commit to user 27
nasional selama 15 tahun, mulai tahun ke-16 sampai dengan tahun ke- 20 setara 1 persen dari pagu DAU nasional. Setelah dilaksanakannya
kebijakan desentralisasi fiskal, perkembangan alokasi transfer ke daerah dari tahun 2001-2008 secara nominal terus meningkat, dari Rp.81,1
triliun 4,8 persen terhadap PDB pada tahun 2001 menjadi Rp. 253,3 triliun 6,4 persen terhadap PDB pada tahun 2007, dan diperkirakan
menjadi Rp. 293,6 triliun 6,3 persen terhadap PDB pada tahun 2008, atau rata-rata tumbuh 20,2 persen per tahun. Alokasi transfer ke daerah
dapat dilihat pada Dalam kurun waktu 2001-2008, dana perimbangan, yang merupakan komponen terbesar dari transfer ke daerah, yang terdiri
atas dana bagi hasil DBH, dana alokasi umum DAU, dan dana alokasi khusus DAK, menunjukkan peningkatan yang cukup
signifikan, dari Rp. 81,1 triliun 4,8 persen terhadap PDB pada tahun 2001 menjadi Rp. 244,0 triliun 6,2 persen terhadap PDB pada tahun
2007, dan diperkirakan mencapai Rp. 279,6 triliun 6,0 persen terhadap PDB pada tahun 2008, atau ratarata tumbuh 19,3 persen per tahun.
Perkembangan alokasi dana perimbangan dari tahun 2001 —
2008. NKAPBN 2009, V-16
2. Dekonsentrasi
Dekonsentrasi merupakan pelimpahan wewenang Pemerintah Pusat kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat di Provinsi. Dalam
pelaksanaanya, instansi yang melaksanakan adalah dinas Provinsi sebagai
commit to user 28
perangkat Pemerintah Daerah Provinsi. Latar belakang adanya dekon ini karena ada kegiatan-kegiatan yang menjadi wewenang Pemerintah Pusat
yang harus dilakukan di daerah. Otonomi daerah “mengharuskan” Pemerintah Pusat menyerahkan tugas-tugas kecuali kewenangan dalam
bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta kewenangan bidang lain seperti diatur dalam pasal 7
ayat 2 UU 221999. Karena Pemerintah Pusat sudah tidak mempunyai instansi vertikal di daerah maka wewenang melaksanakan kegiatan tersebut
dilimpahkan ke daerah. Sesuai dengan pengertiannya, karena wewenang tersebut sebenarnya merupakan wewenang Pemerintah Pusat, maka
pendanaan atas pelaksanaan wewenang tersebut merupakan tanggungjawab Pemerintah Pusat dan dengan sendirinya bersumber dari APBN. Sebagai
konsekuensinya, jika dikemudian hari kegiatan menghasilkan pendapatan maka
pendapatan itu
menjadi hak
Pemerintah Pusat
dan dipertanggungjawabkan melalui APBN.
Penugasan Pemerintah
Pusat yang
dilimpahkan melalui
dekonsentrasi antara lain fasilitasi kerja sama dan penyelesaian perselisihan antar Daerah dalam wilayah kerjanya, penciptaan dan pemeliharaan
ketentraman dan ketertiban umum, pembinaan penyelenggaraan tugas-tugas umum Pemerintah Daerah KabupatenKota, dan sebagainya. Dalam
perkembangannya, hingga saat ini bentuk hubungan dekonsentrasi ini belum dapat benar-benar dilaksanakan. Pemerintah Pusat melalui departemen
teknis masih melakukan kewenangannya dengan apa yang disebut Unit
commit to user 29
Pelaksana TeknisUPT yang ada di daerah. Alasan untuk “memaklumi” hal tersebut memang ada di antara dua hal ini, yaitu daerah yang masih belum
siap atau ketidaksiapan departemen teknis untuk menyerahkan wewenang itu.
3. Tugas Pembantuan