tindakan moral hazard serta menginvestasikan ke dalam proyek- proyek yang tidak menguntungkan bagi investor.
2. Teori Sinyal Signaling Theory
Teori sinyal mengemukakan bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada investor. Sinyal ini berupa
informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan para investor. Sinyal dapat berupa promosi
atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain Thiono, 2006. Informasi yang
dikeluarkan oleh perusahaan merupakan hal yang penting, karena pengaruhnya terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan.
Informasi tersebut penting bagi investor dan pelaku bisnis karena pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan, atau gambaran, baik untuk
keadaaan masa lalu, saat ini maupun masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup perusahaan dan bagaimana efeknya pada
perusahaan Brigham and Houston, 2001. Menurut Wolk dalam Thiono 2006, teori sinyal juga menjelaskan
mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan
perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Perusahaan mengetahui
lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar investor dan kreditor. Kurangnya informasi pihak
luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri dengan memberikan harga terendah untuk perusahaan. Perusahaan
dapat meningkatkan nilai perusahaan, dengan mengurangi asimetri informasi Asimetri informasi dapat berakibat buruk bagi persepsi
investor mengenai perusahaan tersebut karena asimetri informasi ini dapat menimbulkan 2 masalah diantaranya, moral hazard yakni
permasalahan jika agen tidak melaksanakan hal –hal yang disepakati
dalam kontrak kerja, dan adverse selection yakni keadaan dimana principal tidak mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh
agen –agen benar didasarkan atas informasi yang diperolehnya, atau
terjadi kelalaian dalam tugas.
B. Teori Pendukung
1. Corporate Governance CG
a. Definisi Corporate Governance
Pengertian corporate governance secara umum adalah sistem, proses dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan
antara berbagai pihak yang berkepentingan terutama dalam arti sempit, hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan
dewan direksi demi tercapainya tujuan organisasi. Corporate governance dimaksudkan untuk mengatur hubungan ini dan
mencegah terjadinya kesalahan dalam strategi korporasi dan untuk memastikan kesalahan yang terjadi dapat segera diperbaiki.
Triwahyuningtias dan Muharam, 2012. Menurut Organization for Economic Corporation and Development OECD, 2004,
corporate governance merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk mengendalikan dan mengarahkan perusahaan supaya dapat
mendistribusikan hak dan kewajiban pihak-pihak yang terlibat dengan perusahaan sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi
pihak-pihak yang berkepentingan.
b. Mekanisme Corporate Governance
Mekanisme corporate governance adalah suatu pola hubungan, sistem dan proses yang digunakan oleh organ
perusahaan direksi, dewan komisaris, RUPS guna memberikan nilai tambah kepada pemegang saham secara berkesinambungan
dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya, berlandaskan peraturan dan perundangan
serta norma yang berlaku Daniri, 2005. Babic 2001 dalam Nuryaman 2009 menyatakan bahwa mekanisme corporate
governance terbagi menjadi dua kelompok. Pertama, berupa internal mechanisms mekanisme internal seperti proporsi dewan
direksi atau komisaris, kepemilikan manajeral dan komposisi eksekutif. Kedua, external mechanisms mekanisme eksternal
seperti pengendalian oleh pasar, kepemilikan institusional serta audit oleh auditor eksternal. Dalam penelitian ini, terdapat 3
mekanisme corporate governance yang digunakan yaitu: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI