Proporsi Dewan Komisaris Independen
= Jumlah komisaris independen Jumlah seluruh dewan komisaris
2 Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh manajemen perusahaan.
Kepemilikan saham oleh manajer dalam perusahaan membuat manajer mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai pemilik
perusahaan sekaligus pengelola perusahaan tersebut. Jensen dan Meckling 1976 menyatakan bahwa kepemilikan saham
manajerial dapat
mengurangi insentif
manajer untuk
mengkonsumsi kemewahan, menyedot kekayaan pemegang saham,
atau terlibat
dalam perilaku
yang tidak
memaksimumkan nilai perusahaan. Sehingga manajer pemilik saham tersebut akan mempunyai hak untuk memberikan
tekanan atau saran bagi perusahaan untuk berjalan ke arah yang dikehendakinya. Kepemilikan manajerial dinyatakan dengan
perbandingan jumlah saham yang dimiliki manajemen dengan jumlah keseluruhan saham perusahaan Lins dan Warnock,
2004. Kepemilikan
Jumlah Saham yang dimiliki manajemen Manajerial
Total saham PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional adalah jumlah proporsi saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau badan usaha atau
organisasi pada akhir tahun yang diukur dengan presentase Nabela, 2012. Kepemilikan institusional mempunyai arti
penting dalam memonitor manajemen. Fungsi monitoring yang dilakukan oleh pemilik institusional tersebut akan membuat
perusahaan lebih efisien dalam penggunaan aset sebagai sumber daya perusahaan dalam operasinya, walaupun
pengawasan yang dilakukan investor sebagai pemilik perusahaan dilakukan dari luar perusahaan Mayangsari, 2015.
Sheila 2012
menyatakan bahwa
semakin besar
kepemilikan institusional maka akan semakin besar kekuatan suara dan dorongan untuk mengawasi kinerja manajemen dan
dapat semakin memberi dorongan yang lebih besar untuk mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga kinerja perusahaan
akan meningkat. Adapun kepemilikan institusional dinyatakan dengan perbandingan jumlah saham yang dimiliki institusi
dengan jumlah saham perusahaan Lins dan Warnock,2004. Kepemilikan
Jumlah saham yang dimiliki institusi Institusional
Total saham PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Financial Distress
a. Definisi Financial Distress
Kegiatan operasional yang dilakukan perusahaan, terkadang tidaklah berjalan mulus seratus persen. Kemungkinan, pada suatu
kondisi tertentu, perusahaan mengalami kesulitan keuangan yang ringan seperti mengalami kesulitan likuiditas seperti tidak dapat
membayar gaji pegawai dan bunga utang. Hal ini jika tidak diselesaikan dengan baik maka kesulitan kecil tersebut dapat
berkembang menjadi kesulitan yang lebih besar dan dapat mengarah pada terjadinya kebangkrutan. Menurut Whitaker 1999
dalam Almilia 2004 suatu perusahaan dapat dikatakan dalam kondisi financial distress atau kesulitan keuangan apabila
perusahaan tersebut memiliki laba bersih net profit negatif secara berturut-turut selama beberapa tahun.
Elloumi dan Gueyie 2001 mengkategorikan perusahaan mengalami financial distress jika perusahaan mempunyai laba per
lembar saham atau earning per share EPS negatif. EPS mampu menggambarkan keuntungan perusahaan yang diperoleh pada
periode tertentu dan secara implisit bagaimana kinerja perusahaan pada masa lalu serta prospek ke depannya. Menurutnya, sebuah
perusahaan memiliki pertumbuhan yang baik di masa yang akan datang apabila mempunyai nilai Earning per Share EPS positif
secara terus menerus setiap periodenya. Sebaliknya, EPS yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
negatif dalam beberapa periode menggambarkan prospek earning dan pertumbuhan perusahaan yang tidak baik dimana itu bukan
merupakan kondisi yang disukai investor. Dalam kondisi semacam itu perusahaan akan sulit untuk mendapatkan dana dikarenakan
pendapatannya negatif, sehingga dapat memicu terjadinya financial distress
Menurut Brigham dan Gapenski 1997 dalam Khaira Amalia 2008 terdapat beberapa hal yang paling terlihat ketika perusahaan
mengalami financial distress seperti : 1
Economic failure Economic failure atau kegagalan ekonomi adalah keadaan
dimana pendapatan perusahaan tidak dapat menutupi total biaya, termasuk cost of capital nya. Keberlangsungan
perusahaan bergantung pada kesediaan kreditur untuk menyediakan modal dan pemilik perusahaan mau menerima
tingkat pengembalian rate of return dibawah pasar. Meskipun tidak terdapat suntikan modal baru saat asset tua
harus sudah diganti, perusahaan dapat juga menjadi sehat secara ekonomi.
2 Business failure
Business failure atau kegagalan bisnis didefinisikan sebagai bisnis yang menghentikan operasi dengan akibat adanya laba
negatif kepada direktur. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 Technical insolvency
Sebuah perusahaan dikatakan dalam keadaan technical insolvency jika tidak dapat memenuhi kewajiban lancar ketika
jatuh tempo. Ketidakmampuan membayar hutang secara teknis memperlihatkan
kekurangan likuiditas
yang sifatnya
sementara, yang jika diberi waktu, perusahaan mungkin dapat membayar hutangnya dan survive. Di lain sisi, jika technical
insolvency adalah gejala awal kegagalan ekonomi, hal tersebut tentu menjadi perhatian pertama menuju bencana keuangan
financial disaster. 4
Insolvency in bankcruptcy Insolvency in bankruptcy merupakan kondisi dimana nilai
buku hutang perusahaan melebihi nilai pasar aset. Kondisi ini lebih serius dibandingkan technical insolvency dikarenakan
umumnya hal ini adalah tanda dari economic failure, dan bahkan mengarah kepada likuidasi bisnis. Perusahaan yang ada
dalam keadaan insolvency in bankruptcy tidak perlu terlibat dalam tuntutan kebangkrutan secara hukum.
5 Legal bankruptcy
Perusahaan dikatakan bangkrut secara hukum jika telah diajukan tuntutan secara resmi dengan undang
– undang yang berlaku.