Jenis Kelamin KAJIAN PUSTAKA

keseluruhan, pada umumnya perempuan termasuk siswa yang superior, memperoleh ranking lebih tinggi, dan memiliki kemampuan membaca yang lebih baik dibandingkan laki-laki. Dalam studi nasional lain yang dilakukan baru-baru ini, perempuan memperlihatkan prestasi membaca dan keterampilan menulis lebih baik dibandingkan laki-laki di kelas 4, 8, 12, dimana perbedaan ini cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya mereka ke jenjang kelas yang lebih tinggi. Dibandingkan perempuan, laki-laki lebih sering dimasukkan dalam khususremedial. Dibandingkan laki-laki, perempuan cenderung lebih baik dalam menangani materi-materi akademis, memberikan perhatian terhadap pelajaran dikelas, berusaha lebih keras dalam menyelesaikan tugas-tugas akademis dan berpartipasi di kelas.

F. Akreditasi

1. Pengertian Akreditasi Menurut Suharsimi 1988: 256 akreditasi adalah suatu penilaian yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sekolah swasta ataupun negeri untuk menentukan peringkat pengakuan pemerintah terhadap sekolah tersebut. Yang dimaksud dengan peringkat adalah kedudukan sesuatu sekolah tersebut terhadap sekolah-sekolah swasta lain, dan kedudukan sesuatu sekolah terhadap standar yang ditentukan oleh pemerintah sebagai ukuran kualifikasi yang diharapkan untuk dicapai oleh sekolah yang bersangkutan dan sekolah sekolah-sekolah swasta pada umumnya. Jadi dengan singkat dapat dikatakan bahwa akreditasi adalah penilaian jenjang kualifikasi mutu sekolah swasta oleh pemerintah. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2005 akreditasi sekolahmadrasah adalah suatu kegiatan penilaian kelayakan suatu sekolahmadrasah berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh BAN-SM yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk pengakuan peringkat kelayakan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa akreditasi adalah penilaian jenjang kualifikasi mutu sekolah dan kelayakan sekolah yang dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional SekolahMadrasah yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk pengakuan peringkat kelayakan. Mengacu pada pengertian akreditasi sekolah tersebut, maka perlu dilakukan dua tindakan. Pertama menetapkan standar akreditasi sekolah yang digunakan sebagai tolak ukur kriteria. Mengingat sekolah sebagai system terdiri dari sejumlah komponen yang saling terkait, maka perlu ditetapkan terlebih dahulu standar dari masing-masing komponen sekolah tersebut. Kedua, menilai kinerja dan kelayakan sekolah melalui tindakan membandingkan masing-masing komponen sekolah menurut kenyataan dengan standar kriteria yang telah ditetapkan bagi masing-masing komponen sekolah. Hasil perbandingan secara keseluruhan komponen-komponen sekolah menurut kenyataan dengan standar akreditasi akan menentukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI hasil akreditasi yang klasifikasinya dapat digolongkan menjadi terakreditasi amat baik, baik, cukup atau tidak terakreditasi, sebagai bentuk pertanggungjawaban sekolah kepada publik masyarakat. 2. Tujuan akreditasi Di Indonesia, akreditasi dilakukan dengan tujuan sebagai mana tersebut di Buku Pedoman Akreditasi Sekolah dalam buku Suharsimi 1988: 260 sebagai berikut: a. Mendapatkan bahan-bahan bagi usaha-usaha perencanaan pemberian bantuan dalam rangka pembinaan sekolah yang bersangkutan. b. Mendorong dan menjaga agar mutu pendidikan sesuai dengan ketentuan kurikulum yang berlaku. c. Mendorong dan menjaga mutu tenaga kependidikan. d. Mendorong tersedianya prasaranasarana pendidikan yang baik. e. Mendorong terciptanya dan menjaga terpeliharanya ketahanan sekolah dalam pengembangan sekolah sebagai pusat kebudayaan. f. Melindungi masyarakat dari usaha pendidikan yang kurang bertanggung jawab. g. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang mutu pendidikan suatu sekolah. h. Memudahkan pengaturan perpindahan siswa dari sekolah yang satu kesekolah yang lain. 3. Tata cara Menetapkan Jenjang Akreditasi Sesuai dengan apa yang tercantum di dalam Undang-Undang Dasar 1945 dalam buku Suharsimi 1988:262, setiap warga Negara diperbolehkan mendirikan sekolah. Apabila ada badan atau yayasan yang mendirikan sekolah, maka segera harus melaporkan pendiriannya tersebut kepada instansi yang berwenang. Walaupun untuk mendirikan sekolah terdapat kebebasan, tetapi pendirian sesuatu sekolah harus ada izin tertulis. Selnajutnya didalam waktu selambat-lambatnya enam bulan, sekolah baru tersebut sudah harus dinilai oleh instansi yang ditunjuk, untuk memperoleh jenjang akreditasi. Untuk sekolah Menengah Tingkat Pertama prosedur yang harus dilalui oleh Sekolah Menengah Tingkat Pertama Berbeda dengan prosedur yang untuk SDTK. a. Kepala bidang yang bersangkutan, atas dasar hasil penilaian sebuah tim yang diketuai oleh pengawas mengusulkan jenjang akreditasi kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi. b. Kepala Kantor Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Propinsi menetapkan jenjang akreditasi. Hasil akreditasi sekolah dinyatakan dalam peringkat akreditasi sekolah. Peringkat akreditasi sekolah terdiri atas tiga klasifikasi sebagai berikut A Amat baik, B Baik, dan C Cukup. Bagi sekolah yang hasilnya akreditasinya kurang dari C dinyatakan tidak terakreditasi. Peringkat akreditasi sekolah berlaku selama 4 empat tahun terhitung sejak ditetapkan peringkat akreditasinya. Sekolah diwajibkan mengajukan permohonan akreditasi ulang, sebelum 6 enam bulan masa berlakunya peringkat akreditasi berakhir. Sekolah yang menghendaki untuk diakreditasi ulang dapat mengajukan permohonan sekurang- kurangnya setelah 1 tahun terhitung sejak ditetapkannya peringkat akreditasi. Sekolah yang peringkat akreditasinya berakhir masa berlakunya dan telah mengajukan akreditasi ulang tetapi belum dilakukan akreditasi oleh BAS provinsikabupatenkota sesuai dengan kewenangannya maka sekolah yang bersangkutan masih tetap menggunakan peringkat akreditasi terdahulu. Sekolah yang peringkat akreditasinya telah berakhir masa berlakunya dan menolak untuk diakreditasi ulang oleh BAS provinsikabupatenkota sesuai dengan kewenangannya, maka peringkat akreditasi sekolah yang bersangkutan dinyatakan tidak berlaku. 4. Syarat-syarat akreditasi Menurut yang ditercantum dalam Keputusan Mentri Pendidikan Nasional Dalam Khafid Barokah akreditasi memiliki syarat yaitu: a. Memiliki surat keputusan kelembagaan unit pelaksana teknis UPT sekolah. b. Memiliki siswa pada semua tingkatan kelas. c. Memiliki sarana dan prasarana pendidikan. d. Memiliki tenaga kependidikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI e. Melaksanakan kurikulum nasional. f. Telah menamatkan peserta didik. 5. Pelaksana akreditasi Menurut yang ditercantum dalam Keputusan Mentri Pendidikan Nasional Dalam Khafid Barokah pelaksana akreditasi sekolah di Indonesia adalah Badan Akreditasi Sekolah BAS, yang merupakan badan non struktural yang bersifat independen. BAS terdiri atas BAS

Dokumen yang terkait

Perilaku siswa terhadap menyontek ditinjau dari status sekolah dan tingkat pendidikan orang tua pada siswa kelas VIII di kota Yogyakarta.

0 0 2

Perilaku siswa terhadap menyontek ditinjau dari status sekolah dan tingkat penghasilan orang tua pada siswa kelas VIII di kota Yogyakarta.

0 1 2

Perilaku siswa terhadap menyontek ditinjau dari akreditasi dan tingkat pendidikan orang tua pada siswa kelas VIII di kota Yogyakarta.

0 0 2

Perilaku siswa terhadap menyontek ditinjau dari status sekolah dan jenis kelamin pada siswa kelas VIII di kota Yogyakarta.

0 0 123

Sikap siswa terhadap perilaku menyontek di tinjau dari akreditasi dan status sekolah. Studi kasus pada siswa SMP Negeri dan swasta di Kota Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

0 1 167

Sikap siswa terhadap perilaku mencontek ditinjau dari jenis kelamin dan tingkat penghasilan orang tua : studi kasus pada siswa kelas VIII SMP Negeri 10 dan SMP Maria Immaculata Kota Yogyakarta.

3 9 165

Sikap siswa terhadap perilaku menyontek ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua dan jenis kelamin siswa.

0 1 180

Perilaku siswa terhadap menyontek ditinjau dari status sekolah dan tingkat pendidikan orang tua pada siswa kelas VIII di kota Yogyakarta

0 3 142

Perilaku siswa terhadap menyontek ditinjau dari status sekolah dan jenis kelamin pada siswa kelas VIII di kota Yogyakarta

0 1 121

Perilaku siswa terhadap menyontek ditinjau dari status sekolah dan tingkat penghasilan orang tua pada siswa kelas VIII di kota Yogyakarta

0 2 157