commit to user 23
dan kewajiban harus diadministrasikan dalam APBD. Pengelolaan keuangan daerah selain dilakukan secara efektif dan efisien diharapkan dapat
mendukung terwujudnya tata kelola pemerintah daerah yang baik bersandarkan pada transparansi, akuntabilitas, dan partisipatif. Dalam
pengelolaan keuangan daerah, telah dilakukan juga perubahan yang cukup mendasar antara lain mengenai bentuk dan struktur APBD, anggaran
berbasis kinerja, klasifikasi anggaran, dan prinsip- prinsip akuntansi.
a. Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan keuangan daerah meliputi keseluruhan kegiatan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah secara umum mengacu pada paket reformasi keuangan
negara, yang dituangkan dalam beberapa peraturan perundang- undangan, yaitu UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara, UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan UU Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Sebagai subsistem dari pengelolaan keuangan
negara dan merupakan kewenangan pemerintah daerah, pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah PP
commit to user 24
Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, yang mengatur secara komprehensif dan terpadu omnibus regulation
ketentuan-ketentuan dalam bidang pengelolaan keuangan daerah, dengan mengakomodasi berbagai substansi yang terdapat dalam
berbagai undang-undang di atas. Dengan adanya peraturan perundang- undangan di bidang pengelolaan keuangan daerah, diharapkan dapat
mengharmoniskan pengelolaan
keuangan daerah,
baik antara
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah, serta antara pemerintah daerah dan DPRD, ataupun antara pemerintahan daerah dan
masyarakat. Dengan demikian, daerah dapat mewujudkan pengelolaan keuangan secara efektif dan efisien, serta dapat mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik, berdasarkan tiga pilar utama, yaitu transparansi, akuntabilitas, dan partisipatif. Peraturan Pemerintah
Nomor 58 Tahun 2005 memuat berbagai kebijakan terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, dan pertanggungjawaban
keuangan daerah. Pengaturan pada aspek perencanaan diarahkan agar seluruh proses penyusunan APBD semaksimal mungkin dapat
menunjukkan latar belakang pengambilan keputusan dalam penetapan arah kebijakan umum, skala prioritas dan penetapan alokasi, serta
distribusi sumber daya dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Oleh karena itu, proses dan mekanisme penyusunan APBD dapat
memperjelas jenjang tanggung jawab, baik antara pemerintah daerah dan DPRD, maupun di lingkungan internal pemerintah daerah.
commit to user 25
Pengelolaan keuangan daerah juga menerapkan prinsip anggaran berbasis kinerja.
Dokumen penyusunan anggaran yang disampaikan oleh tiap- tiap Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD disusun dalam format
Rencana Kerja dan Anggaran RKA SKPD dan harus betul-betul dapat menyajikan informasi yang jelas, tentang tujuan, sasaran, serta korelasi
antara besaran anggaran beban kerja dan harga satuan, dengan manfaat dan hasil yang ingin dicapai atau diperoleh masyarakat dari
suatu kegiatan yang dianggarkan. Dalam hal ini, penerapan anggaran berbasis kinerja mengandung makna bahwa setiap penyelenggara
negara berkewajiban untuk bertanggung jawab atas hasil proses dan penggunaan sumber dayanya. Aspek lainnya yang penting adalah
keterkaitan antara kebijakan perencanaan dengan penganggaran oleh pemerintah daerah sedemikian rupa, sehingga sinkron dengan berbagai
kebijakan Pemerintah. Di samping itu, dari sisi pelaksanaan APBD telah diatur mengenai pemberian peran dan tanggung jawab pengelola
keuangan, sistem pengawasan pengeluaran dan sistem pembayaran, manajemen kas dan perencanaan keuangan, pengelolaan piutang dan
utang, pengelolaan investasi, pengelolaan barang milik daerah, larangan penyitaan uang dan barang milik daerah danatau yang dikuasai
negaradaerah, penatausahaan dan pertanggungjawaban APBD, serta akuntansi dan pelaporan. Pengaturan bidang akuntansi dan pelaporan
commit to user 26
dilakukan dalam rangka menguatkan pilar akuntabilitas dan transparansi.
b. Pelaksanaan Desentralisasi Fiskal