122
χ ,  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  terdapat  hubungan  assosiasi  yang
signifikan antara kemampuan penalaran matematik dan komunikasi matematik. Sejauh  mana  assosiasi  ketergantungan  antara  kedua  variabel  yang  diuji
yaitu  kemampuan  penalaran  dan  komunikasi  matematik  siswa  dianalisis menggunakan  koefisien  kontingensi  C.  Nilai  C  yang  diperoleh  adalah  0,12  dan
C
maks
= 0,82. Perbandingan yang diperoleh adalah C = 0,15C
maks
. Menurut kriteria tingkat  assosiasi  berdasarkan  koefisien  kontingensi  nilai  C  tersebut  berada  pada
level  0,00  C
maks
C    0,20  C
maks
dan  assosiasinya  digolongkan  sangat  rendah. Sehingga  dengan  demikian  dapat  disimpulkan  bahwa  tingkat  assosiasi  antara
kemampuan  penalaran  dan  komunikasi  matematik  siswa  yang  mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme Sangat Rendah.
A.5 Hasil Penelitian tentang Sikap Siswa Terhadap Matematik
Sikap  siswa  terhadap  matematik  di  dapat  dengan  menggunakan  angket sikap  skala  Likert  yang  terdiri  dari,  sikap  siswa  terhadap  mata  pelajaran
matematika, sikap
siswa terhadap
pembelajaran dengan
pendekatan konstruktivisme,  dan  sikap  siswa  terhadap  soal-soal  kemampuan  penalaran  dan
komunikasi matematik.
1. Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran Matematika
Rangkuman  hasil  observasi  sikap  siswa  terhadap  mata  pelajaran matematika terdapat pada Tabel 4.38 berikut.
123
Tabel 4.38 Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran Matematika
Sikap Indikator
No. Soal
Sifat Pernyataan
Frekuensi dan Skor SS
S TS
STS
Terhadap Mata
Pelajaran Matematika
Ketertarikan dan perhatian siswa
terhadap pelajaran matematika
1 Positif
18 12
10 45  30
25 2
Positif 21
14 5
53  35 13
3 Positif
13 15
10 2
33  38 25
5 4
Positif 12
18 8
2 30  45
20 5
5 Positif
18 16
6 45  40
15 6
Negatif 6
4 22
8 15  10
55 20
7 Negatif
5 18
7 10
13  45 18
25
Dari  Tabel  4.38  dapat  dilihat,  jawaban  siswa  untuk  pernyataan  nomor  1 yang  menyatakan  bahwa  “Saya  menyenangi  pelajaran  matematika”  sebanyak  18
orang  45  sangat  setuju,  12  orang  30  setuju,  10  orang  25  tidak  setuju, dan  tidak  ada  siswa  yang  menyatakan  sangat  tidak  setuju.  Pernyataan  nomor  2
yang  menyatakan  bahwa  “Saya  bersungguh-sungguh  dalam  mengikuti  pelajaran matematika”  sebanyak  21  orang  53  sangat  setuju,  14  orang  35  setuju,  5
orang  13  tidak  setuju,  dan  tidak  ada  siswa  yang  menyatakan  sangat  tidak setuju.
Pernyataan  nomor  3  yang  menyatakan  bahwa  “Saya  senang  mengerjakan soal-soal  latihan  yang  diberikan  guru  dalam  pelajaran  matematika”  sebanyak  13
124
orang 33 sangat setuju, 15 orang 38 setuju, 8 orang 20 tidak setuju dan 2  orang  5  sangat  tidak  setuju.  Pernyataan  nomor  4  yang  menyatakan  bahwa
“Saya  senang  mengerjakan  soal-soal  latihan  Pekerjaan  Rumah  PR  yang diberikan guru” sebanyak  12 orang 38 sangat setuju, 18 orang 45 setuju, 8
orang 20 tidak setuju, dan 2 orang 2 sangat tidak setuju. Pernyataan  nomor  5  yang  menyatakan  bahwa  “Saya  lebih  menyenangi
pelajaran  matematika  dari  pada  pelajaran  lainnya”  sebanyak  18  orang  45 sangat  setuju,  16  orang  40  setuju,  6  orang  15  tidak  setuju,  dan  tidak  ada
siswa yang menyatakan sangat tidak setuju. Pernyataan nomor 6 yang menyatakan bahwa  “Saya  tidak  menyukai  pelajaran  matematika,  sehingga  saya  malas  setiap
belajar matematika” sebanyak 6 orang 15 sangat setuju, 4 orang 10 setuju, 22  orang  55  tidak  setuju,  dan  8  orang  2  sangat  tidak  setuju.  Pernyataan
nomor  7  yang  menyatakan  bahwa  “Bagi  saya  belajar  matematika  sangat  susah karena banyak rumus-rumus yang harus dikuasai” sebanyak 5 orang 13 sangat
setuju,  18  orang  45  setuju,  7  orang  18  tidak  setuju  dan  10  orang  25 sangat tidak setuju.
Berdasarkan  ketujuh  pernyataan  di  atas  dapat  disimpulkan  secara  umum adanya sikap positif siswa terhadap pelajaran matematika.
2. Sikap