Pengalaman PPL Program Pengalaman Lapangan

17 Keguruaan diatas perlu dilandasi dengan nilai serta sikap keguruan yang positif. PPL merupakan mata kuliah wajib lulus WL, dengan bobot dua SKS, dan nilai final minimal C. PPL dilaksanakan di SLTP dan SMUK yang diizinkan oleh Kanwil Depdikbud DIY, pengurus yayasan dan kepala sekolah yang bersangkutan. Penyelenggaraan PPL dikoordinasikan olewh kepala unit PPL FKIP dan Prodi yang bersangkutan. Tujuan PPL Menurut Buku Pedoman Pelaksanaan PPL Tim Penyusun, 2002:1 antara lain: a. Mengenal lingkungan sosial sekolah secara cermat dan menyeluruh, meliputi aspek fisik, tata administrative, serta tata kurikuler dan kegiatan kependidikannya. b. Menerapkan berbagai kecakapan keguruan secara menyeluruh dan terintegrasi dalam situasi nyata di bawah bimbingan Guru Pembimbing dan Dosen Pembimbing PPL. c. Mengambil manfaat dari pengalaman ber-PPL agar semakin memiliki kecakapan keguruan secara profesional. Berdasarkan pengertian serta tujuan dari PPL dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya PPL merupakan pelatihan bagi para calon guru di sekolah agar menguasai kecakapan keguruan, melatih ketrampilan menjadi guru yang terdiri atas praktik mengajar serta pengelolaan persekolahan dan administrasinya. 18

4. Status Sosial Ekonomi Keluarga

Menurut Susanto 1997:99 status adalah perbandingan peranan dalam masyarakat, dan merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkag laku manusia. Status sosial ekonomi merupakan kombinasi dari status social dan status ekonomi yang dimiliki seseorang orang tua dalam kelompok masyarakat. Status sosial ekonomi menpunyai dua aspek: a. aspek yang agak statis struktural, dimaksudkan sifat hirarkis ialah mengandung perbandingan atau tinggi rendahnya secara relative terhadap status yang lain. b. Aspek yang relatif dinamis aspek fungsional dimaksudkan peranan sosial yang diharapkan dari seseorang yang menduduki status tersebut. Sehubungan dengan konsep status dalam aspeknya yang struktural, maka setiap orang mempunyai tingkatan secara hirarkis antara orang yang satu dengan yang lain, sehingga setiap orang menpunyai status atau kedudukan yangberbeda satu dengan yang lainnya tergantung posisi dalam masyarakat. Adanya perbedaan kedudukan-kedudukaan tersebut menyebabkan sistem pelapisan sosial atau social stratification, yaitu perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau secara hirarkis. Sistem berlapis-lapis dalam masyarakat ditimbulkan karena adanya sesuatu yang dihargai oleh masyarakat. Barang merupakan sesuatu yang 19 dihargai masyarakat biasanya berupa uang atau benda-benda yang bernilai ekonomis, tanah. Kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesalehan beragama, dan juga keturunan dari keluarga yang terhormat. Soemarjan dn Sumardi, 1946:271. Menurut Soekamto 1997:265-266 masyarakat pada umumnya mempertimbangkan dua macam kedudukan yaitu: a. Ascribed status yaitu kedudukan yang diperoleh tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan.kedudukan tersebut diperoleh melalui kelahiran. b. Archieved status yaitu kedudukan yang dicapai seseorang dengan usaha- usaha yang disengaja. Kedudukan ini tidak dipengaruhi melalui kelahiran akan tetapi bersifatterbuka bagi siap saja dan ini tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar dan mencapai tujuannya. Status sosial ekonomi keluarga dimana didalamnya mencakup tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan dan tingkat penghasilan orang tua serta kualitas lingkungan keluarga yang mencakup fasilitas khusus dan barang- barang berharga yang ad dirumah. Mahmud, 1990:83-84. Winkel 1991:536 mengemukakan bahwa status sosial ekonomi keluarga yaitu tingkat pendidikan orang tua, tinggi rendahnya penghasilan orang tua, jabatan ayah dan ibu, daerah tempat tinggal dan suku bangsa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI