.
Perokok akan merasakan kenikmatan, kecemasan berkurang, toleransi dan keterikatan fisik. Hal inilah yang menyebabkan
mengapa sekali merokok susah untuk berhenti. 3. Karbon monooksida
Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna dari unsur zat arang karbon. Gas CO yang dihasilkan sebatang tembakau dapat
Universitas Sumatera Utara
mencapai 3 - 6, dan gas ini dapat dihisap oleh siapa saja, seseorang yang merokok hanya akan menghisap 13 bagian saja,
yaitu arus tengah, sedangkan arus pinggir akan berada tetap diluar. Sesudah itu perokok tidak akan menelan semua asap tetapi ia
semburkan lagi keluar. Gas CO mempunyai kemampuan mengikat hemoglobin yang terdapat dalam sel darah merah, lebih kuat
dibandingkan oksigen, sehingga setiap ada asap tembakau, disamping kadar oksigen udara yang sudah berkurang, ditambah lagi sel darah
merah akan semakin kekurangan oksigen karena yang diangkut adalah CO dan bukan oksigen. Sel tubuh yang kekurangan oksigen
akan melakukan spasme, yaitu menciutkan pembuluh darah. Bila proses ini berlangsung terus-menerus, maka pembuluh darah akan
mudah rusak dengan terjadinya proses aterosklerosis penyempitan. Penyempitan pembuluh darah akan terjadi dimana-mana.
2.3.4. Kategori dan Efek Bagi Perokok
Ada 2 kategori perokok yaitu : 1. Perokok aktif adalah seseorang yang secara aktif merokok.
2. Perokok pasif adalah seseorang yang sebenarnya tidak merokok, namun karena ada orang lain yang merokok di dekatnya, akhirnya ia
pun terpaksa menghisap asap rokoknya. Risiko yang ditanggung oleh perokok pasif lebih berbahaya dibanding perokok aktif karena daya
tahan tubuh terhadap zat-zat berbahaya dari rokok lebih rendah. Menurut Budiantoro 2009 dalam Loren 2009 dari Ikatan Ahli
Kesehatan Masyarakat Indonesia IAKMI mengatakan, sebanyak 25 zat berbahaya yang terkandung dalam rokok masuk ke tubuh perokok perokok aktif,
sedangkan 75 nya beredar di udara bebas yang berisiko masuk ke tubuh orang disekelilingnya perokok pasif. Konsentrasi zat berbahaya di dalam tubuh
perokok pasif lebih besar karena racun yang terhisap melalui asap rokok perokok aktif tidak terfilter. Sedangkan racun rokok dalam tubuh perokok aktif terfilter
melalui ujung rokok yang dihisap. Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang
Universitas Sumatera Utara
mengepul dari ujung rokok yang sedang tidak dihisap. Karena asap yang dihasilkan berasal dari pembakaran tembakau yang tidak sempurna.
Asap rokok yang dihisap atau asap rokok yang dihirup melalui dua komponen, yaitu komponen yang lekas menguap berbentuk gas dan komponen
yang bersama gas terkondenisasi menjadi pertikulat. Dengan demikian, asap rokok yang dihisap dapat berupa gas sejumlah 85 dan sisanya berupa partikel.
Dilihat dari segi asap rokok, asap rokok dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu asap rokok yang dihisap melalui mulut disebut mainstream smoke, dan asap rokok
yang terbentuk pada ujung rokok yang terbakar serta asap rokok yang dihembuskan ke udara oleh si perokok disebut sidestream smoke. Kedua asap
tersebut mengakibatkan seseorang menjadi perokok pasif Sitepoe, 2000 dalam Sumarna, 2009.
Menurut Rahmatullah 2009 beberapa penyakit yang yang berhubungan dengan merokok pasif atau berhubungan dengan paparan asap rokok lingkungan
adalah: 1. Peningkatan infeksi paru dan telinga, serta eksaserbasi akut penyakit
paru kronik, 2. Gangguan pertumbuhan paru pada anak,
3. Peningkatan risiko kematian pada anak sudden infant death syndrome, SISD,
4. Peningkatan kemungkinan penyakit kardiovaskular dan gangguan perilaku neurologis apabila si anak tumbuh menjadi dewasa,
5. Asap rokok lingkungan merupakan penyebab penyakit pada bukan perokok,
6. Paparan asap rokok lingkungan dapat memberikan beberapa efek iritasi akut, dan
7. Paparan asap rokok lingkungan pada orang dewasa bukan perokok dapat meningkatkan risiko untuk timbulnya kanker paru dan penyakit
jantung iskemik.
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian rokok tidak hanya menimbulkan dampak yang berbahaya bagi perokok aktif tetapi juga bagi perokok pasif karena terpaksa
menghirup asap rokok.
i. Klasifikasi Perokok
Klasifikasi tipe perokok menurut Smet 1994 dalam Wijayanti 2009 adalah sebagai berikut :
1. Perokok berat yaitu apabila menghisap 15 batang rokok atau lebih dalam sehari.
2. Perokok sedang yaitu apabila menghisap 5-14 batang rokok dalam sehari.
3. Perokok ringan yaituapabila menghisap 1-4 batang rokok setiap hari. Menurut Atmoko, Faisal, Bobian, Adisworo, dan Yunus 2011
kebiasaan merokok dapat diklasifikasikan berdasarkan Indeks Brinkmann yang didapatkan berdasarkan jumlah batang rokok yang dikonsumsi per hari dikalikan
jumlah tahun orang tersebut mengkonsumsi rokok. Dari Indeks Brinkmann didapatkan 3 jenis kebiasaan merokok, yaitu :
1. Bukan perokok 2. Perokok ringan Indeks Brinkmann 1- 200
3. Perokok sedang Indeks Brinkmann 201- 600 4. Perokok berat Indeks Brinkmann 601
2.4. Dampak Rokok terhadap Paru