Hubungan prestasi belajar, motivasi belajar, dan pengalaman PPL 2 terhadap minat untuk menjadi guru akuntansi.

(1)

x ABSTRAK

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN PENGALAMAN PPL 2 TERHADAP MINAT UNTUK MENJADI GURU

AKUNTANSI

Studi Kasus : Pada mahasiswa-mahasiswi Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2005

Bangkit Harry Saputra Universitas Sanata Dharma

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) ada hubungan prestasi belajar dengan minat untuk menjadi guru akuntansi; (2) ada hubungan motivasi belajar dengan minat untuk menjadi guru akuntansi; (3) ada hubungan pengalaman PPL 2 dengan minat untuk menjadi guru akuntansi.

Penelitian ini merupakan studi kasus pada mahasiswa-mahasiswi Prodi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2005. Populasi penelitian adalah seluruh mahsiswa-mahasiswi prodi pendidikan akuntansi angkatan 2005. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik diskriptif dan korelasi Product Moment.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan signifikan antara prestasi belajar dengan minat untuk menjadi guru akuntansi ( rx1y = 0,159 dan thitung = 0,056 < ttabel = 2,013); (2) tidak ada hubungan antara motivasi belajar dengan minat untuk menjadi guru akuntansi (rx2y = 0,327 dan thitung=1,382 < ttabel = 2,013 ); (3) tidak ada hubungan antara pengalaman PPL 2 dengan minat untuk menjadi guru akuntansi (rx3y = 0,365 dan thitung = 1,805 < ttabel = 2,013).


(2)

xi ABSTRACT

RELATIONS OF LEARNING ACHIEVEMENT, LEARNING MOTIVATION AND EXPERIENCE OF MICRO TEACHING 2 TO WARDS THE INTEREST OF BEING ACCOUNTING TEACHERS

A Case Study: Students of Accounting of 2005 Academic Period

Bangkit Harry Saputra Sanata Dharma University

2009

This research intends to know: (1) the relation of learning achievement and the interest of being an accounting teacher; (2) the relation of learning motivation and the interest of being an accounting teacher; (3) the relation of experience of micro teaching 2 and the interest of being an accounting teacher.

This research is a case study at students of accounting faculty of education 2005 academic period. The research population are all students of accounting of 2005 academic period. Questioners are methods to collect the data. The descriptive statistic and Product Moment correlation are used to analize the data.

The results of the research show that: (1) there isn’t any significant relation between learning achievement and the interest of being an accounting teacher (rx1y = 0,519 and taccount = 0,056 < ttable = 2,013); (2) there isn’t any significant relation between learning motivation and the interest of being an accounting teacher (rx1y = 0,327 and taccount = 1,382 < ttable = 2,013); (3) there isn’t any significant relation between experience of micro teaching 2 and the interest of being an accounting teacher (rx1y = 0,365 and taccount 1,805 < ttable = 2,013).


(3)

i

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR, DAN PENGALAMAN PPL 2 TERHADAP MINAT UNTUK MENJADI

GURU AKUNTANSI

Studi Kasus: Pada mahasiswa-mahasiswi Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2005

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh :

BANGKIT HARRY SAPUTRA NIM : 051334021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2009


(4)

(5)

(6)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

1.

Bapakku Thoyib Hadiwijaya, S.E. dan Ibuku Ch. Yuniarti

yang senantiasa memberikan kasih sayang dan dukungan doa sehingga aku bisa menjadi orang yang berguna.

2.

Adikku Agustina Kartika Dewi

yang telah membuatku bersemangat untuk segera menyelesaikan kuliah.

3.

Semua anak Pendidikan Akuntansi 2005

terima kasih untuk dukungan doa yang diberikan, sehingga aku bisa menyelesaikan kuliahku. 4.

Si Hitam Manisku

terima kasih karena selalu menemaniku setiap aku


(7)

v

MOTTO

Hidup itu semua serba terbatas, tetapi janganlah keterbatasan itu

mengalahkan kita untuk berkembang tetapi berkembanglah dari


(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan karya asli saya yang tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.


(9)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : BANGKIT HARRY SAPUTRA Nomor Mahasiswa : 051334021

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR, DAN PENGALAMAN PPL 2 TERHADAP MINAT UNTUK MENJADI

GURU AKUNTANSI

Studi Kasus: Pada mahasiswa-mahasiswi Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2005

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 24 Agustus 2009

Yang menyatakan


(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya yang besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN PENGALAMAN PPL 2 TERHADAP MINAT MENJADI GURU AKUNTANSI”.

Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidaklah mungkin terlaksana dengan baik tanpa bantuan, kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

4. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

5. Bapak A. Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

6. Ibu Indah Nugraheni, S,Pd., S.I.P., M.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

7. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan;

8. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu kelancaran proses belajar selama ini;


(11)

viii

9. Bapak Thoyib Hadiwijaya, S.E. dan Ibu Ch. Yuniarti yang selalu memberikan kasih sayang dan dukungan doa;

10. Adikku Agustina Kartika Dewi yang selalu memberikan canda tawa dan dukungan doa;

11. Avallokhita Hernindya Pramoedyawardani yang selalu memberikan perhatian dan dukungan doa selama menyusun skripsi;

12. Si Hitam manisku AB 4462 CZ yang selalu menemaniku setiap aku melangkah.

13. Benedictus Singgih Prasetyo, S.Pd dan Eko Guswanto, S.pd yang telah membantu penulis dalam kelancaran penulisan skripsi;

14. Niken dan Filipus terimakasih untuk pinjaman printernya tanpa kalian penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi;

15. Tri, Riri, Niken, Tithe, Asih, Candra, Vivi, Kurnia, Era, Singgih, Bangkit, Iwax, Tosu, Yanto, Maz Eka, Febran, Maz Adi, Arnon, Kris, Filip, Itox, Yansen, Lilik, Dwi Cowk, Feri, Wulan, Rini, Yuni, Eka Cewk, Lisa, Rosa, Galuh, Rita, Boim, Chopy, Nophe’, Whilda, dan semua teman angkatan 2005 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih untuk kebersamaan selama kurang lebih empat tahun di kampus tercinta, Universitas Sanata Dharma. Hadiah terindah yang penulis terima saat berkenalan, berteman, bersahabat, berbagi, dan memperoleh kenangan indah bersama kalian;

16. Anak-anak warung soto realino Itok, Itik, Si-W, Yadi, Gery, Ony, Galih “Kopet”, BonHead, Jeblux, Galih, Angel, Pujo, Rio, Utoy, Chodot, dab Anton, Tejo, Pak Jhon, Iwan dan bu Yayuk terimakasih untuk kebersamaan selama ini;

17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi.


(12)

ix

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.

Penulis


(13)

x ABSTRAK

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN PENGALAMAN PPL 2 TERHADAP MINAT UNTUK MENJADI GURU

AKUNTANSI

Studi Kasus : Pada mahasiswa-mahasiswi Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2005

Bangkit Harry Saputra Universitas Sanata Dharma

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) ada hubungan prestasi belajar dengan minat untuk menjadi guru akuntansi; (2) ada hubungan motivasi belajar dengan minat untuk menjadi guru akuntansi; (3) ada hubungan pengalaman PPL 2 dengan minat untuk menjadi guru akuntansi.

Penelitian ini merupakan studi kasus pada mahasiswa-mahasiswi Prodi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2005. Populasi penelitian adalah seluruh mahsiswa-mahasiswi prodi pendidikan akuntansi angkatan 2005. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik diskriptif dan korelasi Product Moment.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan signifikan antara prestasi belajar dengan minat untuk menjadi guru akuntansi ( rx1y = 0,159 dan thitung = 0,056 < ttabel = 2,013); (2) tidak ada hubungan antara motivasi belajar dengan minat untuk menjadi guru akuntansi (rx2y = 0,327 dan thitung=1,382 < ttabel = 2,013 ); (3) tidak ada hubungan antara pengalaman PPL 2 dengan minat untuk menjadi guru akuntansi (rx3y = 0,365 dan thitung = 1,805 < ttabel = 2,013).


(14)

xi ABSTRACT

RELATIONS OF LEARNING ACHIEVEMENT, LEARNING MOTIVATION AND EXPERIENCE OF MICRO TEACHING 2 TO WARDS THE INTEREST OF BEING ACCOUNTING TEACHERS

A Case Study: Students of Accounting of 2005 Academic Period

Bangkit Harry Saputra Sanata Dharma University

2009

This research intends to know: (1) the relation of learning achievement and the interest of being an accounting teacher; (2) the relation of learning motivation and the interest of being an accounting teacher; (3) the relation of experience of micro teaching 2 and the interest of being an accounting teacher.

This research is a case study at students of accounting faculty of education 2005 academic period. The research population are all students of accounting of 2005 academic period. Questioners are methods to collect the data. The descriptive statistic and Product Moment correlation are used to analize the data.

The results of the research show that: (1) there isn’t any significant relation between learning achievement and the interest of being an accounting teacher (rx1y = 0,519 and taccount = 0,056 < ttable = 2,013); (2) there isn’t any significant relation between learning motivation and the interest of being an accounting teacher (rx1y = 0,327 and taccount = 1,382 < ttable = 2,013); (3) there isn’t any significant relation between experience of micro teaching 2 and the interest of being an accounting teacher (rx1y = 0,365 and taccount 1,805 < ttable = 2,013).


(15)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT... xi

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Kajian Teoritik ... 9

1. Prestasi Belajar ... 9

2. Motivasi Belajar ... 11

3. PPL2 ( Program Pengalaman Lapangan ) ... 13

4. Pengertian Minat ... 19

B. Kerangka Teoretik... 25

1. Hubungan Prestasi Belajar terhadap minat menjadi Guru Akuntansi ... 25


(16)

xiii

2. Hubungan Motivasi Belajar terhadap minat

menjadi Guru Akuntansi ... 25

3. Hubungan Pengalaman PPL2 terhadap minat menjadi Guru Akuntansi ... 26

C. Hipotesis... 26

BAB III METODE PENELITIAN... 27

A. Jenis Penelitian... 27

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel... 27

1. Populasi Penelitian ... 27

2. Sampel Penelitian... 27

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 28

1. Variabel Prestasi Belajar ... 29

2. Variabel Motivasi Belajar ... 29

3. Variabel Pengalaman PPL2... 30

4. Variabel Minat menjadi guru ... 30

F. Teknik Pengumpulan Data... 31

G. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 33

1. Pengujian Validitas ... 34

2. Pengujian Reliabilitas ... 37

H. Teknik Analisis Data... 38

1.Pengujian Prasyarat Analisis... 38

a. Pengujian Normalitas ... 38

b. Uji Linieritas ... 38

2. Pengujian Hipotesis... 39

a. Perumusan Hipotesis... 39

b. Pengujian Hipotesis... 39

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 45


(17)

xiv

B. Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan USD... 49

C. Prodi Pendidikan Akuntansi... 51

D. Program dan fasilitas pendukung untuk Kesejahteraan mahasiswa... 52

BAB V DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 61

A. Deskripsi Data... 61

1. Deskripsi Responden Penelitian ... 61

B. Analisis Data ... 64

1. Pengujian Prasyarat Analisis ... 64

a. Pengujian Normalitas ... 64

b. Pengujian Linieritas ... 65

C. Pengujian Hipotesis Penelitian... 67

c. Hipotesis 1... 69

d. Hipotesis 2... 71

e. Hipotesis 3... 74

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 76

1. Hubungan antara prestasi belajar dengan minat menjadi guru Akuntansi ... 76

2. Hubungan antara motivasi belajar dengan minat menjadi guru Akuntansi ... 77

3. Hubungan antara Pengalaman PPL2 dengan minat menjadi guru Akuntansi ... 78

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 80

A. Kesimpulan ... 80

B. Keterbatasan... 81

C. Saran... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 84


(18)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Skoring Variabel Prestasi Belajar ... 29

Tabel 3.2. Skoring Variabel Motivasi Belajar... 30

Tabel 3.3. Skoring Variabel Pengalaman PPL 2... 30

Tabel 3.4. Skoring Variabel Minat Menjadi Guru ... 31

Tabel 3.5. Kisi-Kisi Kuesioner... 32

Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar... 34

Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Instrumen pengalaman PPL 2 ... 35

Tabel 3.8. HasilUji Validitas Instrumen Minat Menjadi Guru Akuntansi ... 35

Tabel 3.9. Hasil Uji Reliabiltias ... 37

Tabel 3.10. Tingkat Keterhandalan Variabel Penelitian ... 37

Tabel 5.1. Deskripsi Variabel Prestasi Belajar... 61

Tabel 5.2. Deskripsi Variabel Motivasi Belajar... 62

Tabel 5.3. Deskripsi Variabel Pengalaman PPL 2 ... 63

Tabel 5.4. Deskripsi Variabel Minat Menjadi Guru... 64

Tabel 5.5. Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas ... 65

Tabel 5.6. Tabel Linieritas Variabel Prestasi Belajar... 66

Tabel 5.7. Tabel Linieritas Variabel Motivasi Belajar... 67


(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian... 85

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian... 87

Lampiran 3. Data Induk Validitas dan Reliabilitas ... 93

Lampiran 4. Normalitas dan Linieritas... 96

Lampiran 5. Analisis Data ... 99

Lampiran 6. Kategori Kecenderungan Variabel... 102


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semakin lama seiring dengan kemajuan suatu negara, masyarakat akan terus-menerus berkembang dan pendidikan dibutuhkan oleh masyarakat untuk membantu perkembangan itu. Perkembangan berarti meneruskan dan meningkatkan serta memperbaharui apa yang dimiliki, namun hal ini tidaklah mudah bagi masyarakat. Pendidikan menjadi instrumen atau alat masyarakat untuk meneruskan dan meningkatkan serta memperbaharui potensi yang dimilikinya. Jadi, dunia pendidikan memiliki suatu tantangan yang berat.

Pendidikan merupakan usaha untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan agar dapat berperan pada masa yang akan datang. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional Nomer 2 tahun 1989, bahwa pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan agar dapat berperan dalam masa yang akan datang. Dari pengertian pendidikan tesebut dapat diketahui bahwa kegiatan pendidikan merupakan suatu kegiatan yang disengaja dan mempunyai tujuan yang jelas, yaitu menyiapkan peserta didik untuk dapat berperan pada masa yang akan datang yaitu dapat menentukan sendiri masa depannya dan dapat berperan dalam proses pembangunan selanjutnya.


(21)

Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pendidikan menduduki peranan penting sehingga perlu mendapatkan prioritas tinggi. Perkembangan dan meningkatnya mutu pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari jasa yang diberikan oleh guru. Semua orang pasti mengakui jasa seorang guru bagi dirinya walau hanya di dalam hati, tetapi mereka hanya mengakui dengan tanpa upaya memberikan suatu penghargan.

Pengakuan (penghargaan) masyarakat terhadap profesi guru semakin menurun hal ini dapat dilihat dari gaji dan tunjangan hidup yang rendah, profesionalitas yang semakin luntur sampai penghargaan dan status sosial guru yang merosot di mata masyarakat. Dewasa ini martabat guru semakin terpinggirkan bahkan dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Masyarakat berpandangan bahwa tugas guru idealnya, disamping dapat mentrasnfer pengetahuan, guru juga juga mendidik nilai-nilai universal. Dengan demikian seorang guru hendaknya memiliki moral, iman dan ahklak yang baik yang dapat ditanamkan pada diri siswa. Namun berita dimedia massa surat kabar (Kompas Jumat, 24 Juni 2005) seorang guru tega bertindak asusila terhadap muridnya sendiri, hal menunjukan perilaku guru jauh dari ideal. Perilaku-perilaku negatif menjadikan masyarakat berpandangan negatif terhadap profesi guru.

Profesi guru yang dahulu merupakan profesi yang paling bergengsi dan menjadi dambaan bagi generasi muda pada zaman leluhur kita, kini menjadi kurang diminati dan dihargai dibandingkan dengan profesi lainnya


(22)

3

karena minat mahasiswa menjadi guru berkurang. Marianti (2005:172) menyatakan bahwa profesi guru tidak diminati oleh generasi muda, menjadi guru adalah pilihan terakhir jika seorang calon mahasiswa tidak diterima di jurusan lainnya. Salah satu alasan mahasiswa tidak berminat menekuni profesi guru adalah profesi guru dipandang tidak menjanjikan masa depan yang baik. Hal ini dipengaruhi dengan anggapan di sebagian masyarakat bahwa profesi sebagai guru tidak cukup menjanjikan dari sisi ekonomi, sehingga minat untuk menjadi guru mungkin hanya ada di kepala sebagian kecil anak-anak Indonesia.

Kondisi semacam itu berlainan dengan keadaan sekarang dengan ditetapkannya UU Guru dan Dosen No 14 Tahun 2005 oleh pemerintah dimana penghargaan guru mulai diperhatikan tingkat kesejahteraannya, minat dan gengsi menjadi guru pun mulai berubah. Dalam UU Guru dan Dosen tersebut dijelaskan bahwa pengakuan dan kedudukan guru dan dosen mempunyai misi yaitu : a) mengangkat martabat seorang guru dan dosen; b) menjamin hak dan kewajiban guru dan dosen; c) meningkatkan kompetensi guru dan dosen; d) meningkatkan mutu pendidikan; e) mengurangi kesenjangan ketersedian guru dan dosen antar daerah dari segi mutu, jumlah, kualitas akademik dan kompetensi; f) meningkatkan pelayanan yang bermutu.

Keberadaan Undang-Undang Guru dan Dosen membuat posisi guru sebagai sebuah profesi semakin terlindungi serta kesejahteraan guru semakin terjamin dan meningkat. Guru yang memenuhi kualifikasi akademik dan


(23)

mengantongi sertifikat sebagai pendidik dijanjikan mendapatkan tunjangan sebesar satu kali gaji pokok. Undang-Undang Guru dan Dosen tersebut memberikan manfaat positif bagi guru. Guru yang lulus ujian sertifikasi akan memperoleh tunjangan profesi sebesar 100% dari gaji pokok. Dengan demikian, secara tidak langsung kesejahteraan guru negeri juga akan semakin meningkat. Peningkatan drastis kesejahteraan guru menjadikan perubahan persepsi masyarakat tentang profesi guru dan mengubah minat mahasiswa terpanggil untuk menjadi seorang guru.

Ada banyak faktor yang menyebabkan tinggi/rendahnya minat mahasiswa menjadi seorang guru. Penelitian ini akan memfokuskan pada faktor prestasi belajar, motivasi belajar dan pengalaman PPL.

Prestasi belajar merupakan suatu ukuran kemampuan seseorang terhadap bidang tertentu. Prestasi belajar yang diperoleh juga merupakan salah satu bukti yang menunjukkan keberhasilan seseorang. Dalam perguruan tinggi, tinggi rendahnya indeks prestasi yang dicapai oleh mahasiswa merupakan suatu ukuran kemampuan dan akan mempunyai konsekuensi terhadap studinya, misalnya untuk menentukan cepat atau lambatnya mahasiswa menyelesaikan studinya dan kemampuan mengembangkan potensinya.

Motivasi belajar dipilih untuk diteliti, karena dalam kegiatan belajar, motivasi sangat penting. Tanpa adanya motivasi, proses belajar mengajar tidak akan mencapai hasil yang optimal. Motivasi merupakan pendorong bagi


(24)

5

setiap mahasiswa untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi tidak lepas dari adanya rangsangan-rangsangan, seperti dalam bentuk hadiah, hukuman yang diberikan oleh dosen. Motivasi juga menyangkut kebiasaan yang dimiliki oleh mahasiswa, misalnya kebiasaan menyelesaikan tugas sampai tuntas dan tepat waktu dapat memperkuat motivasi. Demikian juga sebaliknya kebiasaan menyelesaikan tugas asal selesai, santai dan ceroboh dapat mengganggu motivasi. Motivasi bertalian erat dengan tujuan dan cita-cita. Makin besar tujuan bagi yang bersangkutan, makin kuat pula motivasinya, sehingga motivasi itu sangat berguna bagi perbuatan seseorang.

Di samping prestasi belajar dan motivasi belajar, pengalaman PPL diduga juga berpengaruh dalam minat seorang mahasiswa untuk menjadi seorang guru. Pembentukan kemampuan keguruan dilakukan secara bertahap yaitu mulai dari pembentukan berbagai unsur kemampuan, penghayatan sikap dan nilai–nilai melalui berbagai mata kuliah dan kemudian secara bertahap lagi dalam latihan Program Pelatihan Lapangan (PPL). Latihan dalam Program Pengalaman Lapangan dilakukan secara bertahap pula seperti terlihat dalam tahap-tahap latihan : (1) Latihan Keterampilan terbatas melalui latihan dalam Pengajaran Mikro (PPL 1) yang berlangsung dalam situasi buatan (simulasi); (2) pengenalan lapangan melalui observasi dan penghayatan langsung berbagai aspek kehidupan di sekolah; (3) latihan keterampilan secara terintegrasi dalam situasi yang sebenarnya untuk berlatih mengerjakan tugas-tugas mengajar dan non mengajar. Hal-hal yang diperoleh selama melakukan


(25)

PPL juga mempengaruhi tinggi/rendahnya seorang mahasiswa untuk menjadi guru, jika pengalaman yang diperoleh mahasiswa menarik atau berkesan maka minat menjadi guru akan tinggi begitu juga sebaliknya jika pengalaman selama melakukan PPL mahasiswa itu merasa kurang berkesan maka minat untuk menjadi seorang guru akan rendah.

Dari fenomena di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui minat mahasiswa prodi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma untuk menjadi guru. Oleh karena itu, penulis mengambil judul “Hubungan Prestasi Belajar, Motivasi Belajar dan Pengalaman PPL 2 terhadap Minat untuk Menjadi Guru Akuntansi “, studi kasus pada mahasiswa prodi Pedidikan Akuntansi angkatan 2005 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

B. Batasan Masalah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2005 menjadi guru akuntansi. Karena keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya maka penelitian ini dibatasi pada tiga faktor saja yaitu prestasi belajar, motivasi belajar dan pengalaman PPL 2. Ketiga faktor tersebut diduga mempunyai pengaruh yang dominan terhadap minat menjadi guru akuntansi.


(26)

7

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan prestasi belajar dengan minat untuk menjadi guru akuntansi pada mahasiswa prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2005?

2. Apakah ada hubungan motivasi belajar dengan minat untuk menjadi guru akuntansi pada mahasiswa prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2005?

3. Apakah ada hubungan pengalaman PPL 2 dengan minat untuk menjadi guru akuntansi pada mahasiswa prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2005?

D. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas dapat dirumuskan tujuan dari penelitian yang dilakukan yaitu :

1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara prestasi belajar dengan minat menjadi guru akuntansi.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara motivasi belajar dengan minat menjadi guru akuntansi.


(27)

3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pengalaman PPL 2 dengan minat menjadi guru akuntansi.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini kiranya dapat bermanfaat bagi : 1. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan untuk para mahsiswa agar memiliki prestasi belajar dan motivasi belajar yang tinggi untuk menjadi guru akuntansi yang profesional.

2. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan wawasan dalam bidang pendidikan dan menjadi pegangan serta pengambangan karier, mengingat penulis selama ini menempuh studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

3. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat menambah referensi kepustakaan, khususnya referensi tentang pendidikan yang dapat digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan dalam dunia pendidikan.


(28)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik 1. Prestasi Belajar

Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu bentuk perubahan dalam seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan (Oemar Hamalik, 1975:4). Seseorang dikatakan telah belajar, jika di dalam dirinya telah terjadi perubahan tertentu, misalnya semula tidak dapat membaca menjadi dapat membaca. Tetapi tidak semua perubahan dapat disebut sebagai hasil belajar misalnya bayi yang belum bisa duduk menjadi bisa duduk, perubahan ini terjadi karena kematangan.

Di lembaga pendidikan, belajar merupakan suatu rangkaian kegiatan proses belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar di lembaga pendidikan umumnya bertujuan :

a. Mengetahui suatu kepandaian, kecakapan atau konsep yang sebelumnya belum diketahui.

b. Dapat mengajarkan sesuatu kepada manusia yang sebelumnya tidak dapat berbuat, baik tingkah laku maupun ketrampilan.


(29)

c. Mampu mengkombinasikan dua pengetahuan ke dalam suatu pengertian baru, baik ketrampilan, pengetahuan maupun tingkah laku.

d. Dapat memahami atau menerapkan pengetahuan yang telah diperolehnya.

Prestasi belajar

Prestasi belajar yang diperoleh siswa merupakan salah satu bukti yang menunjukkan keberhasilan belajar siswa di sekolah. Mengenai prestasi belajar, W.S Winkel (1984:3) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti usaha yang dicapai.

Winkel (1984:43) menyatakan bahwa ada dua hal yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu :

a. Faktor pada pihak siswa : (1) faktor psikis meliputi intelektual dan non intelektual, (2) faktor atau kondisi fisik.

b. Faktor di luar diri siswa : (1) faktor pengatur proses sekolah, meliputi kurikulum, displin, guru dan fasilitas yang dimiliki sekolah, (2) faktor sosial di sekolah meliputi, sistem sekolah, status sosial, interaksi guru dan siswa, (3) faktor situasional meliputi politik dan ekonomi, waktu, tempat, musim dan iklim.

Pendapat Winkel tersebut di atas sangatlah lengkap karena memasukan faktor dari dalam dan faktor dari luar diri siswa, dimana faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Semakin bagus prestasi belajar siswa maka ketrampilan yang diperoleh di bangku sekolah akan sangat membantu siswa dalam mengembangkan ketrampilan yang dia miliki.


(30)

11

Prestasi belajar siswa dapat diketahui dengan melihat nilai raport. Raport adalah sebuah buku yang membuat laporan hasil belajar siswa selama siswa tersebut mengikuti proses belajar di sekolah. Raport berguna bagi orang tua siswa dan siswa seniri untuk mengetahui kemampuan siswa. Dengan nilai yang tinggi pada mata pelajaran tertentu menunjukkan bahwa siswa tersebut mempunyai bakat, sehingga perlu dikembangkan ilmu yang diperoleh tersebut misalnya dengan berwiraswasta atau melanjutkan ke perguruan tinggi.

Tinggi rendahnya indeks prestasi yang dicapai oleh mahasiswa akan mempunyai konsekuensi terhadap penyelesaian studinya, misalnya untuk menentukan cepat atau lambatnya mahasiswa menyelesaikan studinya, kemampuan mengembangkan potensinya dan sebagainya

2. Motivasi Belajar

Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan. Sedangkan motivasi adlah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu (Usman, 1995: 28-29).


(31)

Menurut Mc. Donald dalam Sardiman AM (1986: 73), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya ”feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Sedangkan menurut W.S. Winkel (1996: 150), motivasi adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi tujuan tertentu.

Muhibbin Syah (1995: 137) membedakan motivasi menjadi dua macam, yaitu :

1. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi intrinsik siswa adalah perasan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Pujian dan hadiah, peraturan/tata tertib sekolah, suri teladan orang tua, guru, merupakan contoh-contoh konkret motivasi ekstrinsik yang dapat menolong siswa untuk belajar.


(32)

13

Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang bersofat internal maupun yang bersifat eksternal, akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan proses pembelajaran materi-materi pelajaran baik di sekolah maupun di rumah. Hasil belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan akan makin berhasi pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intesitas usaha belajar bagi para siswa.

3. PPL 2 ( Program Pengalaman Lapangan ) a. Arti PPL

PPL merupakan muara dari seluruh program pendidikan pra-jabatan guru. Oleh karena itu, pelaksanaan PPL dilakukan sesudah mahasiswa memperoleh bekal yang memadai dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan tugasnya sebagai guru, seperti penguasaan landasan kependidikan, penguasaan mata pelajaran dan pengelolaan proses pembelajaran.

Kecakapan keguruan mempunyai banyak aspek yang berkaitan, yang harus dilatihkan secara bertahap dan terintegrasi. Keseluruhan kecakapan keguruan di atas perlu dilandasi dengan nilai serta sikap keguruan yang positif.

PPL dirancang untuk melatih para calon guru agar memiliki kecakapan keguruan secara lengkap dan terintegrasi. Program ini


(33)

meliputi latihan pembelajaran dan latihan melaksanakan tugas-tugas kependidikan selain pembelajaran.

b. Tujuan PPL

PPL bertujuan agar praktikan memiliki kompetensi berikut :

1) Mengenal lingkungan sosial sekolah secara cermat dan menyeluruh, meliputi aspek fisik, tata administratif, serta tata kurikuler dan kegiatan kependidikan.

2) Menerapkan berbagai kecakapan keguruan secara menyeluruh dan terintegrasi dalam situasi nyata di bawah bimbingan Guru Pamong dan Dosen Pembimbing PPL.

3) Mengambil manfaat dari pengalaman ber-PPL agar semakin memiliki kecakapan keguruan secara profesional.

c. Tempat dan Waktu Pelaksanaan 1) Tempat

PPL dilaksanakan di sekolah menegah (SMU, SMK, dan SLTP), baik sekolah negeri maupun swasta.

2) Waktu

PPL dilaksanakan dengan sistem blok dan sebaran, dalam keadaan tertentu dapat dilaksanakan dengan sistem campuran. d. Prasyarat

Mahasiswa yang diperkenankan melaksanakan PPL adalah mahasiswa yang memenuhi prasyarat berikut :


(34)

15

1) Telah mengikuti mata kuliah keahlian dan ketrampilan di tingkat fakultas berikut ini dengan nilai minimal C :

a). Pengantar Pendidikan

b). Psikologi Belajar dan Pembelajaran c). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling d). Psikologi Remaja

e). Manajemen Sekolah

2) Sudah mengikuti mata kuliah PBM berikut ini dengan nilai minimal C

a. Perencanaan pengajaran b. Metodologi Pengajaran c. Evaluasi Pengajaran d. Pengajaran Mikro

e. Telah mengikuti beberapa mata kuliah mata pelajaran yang ditentukan oleh program studi yang bersangkutan.

e. Kegiatan

1) Membuat rencana kegiatan

2) Dalam pembuatannya praktikan mendiskusikan dengan Guru Pamong dan dosen pembimbing.

3) Mengenal sekolah tempat melaksanakan PPL (Observasi Sekolah)

Dalam penahapan latihan PPL, pengenalan lapangan (sekolah tempat praktikan melaksanakan PPL) merupakan


(35)

tahap awal. Kegiatan pengenalan lapangan ini sebaiknya sudah dilakukan pada semester-semester sebelum kegiatan PPL secara terjadwal dimulai, yaitu waktu mahasiswa mengikuit mata-mata kuliah yang berkaitan langsung dengan kehidupan sekolah, seperti Perencanaan Pengajaran, Metodologi Pengajaran, Pengelolaan Kelas, serta Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.

Aspek-aspek kehidupan sekolah yang perlu dikenali melalui wawancara dan instrumen observasi, antara lain sebagai berikut :

a). Keadaan fisik sekolah, lingkungan dan tata tertibnya. b). Sarana, prasarana, dan fasilitas, termasuk sumber belajar. c). Perangkat administrasi kelas dan sekolah.

d). Jenis-jenis program kurikuler dan ekstrakulikuler yang tersedia di sekolah.

e). Struktur organisasi dan personalia/kepegawaian sekolah. f). Kehidupan sosial (hubungan antara siswa, guru serta

personalia lain) dalam waktu belajar dan waktu istirahat. g). Membuat peta kerawanan kelas dengan mengikuti


(36)

17

f. Mengenal proses pembelajaran dan aktivitas siswa

Untuk menemukan model pembelajaran, praktikan wajib mengobservasi proses pembelajaran yang dilakukan guru pamong minimal 3 kali, sedapat mungkin pada kelas yang berbeda.

Untuk menambah pengalaman pembelajaran, praktikan wajib mengobservasi pembelajaran oleh sesama praktikan minimal 3 kali, sedapat mungkin pada praktikan yang berbeda.

g. Melaksanakan pembelajaran

1) Praktikan wajib melaksanakan pembelajaran minimal 8 kali. Untuk itu, praktikan wajib menyusun silabus dan/atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran-RPP.

2) Silabus dan/atau RPP wajib dikonsultasikan kepada Guru Pamong dan Dosen Pembimbing PPL.

3) Penilaian pembelajaran praktikan dilakukan oleh Guru Pamong dan Dosen pembimbing PPL.

h. Membuat alat peraga untuk kepentingan pengajaran. i. Mengerjakan tugas administrasi/ketatausahaan

Dengan bimbingan wali kelas dan kepala sekolah atau petugas lain yang mewakilinya, praktikan berlatih/berpartisipasi dalam penyelenggaraan administrasi kepegawaian, administrasi kesiswaan, dan administrasi sekolah.

Berlatih/berpartisipasi dalam pemeliharaan dan pendayagunaan sarana pengajaran.


(37)

1) Kegiatan ini dilakukan antara lain dalam hal pengelolaan perpustakaan dan laboratorium.

2) Berlatih/berpartisipasi dalam pembinaan kegiatan kokurikuler dan ekstrakulikuler

3) Kegiatan ini dilakukan antara lain dalam hal pengelolaan OSIS dan kepramukaan

j. Menyelenggarakan kegiatan lain.

Praktikan dianjurkan melakukan kegiatan-kegiatan lain, seperti hal-hal berikut :

1) Membimbing pengisian majalah dinding. 2) Mengikuti upacara-upacara sekolah.

3) Mengikuti pertemuan atau rapat-rapat sekolah. 4) Melaksanakan tugas piket.

Menghadiri pertemuan dengan Dosen Pembimbing dan membina hubungan dengan sekolah

Kegiatan ini dilakukan dalam rangka persiapan dan pembekalan PPL di kampus, dan berbagai pengalaman dalam kelompok di sekolah tempat praktik minimal melaksanakan 4 kali dalam satu periode.

Selama melaksanakan PPL, praktikan berusaha membina hubungan dengan personil sekolah.

k. Membuat Laporan


(38)

19

Buku pribadi yang terdiri dari Buku harian.

Laporan akhir dibuat 3 eksemplar, untuk unsur-unsur berikut: 1) Praktikan ybs.

2) Pihak sekolah terkait 3) Dosen pembimbing PPL

4) Menempuh ujian lisan pertanggungjawaban PPL pada Dosen pembimbing

5) Dalam rangka menentukan nilai final, praktikan wajib mengikuti ujian lisan pertanggungjawaban laporan PPL. 4. Minat

Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan pilihan seseorang. Selain itu, minat juga merupakan salah satu faktor yang penting untuk kemajuan dan keberhasilan seseorang. Seseorang yang mengerjakan suatu pekerjaan yang disertai dengan minat, pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik, daripada mereka yang yang tidak berminat, sehingga pekerjaan yang disertai minat itu akan membuahkan hasil (Winkel, 1994:30)

Minat adalah kecenderungan yang menetap pada subyek untuk merasa tertarik pada hal-hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang tersebut. Dengan kata lain, dapat berarti bahwa tanpa adanya minat yang menetap pada subyek, dalam mengerjakan sesuatu, subyek akan merasa bosan dan hasil yang dicapai tidak memuaskan, sehingga minat dikatakan sebagai penentu pilihan (Winkel, 1994:30).


(39)

Selanjutnya, Whitherington (Buchori,1999:135) mengemukakan bahwa minat adalah kesadaran seseorang bahwa, objek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. Minat adalah suatu pemusatan perhatian yang tidak sengaja terlahir dengan penuh kemauan. Minat termasuk dalam aspek afektif, yaitu suatu aspek yang di dalamnya mengandung unsur perasaan.

Antara minat dan perasaan terdapat hubungan timbal balik, sehingga tidak mengherankan jika mahasiswa yang berperasaan tidak senang juga akan kurang berminat, sedangkan mahasiswa yang berperasaan senang akan berminat. Munculnya minat tidak terbentuk secara tiba-tiba, melainkan terbentuk dan berkembang melalui proses pendidikan, proses sosialisasi dan proses interaksi di kampus, di masyarakat, dan di keluarga.

Menurut Winkel (1984:45), faktor-faktor non intelektual seperti motivasi untuk belajar yang mulai berkurang disebabkan karena tidak ada minat untuk menjadi guru sehingga timbul keraguan terhadap profesi guru. Pendapat lain mengatakan bahwa minat merupakan suatu keadaan kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif dengan objek itu.

Menurut Bimo Walgito (1977:38), minat merupakan suatu keadaan dimana seseorang menaruh perhatian terhadap suatu subyek


(40)

21

disertai dengan adanya kecenderungan untuk berhubungan secara aktif dengan subyek tersebut.

Suryobroto (1988:109), mendefinisikan minat sebagai kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik terhadap suatu subyek atau menyenangi suatu subyek. Tidak adanya minat seorang mahasiswa untuk menjadi guru biasanya disebabkan karena tidak termotivasi untuk menjadi guru. Hal ini disebabkan karena tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhannya dan tidak sesuai dengan keinginannya.

Menurut Giartama (1990:6), minat digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :

a. Secara intrinsik

Minat secara intrinsik merupakan minat yang timbul dari dalam individu sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin dan intelegensi.

b. Secara ekstrinsik

Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang timbul akibat pengaruh dari luar individu. Minat ekstrinsik timbul antara lain karena latar belakang ekonomi, minat orang tua dan teman sebaya.

Menurut Andi Mappiare (1980:64), minat dipengaruhi oleh latar belakang lingkungan, tingkat ekonomi, status sosial, dan pengalaman. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa


(41)

hampir seluruh unsur lingkungan yang ada di sekitar anak akan menjadi faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa untuk menjadi guru.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah dorongan psikis yang ditunjukkan oleh adanya kesadaran yang mendorong perhatian pada suatu objek disertai dengan keinginan untuk terlibat dengan objek tersebut dalam usahanya untuk memenuhi harapan-harapan yang telah ada dalam dirinya, maka di dalam minat terdapat adanya unsur-unsur kesadaran, perhatian, keinginan dan juga harapan untuk terlibat langsung pada suatu objek tertentu yang diminati. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi minat adalah faktor intrinsik (bersumber dari diri) dan faktor ekstrinsik (bersumber dari lingkungan sosial).

B. Kerangka Berpikir

1. Hubungan Prestasi Belajar dengan Minat Menjadi Guru Akuntansi

Prestasi belajar merupakan salah satu bukti yang menunjukkan keberhasilan mahasiswa di Perguruan Tinggi. Seseorang jika memperoleh prestasi belajar yang baik minat menjadi seorang guru yang profesional juga akan tinggi. Intensitas prestasi belajar seseorang mahasiswa akan sangat menentukan minat seorang mahasiswa untuk menjadi seorang guru.


(42)

23

2. Hubungan Motivasi Belajar dengan Minat Menjadi Guru

Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha untuk dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya motivasi, maka minat seseorang mahasiswa untuk menjadi guru juga tinggi. Intensitas motivasi seseorang mahasiswa akan sangat menentukan minat menjadi guru.

3. Hubungan Pengalaman PPL 2 dengan Minat Menjadi Guru

PPL dirancang untuk melatih para calon guru agar memiliki kecakapan keguruan secara lengkap dan terintegrasi. Program ini meliputi latihan pembelajaran dan latihan melaksanakan tugas-tugas kependidikan selain pembelajaran. Keberhasilan seorang mahasiswa dalam melakukan PPL 2 dapat mendorong minat mahasiswa untuk menjadi guru.

C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir yang telah ditetapkan, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Ha1: Ada hubungan prestasi belajar dengan minat menjadi guru Akuntansi.

Ha2: Ada hubungan motivasi belajar dengan minat menjadi guru Akuntansi.

Ha3: Ada hubungan pengalaman PPL 2 dengan minat menjadi guru Akuntansi.


(43)

24 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah studi kasus pada mahasiswa PAK angkatan 2005. Studi kasus adalah penelitian yang dilaksanakan pada objek tertentu sehingga kesimpulan yang diambil berdasarkan penelitian tersebut hanya berlaku pada objek yang diteliti. Penelitian ini dilaksanakan pada semua mahasiswa dan mahasiswi PAK angkatan 2005, sehingga hasil penelitiannya hanya berlaku pada mahasiswa angkatan 2005 yang diteliti dan tidak berlaku pada angkatan lain.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat : Prodi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma

Mrican Tromol Pos 29 Yogyakarta 55002 2. Waktu : Februari-Maret 2009

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung atau pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa PAK angkatan 2005 yang berjumlah 90 mahasiswa.


(44)

25

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dalam menentukan besar kecilnya sampel, sebenarnya tidak ada ketepatan yang mutlak. Sebagai pertimbangan Suharsimi Arikunto menyatakan sebagai berikut: Apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil seluruhnya sehingga penelitiannya adalah penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25%. Karena jumlah subjek untuk mahasiswa PAK angkatan 2005 hanya 90 mahasiswa, maka diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi .

D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya 1. Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah prestasi belajar (X1), motivasi belajar (X2), pengalaman PPL 2 (X3).

b. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang menjadi akibat dari variabel bebas (Suharsimi Arikunto,1991:93). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat untuk menjadi guru.


(45)

2. Pengukuran Variabel

a. Variabel Prestasi Belajar

Prestasi belajar mahasiswa adalah hasil yang diperoleh oleh mahasiswa selama mengikuti perkuliahan yang dapat dilihat dari indek prestasi (IP). Indeks prestasi terdiri dari indeks prestasi semester (IPS), yang dihitung pada tiap semester dan indeks prestasi komulatif (IPK) yang dihitung kumulatif dari semester pertama sampai dengan semester terakhir. Dalam penelitian ini, yang menjadi alat ukur untuk melihat prestasi belajar mahasiswa adalah menggunakan indek prestasi kumulatif. Pemberian skor dalam variabel ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Prestasi Belajar Mahasiswa No Prestasi Skor 1.

2. 3. 4.

IPK 0,00 s/d 0,99 IPK 1,00 s/d 1,99 IPK 2,00 s/d 2,99 IPK 3,00 s/d 4,00

1 2 3 4

b. Variabel Motivasi Belajar

Indikator Motivasi Belajar terdiri dari kemauan untuk mengikuti pelajaran, keinginan berprestasi, dan kerelaan menyediakan waktu. Indikator-indikator tersebut dituangkan dalam bentuk kuesioner dan diukur dengan skala Likert. Pemberian skor adalah sebagai berikut:


(46)

27

Tabel 3.2

Skor Variabel Motivasi Belajar

Pilihan Kuesioner Jawaban

Positif Negatif

Selalu (SL) 4 1

Sering (SR) 3 2

Kadang-Kadang (KD) 2 3

Tidak Pernah (TP) 1 4

c. Variabel Pengalaman PPL 2

Indikator pengalaman PPL 2 yang terdiri dari kemampuan mengajar, mengelola kelas dan mengerjakan tugas administrasi. Indikator-indikator tersebut dituangkan dalam bentuk kuesioner dan diukur dengan skala Likert. Pemberian skor adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Skor Variabel Pengalaman PPL2

Pilihan Kuesioner Jawaban

Positif Negatif

Selalu (SL) 4 1

Sering (SR) 3 2

Kadang-Kadang (KD) 2 3

Tidak Pernah (TP) 1 4

d. Minat menjadi guru

Minat merupakan kecenderungan yang agak menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bidang itu. Untuk mengukur minat siswa untuk


(47)

menjadi guru, cara yang digunakan adalah menggolongkan minat siswa untuk untuk menjadi guru menjadi dua, yaitu secara intrinsik dan secara ekstrinsik.

Tabel 3.4

Skor Variabel Minat Menjadi Guru Pernyataan Jawaban

Positif Negatif

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

E. Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Teknik Angket atau Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto,1991:124). Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai variabel bebas, yaitu prestasi belajar, motivasi belajar, dan pengalaman PPL 2 serta variabel terikat minat menjadi guru akuntansi.

Butir-butir pertanyaan disajikan dalam dua bentuk, yaitu pertanyaan negatif dan pertanyaan positif. Pertanyaan negatif adalah


(48)

29

pertanyaan yang tidak mendukung gagasan, sedangkan pertanyaan positif adalah pertanyaan yang mendukung gagasan

Kisi-kisi kuesioner untuk variabel Motivasi Belajar, Pengalaman, dan minat menjadi guru disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioner

No Variabel Indikator Positif Negatif 1. Motivasi Belajar a. Kemauan untuk

mengikuti pelajaran b. Keinginan untuk

berprestasi c. Kerelaan menyediakan waktu 1,2,3, 5,6 8,9 4 7 10 2. Pengalaman PPL2 a. Proses Pembelajaran

• Kemampuan merumuskan tujuan pembelajaran • Kemampuan melakukan proses pembelajaran • Kemampuan menutup proses pembelajaran b. Penampilan

personal dan sosial

1,2,3 5,6 9 7,8 10 4

3. Minat menjadi guru a. Intrinsik :

• Keinginan menjadi

guru

• Bakat yang dimiliki

mahasiswa

• Motivasi yang

diperoleh mahasiswa

• Profesi yang mulia

• Perbedaan jenis

kelamin b. Ekstrinsik :

• Keinginan memilih

prodi FKIP 1,2 3,4, 7 5,6 19 8 20 15 14


(49)

• Dukungan masyarakat

• Dukungan keluarga

• Kedudukan guru yang

mulia di masyarakat • Gaji guru yang tinggi

9 10 12,13,17 11,16

18

b. Teknik Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (1991:131), metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data mengenai hal-hal atau veriabel yang berupa benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data minat menjadi guru dan sebagai ukurannya berpedoman pada nilai legger mahasiswa angkatan 2005. Nilai tersebut dapat digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui minat menjadi guru.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian a. Uji Validitas

Yang dimaksud dengan validitas adalah taraf sampai di mana suatu kuesioner mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995:242). Dalam penelitian ini yang diuji adalah butir-butir pertanyaan dari variabel prestasi belajar (X1), variabel motivasi belajar

(X2), dan variabel pengalaman PPL 2 (X3).

Besaran koefisien validitas tersebut dapat dihitung dengan teknik korelasi Product Moment dari Pearson, yang rumusnya sebagai berikut (Sudjana,1996:369):


(50)

31

(

)

( )

(

)

{

2 2

}

{

2

(

)

2

}

− − − = i i i i i i xy Y Y n X X n Y X Y X N r Keterangan:

X = skor masing-masing item kuesioner ∑Y = total skor item kuesioner

xy = jumlah kali x dan y n = jumlah sampel

rxy = Koefisien korelasi masing-masing item.

Koefisien korelasi yang diperoleh dari perhitungan menunjukkan tinggi rendahnya tingkat validitas instrumen yang diukur. Untuk menentukkan kesahihan setiap item ditentukan derajat kebebasan (df) = N-2 dengan taraf signifikansi 5%. Jika

r hitung > r tabel, maka kuesioner dikatakan valid dan jika

r hitung < r tabel, maka kuesioner dikatakan tidak valid. Jika ada item

kuesioner yang tidak valid maka, item kuesioner tersebut harus dibuang atau tidak dipakai.

Pelaksanaan uji coba ini dilakukan di mahasiswa angkatan 2004 sebanyak 30 orang, di mana dk = n-2. Dari hasil uji coba tersebut diketahui derajat kebebasan sebesar 28 (30-2), dengan harga product moment tabel (r tabel) sebesar 0,2407 dengan taraf signifikansi 5%. Adapun rangkuman hasil penelitian uji coba validitas sebagai berikut:


(51)

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar

No. rhitung rtabel Hasil Analisis

1. 0,796 0,2407 valid

2. 0,728 0,2407 valid

3. 0,621 0,2407 valid

4. 0,675 0,2407 valid

5. 0,305 0,2407 valid

6. 0,582 0,2407 valid

7. 0,425 0,2407 valid

8. 0,683 0,2407 valid

9. 0,709 0,2407 valid

10. 0,652 0,2407 valid

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Instrumen Pengalaman PPL 2

No. rhitung rtabel Hasil Analisis

1. 0,537 0,2407 Valid

2. 0,601 0,2407 Valid

3. 0,382 0,2407 Valid

4. 0,460 0,2407 Valid

5. 0,480 0,2407 Valid

6. 0,455 0,2407 Valid

7. 0,409 0,2407 Valid

8. 0,288 0,2407 Valid

9. 0,400 0,2407 Valid

10. 0,478 0,2407 Valid

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas

Instrumen Minat Menjadi Guru Akuntansi No. rhitung rtabel Hasil Analisis

1. 0,570 0,2407 Valid

2. 0,532 0,2407 Valid

3. 0,793 0,2407 Valid

4. 0,625 0,2407 Valid

5. 0,568 0,2407 Valid


(52)

33

7. 0,480 0,2407 Valid

8. 0,552 0,2407 Valid

9. 0,760 0,2407 Valid

10. 0,709 0,2407 Valid

11. 0,443 0,2407 Valid

12. 0,722 0,2407 Valid

13. 0,433 0,2407 Valid

14. 0,744 0,2407 Valid

15. 0,368 0,2407 Valid

16. 0,650 0,2407 Valid

17. 0,457 0,2407 Valid

18. 0,589 0,2407 Valid

19. 0,452 0,2407 Valid

20. 0,675 0,2407 Valid

b. Uji Reliabilitas

Yang dimaksud dengan reliabilitas adalah taraf sampai dimana suatu kuesioner mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Taraf reliabilitas suatu kuesioner dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien reliabilitas.

Untuk mengetahui koefisien reliabilitas digunakan rumus koefisien Alpha sebagai berikut (Suharsimi Arikunto,1989:164-165):

r11 =

(

)

⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡

2

2 1 1 t b k k σ σ Keterangan:

r11 : reliabilitas instrumen

k : jumlah soal

∑σb 2 : jumlah varians butir

σ2


(53)

Untuk menentukan reliabel tidaknya kuesioner, ditetapkan derajat kebebasan (df) = N-2 dan taraf signifikansi 5%. Jika r hitung > r tabel,

kuesioner dikatakan reliabel dan jika r hitung < r tabel, maka kuesioner

dikatakan tidak reliabel.

Hasil analisis uji reliabilitas dihitung dengan program komputer seri SPSS. Dari hasil analisis tersebut diperoleh hasil reliabilitas seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas

No. r hitung r tabel Status

1. 0,946 0,2407 Reliabel

Sebagai pedoman untuk menentukan keterhandalan variabel penelitian, digunakan interpretasi nilai r sebagai berikut (Suharsimi Arikunto,1989:167):

Tabel 3.10

Tingkat Keterhandalan Variabel Penelitian

No. Koefisien Alpha Tingkat Keterandalan

1. 0,800-1,00 Sangat Tinggi

2. 0,600-0,799 Tinggi

3. 0,400-0,599 Cukup

4. 0,200-0,399 Rendah


(54)

35

Dari tabel 3.9 tersebut diatas dapat dilihat bahwa jawaban pertanyaan yang berhubungan dengan prestasi belajar, motivasi belajar, pengalaman PPL2 dan minat menjadi guru dinyatakan reliabel, yang berarti jawaban pertanyaan tersebut diatas konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis Korelasi a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang terjaring berdistribusi normal atau tidak. Apabila data yang terjaring berdistribusi normal, maka analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan (Sudjana,1996:291).

Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan rumus One-Sample Kolmogorov-Smirnov (Sugiyono, 1999:255) yaitu:

( )

( )

[

F X1 S X1

]

Max

D= on

Keterangan :

D = Deviasi maksimum

( )

X1

Fo = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

( )

X1

So = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Jika nilai Fhitung > dari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5 %, maka

distribusi data dikatakan tidak normal. Sebaliknya, jika nilai Fhitung < dari nilai Ftabel, maka distribusi data dikatakan normal


(55)

b. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel terikatnya. Untuk uji linieritas ini digunakan rumus persamaan regresi dengan menguji signifikansi nilai F. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut (Sudjana,1996:332): e S TC S F 2 2 = Keterangan : 2 ) ( 2 − = k TC JK TC S 2 ) ( 2 − = k E JK e S Dimana:

F = Harga bilangan F untuk garis regresi S2TC = Varian tuna cocok

S2e = Varian kekeliruan

JK(TC) = Jumlah kuadrat tuna cocok JK(E) = Jumlah kuadrat kekeliruan

Kriteria yang digunakan yaitu jika nilai F hitung < nilai F tabel maka hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linier. Sebaliknya jika nilai F hitung > nilai F tabel maka hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat tidak linier.


(56)

37

2. Pengujian Hipotesis Penelitian a. Hipotesis Pertama

Teknik analisis korelasi Product Moment digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara prestasi belajar (X 1) dengan

minat untuk menjadi guru akuntansi (Y). Adapun rumusnya adalah sebagai berikut (Sudjana,1996:368):

(Sudjana,1996:368):

(

)

( )

(

)

{

2 2

}

{

2

(

)

2

}

− − − = i i i i i i xy Y Y n X X n Y X Y X N r Keterangan:

X = jumlah nilai X ∑Y = jumlah nilai Y n = jumlah sampel

rxy = Koefisien korelasi antara variable x dan y

Bila r = 0, maka diantara kedua variabel tidak ada hubungan sama sekali. Bila r = 1 atau mendekati 1, maka antara kedua variabel mempunyai hubungan yang sempurna dan positif. Bila r = -1 atau mendekati -1, maka kedua variabel memiliki hubungan yang sempurna dan negatif.

Untuk pengujian keberartian koefisien korelasi maka

dihitung t hitung dan t tabel dengan rumus (Sudjana,1996:380):

2 1 2 r n r t − − = Keterangan:


(57)

n = jumlah sampel

Dalam pengujian ini digunakan taraf signifikansi 5%. Jika t hitung < t tabel berarti tidak ada hubungan positif antara variabel

prestasi belajar (X1) dengan minat menjadi guru akuntansi (Y). Jika

t hitung> t tabel berarti ada hubungan yang positif signifikan antara

variabel prestasi belajar (X1) dengan minat menjadi guru

akuntansi(Y). b. Hipotesis kedua

Teknik analisis korelasi Product Moment digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara motivasi belajar (X2) dengan

minat menjadi guru akuntansi (Y). Adapun rumusnya adalah sebagai berikut (Sudjana,1996:368):

(

)

( )

(

)

{

2 2

}

{

2

(

)

2

}

− − − = i i i i i i xy Y Y n X X n Y X Y X N r Keterangan:

X = jumlah nilai X ∑Y = jumlah nilai Y n = jumlah sampel

rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan y

Bila r = 0, maka diantara kedua variabel tidak ada hubungan sama sekali. Bila r = 1 atau mendekati 1, maka antara kedua variabel mempunyai hubungan yang sempurna dan positif. Bila r = -1 atau mendekati -1, maka kedua variabel memiliki hubungan yang sempurna dan negatif.


(58)

39

Untuk pengujian keberartian koefisien korelasi maka dihitung t hitungdan t tabel dengan rumus (Sudjana,1996:380):

2 1 2 r n r t − − = Keterangan:

r = koefisien korelasi sederhana n = jumlah sampel

Dalam pengujian ini digunakan taraf signifikansi 5%. Jika t hitung < t tabel berarti tidak ada hubungan positif antara motivasi belajar

(X2) dengan minat menjadi guru akuntansi (Y). Jika t hitung > t tabel

berarti ada hubungan yang positif signifikan antara variabel motivasi belajar (X2) dengan minat menjadi guru akuntansi (Y).

c. Hipotesis ketiga

Teknik analisis korelasi Product Moment digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pengalaman PPL 2 (X3)

dengan minat menjadi guru akuntansi akuntansi (Y). Adapun rumusnya adalah sebagai berikut (Sudjana,1996:368):

(

)

( )

(

)

{

2 2

}

{

2

(

)

2

}

− − − = i i i i i i xy Y Y n X X n Y X Y X N r Keterangan:

X = jumlah nilai X ∑Y = jumlah nilai Y n = jumlah sampel


(59)

Bila r = 0, maka diantara kedua variabel tidak ada hubungan sama sekali. Bila r = 1 atau mendekati 1, maka antara kedua variabel mempunyai hubungan yang sempurna dan positif. Bila r = -1 atau mendekati -1, maka kedua variabel memiliki hubungan yang sempurna dan negatif.

Untuk pengujian keberartian koefisien korelasi maka

dihitung t hitung dan t tabel dengan rumus (Sudjana,1996:380):

2

1 2 r n r t

− − =

Keterangan:

r = koefisien korelasi sederhana n = jumlah sampel

Dalam pengujian ini digunakan taraf signifikansi 5%. Jika

t hitung < t tabel berarti tidak ada hubungan positif antara variabel

pengalaman PPL 2 (X3) dengan minat menjadi guru akuntansi (Y).

Jika t hitung > t tabel berarti ada hubungan yang positif signifikan antara variabel pengalaman PPL 2 (X3) dengan minat menjadi guru


(60)

41 BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Universitas Sanata Dharma 1. PTPG Sanata Dharma (1955–1958)

Rencana untuk mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) oleh Prof. Moh. Yamin, S.H. (Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan RI) pada tahun 1950-an disambut baik oleh para imam Katolik, terutama Ordo Societas Jesus (Serikat Yesus yang lazim disingkat S.J.). Waktu itu Ordo ini telah membuka kursus-kursus B1, antara lain B1 Mendidik (Yayasan De Britto) di Yogyakarta yang dikelola oleh Pater H. Loeff, S.J. dan B1 Bahasa Inggris (Yayasan Loyola) di Semarang yang dikelola oleh pater W.J. Van der Meulen, S.J. dan Pater H. Bastiaanse, S.J.

Berkat dukungan dari Conggregatio de Propaganda Fide, selanjutnya Pater Kester yang waktu itu menjabat sebagai Superior Misionaris Serikat Yesus menggabungkan kursus-kursus ini menjadi sebuah perguruan tinggi dan lahirlah PTPG Sanata Dharma pada tanggal 20 Oktober 1955 dan diresmikan oleh pemerintah pada tanggal 17 Desember 1955.

Pada awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai 4 Jurusan, yaitu Bahasa Inggris, Sejarah, IPA, dan Ilmu Mendidik. Para pembesar misi Serikat Yesus menunjuk Pater Prof. Nicolaus Driyarkara, S.J. menjadi Dekan PTPG Sanata Dharma dan Pater H. Loeff sebagai Wakil Dekan.


(61)

Nama “Sanata Dharma” diciptakan oleh Pater K. Looymans, S.J. yang waktu itu menjadi pejabat Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan di Kantor Wali Gereja Indonesia. “Sanata Dharma” sebenarnya dibaca “Sanyata Dharma”, yang berarti “kebaktian yang sebenarnya” atau “pelayanan yang nyata”. Kebaktian dan pelayanan itu ditujukan kepada tanah air dan gereja (Pro Patria et Eclessia).

2. FKIP Sanata Dharma (1958-1965)

Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan tentang perubahan PTPG menjadi FKIP, maka PTPG Sanata Dharma pada bulan November 1958 berubah menjadi FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan) Sanata Dharma dan merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta. Pada masa FKIP ini Sanata Dharma berhasil memperoleh status “disamakan” dengan negeri berdasarkan SK Menteri PTIP No.1 / 1961 pada tanggal 6 Mei 1961 jo No. 77 / 1962 tanggal 11 Juli 1962. Walaupun bagian dari Universitas Katolik Indonesia, secara de facto FKIP Sanata Dharma berdiri sendiri.

3. IKIP Sanata Dharma (1965-1993)

Untuk mengatasi kerancuan antara menjadi bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta dengan kemandirian FKIP Sanata Dharma sebagai sebuah institusi pendidikan, FKIP Santa Dharma berubah menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK Menteri PTIP No. 237/B– Swt/U/1965. Surat Keputusan ini berlaku mulai tanggal 1 September 1965.


(62)

43

Dalam masa IKIP tersebut, banyak hal berkembang di Sanata Dharma. Perkembangannya meliputi berbagai aspek, baik yang menyangkut pembangunan sarana fisik, administrasi, pengajaran dan penelitian maupun pengabdian pada masyarakat. IKIP Sanata Dharma dilengkapi dengan lembaga-lembaga pendukung, yaitu Pusat Penelitian Sanata Dharma, Pusat Pengabdian pada Masyarakat, dan Pusat Komputer. Di samping itu, IKIP Sanata Dharma didukung pula oleh dua biro administrasi, yaitu Biro Administrasi Umum (BAU) dan Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK).

Selain melaksanakan Program S1 (sebelumnya Sarjana Muda dan Sarjana), IKIP Sanata Dharma juga dipercaya pemerintah untuk mengelola Program Diploma I, II, dan III untuk jurusan Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, dan PMP. Berbagai program Diploma ini ditutup pada tahun 1990 dan selanjutnya dibuka program Diploma II PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar).

4. Universitas Sanata Dharma (1993-sekarang)

Akhirnya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat serta kemajuan zaman, tanggal 20 April 1993 sesuai dengan SK Mendikbud No. 46 / D / O / 1993, IKIP Sanata Dharma dikembangkan menjadi Universitas Sanata Dharma atau lebih dikenal dengan nama USD. Dengan perkembangan ini USD diharapkan tetap dapat memajukan sistem pendidikan guru sekaligus berpartisipasi dalam memperluas wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi.


(63)

Setelah berkembang menjadi universitas, Sanata Dharma terdorong untuk memperluas muatan program pendidikannya. Di samping tetap mempertahankan pendidikan guru dengan tetap membuka FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan), Sanata Dharma membuka beberapa fakultas baru. Universitas Sanata Dharma sekarang memiliki 8 fakultas dengan 25 Program Studi, 3 Program Pasca Sarjana, 1 Program Profesi, dan 3 Program Kursus Bersertifikat.

Sekarang ini banyak hal berkembang di Universitas Sanata Dharma. Perkembangannya meliputi berbagai aspek, baik sarana fisik (gedung, lab, perpustakaan, dan fasilitas fisik lainnya), administrasi (sistem informasi, manajemen, biro/lembaga/pusat/serta unit pendukung), peningkatan mutu akademik, penelitian, pengajaran, serta pengabdian pada masyarakat.

5. Nama-nama Rektor Sanata Dharma a. Prof. Dr. N. Drijarkara,S.J. (1955 – 1967) b. Drs. J. Drost, S.J. (1968 – 1976)

c. Prof. Dr. A.M. Kadarman, S.J. (1977 – 1984) d. Drs. F.X. Danuwinata, S.J. (1984 – 1988) e. Drs. A. Tutoyo, M.Sc. (1988 – 1993) f. Dr. M. Sastrapratedja, S.J. (1993 – 2001) g. Dr. Paulus Suparno, S.J., MST (2001 - 2006)


(64)

45

B. Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan USD 1. Visi

Serikat Yesus Provinsi Indonesia bersama dengan rekan imam dan awam Katolik terpanggil untuk berpartisipasi dalam usaha melindungi dan meningkatkan martabat manusia melalui perpaduan keunggulan akademik dan nilai kemanusiaan, dengan mendirikan Universitas Sanata Dharma.

a. Universitas terdorong untuk terus mencari, menemukan dan mengungkapkan kebenaran yang sejati secara obyektif dengan kebebasannya. Hal itu didasari pada pengakuan akan kebaikan hakiki dunia sebagai ciptaan Allah yang harus dipelajari, diselidiki dan direnungkan maknanya serta dibangun dan dilestarikan demi kesejahteraan umat manusia dan kemuliaan Allah yang lebih besar.

b. Menyadari peran penting generasi muda dalam mewujudkan masa depan bangsa Indonesia. Universitas merasa terpanggil untuk memberikan sumbangan positif kepada usaha bersama pengembangan pkiran, hati, dan kehendak kaum muda, dengan maksud membangkitkan potensi mereka untuk secara aktif dan kreatif ikut membangun masyarakat pluralistik yang adil, demokratis, dan sejahtera.

c. Usaha pengembangan itu didasari pada nilai kebangsaan dan kebudayaan nasional seperti terungkap dalam Pancasila dan UUD 1945; pada visi Kristiani mengenai martabat manusia ciptaan Allah, tanggung jawab sosialnya serta tujuannya yang luhur; dan pada spiritualitas Ignatian yang


(65)

terwujud dalam aah pendidikan Serikat Yesus seperti menjadi manusia bagi sesama (man and woman for and with others), perhatian pribadi (cura personalis), semangat keunggulan (magis), dan dialogis.

2. Misi

a. Mengembangkan universitas yang dapat memadukan nilai intelektualitas dan humanitas.

b. Mengembangkan universitas yang menjadi hati nurani kritis masyarakat. c. Menyelenggarakan penelitian terutama untuk lebih menggali secara kritis

kebenaran manusiawi dan mengembangkan martabat manusia.

d. Mengembangkan kebebasan akademik dan otonomi keilmuan untuk dapat menemukan kebenaran sejati berdasarkan pada etika keilmuan.

e. Menyelenggarakan pendidikan humanis dengan semangat dialogis yang mengembangkan segi intelektual, moral, emosional, spiritual secara terpadu. f. Membantu mahasiswa menjadi manusia yang utuh, kritis, dewasa dan dapat

berguna bagi masyarat.

g. Memberikan pelayanan kepada masyarakat sekaligus membantu mahasiswa mengembangkan kepekaan sosial terhadap masyarakat.

h. Mempersiapkan tenaga kependidikan yang profesional, baik dalam bidang keilmuan maupan pendidikan demi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.


(66)

47

3. Tujuan Pendidikan USD

Pendidikan di USD bertujuan membantu mencerdaskan putra-putri bangsa dengan memadukan keunggulan akademik dan nilai-nilai humanistik yang berlandaskan nilai-nilai Kristiani yang universal dan cita-cita kemanusiaan sebagaimana terkandung dalam Pancasila, sehingga memiliki kemampuan akademik sesuai dengan bidang studinya dan integritas kepribadian yang tinggi.

C.Prodi Pendidikan Akuntansi (PAK) 1. Sejarah Singkat

Program Studi (PS) Pendidikan Akuntansi merupakan salah satu program studi di bawah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma (JPIPS-FKIP-USD). PS ini merupakan kelanjutan dari Jurusan ekonomi yang dibuka tanggal 17 Desember 1955 ketika Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) didirikan atas desakan Menteri Pendidikan Muhammad Yamin untuk menanggapi perlunya pendidikan calon guru SLTP dan SMA. Pendirian Sanata Dharma dilandasi oleh semangat untuk membantu masyarakat yang pada waktu itu sangat membutuhkan tenaga guru sekolah menengah yang baik di berbagai bidang.

Pada waktu berdirinya (1958), PS Pendidikan Ekonomi menggunakan nama Jurusan Ilmu Ekonomi FKIP Sanata Dharma. Selanjutnya berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 28 Januari 1985 Jurusan


(67)

Ilmu Ekonomi diganti nama menjadi Jurusan Pendidikan Ekonomi Koperasi dan Program Studi Pendidikan Akuntansi, dengan status “disamakan”. Status ini ditetapkan kembali pada tanggal 14 Mei 1986 berdasarkan Keputusan menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0363/0/1986.

Sejak IKIP Sanata Dharma berubah menjadi Universitas Sanata Dharma berdasarkan SK Dirjen Dikti No. 266/Dikti/Kep/1993, Program Studi Pendidikan Akuntansi di bawah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Pada tahun 2007, Program Studi Pendidikan Akuntansi terakreditas dengan peringkat nilai Akreditas A yang ditetapkan oleh BAN-PT untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.

Berdasarkan SK Dirjen Dikti No. 143/DIKTI/Kep/1999 tentang penataan Prodi, tahun 1999 nama Program Studi Pendidikan Akuntansi diganti dengan PS Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi. Pada tahun 2002 Kopertis wilayah V Yogyakarta memberikan nilai A terhadap kelayakan penyelenggaraan Prodi Pendidikan Akuntansi.

2. Visi, Misi, dan Sasaran

Berdasarkan Visi dan Misi Universitas Sanata Dharma dan FKIP, diturunkan visi dan misi PS Pendidikan Akuntansi sebagai berikut.

a) Visi

Membangkitkan dan mengembangkan potensi generasi muda agar mampu berpartisipasi aktif dan kreatif dalam membangun masyarakat pluralistic yang adil dan demokratik sesuai dengan bidang keahliannya, yang dilaksanakan


(68)

49

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta visi kristiani mengenai martabat manusia.

b) Misi

1) Menyediakan bagi masyarakat tenaga kependidikan dan non-kependidikan di bidang ekonomi-akuntansi yang profesional, dewasa secara spiritual, moral, intelektual, sosial, dan emosional, serta yang mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu dan teknologi.

2) Menyelenggarakan pendidikan yang humanis dengan semangat dialogis. 3) Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat, sekaligus membantu

mahasiswa untuk mengembangkan kepekaan dan kepedulian sosialnya. 4) Menyelenggarakan penelitian di bidang pendidikan Akuntansi demi

pengembangan martabat manusia. c) Sasaran

1) Mempersiapkan tenaga kependidikan dan non kependidikan di bidang ekonomi-akuntansi yang professional dan kreatif dalam menggunakan teknologi informasi.

2) Meningkatkan kualitas proses pendidikan yang humanis dialogis lewat peningkatan sarana dan prasarana pembelajaran yang berupa hardware, software, dan brainware-nya.

3) Meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian yang dilakukan oleh para dosen baik individual maupun kelompok dan oleh mahasiswa sebagai syarat kelulusannya.


(69)

4) Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengabdian kepada masyarakat baik yang dilakukan oleh program studi sebagai satu kesatuan, dosen, dan mahasiswa secara individual maupun kelompok seraya mengembangkan networking dengan lembaga-lembaga pendidikan dan non kependidikan. 3. Kurikulum

Pengembangan kurikulum dilakukan secara terus menerus dan secara periodic untuk operasionalisasi visi/misi, penyesuaian dengan kurikulum nasional, memperhatikan relevansi dengan dunia kerja, peningkatan kemampuan daya saing, peningkatan pemahaman masalah pembangunan daerah, daya serap pasaran kerja dinamik, dan memperhatikan efisiensi.

Kurikulum Program Studi Pendidikan Akuntansi menitikberatkan pada kompetensi pendidikan akuntansi, manajemen dan keuangan. Kurikulum PS Pendidikan Akuntansi tahun 2007 (rancang), 2004 dan 2002.

4. Proses Pembelajaran

Pengembangan proses pendidikan/pembelajaran dilaksanakan dalam rangka merealisasikan visi, misi, sasaran, dan tujuan prodi, yaitu pengembangan proses pembelajaran ke arah student centered. Beberapa kegiatan yang mendukung pembelajaran antara lain pemanfaatan fasilitas pendukung pembelajaran berupa komputer dan internet, berinteraksi akademis dengan pihak lain di dalam atau di luar disiplin ilmu yang ditekuni melalui kegiatan-kegiatan survai, kunjungan perusahaan, study tour, pelatihan pengembangan kepribadian, refleksi karya, kegiatan stadium generale, dan


(70)

lain-51

lain. Stadium generale yang sudah dilakukan antara lain mengundang pakar dari perguruan tinggi lain dan praktisi dari perusahaan, seperti perusahaan asuransi, bank, penerbitan, perseroan terbatas, dan lain-lain.

5. Sumber Daya manusia

Staf dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi sebagian besar (82%) telah dan sedang menyelesaikan pendidikan jenjang S2. Sebelas Dosen Tetap Program Studi Pendidikan Akuntansi dan 2 tenaga administrasi saat ini adalah sebagai berikut.

a. Drs F.X. Muhadi, M.Pd.

b. Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si.

c. Sebastianus Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si. d. Catur Rismiati, S.Pd., M.A.

e. Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. f. Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. g. Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. h. Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si.

i. Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. j. Agustinus Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd.

k. Natalia Premastuti Brataningrum, S.Pd. l. Drs. Wawiek Wakidjo


(71)

6. Sarana dan Prasarana

Usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran antara lain dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana perkuliahan seperti menciptakan ruang kuliah dan tempat duduk yang nyaman, menyediakan laboratorium komputer yang memadai, menyediakan perpustakaan serta jumlah eksemplar buku dan judul yang memadai termasuk CD-ROM.

Setiap dosen tetap disediakan suatu ruangan kerja pribadi agar mampu menyiapkan pembelajaran, penulisan karya ilmiah, dan bimbingan mahasiswa dengan baik.

Sistem administrasi akademik PS Pendidikan Akuntansi yang berbasis komputer mendukung tersedianya informasi yang cepat dan akurat untuk pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.

D.Program dan Fasilitas Pendukung untuk Kesejahteraan Mahasiswa 1. Beasiswa dan Bantuan Khusus

Untuk memberi motivasi dan insentif kepada mahasiswa yang berprestasi serta membantu mahasiswa yang mengalami kesulitan keuangan, USD memberikan Beasiswa dan Bantuan Khusus kepada mahasiswanya.

Setiap semester rata-rata USD memberikan Beasiswa kepada 100 orang dan Bantuan Khusus kepada 50 orang. Besarnya Beasiswa dan Bantuan Khusus berturut-turut yaitu Rp. 70.000,00; dan Rp. 60.000,00; setiap bulannya.


(72)

53

2. Bantuan Penyelesaian Skripsi/Tugas Akhir

Mahasiswa yang mengalami kesulitan keungan dalam proses penyelesaian Skripsi / Tugas Akhir dapat memperoleh bantuan keuangan dari USD. Untuk memperoleh bantuan tersebut mahasiswa yang sedang membuat Skripsi / Tugas Akhir mengajukan permohonan kepada Pembantu Rektor III diketahui oleh dosen pembimbing dan Ketua Program Studi. Permohonan tersebut dilampiri proposal penelitian yang sedang dilaksanakan.

3. Beasiswa dari Luar USD

Dana untuk beasiswa dan beberapa jenis bantuan keuangan yang diuraikan di atas berasal dari USD, dan pengelolaannya pun sepenuhnya berada di tangan USD. Selain beasiswa dan bantuan-bantuan tersebut, USD juga menyalurkan beasiswa dari berbagai instansi di luar USD kepada mahasiswa. Beasiswa tersebut berasal dari:

a. Beasiswa Scholarship Fund dari Yayasan Sanata Dharma b. Beasiswa Supersemar

c. Beasiswa Bank Lippo

d. Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (BPPA)

e. Beasiswa Yayasan Toyota-Astra (BS YTA, khusus untuk Prodi Eksakta) f. Beasiswa Yayasan Salim

g. Beasiswa Yayasan IJARI (khusus untuk mahasiswa eksakta)

h. Beasiswa Yayasan Development Bank (khusus untuk mahasiswa teknik) i. Beasiswa Yayasan Realino Seksi Pengabdian Masyarakat


(73)

j. Beasiswa KPH Santo Antonius

Besarnya beasiswa bervariasi antara Rp. 50.000,00; sd Rp. 125.000,00; per bulan.

4. Dana Van Lith

Dana Van Lith adalah sejumlah uang yang dikumpulkan dari para donatur, diusahakan oleh Universitas Sanata Dharma untuk membantu para mahasiswa yang mengalami keuangan yang mendesak. Maka dana Van Lith adalah dana darurat untuk membantu mahasiswa yang mengalami kesulitan finansial yang dihadapi. Semula dana Van Lith juga diberikan kepada mahasiswa sebagai beasiswa. Dinamakan Van Lith karena untuk mengenang dan menghormati Pater F. Van Lith, S.J., perintis Sekolah Guru di Muntilan yang begitu memperhatikan para muridnya yang mengalami kesulitan keuangan. Di USD Dana Van Lith dikelola oleh PR II bersama PR III.

5. Asuransi/Bantuan Perawatan Kesehatan

Sakit atau kecelakaan tidak pernah diharapkan oleh siapa pun, tetapi kadangkala kita tidak dapat menghindarinya. Ketika kita mengalami kecelakaan atau terpaksa harus mondok di rumah sakit seringkali tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan. Oleh karena itu, USD mengorganisir asuransi/bantuan perawatan kesehatan untuk mahasiswa USD.

Bantuan diberikan kepada mahasiswa yang mengalami kecelakaan sehingga memerlukan perawatan dokter atau menginap di rumah sakit, atau


(74)

55

orang tua mahasiswa meninggal dunia, ataupun juga mahasiswa meninggal dunia.

Besarnya bantuan untuk perawatan kesehatan maksimal Rp. 300.000,00; per tahun, bantuan sebagai duka apabila mahasiswa meninggal dunia sebesar Rp.2.000.000,00;.

Uang bantuan tersebut diperoleh dari mahasiswa sebesar Rp.10.000; per mahasiswa per tahun yang dibayarkan pada saat melakukan pembayaran untuk daftar ulang.

Untuk mendapatkan bantuan tersebut mahasiswa harus mengisi formulir permohonan yang tersedia di Sekretariat Pembantu Rektor III disertai dengan bukti pembayaran, dan untuk kasus meninggal dunia disertai surat keterangan kematian.

6. Poliklinik

Poliklinik berada di dua tempat, yaitu di Kampus II Mrican dan di Kampus III Paingan. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan kesehatan secara gratis di Poliklinik tersebut. Khusus untuk poliklinik di Kampus Mrican, dokter belum bisa hadir setiap hari, tetapi paramedic ada setiap hari.


(1)

(2)

KATEGORI KECENDERUNGAN VARIABEL

PAP tipe II dipergunakan untuk menetukan kecenderungan variabel. Yang dimaksud dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah suatu penilaian yang membandingkan suatu prestasi dengan patokan yang telah ditetapkan sebelumnya.

PAP tipe II merupakan penguasaan kompetensi minimal yang merupakan passing score adalah 56% dari total skor yang seharusnya dicapai, diberi nilai cukup.

Gambaran untuk setiap variabel dapat dilakukan pendistribusian skor. Pendistribusian skor ini mengacu pada Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II.

Tingkat Penguasaan Kompetensi Kategori Kecenderungan Variabel

81% - 100% Sangat Baik

66% - 80% Baik

56% - 65% Cukup Baik

46% - 55% Buruk

< 46% Sangat Buruk

Dari kreteria dan cara perhitungan di atas maka kategori kecenderungan untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

1. Variabel Motivasi Belajar

Skor tertinggi yang mungkin dicapai = 4 x 10 = 40 Skor terendah yang mungkin dicapai = 1 x 10 = 10

Perhitungan Skor Kategori

10 + 81% (40 – 10) = 34,3 = 34 ≥ 34 Sangat Tinggi

10 + 66% (40 – 10) = 29,8 = 30 30 – 33 Tinggi

10 + 56% (40 – 10) = 26,8 = 27 27 – 29 Sedang

10 + 46% (40 – 10) = 23,8 = 24 24 – 26 Rendah

Di bawah 23 ≤ 23 Sangat Rendah

2. Variabel Pengalaman PPL2

Skor tertinggi yang mungkin dicapai = 4 x 10 = 40 Skor terendah yang mungkin dicapai = 1 x 10 = 40

Perhitungan Skor Kategori

10 + 81% (40 – 10) = 34,3 = 34 ≥ 34 Sangat Tinggi

10 + 66% (40 – 10) = 29,8 = 30 30 – 33 Tinggi

10 + 56% (40 – 10) = 26,8 = 27 27 – 29 Sedang

10 + 46% (40 – 10) = 23,8 = 24 24 – 26 Rendah


(3)

3. Variabel Minat Menjadi Guru

Skor tertinggi yang mungkin dicapai = 4 x 20 = 80 Skor terendah yang mungkin dicapai = 1 x 20 = 20

Perhitungan Skor Kategori

20 + 81% (80 – 20) = 68,6 = 69 ≥ 69 Sangat Tinggi

20 + 66% (80 – 20) = 59,6 = 60 60 – 68 Tinggi

20 + 56% (80 – 20) = 53,6 = 54 54 – 59 Sedang

20 + 46% (80 – 20) = 47,6 = 48 48 – 53 Rendah


(4)

(5)

Tabel t

df 0,05 0,025 20 1,725 2,086 21 1,721 2,080 22 1,717 2,074 23 1,714 2,069 24 1,711 2,064 25 1,708 2,060 26 1,706 2,056 27 1,703 2,052 28 1,701 2,048 29 1,699 2,045 30 1,697 2,042 31 1,696 2,040 32 1,694 2,037 33 1,692 2,035 34 1,691 2,032 35 1,690 2,030 36 1,688 2,028 37 1,687 2,026 38 1,686 2,024 39 1,685 2,023 40 1,684 2,021 41 1,683 2,020 42 1,682 2,018 43 1,681 2,017 44 1,680 2,015 45 1,679 2,014 46 1,679 2,013 47 1,678 2,012 48 1,677 2,011 49 1,677 2,010 50 1,676 2,009


(6)

Tabel r Tabel Signifikan 5% 1%

N

0,361 0,463 30 0,355 0,456 31 0,349 0,449 32 0,344 0,442 33 0,339 0,436 34 0,334 0,430 35 0,329 0,424 36 0,325 0,418 37 0,320 0,413 38 0,316 0,408 39 0,312 0,403 40 0,308 0,398 41 0,304 0,393 42 0,301 0,389 43 0,297 0,384 44 0,294 0,380 45 0,291 0,376 46 0,288 0,372 47 0,284 0,368 48 0,281 0,364 49 0,279 0,361 50


Dokumen yang terkait

PENGARUH PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL), MINAT MENJADI GURU DAN PRESTASI BELAJAR TERHADAP KESIAPAN MAHASISWA MENJADI GURU YANG PROFESIONAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI TAHUN ANGK

0 4 35

PENGARUH MINAT MENJADI GURU AKUNTANSI DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA Pengaruh Minat Menjadi Guru Akuntansi Dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Mahasiswa Program Studi Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Akun

0 2 20

PENGARUH MINAT MENJADI GURU AKUNTANSI DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA Pengaruh Minat Menjadi Guru Akuntansi Dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Mahasiswa Program Studi Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Ak

0 2 24

HUBUNGAN ANTARA PERAN GURU PAMONG DAN MINAT MAHASISWA MENJADI GURU DENGAN PRESTASI PROGRAM Hubungan Antara Peran Guru Pamong Dan Minat Mahasiswa Menjadi Guru Dengan Prestasi Program Pengalaman Lapangan (PPL) Progdi Pendidikan Ekonomi Akuntansi Angkatan 2

0 2 18

Pengaruh prestasi belajar terhadap minat mahasiswa untuk menjadi guru ditinjau dari pengalaman PPL dan status sosial ekonomi keluarga.

0 4 127

Pengaruh prestasi belajar terhadap minat mahasiswa untuk menjadi guru ditinjau dari pengalaman PPL dan status sosial ekonomi keluarga

0 2 125

Hubungan prestasi belajar, motivasi belajar, dan pengalaman PPL 2 terhadap minat untuk menjadi guru akuntansi - USD Repository

0 0 124

PENGARUH PRESTASI BELAJAR, PENGALAMAN PPL 2, DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT UNTUK MENJADI GURU

0 0 158

HUBUNGAN BIMBINGAN GURU DI KELAS, MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA

0 1 114

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN GURU AKUNTANSI, FASILITAS BELAJAR, DAN MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

0 3 124